PROPOSAL SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Jumiran
NIM. ST182021
PENDAHULUAN
pasien. Data pasien pre operatif menurut WHO di seluruh penjuru dunia
tahun 2011 angka tersebut mencapai 140 juta jiwa pasien di seluruh rumah
sakit di dunia pernah menjadi pasien pre operatif, sedangkan tahun 2012 data
mengalami peningkatan sebesar 148 juta jiwa, sedangkan untuk kawasan Asia
pasien pre operatif mencapai angka 77 juta jiwa pada tahun 2012. Di
Indonesia pasien pre operatif mencapai angka 1,2 juta jiwa pada tahun 2012
2018 itu prevalensi kecemasan yang ditunjukkan pada usia 15 tahun ke atas
Riskesdas 2013, naik dari 1,7% menjadi 7%. Prevalensi gangguan kecemasan
1
2
di Jawa Tengah adalah sebanyak 2,3 permil dan termasuk dalam provinsi
singkat dan merupakan respon yang wajar, pada saat individu menghadapi
fisiologi dan psikologi pada pasien (Potter & Perry, 2010). Respon paling
umum pada pasien pre operasi salah satunya adalah respon psikologi
harus dipersiapkan karena selalu ada rasa cemas dan takut terhadap
salah satu ancaman potensial maupun aktual pada integeritas seseorang yang
di rumah sakit untuk memberikan pelayanan pada pasien. Lama waktu tunggu
Mulyadi & Kallo, 2017). Kecemasan pasien pada masa pre operasi antara lain
(menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal), keganasan (bila diagnosa
yang ditegakkan belum pasti), operasi akan gagal, mati saat dilakukan
anastesi, mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang mempunyai
4
penyakit yang sama, menghadapi ruang operasi, peralatan bedah dan petugas
Sumarso Wonogiri adalah 2 (dua) hari. Waktu tunggu operasi elektif menurut
Kepmenkes No. 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Miniman Rumah
Standar waktu tunggu berdasarkan SPM Rumah Sakit adalah ≤ 2 (dua) hari.
Hasil observasi peneliti saat pasien menunggu operasi di ruang rawat inap
tekanan darah pasien saat waktu tunggu operasi di ruang transit yang tidak
stabil, pasien gelisah dan cemas, hasil laboratorium yang tidak normal
(misalnya GDS terlalu tinggi). Tanda dan gejala kecemasan yang tampak
5
pada pasien di ruang transit antara lain pasien mengalami peningkatan denyut
nadi, tekanan darah naik turun, sesak nafas, tidak kooperatif dan gelisah. Saat
operasi timbul perasaan cemas antara lain dapat berupa khawatir terhadap
nyeri operasi akan gagal, mati saat dilakukan anastesi, mengalami kondisi
yang sama dengan orang lain yang mempunyai penyakit yang sama,
dalam penelitian ini adalah adakah hubungan waktu tunggu operasi dengan
Wonogiri.
usia)
Sentral
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2. Kecemasan
2.1.2.1. Pengertian
orang terhadap bahaya yang akan datang (Lestari, 2015). Kecemasan atau
anxietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebanya. Kecemasan
yang lain atau akibat dari masalah-masalah lain, sebagai tanda gejala dari
2.1.2.2. Penyebab
ditimbulkan oleh bahaya dari luar dan dari dalam diri seseorang yang
sifat ancamannya itu samar-samar. Bahaya dari dalam bisa timbul bila
8
9
ada sesuatu hal yang tidak dapat diterimanya, misalnya pikiran, perasaan,
seperti berikut:
suatu hal yang nyata ataupun hanya berupa khayalan yang dianggap
membahayakan diri.
berlebihan.
tersinggung
1. Kecemasan realitas
2. Kecemasan neurotik
insting akan lepas dari kendali dan menyebabkan sang pribadi berbuat
tindakan-tindakan impulsif.
3. Kecemasan moral
antara lain:
a. Teori psikoanalitik
c. Teori keluarga
(2015).
d. Teori biologis
stressor.
Lestari (2015):
13
1. Faktor internal
a. Pengalaman
timbul.
c. Usia
d. Jenis kelamin
sensitif.
2. Faktor eksternal
a. Dukungan keluarga
b. Kondisi lingkungan
yang cukup sensitif karena pasien dapat memilih gambar muka yang
orang banyak.
kesenangan pada hobi, sedih, terbangun pada saat dini hari dan
perasaan ditusuk-tusuk.
nadi mengeras, rasa lesu/ lemas seperti mau pingsan dan detak
kecil, tidak dapat menahan BAK, tidak datang bulan (tidak dapat
2.1.2.1. Pengertian
dengan klien masuk kamar bedah. Intra operatif dimulai dari klien masuk
kamar bedah dan berakhir sampai dengan klien masuk ruang pemulihan
terhadap kemungkinan cacat atau mati, dalam hal ini hubungan baik
merupakan reaksi normal yang harus dihadapi dengan sikap terbuka dan
pasien yang tidak siap atau lebih dapat berpengaruh terhadap kondisi
1. Persiapan fisik
lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup karena dengan
b. Status nutrisi
badan dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas,
e. Personal hygiene
balance cairan.
pasien.
pernafasan optimal.
2. Persiapan penunjang
4. Inform consent
terhadap pasien, hal lain yang sangat penting terkait dengan aspek
anastesi).
menjunjung tinggi aspek etik hukum, maka pasien atau orang yang
paham. Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena jika tidak
keluarga.
dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap
setelah pembedahan
keluarganya
setelah pembedahan
30
2.1.3.1. Definisi
yaitu ≤ 2 hari.
tunggu merupakan salah satu dari aspek mutu menurut dimensi pasien.
Indikator Kinerja Rumah Sakit Badan Layanan Umum 2013 adalah rata-
bedah yaitu:
1. Birokrasi administrasi
pada waktu (golden hour), tetapi pada penanggulangan yang baik untuk
6. Problem manajerial
7. Kondisi pasien
33
Tingkat kecemasan:
Faktor yang mempengaruhi Tidak cemas
waktu tunggu operasi: Cemas ringan
Lamanya Cemas sedang
penanganan/konsultasi Cemas berat/panik
anestesi
Operator datang
terlambat
Keterlambatan Tanda gejala kecemasan:
pelaksanaan operasi Simtom suasana hati
sebelumnya Simtom kognitif
Adanya operasi cito Simtom somatik
Kondisi pasien
Indikator kecemasan:
Faktor yang mempengaruhi
Perasaan takut
kecemasan:
Perasaan was-was
Pengalaman
Perasaan khawatir
Respon terhadap
stimulus
Usia Keterangan :
Jenis kelamin
Dukungan keluarga : Tidak diteliti
Kondisi lingkungan
: Diteliti
2.5. Hipotesis
Sumarso Wonogiri
Sumarso Wonogiri
BAB III
METODE PENELITIAN
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2017).
3.2.1. Populasi
kriteria penelitian yang telah ditetapkan. Populasi penelitian ini pada bulan
pasien.
36
37
3.2.2. Sampel
1. Teknik sampling
a. Kriteria inklusi :
2) Sehat jasmani
b. Kriteria eksklusi:
3) Pasien gelisah
2. Jumlah sampel
Keterangan :
n = Sampel
N = Populasi
sebanyak 91 orang.
Sumarso Wonogiri.
yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda dan manusia) dari
dapat di ukur untuk diamati, dalam penelitian ini yang menjadi variabel
variabel lain, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah
kecemasan.
Nama
Pengertian Indikator Alat Ukur Skala
Variabel
Variabel Rasa kekhawatiran 1. Tidak cemas:
dependen: yang dirasakan 20-44
Kecemasan pasien saat berada di 2. Cemas ringan:
ruang transit 45-59
instalasi bedah 3. Cemas sedang: Kuesioner Ordinal
sentral dalam 60-74
menunggu 4. Cemas berat:
pelaksanaan operasi 75-80
(Lestari, 2015)
dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang dia ketahui
(Arikunto, 2010).
1. Instrumen Kecemasan
A). Alat ukur ini sebelumnya digunakan oleh Ramdan (2018) yang
Sumarso Wonogiri.
penelitian.
42
kuesioner.
kecemasan.
dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data
1. Editing data
2012).
43
2. Coding data
a. Jenis kelamin;
c. Pendidikan;
e. Kecemasan;
3. Tabulasi data
diagram presentase.
4. Entri data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
(Riwidikdo, 2012):
Sumarso Wonogiri.
Sumarso Wonogiri.
penalitian Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai
1. Informed consent
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
2. Kerahasiaan (confidentiality)
4. No Harm
tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu.
5. Justice
sama.
DAFTAR PUSTAKA
48
49
Tambengi, Mulyadi & Kallo. (2017). Hubungan waktu tunggu dengan kecemasan
pasien di Unit Gawat Darurat RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.
E-Journal Keperawatan. 5.(1).
Ulfa. (2017). Hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada
pasien pre operasi terencana di RSU DR. Saiful Anwar Malang.
Jurnal Ilmu Keperawatan. 5. (1):57-60.
Uskenat, Puguh & Solechan. (2012). Perbedaan tingkat kecemasan pada pasien
pre operasi dengan general anestesi sebelum dan sesudah diberikan
relaksasi otot progresif di RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Artikel
Publikasi. STIKES Telogorejo Semarang.
WHO. (2019). World health statistics overview 2019. DIakses 14 Januari 2020
dari https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/311696/WHO-
DAD-2019.1-eng.pdf.