SKRIPSI
Oleh :
Dwi Tiyastutik
NIM : E420163201
Pembimbing :
1. Rusnoto, SKM.,M.Kes.(Epid)
2. Noor Azizah, S.SiT.,M.Kes,
TAHUN 2018
1
EFEKTIVITAS KOMBINASI SLOW DEEP BREATHING
DAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT
NYERI PADA PASIEN POST OP HERNIA DI RSUD RA
KARTINI JEPARA TAHUN 2017
ABSTRAK
Latar belakang : Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan suatu rongga melalui
defek atau lubang atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia
abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-
aponeorotik dinding perut. Penanganan yang dapat dilakukan untuk penderita hernia
yaitu dengan terapi konservatif dan tindakan pembedahan atau operatif. Pengobatan
operatif merupakan satu-satunya pengobatan rasional hernia inguinalis. Pasca
operasi timbul rasa nyeri. Penanganan nyeri nonfarmakologis dengan kombinasi Slow
deep breathing dan Relaksasi Progresif. Slow deep breathing merupakan tindakan
yang disadari untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat. Sedangkan
Relaksasi Progresif adalah tehnik merelaksasikan otot dalam pada bagian tubuh
tertentu atau seluruhnya melalui tehnik program terapi ketegangan otot. Tujuan :
ntuk mengetahui efektivitas Kombinasi Slow Deep Breathing dan Relaksasi Progresif
terhadap Tingkatan Nyeri pada Pasien Post Op Hernia di RSUD RA Kartini Jepara.
Metode :Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasy eksperimen Pretest-posttest
one Group Design. Sampel dalam penelitian ini 18 responden l. Penelitian ini
menggunakan uji analisa wilcoxon dikarenakan data non parametrik (skala nominal
dan ordinal). Hasil : Hasil uji statistik dengan wilcoxon test didapatkan nilai P 0,002 <
0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya ada perbedaan yang signifikan
terhadap Tingkat Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Hernia sebelum dan
sesudah diberikan terapi Kombinasi Slow Deep Breathing Dan Relaksasi Progresif.
Kesimpulan : Kombinasi Slow Deep Breathing Dan Relaksasi Progresif Berpengaruh
Yang Signifikan Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Hernia Di RSUD
RA Kartini Kabupaten Jepara Tahun 2017.
Kata kunci : Kombinasi Slow Deep Breathing Dan Relaksasi Progresif, Tingkat Pada
Pasien Post Operasi Hernia
1
I Mahasiswa Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Kudus
2
IDosen Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Kudus
2
THE EFFECTIVENESS OF SLOW DEEP BREATHING
COMBINATION AND PROGRESSIVE RELAXATION TO
THE PAIN LEVEL IN OP POSENT POST OP HERNIA IN
RSUD RA KARTINI JEPARA IN 2017
ABSTRACT
1
I Students of Nursing Stikes Muhammadiyah Kudus
2
IProfessor of Nursing Science Stikes Muhammadiyah Kudus
3
PENDAHULUAN defek atau bagian lemah dari
3,9% untuk laki-laki dan 2,1% kantong dibuka dan isi hernia
4
endokrin dan immunologik Sedangkan penatalaksanaan non
(Smeltzer & Bare, 2013). Selain itu farmakologi meliputi relaksasi dan
juga dapat terjadi perubahan imajinasi terpimpin, distraksi,
metabolik dan endokrin sebagai musik, masase/ pijatan, pemberian
respon stres akibat pembedahan sensasi hangat dan dingin, herbal,
mayor atau trauma. Respon mengurangi persepsi nyeri (Potter
tersebut tergantung pada jumlah & Perry, 2010).
kerusakan jaringan meskipun ada Tindakan slow deep
faktor lain yang memengaruhi breathing mungkin menjadi
seperti nyeri, ansietas, dan status alternatif untuk mengatasi nyeri
nutrisi (Kneale, 2011). akut post op hernia karena
Berbagai tindakan dilakukan secara fisiologis menimbulkan
dalam penatalaksanaan nyeri yang efek relaksasi. Slow deep
mencakup tindakan non breathing merupakan tindakan
farmakologi dan tindakan yang disadari untuk mengatur
farmakologi. Dalam beberapa pernapasan secara dalam dan
kasus nyeri yang sifatnya ringan, lambat. Pengendalian pengaturan
tindakan non farmakologi adalah pernapasan secara sadar
intervensi yang paling utama. dilakukan oleh korteks serebri,
Sedangkan tindakan farmakologi sedangkan pernapasan yang
dipersiapkan untuk mengantisipasi spontan atau automatik dilakukan
perkembangan nyeri. Pada kasus oleh medulla oblongata (Martini,
nyeri sedang sampai berat, 2007).
tindakan non farmakologi menjadi Teknik Relaksasi Progresif
suatu pelengkap yang efektif untuk adalah tehnik merelaksasikan otot
mengatasi nyeri disamping dalam pada bagian tubuh
tindakan farmakologi (Prasetyo, tertentu atau seluruhnya melalui
2010). tehnik program terapi
Penatalaksanaan nyeri ketegangan otot. Tehnik relaksasi
farmakologi mencakup otot dalam merupakan tehnik
penggunaan opioid (narkotik), relaksasi yang tidak
obat-obatan NSAID (Non Steroid membutuhkan imajinasi atau
Anti Inflammatory Drugs) dan sugesti (Kusyati, 2007).
analgesik penyerta atau Berdasarkan latar belakang
koanalgesik (Kozier et al,2010). di atas, peneliti ingin melakukan
5
penelitian dengan judul “Efektivitas Dengan tekhnik pengambilan
Kombinasi Slow Deep Breathing accidental sampling.
dan Relaksasi Progresif terhadap Sedangkan untuk
Tingkatan Nyeri pada Pasien Post mengetahui hasil menggunakan
Op Hernia di RSUD RA Kartini Numerical Rating Scale dengan
Jepara” sebagai salah satu ketentuan bila Tidak nyeri skor 0,
tindakan nonfarmakologi bagi nyeri ringan sekor 1-3 , nyeri
pasien post op hernia. sedang 4-6, nyeri berat 7-9 dan
METODE PENELITIAN nyeri sangat berat sekor 10
6
Berdasarkan tabel diatas sedang yaitu (94,4%) dan nyeri
dapat diketahui bahwa sebagian ringan (5,6%)
besar responden pendidikannya 2. Tingkat Nyeri Pada Pasien Post
SMA dengan jumlah 7 responden Operasi Hernia Di RSUD RA
(38,9%) dan sebagian kecil .Kartini Jepara Tahun 2017
pendidikannya SD & Tidak sekolah sesudah diberikan Kombinasi
berjumlah 3 responden (16,7%). Slow Deep Breathing Dan
3. Pekerjaan Relaksasi Progresif.
Sesudah
P F % Tingkat nyeri
F % Min - max
Tidak Bekerja 1 5,6
nyeri ringan 8 44,4
Wiraswasta 7 38,9 2-4
nyeri sedang 10 56,6
Buruh 10 55,6
Total 18 100
TOTAL 18 100
Berdasarkan tabel diatas
Berdasarkan tabel diatas
menunjukan bahwa sebagian
dapat diketahui distribusi
besar responden untuk kelompok
Pekerjaan bahwa sebagian besar
yang diberikan Kombinasi Slow
responden wiraswasta berjumlah 8
Deep Breathing Dan Relaksasi
responden (36,4%) dan sebagian
Progresif sesudah perlakuan
kecil Tidak bekerja berjumlah 1
mengalami nyeri sedang yaitu
responden (5,6%).
(56,6%) dan nyeri ringan yaitu
Analisa Univariat
(44,4%).
1. Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Analisa Bivariat
Operasi Hernia Di RSUD RA
1. Perbedaan Tingkat Nyeri Pada
.Kartini Jepara Tahun 2017
Pasien Post Operasi Hernia
sebelum diberikan Kombinasi
sebelum dan sesudah
Slow Deep Breathing Dan
Kombinasi Slow Deep Breathing
Relaksasi Progresif.
Dan Relaksasi Progresif.
Sebelum
Tingkat nyeri Min - Min - P
F % Variabel N Mean SD
max max value
nyeri ringan 1 5,6 Nyeri sebelum 4,39 0,698 3-6 0,00
3-6 18
nyeri sedang 17 94,4 Nyeri sesudah 3,56 0,705 2-4 2
Total 18 100 P value dengan uji wilcoxon
Berdasarkan tabel diatas Berdasarkan tabel diatas
menunjukan bahwa sebagian dapat dilihat bahwa rata - rata nyeri
besar responden untuk kelompok sebelum Kombinasi Slow Deep
yang diberikan Kombinasi Slow Breathing Dan Relaksasi Progresif
Deep Breathing Dan Relaksasi 4,39 dengan standart deviiasi
Progresif sebelum perlakuan nyeri
7
0,698. Rata-rata nyeri sesudah Hasil pengkajian tersebut
Kombinasi Slow Deep Breathing dapat dijadikan langkah awal
Dan Relaksasi Progresif 3,56 dalam memenuhi kebutuhan
dengan standart deviasi 0,705. kenyamanan pasien, dalam hal ini
Hasil uji statistik dengan wilcoxon tindakan penanganan untuk
test didapatkan nilai P 0,002 < mengurangi intensitas nyeri pasien
0,05, maka Ha diterima dan Ho post operasi hernia (Sucipto, A.Y.
ditolak. Artinya ada perbedaan 2012).
yang signifikan terhadap Tingkat Teknik relaksasi merupakan
Tingkat Nyeri Pada Pasien Post upaya untuk meningkatkan kendali
Operasi Hernia sebelum dan dan percaya diri serta mengurangi
sesudah diberikan terapi stres yang dirasakan (Stuart,
Kombinasi Slow Deep Breathing 2007). Salah satu teknik relaksasi
Dan Relaksasi Progresif yang digunakan adalah Kombinasi
PEMBAHASAN Slow Deep Breathing Dan
ringan, sedang berat atau sangat adalah teknik relaksasi otot dalam
8
Berdasarkan keyakinan bahwa Hasil penelitian diperoleh ada
tubuh manusia berespons pada perbedaan yang bermakna rerata
kecemasan dan kejadian yang intensitas nyeri kepala akut pada
merangsang pikiran dengan pasien cedera kepala ringan antara
ketegangan otot. Teknik relaksasi kelompok intervensi dan kelompok
otot progresif memusatkan kontrol setelah dilakukan latihan
perhatian pada suatu aktivitas otot SDB (p=0,000, α = 0,05)
dengan mengidentifikasi otot yang Latihan slow deep breathing
tegang kemudian menurunkan merupakan tindakan yang secara
ketegangan dengan melakukan tidak langsung dapat menurunkan
teknik relaksasi untuk asam laktat dengan cara
mendapatkan perasaan relaks meningkatkan suplai oksigen dan
(Herodes, 2010) menurunkan kebutuhan oksigen
Teori diatas sejalan dengan otak, sehingga diharapkan terjadi
hasil penelitian kali ini sesudah keseimbangan oksigen otak. Slow
perlakuan mengalami nyeri sedang deep breathing merupakan
yaitu (56,6%) dan nyeri ringan yaitu tindakan yang disadari untuk
(44,4%). mengatur pernapasan secara
Analisa Bivariat dalam dan lambat. Napas dalam
Hasil uji statistik dengan lambat dapat menstimulasi respons
wilcoxon test didapatkan nilai P saraf otonom melalui pengeluaran
0,002 < 0,05, maka Ha diterima neurotransmitter endorphin yang
dan Ho ditolak. Artinya ada berefek pada penurunan respons
perbedaan yang signifikan saraf simpatis dan peningkatkan
terhadap Tingkat Tingkat Nyeri respons parasimpatis. Stimulasi
Pada Pasien Post Operasi Hernia saraf simpatis meningkatkan
sebelum dan sesudah diberikan aktivitas tubuh, sedangkan respons
terapi Kombinasi Slow Deep parasimpatis lebih banyak
Breathing Dan Relaksasi Progresif. menurunkan ativitas tubuh atau
Penelitian diatas sejalan relaksasi sehingga dapat
dengan penelitian Tarwoto, 2011. menurukan aktivitas metabolik
Pengaruh Latihan Slow Deep (Velkumary 2008).
Breathing Terhadap Intensitas Pengaturan pernapasan
Nyeri Kepala Akut Pada Pasien dalam dan lambat menyebabkan
Cedera Kepala Ringan Dengan penurunan secara signifikan
9
konsumsi oksigen. Teknik sebelum dan sesudah relaksasi
pernapasan dengan pola yang progresif dinyatakan signifikan
teratur juga dapat dilakukan (thitung = 6,481 > tabel = 2,145
untuk relaksasi, manajemen atau p = 0,000 < 0,05).
stres, kontrol psikofisiologis dan Teknik relaksasi otot
meningkatkan fungsi organ progresif merupakan suatu terapi
(Geng & Ikiz, 2009). Latihan relaksasi yang diberikan kepada
napas dalam dan lambat secara klien dengan menegangkan otot-
teratur akan meningkatkan respons otot tertentu dan kemudian
saraf parasimpatis dan relaksasi. Relaksasi progresif
penurunan aktivitas saraf adalah salah satu cara dari teknik
simpatik, meningkatkan fungsi relaksasi mengombinasikan latihan
pernapasan dan kardiovaskuler, napas dalam dan serangkaian seri
mengurangi efek stres, dan kontraksi dan relaksasi otot
meningkatkan kesehatan fisik dan tertentu. (Kustanti dan Widodo,
mental (Larson & Jane, 2007). Jika 2008). Teknik relaksasi otot
pasien merasa rileks pasien maka progresif memusatkan perhatian
dapat mengurangi kadar endorprin pada suatu aktivitas otot dengan
yang dapat menurunkan rasa nyeri. mengidentifikasi otot yang tegang
Sedangkan dengan kemudian menurunkan ketegangan
Penelitian ini sejalan dengan yang dengan melakukan teknik relaksasi
dilakukan oleh Fitria & Ambarwati untuk mendapatkan perasaan
(2015) dengan judul Efektifitas relaks (Herodes, 2010). sehingga
Teknik Relaksasi Progresif dapat mengurangi
Terhadap Intensitas Nyeri Pasca ketidaknyamanan pada area yang
Operasi Laparatomi di ruang sakit.
Mawar II RSUD Dr. Moewardi rata- Dari pemaparan diatas jika
rata nyeri sebelum diberikan dua terapi dikombinasikan maka
intervensi adalah 5.93 atau dalam akan membuat pasien Post
kategori nyeri sedang dan setelah Operasi Hernia releks dan dapat
diberikan intervensi rata-rata nyeri mengurangi rasa nyeri. Dengan
adalah 3.93 atau dalam kategori Hasil menunjukan bahwa sebagian
nyeri sedang. Analisis secara besar responden untuk kelompok
statistik membuktikan bahwa yang diberikan Kombinasi Slow
perbedaan skala nyeri antara Deep Breathing Dan Relaksasi
10
Progresif sebelum perlakuan komperhensif khususnya pada
dengan skala nyeri sedang yaitu aspek menurunkan Tingkat nyeri
(94,4%) dan nyeri ringan (5,6%), pada Pasien Post Operasi Hernia.
sedangkan sesudah perlakuan 2. Bagi RSUD RA Kartini Jepara
mengalami nyeri sedang yaitu
Dapat memberikan masukan
(56,6%) dan nyeri ringan yaitu
secara ilmiah sehingga dapat
(44,4%). Setelah itu dilakukan uji
digunakan sebahgai penentuan
wilcoxon test didapatkan nilai P
kebijakan dalam perumusan
0,002 < 0,05, maka Ha diterima
standar oprasional dalam
dan Ho ditolak. jadi dapat
meningkatkan mutu pelayanan
disimpulkan bahwa teknik
keperawatan, terutama dalam
Kombinasi Slow Deep Breathing
aspek Tingkat nyeri pada Pasien
Dan Relaksasi Progresif berefektif
Post Operasi Hernia menggunakan
untuk mengurangi rasa nyeri pada
Kombinasi Slow Deep Breathing
Pasien Post Operasi Herni
Dan Relaksasi Progresif.
KESIMPULAN DAN 3. Bagi Instansi Pendidikan
SARAN Sebagai bahan masukan
Kesimpulan ilmiah dan refrensi diskusi
Hasil uji statistik dengan tambahan untuk meningkatkan
wilcoxon test didapatkan nilai P ilmu pengetahuan tentang
0,002 < 0,05, maka Ha diterima efektifitas Kombinasi Slow Deep
dan Ho ditolak. Artinya ada Breathing Dan Relaksasi Progresif
perbedaan yang signifikan terhadap nyeri post operasi hernia
terhadap Tingkat Tingkat Nyeri 4. Bagi peneliti selanjutnya
Pada Pasien Post Operasi Hernia
Menambah wawasan dan
sebelum dan sesudah diberikan
pengetahuan tentang efektivitas
terapi Kombinasi Slow Deep
Kombinasi Slow Deep Breathing
Breathing Dan Relaksasi Progresif
dan Relaksasi Progresif terhadap
Saran Tingkatan Nyeri pada Pasien Post
1. Bagi peneliti Op Hernia
Meningkatkan pengetahuan
dan pengalaman peneliti dalam
memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien secara
11
DAFTAR PUSTAKA Daerah Dr. Soebandi jember.
Diakses 12 Maret 2016,
Fitria & Ambarwati. 2014. melalui
Efektivitas Tekhnik Relaksasi http://repository.unej.ac.id.
Progresif Terhadap Intensitas
Nyeri Pasca Operasi Stuart, G. W. 2007. Buku Saku
Laparatomi. Jurnal Akper Keperawatan Jiwa . Edisi 5.
Stikes Pku Muhamadiyah Jakarta. EGC
Surakarta.
Tarwoto. (2011). Kebutuhan Dasar
Http://Journal.Akpergshwng.
Manusia dan Proses
Ac.Id/Index.Php/Gsh/Article/V
Keperawatan, Edisi 3.
iew/1 0 (Diakses Pada
Jakarta: Salemba Medika.
Tanggal 28 Desember, Pukul
13.00). Tarwoto, & Wartonah. (2010).
Kebutuhan Dasar Manusia
Herodes, R. (2010). Anxiety and
dan Proses Keperawatan.
Depression in Patient.
Jakarta: Salemba Medika.
Kozier. (2010). Fundamental
Tarwoto 2011 . Pengaruh Latihan
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Slow Deep Breathing
Kusyati, E. (2007). Keterampilan Terhadap Intensitas Nyeri
dan Prosedur laboratorium. Kepala Akut Pada Pasien
Jakarta: EGC. Cedera Kepala Ringan
12
Lampiran
13
Hasil spss
Statistics
Valid 18 18 18 18 18 18 18 18 18
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 51.56 4.39 3.56 3.06
Std. Error of Mean 2.419 .164 .166 .151
Mode 45 4 4 3
Std. Deviation 10.263 .698 .705 .639
105.32
Variance .487 .497 .408
0
Skewness -.349 .445 -.219 -.041
Std. Error of Skewness .536 .536 .536 .536
Kurtosis -.873 .462 .201 -.143
Std. Error of Kurtosis 1.038 1.038 1.038 1.038
Range 33 3 3 2
Minimum 33 3 2 2
Maximum 66 6 5 4
Sum 928 79 64 55
Umur
14
62 1 5.6 5.6 83.3
15
Total 18 100.0 100.0
skor_post_intervensi
Total 18
16
a
Test Statistics
skor_post_interve
nsi -
skor_pre_interven
si
b
Z -3.116
Asymp. Sig. (2-tailed) .002
17