Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Grandparenting Pada Perkembangan Sosial

Emosional Anak Usia Dini

Arfani Amalia1, Annisaa Nurul Wafa2, Giska Nurul Assyifa Putrisia3, Nabila
Putri Rizqia Ahwan4, Qonita Adzra Habibah Darojat5.
Pendidikan Guru - Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Islam Bandung.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dampak grandparenting terhadap
perkembangan karakteristik sosial dan emosional pada anak usia dini. Metode yang
diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi
kasus. Data dikumpulkan melalui penyebaran angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan
mendalam melalui platform Google Form. Responden yang menjadi subjek penelitian ini
adalah nene yang secara aktif terlibat dalam mengasuh cucu-cucunya. Penelitian ini
dilakukan di beberapa keluarga di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa grandparenting muncul sebagai respons terhadap beberapa faktor,
seperti kesibukan orang tua dan ketidakadanya pengasuh lain untuk anak-anak, sehingga
peran nenek dalam asuhan menjadi penting. Pola pengasuhan yang digunakan oleh nenek
juga sangat bervariasi dalam mengembangkan aspek sosial emosional anak. Gaya
pengasuhan yang diterapkan mencakup otoriter, otoritatif, permissive, dan pola asuh yang
abai, dengan menerapkan berbagai metode. Penelitian ini berusaha menggambarkan apakah
grandparenting yang diterapkan mampu mengembangkan aspek sosial emosional anak
dengan efektif atau tidak.
Kata Kunci: grandparenting, sosial emosional, anak usia dini.

Abstract
This research aims to explain the impact of grandparenting on the development of social and
emotional characteristics in early childhood. The method applied in this research is a
qualitative approach using case studies. Data was collected through distributing
questionnaires containing in-depth questions via the Google Form platform. The
respondents who were the subjects of this research were grandmothers who were actively
involved in raising their grandchildren. This research was conducted in several families in
Bandung City, West Java Province. The research results show that grandparenting emerged
as a response to several factors, such as busy parents and the absence of other caregivers for
children, so that the role of grandmothers in care becomes important. The parenting patterns
used by grandmothers also vary greatly in developing children's social-emotional aspects.
The parenting styles applied include authoritarian, authoritative, permissive and neglectful
parenting, using various methods. This research attempts to describe whether the applied
grandparenting is able to develop children's social emotional aspects effectively or not.
Keywords: grandparenting, social emotional, early childhood.

Copyright (c) 2024 Arfani, Annisaa, Giska, Nabila, Qonita.

1
Pendahuluan
Dalam lingkungan keluarga, sebaiknya pola pengasuhan dilakukan oleh kedua
orangtua, yaitu ayah dan ibu. Keduanya seharusnya berkolaborasi dalam membagi tugas
memberikan perawatan dan pendidikan yang memadai kepada anak-anak mereka.
Pengasuhan anak memiliki peran sentral dalam proses sosialisasi, dimana anak belajar
menyesuaikan perilaku mereka sesuai dengan harapan dan standar sosial yang berlaku.
Namun, seiring berlalunya waktu, semakin banyak orang tua, terutama ayah dan ibu,
yang memutuskan untuk bekerja bersama dan menitipkan anak-anak mereka kepada kakek
nenek. Seperti yang disampaikan oleh Munandar (dalam Pandia, 1997), terdapat beberapa
alasan mengapa perempuan memilih untuk bekerja, seperti meningkatkan pendapatan,
menghindari kebosanan atau kejenuhan dalam mengisi waktu luang, memiliki minat atau
keahlian tertentu yang ingin dimanfaatkan, mendapatkan status, dan mengembangkan nilai-
nilai diri.
Penerapan gaya pengasuhan oleh kakek nenek (grandparenting) dapat memberikan
dampak positif maupun negatif, terutama pada perkembangan sosial dan emosional anak.
Hal ini dikarenakan cara pengasuhan yang diberikan kepada anak memiliki pengaruh
terhadap kepribadian mereka ketika dewasa nanti. Perkembangan sosial dan emosional
anak akan terbentuk sejalan dengan potensinya jika mendapat bimbingan yang sesuai.
Proses perkembangan sosial dan emosional pada anak usia dini melibatkan pembelajaran
tentang bagaimana mereka dapat mengendalikan dan mengelola emosi, serta berinteraksi
dengan orang lain atau teman sebaya sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku.
Teori ekologi menjelaskan bahwa interaksi sosial anak dimulai dengan lingkungan
sekitarnya, dan sebagai konsekuensinya, diharapkan anggota keluarga yang paling dekat
akan membantu dalam proses pengasuhan anak ketika orang tua sedang bekerja, dengan
tujuan untuk memastikan pengasuhan anak tetap optimal. Di Indonesia, orang tua yang
bekerja seringkali memilih untuk menitipkan anak-anak kepada nenek. Keterlibatan nenek
dalam mengasuh cucu menjadi bentuk dukungan bagi keluarga yang memiliki orang tua
yang bekerja. Model pengasuhan seperti ini telah menjadi bagian integral dari budaya
Indonesia dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Fauziningtyas et al.,
2019).

Metodologi
Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif, suatu metode inkuiri yang
bertujuan untuk memahami fenomena atau masalah sosial atau kemanusiaan dengan
mengumpulkan data, informasi, dan pandangan responden melalui beragam metode
(Cresswell). Peneliti menggunakan pendekatan studi kasus, suatu metode penilaian yang
memberikan penjelasan terperinci mengenai individu, kelompok, atau organisasi, dengan
mengumpulkan sebanyak mungkin data terkait subjek penelitian (Mulyana, 2018, hlm.
201). Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat diperoleh informasi yang komprehensif
mengenai pola asuh nenek dan dampaknya terhadap perkembangan sosial emosional anak.
Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 36 nenek, dengan usia berkisar antara 46-
72 tahun, yang memiliki tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga S1, dan
berasal dari wilayah Kota Bandung. Dari jumlah tersebut, 22 cucu laki-laki dan 14 cucu
perempuan, dengan rentang usia antara 4-7 tahun, sedang diasuh oleh nenek.
Data utama dikumpulkan melalui pengisian kuesioner menggunakan Google Form
yang dilakukan oleh orang tua anak, sedangkan data sekunder bersumber dari berbagai
referensi jurnal dan artikel yang berkaitan dengan pengaruh pola asuh nenek terhadap
perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. Pengasuhan yang diberikan oleh nenek
dapat membentuk berbagai aspek karakter anak, seperti disiplin, kemandirian,
kemampuan berkomunikasi, keberagamaan, dan aspek emosional. Pola asuh nenek
terhadap cucu-cucunya bervariasi, dipengaruhi oleh latar belakang pengasuhan yang
beragam. Identifikasi responden yang memenuhi kriteria penelitian dilakukan dengan

2
Judul artikel

mendapatkan informasi dari guru-guru TK di daerah setempat dan mengumpulkan nomor


telepon sebagai sumber informasi. Responden kemudian mengisi kuesioner singkat yang
disediakan melalui Google Form, dengan partisipasi dan pendampingan orang tua anak
selama proses pengisian data.

Hasil angket dirangkum


dan dipilah sesuai Penyusunan Data
Pengumpula Reduksi Data Penarikan
dengan penelititian

n Data Penyebaran Penyajian Data Kesimpulan


Angket (Google
Penyusunan Form) Pengkedoan dan
melihat keefektivitasan
Pengelompokan gaya grandparenting
Instrumen Data

Gambar 1. Langkah-Langkah Penelitian

Hasil dan Pembahasan


Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan informasi mengenai alasan di balik
keputusan menyerahkan pengasuhan kepada nenek, gaya pola asuh yang diterapkan oleh
kakek nenek (grandparenting), dan strategi nenek dalam memfasilitasi perkembangan
aspek sosial dan emosional pada cucunya. Temuan dari wawancara dengan 36 responden
akan dijabarkan dalam pembahasan berikut ini.

GAYA POLA ASUH YANG DITERAPKAN


Pola Asuh Permisif Pola Asuh Otoriter Pola Asuh Otoritatif Pola Asuh Abai

19%
25%

11%

44%

Gambar 2. Gaya Pola Asuh Yang Diterapkan

Dari hasil didapat 44.4% gaya pola asuh yang digunakan yaitu otoritatif yang mana
nenek sebagai orangtua pengganti memiliki aturan untuk mendisiplinkan cucunya, 25%
yang digunakan gaya pola asuh permisif yaitu pola asuh dengan gaya “orangtua adalah
teman”, 19.4% menggunakan gaya pola asuh abai yang mana cenderung tidak
mengeluarkan banyak energi karena seolah anak akan bisa mengatur dirinya sendiri dan
11.1% menggunakan gaya asuh otoriter yaitu nenek mengedepankan aturan yang ketat,
untuk pembentukan karakter anak. Dari hasil tersebut dinyatakan bahwa sebanyak 44.4%
gaya pengasuhan yang dilakukan nenek bertolak belakang dengan gaya pengasuhan yang
dilakukan orangtua. Hasil tersebut tentu berkaitan dengan frekuensi seberapa sering nenek
menghabiskan waktunya dengan cucunya, dari hasil penelitian sebanyak 36 responden
dinyatakan 30.6% nenek sangat sering menghabiskan waktu bersama cucu nya, hal tersebut
dikarekanan 95% orangtuanya bekerja.

3
Pengaruh Grandparenting Pada Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

4
Judul artikel

Pola Asuh Nenek Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak


Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 44,4% dari responden
menerapkan pola asuh otoritatif. Pola asuh otoritatif dikenal karena mendorong
kemandirian anak sambil tetap memberikan batasan dan pengendalian atas perilaku
mereka. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan suatu kecenderungan yang berbeda, di
mana nenek cenderung memberikan dan memenuhi keinginan cucu tanpa batasan yang
jelas. Ini terlihat ketika cucu meluapkan emosinya, di mana nenek cenderung
mendengarkan sambil menggendong, memberikan perhatian khusus, dan langsung
menuruti apa yang diinginkan oleh sang cucu.

Namun disamping sikap nenek yang terkesan “memanjakan”, nenek juga


memiliki strategi yang diterapkan guna membentuk kepribadian sang cucu, yaitu
dengan cara memperkuat keagamaanya dengan melibatkan cucu pada waktu
ibadah/shalat, sopan santun, mengajarkan untuk percaya diri, mandiri, mengajarkan
anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar/teman sebaya dan menerapkan
disiplin sesuai pemahamannya secara tradisional ketika mengurus anak walaupun hal tersebut
dirasa kurang tepat dalam beberapa hal karena berbeda zaman dan kebutuhan stimulasi yang
tepat bagi tumbuh kembang sang cucu.

Nenek mengadopsi berbagai strategi untuk memajukan aspek sosial emosional cucu,
mulai dari mengajarkan konsep berbagi, memupuk kemampuan berteman dengan siapa saja,
mengajak cucu mengunjungi tempat-tempat wisata edukatif, mendorong komunikasi dua arah,
mengajarkan empati, melibatkan anak dalam permainan peran dan aktivitas gambar bersama,
membiasakan tanggung jawab pribadi, memberikan apresiasi dan motivasi untuk
meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri mereka, serta memberikan contoh positif dalam
interaksi sosial dan emosional. Tujuannya adalah agar anak dapat belajar dan mengamalkan
perilaku yang sehat dan positif.

Dari penerapan strategi yang dilakukan nenek pada grandparentingnya tentu


menimbulkan dampak positif dan negative. Dampak positifnya seperti sedikit demi sedikit
anak menjadi tahu gerakan sholat, bacaan surat pendek serta mengaji, anak menjadi lebih
mandiri dan mulai berhati-hati dalam bertindak, pandai berkomunikasi seperti dapat
mengungkapkan apa yang anak rasakan, anak lebih percaya diri, mudah beradaptasi dan
bersosialisasi dan anak juga sedikit demi sedikit mulai bisa mengontrol emosinya. Sedangkan
dampak negative dari penerapan grandparenting ini ialah nenek terlalu memanjakan cucu
dampak kedepannya khawatir anak menjadi manja dan kurang mengikuti aturan, tidak mau
menurut pada orangtua karena lebih banyak waktu yang dihabiskan bersama nenek, emosinya
meledak-ledak, semua yang cucu inginkan harus dituruti, anak selalu meminta perlindungan
dari nenek kakeknya, kurangnya aktivitas yang melibatkan fisik motorik dan anak menjadi
introvert karena seringnya bermain dirumah bersama kakek dan nenek.

Simpulan
Adanya perbedaan yang mencolok terlihat dalam pola pengasuhan yang diterapkan
oleh orangtua dan nenek. Nenek cenderung menerapkan pola pengasuhan otoritatif, di
mana ia memberikan kebebasan kepada cucunya dengan memberikan bimbingan,
mengizinkan mereka bermain dengan teman sebaya namun tetap dalam pantauan. Dalam
pola pengasuhan ini, nenek tidak memanjakan cucunya, sehingga anak dapat
mengembangkan kemandirian dan memahami aturan tatakrama yang diterapkan. Meskipun
demikian, dampak negatif dari pola pengasuhan nenek adalah dapat menyebabkan anak

5
Pengaruh Grandparenting Pada Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

menjadi lebih introvert, karena sifat nenek yang terlalu penyayang dan kurang aktif
mengajak cucu untuk mengenal dunia luar.

Ucapan Terima Kasih


Peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua partisipan, termasuk
nenek dan keluarga, Pengawas TK Kota Bandung, kepala sekolah, serta guru-guru TK dan
teman-teman, yang telah membantu dalam menyebarkan angket kuesioner dan memberikan
dukungan yang berarti hingga penelitian ini berhasil diselesaikan.

Daftar Pustaka
Agustiawati, I. (2014). Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Akuntansi. UPI REPOSITORY, 10-26.
Desak Putu Eka Nilakusmawati, M. S. (2012). STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI WANITA BEKERJA DI DENPASAR. PIRAMIDA Jurnal
Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, 26-31.
Haryani, R. I., Dimyati., dan Fauziah, P., Y. (2022). Peranan Pengasuhan Kakek dan Nenek
terhadap Perilaku Prososial Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 6(1), 173-181.
Hermayanti, T., R., dan Syamsuddin, A. (2023). Pola Asuh Kakek dan Nenek terhadap Anak
dengan Orang Tua Broken Home. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia DIni, 7(1),
1227-1235.
JAMILA, A. D. (2021). PERAN KAKEK DAN NENEK DALAM PENGASUHAN
ANAK(Studi di Desa sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember).
Digital Library UIN KHAS JEMBER.
Mahyiddin, Z., Purnama, M., dan Rizka, S., M. (2023). Pola Asuh Nenek dan Implikasinya
terhadap Perilaku Sosial Emosional Anak di Desa Tenembak Lang-Lang Kabupaten
Aceh Tenggara. Journal on Education, 5(3), 9346-9369.
Mandasari, A. (2022). PENGASUHAN ANAK USIA DINI DARI ORANG TUA KE.
REPOSITORY UIN RADEN INTAN LAMPUNG, 1-45.
Pagarwati, L. D. A., dan Rohman, A. (2021). Grandparenting Membentuk Karakter Anak
Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
5(2), 1229-1239.

Anda mungkin juga menyukai