ABSTRAK
Pembedahan merupakan suatu peristiwa komplek yang menegangkan, yang dimana dilakukan
di ruang operasi rumah sakit, terutama pembedahan mayor dilakukan dengan persiapan
pembedahan, serta mengikuti sesuai prosedur. Yang dimana tindakan laparatomi merupakan
salah satu pembedahan mayor, dengan melakukan penyayatan pada lapisan- lapisan dinding
abdomen untuk mendapatkan bagian organ yang mengalami masalah seperti pada kasus
(hemoragi, perforasi, kanker dan obstruksi). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
efektivitas murotal ar-rahman dan musik klasik terhadap penurunan tingkat kecemasan.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experimental dengan rancangan
penelitian pre and post test without control group design. Sampel berjumlah 30 responden
diberikan dimana dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok murotal Ar-Rahman dan
kelompok musi klasik. Hasil uji statistic dengan Wilcoxon Signed Ranks Test pada kelompok
intervensi murotal Ar-Rahman dan musik klasik sama-sama diadapatkan hasil p value = 0,000
atau < 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat penurunan tingkat kecemasan pasien
setelah diberikan terapi murotal Ar-Rahman dan musik klasik dengan efektifitas yang sama
nilainya.
Kesimpulan : Terdapat pengaruh signifikan antara terapi murotal Ar-Rahman dan musik
klasik terhadap menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruang
apel RSUD Cengkareng dengan nilai keefektifan yang sama.
Kata Kunci :Murotal Ar-Rahman, Musik Klasik, Tingkat Kecemasan
Kepustakaan : 9 Buku ( 2014 – 2022/ 8 tahun terakhir
ABSTRACT
Performed in a hospital operating room, especially major surgery performed with surgical
preparation, and following appropriate procedures. Which is where laparotomy is one of the
major surgeries, by making incisions in the layers of the abdominal wall to get the organs that
have problems such as in the case (haemorrhage, perforation, cancer and obstruction). The
purpose of this study was to determine the effectiveness of murotal ar-rahman and classical
music on reducing anxiety levels. The design used in this study is a quasi experimental
research design with pre and post test without control group design. A sample of 30
respondents was given which was divided into 2 groups, namely the Ar-Rahman murotal
group and the classical music group. The results of statistical tests with the Wilcoxon Signed
Ranks Test in the Ar-Rahman murotal intervention group and classical music both obtained p
value = 0.000 or <0.05. So it can be said that there is a decrease in the patient's anxiety level
after being given Ar-Rahman murotal therapy and classical music with the same effectiveness.
Conclusion: There is a significant effect between Ar-Rahman's murotal therapy and classical
music on reducing the anxiety level of preoperative patients in the apple room of RSUD
Cengkareng with the same effectiveness value.
Keywords : Murotal Ar-Rahman, Classical Music, Anxiety Level
Literature : 9 Books ( 2014 – 2022/ last 8 years
ANALISA BIVARIAT
UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV
Tabel 5. 3 Uji Normalitas Pengukuran
Tingkat Kecemasan Terhadap
Frekuensi Kecemasan Sebelum Dan Penurunan Kecemasan Pasien Pre
Sesudah Diberikan Intervensi Operasi Laparatomi Di Ruang Apel
Berdasarkan tabel diatas diperoleh RSUD Cengkareng
data bahwa dari 15 responden pre operasi
laparatomi sebelum diberikan intervensi
didapatkan tingkat kecemasan pada
kelompok murotal Ar-Rahman tingkat
kecemasan sedang sebanyak 7 responden
(46,7%), dan tingkat kecemasan berat
sebanyak 8 responden (53,3%). Tingkat
kecemasan sebelum diberikan intervensi
pada kelompok musik klasik tingkat
Uji Normalitas Pengukuran Tingkat Tabel 5.4 Efektivitas Terapi Murotal
Kecemasan Terhadap Penurunan Ar-Rahman Dan Musik Klasik
Kecemasan Pasien Pre Operasi Terhadap Penurunan Tingkat
Laparatomi Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi
Berdasarkan tabel diatas didapatkan Laparatomi Di Ruang Apel RSUD
output tes of normality dengan Cengkareng
menggunakan Shapiro Wilk, diperoleh
nilai pengukuran tingkat kecemasan
sebelum dan sesudah intervensi murotal
Ar-Rahman 0.000, 0.000 karena nilai
signifikansi untuk tingkat kecemasan
sebelum dan sesudah intervensi murotal
Ar-Rahman lebih kecil < 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa data intensitas tingkat Efektivitas Terapi Murotal Ar-Rahman
kecemasan sebelum dan sesudah intervensi Dan Musik Klasik Terhadap Penurunan
musik klasik 0.000, 0.000 karena nilai bahwa nilai rata-rata dari efektivitas terapi
sebelum intervensi musik klasik lebih kecil tingkat kecemasan pasien pre operasi
< 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data laparatomi di ruang apel RSUD
berdistribusi tidak normal, karena data kecemasan sebelum intervensi sebesar 3,53
berdistribusi tidak normal uji statistik yang sedangkan nilai rata-rata tingkat
kecemasan pasien pre operasi laparatomi menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank
adalah uji Wilcoxon Signed Rank Test. Test diperoleh p-value sebesar = 0.000
lebih kecil dari nilai (α) = 0.05 dengan
demikian dapat dikatakan ada pengaruh
terapi murotal Ar-Rahman terhadap sejumlah 7 orang. Pada pasien pre operasi
penurunan tingkat kecemasan pada pasien laparatomi biasanya mengalami kecemasan
pre operasi laparatomi di ruang apel RSUD dikarenakan kurang pengetahuan tentang
Cengkareng. proses pembedahan dan pasien kurang
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan memahami tentang proses pembedahan,
bahwa nilai rata-rata dari efektivitas terapi sehingga perlu adanya peningkatan
musik klasik terhadap penurunan tingkat pengetahuan dalam hal tersebut. Dapat
kecemasan pasien pre operasi laparatomi di disimpulkan bahwa sebagian besar
ruang apel RSUD Cengkareng, nilai rata- responden mengalami tingkat kecemasan
rata tingkat kecemasan sebelum intervensi sedang.
sebesar 3,40 sedangkan nilai rata-rata Peneliti berasumsi faktor yang
tingkat kecemasan sesudah dilakukannya mempengaruhi tingkat kecemasan pasien
intervensi sebesar 2,31. Berdasarkan hasil pre operasi laparatomi di ruang apel RSUD
analisa menggunakan uji Wilcoxon Signed Cengkareng disebabkan karena tingkat
Rank Test diperoleh p-value sebesar = pendidikan yang rendah dapat berdampak
0.000 lebih kecil dari nilai (α) = 0.05 pada pemahaman. Hal ini didukung oleh
dengan demikian dapat dikatakan ada teori Notoatmodjo (2012) pendidikan
pengaruh terapi musik klasik terhadap merupakan salah satu faktor yang dapat
penurunan tingkat kecemasan pada pasien mempengaruhi seseorang dalam
pre operasi laparatomi di ruang apel RSUD berperilaku. Makin tinggi tingkat
Cengkareng. pendidikan seseorang, semakin tinggi pula
Dari hasil penelitian ini dapat pemahaman dan daya tangkap terhadap
disimpulkan bahwa adanya efektivitas materi atau informasi sehingga semakin
terapi murotal Ar-Rahman dan musik banyak pula pengetahuan yang
klasik terhadap penurunan tingkat dimilikinya. Sebaliknya, pendidikan yang
kecemasan pada pasien pre operasi kurang akan menghambat perkembangan
laparatomi di ruang apel RSUD sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang
Cengkareng, hasil penelitian ini baru diketahuinya.
menunjukkan tingkat kecemasan sebelum Gambaran tingkat kecemasan pasien
diberikan intervensi pasien yang pre operasi sebelum dilakukan intervensi
mengalami tingkat kecemasan sedang nilai minimum 3, nilai maksimum 4,
dengan rata-rata 3,53-3,40 dan standar sebelum dilakukan terapi murottal Q.s Ar-
deviasi 0,516-,507 dan sesudah Rahman ini responden yang cemas berat
dilakukannya intervensi nilai minimum 2 sebanyak 28 orang (50.0%). Cemas sangat
dan nilai maksimum 3, dengan rata-rata berat sebanyak 28 orang (50.0%) dan hasil
2,53-2,33 dan standar deviasi 0,516-0,507. penelitian setelah dilakukan intervensi atau
Rata-rata terjadi penurunan tingkat perlakuan menggunakan terapi audio
kecemasan setelah mendengarkan terapi murottal Q.s Ar-Rahman responden yang
murotal Ar-Rahman dan musik klasik. cemas sedang sebanyak 16 orang (28.6%).
Penatalaksanaan pada pasien yang Cemas berat sebanyak 35 orang (62.5%).
mengalami kecemasan dapat menggunakan Sedangkan untuk kecemasan sangat berat
terapi farmakologi, namun penggunaan sebanyak 5 orang (8.9%). Dapat
farmakologi dapat digunakan sesuai disimpulkan bahwa ada pengaruh
dengan tingkat kecemasan. Selain perbedaan kecemasan responden sebelum
menggunakan terapi farmakologi dapat dan sesudah diberikan terapi audio Q.s Ar-
menggunakan terapi non farmakologi yaitu Arrahman.23
terapi murotal Ar- Rahman dimana Hal ini sesuai dengan teori Widyastuti
mendengarkan surat Ar Rahman dapat (2015) bahwa manfaat surah Ar-Rahman
menurunkan kecemasan dan juga hormone adalah dapat menurunkan tekanan darah
kortisol. sehingga dapat mengembalikan dikarenakan pada surah Ar-Rahman
keseimbangan fungsi fisiologis tubuh.21 dengan suara musik yang bertempo lambat
Adapun selain menggunakan terapi sebagai gelombang suara yang akan
murotal terdapat terapi mendengarkan diterima oleh daun telinga kemudian
musik klasik dimana Terapi musik klasik menggetarkan membran timpani. Setelah
mempunyai tujuan membantu itu getaran tersebut akan diteruskan ke
mengekspresikan perasaan, membantu organ korti dalam kokhlea dimana getaran
merehabilitasi fisik, memberi pengaruh tersebut akan diubah dari sistem konduksi
positif terhadap kondisi suasana hati dan ke sistem saraf melalui nervus auditorius
emosi serta mengurangi tingkat kecemasan (N.VIII) sebagai impuls elektris. Impuls
pada pasien.22 elektris musik tersebut berlanjut ke korteks
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian auditoruis. Dari korteks auditorius yang
Syafei & Suryadi menunjukkan bahwa terdapat pada korteks serebri, jaras
pendengaran berlanjut ke sistem limbik tingkat endorphin yang dapat mengurangi
melalui korteks limbik. Dari korteks rasa sakit, dapat mengurangi ketegangan
limbik, jaras pendengaran dilanjutkan ke otot dan memperbiki gerak dan koordinasi
hipokampus, tempat salah satu ujung tubuh, melalui system saraf otonom, saraf
hipokampus berbatasan dengan nuklei pendengaran menghubungkan telinga
amigdaloid. Amigdala yang merupakan dalam dengan semua otot dalam tubuh,
area perilaku kesadaran yang bekerja pada dapat mempengaruhi denyut jantung
tingkat bawah sadar, menerima sinyal dari denyut nadi, pernapasan, tekanan darah,
korteks limbik lalu menjalarkannya ke serta menigkatkan daya tahan tubuh.22
hipotalamus. Pada hipotalamus yang akan Hal ini sesuai dengan teori Hayati
mengatur sebagian fungsi vegetatif dan (2017) musik klasik dapat merangsang
fungsi endokrin tubuh seperti halnya tubuh mengeluarkan opoid endogen yaitu
banyak aspek perilaku emosional, jaras endorphin dan enkefalin. Dimana dapat
pendengaran diteruskan ke formatio memberikan efek rileks yang akhirnya
retikularis sebagai penyalur impuls menuju mengeliminasi neurotransmitter rasa cemas
serat saraf otonom. pada pusat persepsi dan interpretasi
Serat saraf tersebut mempunyai dua sensorik somatic di otak sehingga efek
sistem saraf yaitu sistem saraf simpatis dan yang bisa muncul adalah kecemasan
sistem saraf parasimpatis. Rangsangan berkurang.6
saraf otonom yang terkendali akan Berdasarkan hasil uji statistik
menyebabkan sekresi epinefrin dan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank
norepinefrin oleh medula adrenal menjadi Test. Penelitian yang telah dilakukan di
terkendali pula. Terkendalinya hormon RSUD Cengkareng pada bulan Agustus
epinefrin dan norepinefrin akan 2022 terhadap 15 responden didapatkan
menghambat pembentukan angiotensin nilai signifikan P Value 0,000 yang artinya
yang selanjutnya dapat menurunkan terdapat perbedaan tingkat kecemasan
tekanan darah. sebelum dan sesudah pemberian terapi
Hal ini sesuai dengan penelitian yang musik klasik di Ruang Rawat Inap Apel
dilakunkan Suwanto (2016) bahwa musik RSUD Cengkareng. Hal ini sesuai dengan
dapat mengatur hormone-hormon yang teori Rahayu (2017) Terapi musik klasik
berkaitan dengan stress, dapat dinaikan dapat merangsang tubuh mengluarkan
opoid endogen yaitu endorfin dan KESIMPULAN DAN SARAN
enkefalin yang memiliki sifat seperti 1. Rata-rata umur responden di ruang apel
morfin yaitu untuk mengurangi kecemasan. RSUD Cengkareng baik pada kelompok
Endorfin juga merupakan ejektor dari rasa intervensi murotal Ar-Rahman maupun
rileks dan ketenangan yang timbul, kelompok intervensi terapi musik klasik
midbrain mengeluarakan Gama Amino yaitu 32 tahun.
Butyric Acid (GABA) yang berfungsi 2. Rata-rata jenis kelamin responden di
menghambat hantaran implus listrik dari ruang apel RSUD Cengkareng baik
satu neuron ke nueron lainnya oleh pada kelompok intervensi murotal Ar-
neurontransmiter didalam sinaps. Midbrain Rahman maupun kelompok intervensi
mengeluarkan enkepalin dan beta endorfin terapi musik klasik yaitu perempuan
dan zat tersebut dapat menimbulkan efek 3. Rata-rata agma responden di ruang apel
rileks yang akhirnya mengeliminasi RSUD Cengkareng baik pada kelompok
neurotransmitter rasa cemas pada pusat intervensi murotal Ar-Rahman maupun
persepsi dan interpretasi sensorik somatic kelompok intervensi terapi musik klasik
di otak sehingga efek yang bisa muncul yaitu mayoritas agama islam.
adalah kecemasan berkurang. 4. Rata-rata pekerjaan responden di ruang
Menurut penelitian terdahulu apel RSUD Cengkareng baik pada
Nopiyaningsih (2015) menunjukkan hasil kelompok intervensi murotal Ar-
penelitian terdapat pengaruh musik klasik Rahman maupun kelompok intervensi
terhadap pasien pre operasi laparatomi terapi musik klasik yaitu terbanyak
dengan p value 0,000. responden yang bekerja.
Peneliti berasumsi bahwa selain 5. Rata-rata pendidikan terahkhir
menggunakan terapi farmakologi dapat responden di ruang apel RSUD
menggunkan terapi non farmakologi yaitu Cengkareng baik pada kelompok
terapi mendengarkan murotal Ar-Rahman intervensi murotal Ar-Rahman maupun
Dan Musik. Dimana alat dan bahan sangat kelompok intervensi terapi musik klasik
mudah didapatkan karenan dapat yaitu pendidikan SMA.
mendengarkan menggunakan handphone. 6. Rata-rata riwayat operasi responden di
Selain itu penggunaanya dapat dilakukan ruang apel RSUD Cengkareng baik
dirumah lebih efisien. pada kelompok intervensi murotal Ar-
Rahman maupun kelompok intervensi farmokologi untuk menurkan tingkat
terapi musik klasik yaitu tidak pernah kecemasan yaitu dengan menggunakan
melakukan operasi. salah satunya adalah mendengarkan terapi
7. Rata-rata hipertensui responden di murotal Ar-Rahman dan terapi musik
ruang apel RSUD Cengkareng baik klasik.
pada kelompok intervensi murotal Ar-
Rahman maupun kelompok intervensi Bagi Institusi Pendidikan
terapi musik klasik yaitu responden Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan
yang tidak menderita hipertensi. referensi dan pengembangan bagi ilmu
8. Rata-rata tingkat kecemasan responden keperawatan medikal bedah khususnya
di ruang apel RSUD Cengkareng baik asuhan keperawatan pada pasien pre
pada kelompok intervensi murotal Ar- operasi laparatomi dengan pasien yang
Rahman maupun kelompok intervensi mengalami kecemasan.
terapi musik klasik yaitu tingkat
kecemasan sedang. Bagi Peneliti Selanjutnya
9. Ada pengaruh terapi murotal Ar- Hasil penelitian ini dapat menjadi data
Rahman Terhadap penurunan tingkat awal sebagai bahan penelitian selanjutnya.
kecemasan pasien pre operasi Dan diharapkan peneliti selanjutnya dapat
laparatomi di ruang apel RSUD menggunakan terapi nor faramakologi
Cengkareng . yang lainnya selain menggunakan terapi
10. Ada pengaruh terapi musik klasik murotal Ar-Rahman dan musi klasik,
Terhadap penurunan tingkat kecemasan sehingga penelitian terkait kecemasan
pasien pre operasi laparatomi di ruang banyak referensi yang dapat digunakan.
apel RSUD Cengkareng .
http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail
Brunner & Suddarth. Keperawatan _pencarian/177658#filepdf
Medikal-Bedah Brunner &. Edisi 12.
Jakarta: EGC; 2016. di Wilayah. J Ilm Kamitsuru H&. Nanda-I Diagnosis
KARYA Kesehat. 2021;02:91–7. Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2018-2020. Jakarta: EGC; 2018.
Faridah V. Terapi Murottal (Al-qur’an)
Mampu Menurunkan Tingkat Kaplan HI, Sadock BJ GJ. Sinopsis
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Laparatomi. J Keperawatan [Internet]. Psikiatri Klinis. Tangerang
2020;6(1):138720. Available from: (Indonesia): BINARUPA AKSARA;
https://media.neliti.com/media/publica 2010.
Murottal Pada Asuhan Keperawatan Pasien Savitri W, Fidayanti N, Subiyanto P.
Pre Operasi. Media Publ Penelit. Terapi Musik Dan Tingkat Kecemasan
2019;15(1):1–7. Pasien Preoperasi. Media Ilmu
Kesehat. 2016;5(1):1–6.
Muttaqin, Arif & Sari K. Gangguan
Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Sjamsuhidajat, R., Prasetyono, T., &
Keperawatan Medikal bedah. Jakarta: Riwanto I. Buku Ajar Ilmu Bedah:
Salemba medika.; 2011. Masalah Pertimbangan Klinis Bedah
dan Metode Pembedahan. In Jakarta:
Pratiwi IC, Perdana M, Effendie C. EGC; 2017.
Gambaran kecemasan dan kebutuhan
informasi pasien pra operasi Stuart G. Prinsip dan Praktik Keperawatan
laparatomi di bangsal bedah RSUP dr. Jiwa Stuart Buku. Edisi 2. Indonesia:
Sardjito. 2019;1–2. Available from: Elseiver, Singapore; 2016.