Anda di halaman 1dari 17

MANUSCRIP

EFEKTIVITAS KOMBINASI SLOW DEEP BREATHING


DAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP
TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST
OP HERNIA DI RSUD RA KARTINI
JEPARA TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai

Gelar Sarjana Keperawatan (S-1)

Oleh :
Dwi Tiyastutik
NIM : E420163201

Pembimbing :
1. Rusnoto, SKM.,M.Kes.(Epid)
2. Noor Azizah, S.SiT.,M.Kes,

JURUSAN S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2018

1
EFEKTIVITAS KOMBINASI SLOW DEEP BREATHING
DAN RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT
NYERI PADA PASIEN POST OP HERNIA DI RSUD RA
KARTINI JEPARA TAHUN 2017

xix,+ 73 halaman, + 8 tabel, + 3 bagan, + 11 lampiran


𝐃𝐰𝐢 𝐓𝐢𝐲𝐚𝐬𝐭𝐮𝐭𝐢𝐤, 𝐑𝐮𝐬𝐧𝐨𝐭𝐨𝟐 , 𝐍𝐨𝐨𝐫 𝐀𝐳𝐢𝐳𝐚𝐡𝟑

ABSTRAK

Latar belakang : Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan suatu rongga melalui
defek atau lubang atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia
abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-
aponeorotik dinding perut. Penanganan yang dapat dilakukan untuk penderita hernia
yaitu dengan terapi konservatif dan tindakan pembedahan atau operatif. Pengobatan
operatif merupakan satu-satunya pengobatan rasional hernia inguinalis. Pasca
operasi timbul rasa nyeri. Penanganan nyeri nonfarmakologis dengan kombinasi Slow
deep breathing dan Relaksasi Progresif. Slow deep breathing merupakan tindakan
yang disadari untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat. Sedangkan
Relaksasi Progresif adalah tehnik merelaksasikan otot dalam pada bagian tubuh
tertentu atau seluruhnya melalui tehnik program terapi ketegangan otot. Tujuan :
ntuk mengetahui efektivitas Kombinasi Slow Deep Breathing dan Relaksasi Progresif
terhadap Tingkatan Nyeri pada Pasien Post Op Hernia di RSUD RA Kartini Jepara.
Metode :Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasy eksperimen Pretest-posttest
one Group Design. Sampel dalam penelitian ini 18 responden l. Penelitian ini
menggunakan uji analisa wilcoxon dikarenakan data non parametrik (skala nominal
dan ordinal). Hasil : Hasil uji statistik dengan wilcoxon test didapatkan nilai P 0,002 <
0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya ada perbedaan yang signifikan
terhadap Tingkat Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Hernia sebelum dan
sesudah diberikan terapi Kombinasi Slow Deep Breathing Dan Relaksasi Progresif.
Kesimpulan : Kombinasi Slow Deep Breathing Dan Relaksasi Progresif Berpengaruh
Yang Signifikan Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Hernia Di RSUD
RA Kartini Kabupaten Jepara Tahun 2017.

Kata kunci : Kombinasi Slow Deep Breathing Dan Relaksasi Progresif, Tingkat Pada
Pasien Post Operasi Hernia

1
I Mahasiswa Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Kudus
2
IDosen Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Kudus

2
THE EFFECTIVENESS OF SLOW DEEP BREATHING
COMBINATION AND PROGRESSIVE RELAXATION TO
THE PAIN LEVEL IN OP POSENT POST OP HERNIA IN
RSUD RA KARTINI JEPARA IN 2017

xix, + 73 pages + 8 tables, + 3 parts, + 11 attachments


𝐃𝐰𝐢 𝐓𝐢𝐲𝐚𝐬𝐭𝐮𝐭𝐢𝐤, 𝐑𝐮𝐬𝐧𝐨𝐭𝐨𝟐 , 𝐍𝐨𝐨𝐫 𝐀𝐳𝐢𝐳𝐚𝐡𝟑

ABSTRACT

Background: Hernia is a prostrusion or protrusion of a cavity through a defect or a


hole or a weak part of the cavity wall in question. In the abdominal hernia the contents
of the abdomen protrude through a defect or weak part of the abdominal musculo-
aponeorotic layer. Handling that can be done for patients with hernia with conservative
therapy and surgery or operative action. Operative treatment is the only rational
treatment of the inguinal hernia. Post surgery arises pain. Handling of
nonpharmacological pain with combination of Slow deep breathing and Progressive
Relaxation. Slow deep breathing is a conscious action to regulate breathing deeply
and slowly. While Progressive Relaxation is a technique of relaxing muscle in a
particular body part or entirely through muscle tension therapy program techniques.
Objective: To know the effectiveness of Slow Deep Breathing Combination and
Progressive Relaxation on Pain Level in Post Op Hernia Patients at RSUD RA Kartini
Jepara. Methods: This study included a quasi-experimental study of Pretest-posttest
one Group Design. The sample in this study were 18 respondents l. This research
uses wilcoxon analysis test because non parametric data (nominal and ordinal scale).
Results: The result of statistical test with wilcoxon test got value P 0,002 <0,05, hence
Ha accepted and Ho rejected. This means that there is a significant difference to Pain
Rate on Patient Post Hernia Operation before and after therapy Combination Slow
Deep Breathing And Progressive Relaxation. Conclusion: Combination of Slow Deep
Breathing And Significant Progressive Relaxation Significant To Pain Rate On Patient
Post Hernia Operation In RA Kartini District Hospital Jepara Year 2017.

Keywords: Combination of Slow Deep Breathing And Progressive Relaxation, Levels


In Post Patients Hernia Operation

1
I Students of Nursing Stikes Muhammadiyah Kudus
2
IProfessor of Nursing Science Stikes Muhammadiyah Kudus

3
PENDAHULUAN defek atau bagian lemah dari

Menurut World Health lapisan muskulo-aponeorotik

Organization (WHO) usia dinding perut.(Nurarif & Kusuma,

dikelompokkan berdasarkan 2015).

tingkatannya, bayi dan anak-anak Penanganan yang dapat

0-14 tahun, dewasa 15-59 tahun, dilakukan untuk penderita hernia

sedangkan lansia 59 tahun keatas. yaitu dengan terapi konservatif dan

Berdasarkan data yang tindakan pembedahan atau

dikemukakan bahwa insiden hernia operatif. Pengobatan operatif

inguinalis diperkirakan diderita oleh merupakan satu-satunya

15% populasi dewasa, 5-8% pada pengobatan rasional hernia

rentan usia 25-40 tahun, dan inguinalis. Indikasi operasi sudah

mencapai 45% pada usia 75 tahun. ada begitu diagnosa ditegakkan.

Menurut laporan di Amerika Pada herniotomi dilakukan

Serikat, insidensi kumulatif hernia tindakan pembebasan kantong

inguinalis di rumah sakit adalah hernia sampai ke lehernya,

3,9% untuk laki-laki dan 2,1% kantong dibuka dan isi hernia

untuk perempuan. Insidensi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan,

lebih rendah pada pasien obesitas kemudian direposisi. Kantong

(BMI >30), dibandingkan dengan hernia dijahit ikat setinggi mungkin

pasien yang tidak obesitas dengan lalu dipotong.

perbandingan 8,3% dan 15,6% Pasien post operasi biasanya

(Sarkosh,2012). Di Indonesia merasakan nyeri, terutama saat

hernia menempati urutan ke bergerak (Kneale, 2011). Nyeri

delapan dengan jumlah 291.145 biasanya dirasakan hebat 12

kasus. Untuk di Jawa Tengah, sampai 36 jam setelah

mayoritas penderita selama bulan pembedahan, dan menurun

Januari-Desember 2013 setelah hari kedua atau ketiga

diperkirakan 1731 penderita. (Kozier et al, 2010).

Hernia merupakan prostrusi Dampak dari nyeri akut yang

atau penonjolan suatu rongga tidak tertangani adalah

melalui defek atau lubang atau ketidaknyamanan yang

bagian lemah dari dinding rongga mengganggu, sehingga dapat

bersangkutan. Pada hernia memengaruhi sistem pulmonari,

abdomen isi perut menonjol melalui kardiovaskuler, gastrointestinal,

4
endokrin dan immunologik Sedangkan penatalaksanaan non
(Smeltzer & Bare, 2013). Selain itu farmakologi meliputi relaksasi dan
juga dapat terjadi perubahan imajinasi terpimpin, distraksi,
metabolik dan endokrin sebagai musik, masase/ pijatan, pemberian
respon stres akibat pembedahan sensasi hangat dan dingin, herbal,
mayor atau trauma. Respon mengurangi persepsi nyeri (Potter
tersebut tergantung pada jumlah & Perry, 2010).
kerusakan jaringan meskipun ada Tindakan slow deep
faktor lain yang memengaruhi breathing mungkin menjadi
seperti nyeri, ansietas, dan status alternatif untuk mengatasi nyeri
nutrisi (Kneale, 2011). akut post op hernia karena
Berbagai tindakan dilakukan secara fisiologis menimbulkan
dalam penatalaksanaan nyeri yang efek relaksasi. Slow deep
mencakup tindakan non breathing merupakan tindakan
farmakologi dan tindakan yang disadari untuk mengatur
farmakologi. Dalam beberapa pernapasan secara dalam dan
kasus nyeri yang sifatnya ringan, lambat. Pengendalian pengaturan
tindakan non farmakologi adalah pernapasan secara sadar
intervensi yang paling utama. dilakukan oleh korteks serebri,
Sedangkan tindakan farmakologi sedangkan pernapasan yang
dipersiapkan untuk mengantisipasi spontan atau automatik dilakukan
perkembangan nyeri. Pada kasus oleh medulla oblongata (Martini,
nyeri sedang sampai berat, 2007).
tindakan non farmakologi menjadi Teknik Relaksasi Progresif
suatu pelengkap yang efektif untuk adalah tehnik merelaksasikan otot
mengatasi nyeri disamping dalam pada bagian tubuh
tindakan farmakologi (Prasetyo, tertentu atau seluruhnya melalui
2010). tehnik program terapi
Penatalaksanaan nyeri ketegangan otot. Tehnik relaksasi
farmakologi mencakup otot dalam merupakan tehnik
penggunaan opioid (narkotik), relaksasi yang tidak
obat-obatan NSAID (Non Steroid membutuhkan imajinasi atau
Anti Inflammatory Drugs) dan sugesti (Kusyati, 2007).
analgesik penyerta atau Berdasarkan latar belakang
koanalgesik (Kozier et al,2010). di atas, peneliti ingin melakukan

5
penelitian dengan judul “Efektivitas Dengan tekhnik pengambilan
Kombinasi Slow Deep Breathing accidental sampling.
dan Relaksasi Progresif terhadap Sedangkan untuk
Tingkatan Nyeri pada Pasien Post mengetahui hasil menggunakan
Op Hernia di RSUD RA Kartini Numerical Rating Scale dengan
Jepara” sebagai salah satu ketentuan bila Tidak nyeri skor 0,
tindakan nonfarmakologi bagi nyeri ringan sekor 1-3 , nyeri
pasien post op hernia. sedang 4-6, nyeri berat 7-9 dan
METODE PENELITIAN nyeri sangat berat sekor 10

Jenis penelitian ini Untuk skala dalam DOVnya

merupakan penelitian quasy- menggunkan skala nominal ordinal,

experiment (experiment semu) jadi kalau skala menggunaka

Rancangan penelitian yang nominal/ordinal maka ujinya kita

digunakan adalah Pretest-posttest menggunakan uji Wilcoxon Test

one Group Design. dikarenakan data berpasangan dan

Untuk kriterianya sebagai bukan nomerik ( non parametrik )

berikut : (Kusuma , 2011).

 kriteria inklusinya adalah : HASIL PENELITIAN


Semua pasien post op hernia 1. Umur Responden
yang berada di RSUD R.A
Variabel F %
Kartini Kabupaten Jepara, 20-40 3 16,7
41-60 11 61,1
Pasien yang mendapat >60 4 22,2
anelgesik yang sama dan Total 18 100
Berdasarkan tabel diatas
Responden memberikan ijin
dapat dilihat bahwa sebagian besar
dan bersedia untuk diteliti.
responden berumur 41-60 tahun
 kriteria eksklusinya adalah:
berjumlah 11 responden (61,1%)
Pasien post op hernia yang
dan sebagian kecilnya berumur 20-
kurang partisipasi dalam
40 tahun berjumlah 3 responden
proses berjalannya penelitian,
(16,7%).
Pasien post op hernia yang
2. Pendidikan
tidak bersedia diteliti, Pasien
post op hernia yang tiba-tiba Variabel F %
Tidak Sekolah 3 16,7
mengundurkan diri saat akan SD 3 16,7
SMP 5 27,8
diteliti. SMA 7 38,9
Total 18 100

6
Berdasarkan tabel diatas sedang yaitu (94,4%) dan nyeri
dapat diketahui bahwa sebagian ringan (5,6%)
besar responden pendidikannya 2. Tingkat Nyeri Pada Pasien Post
SMA dengan jumlah 7 responden Operasi Hernia Di RSUD RA
(38,9%) dan sebagian kecil .Kartini Jepara Tahun 2017
pendidikannya SD & Tidak sekolah sesudah diberikan Kombinasi
berjumlah 3 responden (16,7%). Slow Deep Breathing Dan
3. Pekerjaan Relaksasi Progresif.
Sesudah
P F % Tingkat nyeri
F % Min - max
Tidak Bekerja 1 5,6
nyeri ringan 8 44,4
Wiraswasta 7 38,9 2-4
nyeri sedang 10 56,6
Buruh 10 55,6
Total 18 100
TOTAL 18 100
Berdasarkan tabel diatas
Berdasarkan tabel diatas
menunjukan bahwa sebagian
dapat diketahui distribusi
besar responden untuk kelompok
Pekerjaan bahwa sebagian besar
yang diberikan Kombinasi Slow
responden wiraswasta berjumlah 8
Deep Breathing Dan Relaksasi
responden (36,4%) dan sebagian
Progresif sesudah perlakuan
kecil Tidak bekerja berjumlah 1
mengalami nyeri sedang yaitu
responden (5,6%).
(56,6%) dan nyeri ringan yaitu
Analisa Univariat
(44,4%).
1. Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Analisa Bivariat
Operasi Hernia Di RSUD RA
1. Perbedaan Tingkat Nyeri Pada
.Kartini Jepara Tahun 2017
Pasien Post Operasi Hernia
sebelum diberikan Kombinasi
sebelum dan sesudah
Slow Deep Breathing Dan
Kombinasi Slow Deep Breathing
Relaksasi Progresif.
Dan Relaksasi Progresif.
Sebelum
Tingkat nyeri Min - Min - P
F % Variabel N Mean SD
max max value
nyeri ringan 1 5,6 Nyeri sebelum 4,39 0,698 3-6 0,00
3-6 18
nyeri sedang 17 94,4 Nyeri sesudah 3,56 0,705 2-4 2
Total 18 100 P value dengan uji wilcoxon
Berdasarkan tabel diatas Berdasarkan tabel diatas
menunjukan bahwa sebagian dapat dilihat bahwa rata - rata nyeri
besar responden untuk kelompok sebelum Kombinasi Slow Deep
yang diberikan Kombinasi Slow Breathing Dan Relaksasi Progresif
Deep Breathing Dan Relaksasi 4,39 dengan standart deviiasi
Progresif sebelum perlakuan nyeri

7
0,698. Rata-rata nyeri sesudah Hasil pengkajian tersebut
Kombinasi Slow Deep Breathing dapat dijadikan langkah awal
Dan Relaksasi Progresif 3,56 dalam memenuhi kebutuhan
dengan standart deviasi 0,705. kenyamanan pasien, dalam hal ini
Hasil uji statistik dengan wilcoxon tindakan penanganan untuk
test didapatkan nilai P 0,002 < mengurangi intensitas nyeri pasien
0,05, maka Ha diterima dan Ho post operasi hernia (Sucipto, A.Y.
ditolak. Artinya ada perbedaan 2012).
yang signifikan terhadap Tingkat Teknik relaksasi merupakan
Tingkat Nyeri Pada Pasien Post upaya untuk meningkatkan kendali
Operasi Hernia sebelum dan dan percaya diri serta mengurangi
sesudah diberikan terapi stres yang dirasakan (Stuart,
Kombinasi Slow Deep Breathing 2007). Salah satu teknik relaksasi
Dan Relaksasi Progresif yang digunakan adalah Kombinasi
PEMBAHASAN Slow Deep Breathing Dan

Analisa Univariat Relaksasi Progresif.

Hasil penelitian kali ini Slow deep breathing

menunjukan bahwa sebagian merupakan tindakan yang

besar responden untuk kelompok disadari untuk mengatur

yang diberikan Kombinasi Slow pernapasan secara dalam dan

Deep Breathing Dan Relaksasi lambat yang dapat menimbulkan

Progresif sebelum perlakuan nyeri efek relaksasi (Tarwoto, 2011).

sedang yaitu (94,4%) dan nyeri Pengendalian pengaturan

ringan (5,6%), pernapasan secara sadar

Nyeri post operasi dilakukan oleh korteks serebri,

merupakan masalah utama yang sedangkan pernapasan yang

menjadi fokus intervensi spontan atau automatik dilakukan

keperawatan. Peran perawat pada oleh medulla oblongata (Martini,

fase post operasi hernia diawali 2010).

dari pengkajian nyeri yang Sedangkan relaksasi

dirasakan klien dengan skala nyeri progresif Menurut Herodes (2010),

VDS apakah termasuk nyeri teknik relaksasi otot progresif

ringan, sedang berat atau sangat adalah teknik relaksasi otot dalam

berat. yang tidak memerlukan imajinasi,


ketekunan, atau sugesti.

8
Berdasarkan keyakinan bahwa Hasil penelitian diperoleh ada
tubuh manusia berespons pada perbedaan yang bermakna rerata
kecemasan dan kejadian yang intensitas nyeri kepala akut pada
merangsang pikiran dengan pasien cedera kepala ringan antara
ketegangan otot. Teknik relaksasi kelompok intervensi dan kelompok
otot progresif memusatkan kontrol setelah dilakukan latihan
perhatian pada suatu aktivitas otot SDB (p=0,000, α = 0,05)
dengan mengidentifikasi otot yang Latihan slow deep breathing
tegang kemudian menurunkan merupakan tindakan yang secara
ketegangan dengan melakukan tidak langsung dapat menurunkan
teknik relaksasi untuk asam laktat dengan cara
mendapatkan perasaan relaks meningkatkan suplai oksigen dan
(Herodes, 2010) menurunkan kebutuhan oksigen
Teori diatas sejalan dengan otak, sehingga diharapkan terjadi
hasil penelitian kali ini sesudah keseimbangan oksigen otak. Slow
perlakuan mengalami nyeri sedang deep breathing merupakan
yaitu (56,6%) dan nyeri ringan yaitu tindakan yang disadari untuk
(44,4%). mengatur pernapasan secara
Analisa Bivariat dalam dan lambat. Napas dalam
Hasil uji statistik dengan lambat dapat menstimulasi respons
wilcoxon test didapatkan nilai P saraf otonom melalui pengeluaran
0,002 < 0,05, maka Ha diterima neurotransmitter endorphin yang
dan Ho ditolak. Artinya ada berefek pada penurunan respons
perbedaan yang signifikan saraf simpatis dan peningkatkan
terhadap Tingkat Tingkat Nyeri respons parasimpatis. Stimulasi
Pada Pasien Post Operasi Hernia saraf simpatis meningkatkan
sebelum dan sesudah diberikan aktivitas tubuh, sedangkan respons
terapi Kombinasi Slow Deep parasimpatis lebih banyak
Breathing Dan Relaksasi Progresif. menurunkan ativitas tubuh atau
Penelitian diatas sejalan relaksasi sehingga dapat
dengan penelitian Tarwoto, 2011. menurukan aktivitas metabolik
Pengaruh Latihan Slow Deep (Velkumary 2008).
Breathing Terhadap Intensitas Pengaturan pernapasan
Nyeri Kepala Akut Pada Pasien dalam dan lambat menyebabkan
Cedera Kepala Ringan Dengan penurunan secara signifikan

9
konsumsi oksigen. Teknik sebelum dan sesudah relaksasi
pernapasan dengan pola yang progresif dinyatakan signifikan
teratur juga dapat dilakukan (thitung = 6,481 > tabel = 2,145
untuk relaksasi, manajemen atau p = 0,000 < 0,05).
stres, kontrol psikofisiologis dan Teknik relaksasi otot
meningkatkan fungsi organ progresif merupakan suatu terapi
(Geng & Ikiz, 2009). Latihan relaksasi yang diberikan kepada
napas dalam dan lambat secara klien dengan menegangkan otot-
teratur akan meningkatkan respons otot tertentu dan kemudian
saraf parasimpatis dan relaksasi. Relaksasi progresif
penurunan aktivitas saraf adalah salah satu cara dari teknik
simpatik, meningkatkan fungsi relaksasi mengombinasikan latihan
pernapasan dan kardiovaskuler, napas dalam dan serangkaian seri
mengurangi efek stres, dan kontraksi dan relaksasi otot
meningkatkan kesehatan fisik dan tertentu. (Kustanti dan Widodo,
mental (Larson & Jane, 2007). Jika 2008). Teknik relaksasi otot
pasien merasa rileks pasien maka progresif memusatkan perhatian
dapat mengurangi kadar endorprin pada suatu aktivitas otot dengan
yang dapat menurunkan rasa nyeri. mengidentifikasi otot yang tegang
Sedangkan dengan kemudian menurunkan ketegangan
Penelitian ini sejalan dengan yang dengan melakukan teknik relaksasi
dilakukan oleh Fitria & Ambarwati untuk mendapatkan perasaan
(2015) dengan judul Efektifitas relaks (Herodes, 2010). sehingga
Teknik Relaksasi Progresif dapat mengurangi
Terhadap Intensitas Nyeri Pasca ketidaknyamanan pada area yang
Operasi Laparatomi di ruang sakit.
Mawar II RSUD Dr. Moewardi rata- Dari pemaparan diatas jika
rata nyeri sebelum diberikan dua terapi dikombinasikan maka
intervensi adalah 5.93 atau dalam akan membuat pasien Post
kategori nyeri sedang dan setelah Operasi Hernia releks dan dapat
diberikan intervensi rata-rata nyeri mengurangi rasa nyeri. Dengan
adalah 3.93 atau dalam kategori Hasil menunjukan bahwa sebagian
nyeri sedang. Analisis secara besar responden untuk kelompok
statistik membuktikan bahwa yang diberikan Kombinasi Slow
perbedaan skala nyeri antara Deep Breathing Dan Relaksasi

10
Progresif sebelum perlakuan komperhensif khususnya pada
dengan skala nyeri sedang yaitu aspek menurunkan Tingkat nyeri
(94,4%) dan nyeri ringan (5,6%), pada Pasien Post Operasi Hernia.
sedangkan sesudah perlakuan 2. Bagi RSUD RA Kartini Jepara
mengalami nyeri sedang yaitu
Dapat memberikan masukan
(56,6%) dan nyeri ringan yaitu
secara ilmiah sehingga dapat
(44,4%). Setelah itu dilakukan uji
digunakan sebahgai penentuan
wilcoxon test didapatkan nilai P
kebijakan dalam perumusan
0,002 < 0,05, maka Ha diterima
standar oprasional dalam
dan Ho ditolak. jadi dapat
meningkatkan mutu pelayanan
disimpulkan bahwa teknik
keperawatan, terutama dalam
Kombinasi Slow Deep Breathing
aspek Tingkat nyeri pada Pasien
Dan Relaksasi Progresif berefektif
Post Operasi Hernia menggunakan
untuk mengurangi rasa nyeri pada
Kombinasi Slow Deep Breathing
Pasien Post Operasi Herni
Dan Relaksasi Progresif.
KESIMPULAN DAN 3. Bagi Instansi Pendidikan
SARAN Sebagai bahan masukan
Kesimpulan ilmiah dan refrensi diskusi
Hasil uji statistik dengan tambahan untuk meningkatkan
wilcoxon test didapatkan nilai P ilmu pengetahuan tentang
0,002 < 0,05, maka Ha diterima efektifitas Kombinasi Slow Deep
dan Ho ditolak. Artinya ada Breathing Dan Relaksasi Progresif
perbedaan yang signifikan terhadap nyeri post operasi hernia
terhadap Tingkat Tingkat Nyeri 4. Bagi peneliti selanjutnya
Pada Pasien Post Operasi Hernia
Menambah wawasan dan
sebelum dan sesudah diberikan
pengetahuan tentang efektivitas
terapi Kombinasi Slow Deep
Kombinasi Slow Deep Breathing
Breathing Dan Relaksasi Progresif
dan Relaksasi Progresif terhadap
Saran Tingkatan Nyeri pada Pasien Post
1. Bagi peneliti Op Hernia
Meningkatkan pengetahuan
dan pengalaman peneliti dalam
memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien secara

11
DAFTAR PUSTAKA Daerah Dr. Soebandi jember.
Diakses 12 Maret 2016,
Fitria & Ambarwati. 2014. melalui
Efektivitas Tekhnik Relaksasi http://repository.unej.ac.id.
Progresif Terhadap Intensitas
Nyeri Pasca Operasi Stuart, G. W. 2007. Buku Saku
Laparatomi. Jurnal Akper Keperawatan Jiwa . Edisi 5.
Stikes Pku Muhamadiyah Jakarta. EGC
Surakarta.
Tarwoto. (2011). Kebutuhan Dasar
Http://Journal.Akpergshwng.
Manusia dan Proses
Ac.Id/Index.Php/Gsh/Article/V
Keperawatan, Edisi 3.
iew/1 0 (Diakses Pada
Jakarta: Salemba Medika.
Tanggal 28 Desember, Pukul
13.00). Tarwoto, & Wartonah. (2010).
Kebutuhan Dasar Manusia
Herodes, R. (2010). Anxiety and
dan Proses Keperawatan.
Depression in Patient.
Jakarta: Salemba Medika.
Kozier. (2010). Fundamental
Tarwoto 2011 . Pengaruh Latihan
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Slow Deep Breathing
Kusyati, E. (2007). Keterampilan Terhadap Intensitas Nyeri
dan Prosedur laboratorium. Kepala Akut Pada Pasien
Jakarta: EGC. Cedera Kepala Ringan

Martini, F. (2007). Anatomy and


Physiology 1st Edition.
Jurong: Pearson Education
South Asia Pte. Ltd.

Notoatmojo, S. (2010). Metodologi


Penelitian Kesehatan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H.


(2015). Nanda nic-noc
aplikasi jilid 1. Jakarta:
Mediaction.

Prasetyo. (2010). Konsep dan


Proses Keperawatan Nyeri.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sucipto, A.Y. (2012). Pengatuh


Relaksasi Guided Imagery
Terhadap Tingkat Nyeri Pada
Pasien Pasca Operasi Sectio
Caesarea Di Rumah Sakit

12
Lampiran

13
Hasil spss

Statistics

umur pendid pekerj kelom skor_pre_i kategori_pr skor_post_int kategori_post umur_


ikan aan pok ntervensi e_intervensi ervensi _intervensi K

Valid 18 18 18 18 18 18 18 18 18
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 51.56 4.39 3.56 3.06
Std. Error of Mean 2.419 .164 .166 .151

Median 54.00 4.00 4.00 3.00

Mode 45 4 4 3
Std. Deviation 10.263 .698 .705 .639
105.32
Variance .487 .497 .408
0
Skewness -.349 .445 -.219 -.041
Std. Error of Skewness .536 .536 .536 .536
Kurtosis -.873 .462 .201 -.143
Std. Error of Kurtosis 1.038 1.038 1.038 1.038
Range 33 3 3 2
Minimum 33 3 2 2
Maximum 66 6 5 4
Sum 928 79 64 55

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

33 1 5.6 5.6 5.6

35 1 5.6 5.6 11.1

37 1 5.6 5.6 16.7

45 3 16.7 16.7 33.3

46 1 5.6 5.6 38.9

Valid 49 1 5.6 5.6 44.4

54 2 11.1 11.1 55.6

55 1 5.6 5.6 61.1

56 1 5.6 5.6 66.7

58 1 5.6 5.6 72.2

59 1 5.6 5.6 77.8

14
62 1 5.6 5.6 83.3

64 1 5.6 5.6 88.9

65 1 5.6 5.6 94.4

66 1 5.6 5.6 100.0

Total 18 100.0 100.0


pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sd 3 16.7 16.7 16.7

sma 7 38.9 38.9 55.6

Valid smp 5 27.8 27.8 83.3

tidak sekolah 3 16.7 16.7 100.0

Total 18 100.0 100.0


pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

buruh 10 55.6 55.6 55.6

pns 1 5.6 5.6 61.1


Valid
wiraswasta 7 38.9 38.9 100.0

Total 18 100.0 100.0


kelompok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid intervensi 18 100.0 100.0 100.0


skor_pre_intervensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

3 1 5.6 5.6 5.6

4 10 55.6 55.6 61.1

Valid 5 6 33.3 33.3 94.4

6 1 5.6 5.6 100.0

Total 18 100.0 100.0


kategori_pre_intervensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

nyeri ringan 1 5.6 5.6 5.6


Valid
nyeri sedang 17 94.4 94.4 100.0

15
Total 18 100.0 100.0
skor_post_intervensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

2 1 5.6 5.6 5.6

3 7 38.9 38.9 44.4

Valid 4 9 50.0 50.0 94.4

5 1 5.6 5.6 100.0

Total 18 100.0 100.0


kategori_post_intervensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

nyeri ringan 8 44.4 44.4 44.4

Valid nyeri sedang 10 55.6 55.6 100.0

Total 18 100.0 100.0


umur_K

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

20-40 3 16.7 16.7 16.7

41-60 11 61.1 61.1 77.8


Valid
>60 4 22.2 22.2 100.0

Total 18 100.0 100.0


Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Negative Ranks 13 7.58 98.50
b
skor_post_intervensi - Positive Ranks 1 6.50 6.50
c
skor_pre_intervensi Ties 4

Total 18

a. skor_post_intervensi < skor_pre_intervensi


b. skor_post_intervensi > skor_pre_intervensi
c. skor_post_intervensi = skor_pre_intervensi

16
a
Test Statistics

skor_post_interve
nsi -
skor_pre_interven
si
b
Z -3.116
Asymp. Sig. (2-tailed) .002

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

17

Anda mungkin juga menyukai