Anda di halaman 1dari 8

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kusuma Husada Surakarta

2021

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN POST OPERASI HERNIA SCROTALIS


SINISTRA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN

Puspa Ayu Varindra Gunawan1, Atiek Murharyati2


1
Mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
Email: puspaayu020767@gmail.com
2
Dosen D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
Email: murharyatiatik@gmail.com

ABSTRAK
Hernia adalah prostrusi atau penonjolan isi rongga melaluli defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia scrotalis merupakan hernia inguinalis
lateralis yang mencapai skrotum. Pada pasien post operasi hernia scrotalis sinistra
menyebabkan timbulnya nyeri post pembedahan. Salah satu tindakan nonfarmakologi
untuk mengurangi intensitas nyeri adalah dengan teknik relaksasi musik klasik. Tujuan dari
studi kasus ini adalah untuk Mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pasien
post operasi Hernia Scrotalis Sinistra dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman.
Jenis metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode pendekatan studi
kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien dengan post operasi hernia
scrotalis sinistra di ruang Cempaka 2 RSUD Karanganyar. Intervensi yang dilakukan
adalah pemberian teknik relaksasi musik klasik yang dilakukan 20 menit sebanyak 2 kali
dalam 1 hari selama 2 hari nyeri observasi 20 menit sebelum dan sesudah intervensi, sesi
kedua dimulai setelah 4 jam dari sesi pertama. Maka didapatkan hasil penurunan skala
nyeri dari skala 6 menjadi skala 2 dengan menggunakan skala nyeri Numeric Rating Scale
(NRS). Hal ini membuktikan bahwa teknik relaksasi musik klasik efektif dan dapat
digunakan sebagai tindakan non farmakologi dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan
nyaman nyeri pada pasien post operasi hernia scrotalis sinistra.

Kata kunci : Relaksasi Musik Klasik, Nyeri, Post Operasi Hernia Scrotalis Sinistra
Study Program of Nursing Diploma Three

Faculty of Health Science

University of Kusuma Husada Surakarta

2021

NURSING OF POST OPERATION OF HERNIA SCROTALIS SINISTRA


PATIENTS IN THE FULFILLMENT OF SAFE AND COMFORTABLE NEEDS

Puspa Ayu Varindra Gunawan1, Atiek Murharyati2


1
Student of Nursing D3 in University of Kusuma Husada Surakarta
Email: puspaayu020767@gmail.com
2
Lecturer of Nursing D3 in University of Kusuma Husada Surakarta
Email: murharyatiatik@gmail.com

ABSTRACT
Hernia is a protrusion of the contents of the cavity through a defect or weak part of
the wall of the cavity concerned. Scrotal hernia is a lateral inguinal hernia that reaches the
scrotum. In postoperative patients, left scrotal hernia causes postoperative pain. One of the
non-pharmacological measures to reduce pain intensity is classical music relaxation
techniques. The purpose of this case study is to know the description on the implementation
of nursing for postoperative Hernia Scrotalis Sinistra patients in meeting the needs of safety
and comfort.
The type of research method used by the writer is a case study approach. The
subject in this case study was one patient with a left scrotal hernia postoperatively in
Cempaka 2 RSUD Karanganyar. The intervention carried out was the provision of classical
music relaxation techniques which were carried out for 20 minutes 2 times in 1 day for 2
days of pain observation 20 minutes before and after the intervention, the second session
started after 4 hours from the first session. Then the results of the reduction in the pain
scale from a scale of 6 to a scale of 2 were obtained using the Numeric Rating Scale (NRS)
pain scale. This proves that classical music relaxation techniques are effective and can be
used as non-pharmacological measures in fulfilling the need for a sense of security and
comfort in pain in postoperative left scrotal hernia patients.

Keywords : Classical Music Relaxation, Pain, Post Scrotal Hernia Surgery Sinistra
PENDAHULUAN Selain itu negara bagian Arab adalah
Hernia berasal dari bahasa Negara dengan Angka penderita
latin, herniaeartinya penonjolan isi hernia meningkat dan terbesar
suatu dinding rongga. Dinding rongga didunia, yaitu sekitar 3.950 penderita
yang lemah itu membentuk kantong pada tahun 2016 (WHO, 2017). Di
dengan pintu berupa cincin. Hernia Indonesia hernia mendapat urutan
bisa juga disebut dengan burut, yaitu kedelapan dengan jumlah 292.145
lubang atau robekan pada otot yang kasus. Untuk data dijawa Tengah,
menutupi rongga perut di bawah mayoritas penderita selama dari bulan
lapisan kulit (Masriadi, 2016). Hernia januari – desember 2017 diperkirakan
inguinalis yaitu isi perut (usus) 442 penderita (Kemenkes,2016).
menonjol melalui defek pada lapisan Hampir semua pembedahan
musculo-aponeurotik dinding perut mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri yang
melewati canalis inguinalisdan turun paling lazim adalah nyeri insisi. Nyeri
hingga ke rongga scrotum. Dengan sebagai pengalaman yang tidak
kata lain, hernia scrotalis adalah menyenangkan, baik sensori maupun
hernia inguinalis lateralis yang emosional yang berhubungan dengan
mencapai rongga scrotum risiko atau aktualnya kerusakan
(Sjamsuhidayat, 2015). jaringan tubuh (Judha dkk., 2012).
Menurut World Health Tindakan yang dapat dilakukan untuk
Organization (WHO) 19.173 279 mengurangi nyeri pada pasien post
penderita (12,7%) dengan penderita operasi adalah terapi farmakologis
yang sering adalah penyakit hernia dan non-farmakologis. Teknik
yang tiap tahun lebih banyak. nonfarmakologi salah satunya adalah
Didapatkan data pada tahun 2010 teknik relaksasi, teknik relaksasi
sampai tahun 2015 penderita hernia merupakan kebebasan mental dan
segala macam penyakit hernia fisik dari ketegangan dan stress,
terdapat pada negara yang karena dapat mengubah presepsi
berkembang seperti negara Afrika, kognitif dan motivasi afektif pasien.
Asia tenggara termasuk indonesia. (Potter & Perry 2005 dalam Neila
2017).
Salah satu penatalaksanaan diperoleh nilai ρ value = 0,000 (ρ<
nyeri post operasi hernia yaitu terapi 0,05). Sehingga dapat disimpulkan
music klasik secara nonfarmakologi. bahwa terdapat pengaruh terapi musik
Terapi musik klasik merupakan suara klasik terhadap penurunan intensitas
yang diterima oleh saraf pendengaran nyeri pada pasien post operasi hernia
diubah menjadi vibrai yang kemudian di ruang Dadali RSUD Cideres tahun
disalurkan menuju otak melalui sistim 2018.
limbik (Amigala dan Hipotamulus)
METODE PENELITIAN
memberikan stimulus agar sisitem
saraf otonom yang berkaitan erat Jenis penelitian ini adalah

dengan sisitim endokrin dapat diskriptif dengan menggunakan

menurunkan hormon hormon yang metode pendekatan studi kasus. Studi

berhubungan dengan stres dan kasus ini merupakan rancangan

kecemasan, kemudian stimulus penelitian yang mencakup pengkajian

merangsang pengeluaran hormon satu unit penelitian secara intensif

endofrin untuk meningkatkan rasa (Nursalam, 2013). Studi kasus ini

rileks dalam tubuh seseorang digunakan untuk mengetahui

(Mutiarasari, 2016). gambaran asuhan keperawatan pada


pasien Post Operasi Hernia Scrotalis
Hasil penelitian yang
Sinistra dalama Pemenuhan
dilakukan oleh Aat Agustini (2018)
Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.
menunjukan dari 20 responden
Subyek dalam studi kasus ini adalah
sebelum diberikan terapi musik klasik
satu orang pasien Post Operasi Hernia
sebagian besar mengalami nyeri
Scrotalis Sinistra dalam pemenuhan
sedang dan mengalami nyeri ringan
kebutuhan aman dan nyaman. Tempat
setelah diberikan terapi musik klasik.
penelitan di ruang Cempaka 2 RSUD
Terjadi penurunan intensitas nyeri
Karanganyar. Pengambilan data
setelah pemberian terapi musik klasik
dilakukan pada tanggal 22 Februari
dengan rata – rata sebesar 1,650 pada
2021-24 Februari 2021.
penelitian sesi 1 dan penurunan
sebesar 1,950 pada penelitian sesi 2. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis uji paired t-test


Hasil pengkajian didapatkan ukur nyeri skala 0: tidak nyeri; skala
dari keluhan utama pasien 1-3: nyeri ringan, secara objektif
mengatakan nyeri menjalar hingga ke pasien dapat berkomunikasi dengan
punggung belakang P: Nyeri post baik; skala 4-6: nyeri sedang, secara
operasi hernia scrotalis sinistra, Q: objektif pasien mendesis,
Nyeri seperti tertusuk tusuk, R: menyeringai, meringis kesakitan
Kuadran 4, S: 6, T: Nyeri terus dapat menunjukkan lokasi nyeri,
menerus. GCS: 15 TTV: 130/90 dapat mendiskripsikannya, dapat
mmHg, Nadi: 85 kali/menit, Suhu: mengikuti perintah dengan baik; skala
36°C, RR: 24 kali/menit, Pasien 7-10: nyeri berat, secara objektif
tampak meringis kesakitan, Pasien pasien terkadang tidak dapat
terlihat gelisah. mengikuti perintah tapi masih respon
terhadap tindakan, dapat
Dampak dari tindakan
menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
pembedahan yang telah dilakukan
mendiskripsikannya, tidak dapat
dapat mengakibatkan timbulnya luka
diatasi dengan alih posisi, nafas
pada bagian tubuh pasien sehingga
panjang, dan distraksi. Skala nyeri 6
menimbulkan nyeri (Nugroho, 2010).
termasuk skala nyeri sedang yang
Hal tersebut senada dengan yang
secara obyektif pasien mendesis,
diungkapkan oleh Sjamsuhidayat
menyeringai, dapat menunjukkan
(2011), bahwa pasien yang telah
lokasi nyeri, dapat
dilakukan operasi pada abdomen akan
mendeskripsikannya, dan dapat
mengalami nyeri yang hebat.
mengikuti perintah dengan baik.
Didapatkan nyeri yang
Terapi medis yang di berikan
dirasakan oleh pasien post operasi
pada tanggal 22 februari 2021 yaitu
hernia scrotalis sinistra berada di
Infus RL 20 tpm, ceftriaxone 1 gr/ 8
skala 6. Menurut Andarmoyo (2013),
jam , santagesik 1 gr / 8 jam.
skala numeric lebih digunakan
sebagai pengganti alat pendeskripsi Diagnosa keperawatan yang
kata. Dalam hal ini, klien menilai ditegakkan pada pasien Post Operasi
nyeri dengan skala 1 – 10 dimana alat Hernia Scrotalis Sinistra dalam
pemenuhan kebutuhan aman dan musik klasik pada pasien hari ke 2
nyaman yaitu nyeri akut berhubungan post operasi hernia dengan
dengan agen pencedera fisik. memberikan terapi musik klasik
selama 20 menit sebanyak 2 sesi
Intervensi keperawatan di
dalam satu hari dengan menggunakan
kasus ini difokuskan pada diagnosa
alat handphone, earphone, dan musik
nyeri akut berhubungan dengan agen
klasik. Nyeri diobservasi 20 menit
pencedera fisik (D.0077) dengan
sebelum intervensi dan sesudah
tujuan setelah dilakukan tindakan
intervensi, sesi kedua dimulai setelah
keperawatan 2x24 jam diharapkan
4 jam dari sesi pertama, lalu nyeri
tingkat nyeri menurun dengan kriteria
diobservasi kembali seperti ketentuan
hasil: keluhan nyeri menurun,
pada sesi pertama.
meringis menurun, gelisah menurun.
Hasil evaluasi yang telah
Berdasarkan tujuan dan
dilakukan selama 3 hari. Yang
kriteria hasil tersebut intervensi
pertama hari senin, 22 februari 2021
keperawatan yang dilakukan
jam 08.00 mengidentifikasi skala
berdasarkan Standar Intervensi
nyeri data subjektif: pasien
Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018)
mengatakan nyeri menjalar hingga
yaitu Manajemen Nyeri (I.08238)
punggung belakang P: nyeri post
yaitu yang pertama Observasi:
operasi hernia scrotalis sinistra, Q:
Identifikasi skala nyeri, Terapi:
nyeri seperti ditusuk tusuk, R:
Berikan teknik non farmakologi
kuadran 4, S: 6, T: nyeri terus
untuk mengurangi nyeri (relaksasi
menerus data objektif: wajah pasien
musik klasik), Edukasi: Jelaskan
tampak meringis menahan sakit,
strategi meredakan nyeri, Kolaborasi:
pasien tampak gelisah. Evaluasi hari
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
ke 2 dilakukan pada selasa, 23
perlu.
februari 2021 jam 06:00 observasi
Hal ini dijelaskan sesuai skala nyeri sebelum intervensi skala
dengan menurut Aat Agustini (2018) nyeri 6, setelah dilakukan relaksasi
dalam penelitiannya post operasi music klasik sesi pertama pada jam
hernia diberikan teknik relaksasi 06.45 skala nyeri 5 kemudian sesi
kedua pada jam 10.25 sebelum setelah dilakukan relaksasi music
dilakukan relaksasi music klasik skala klasik sesi pertama pada jam 06.45
5 setelah dilakukan relaksasi music skala nyeri 3 kemudian sesi kedua
klasik sesi kedua pada jam 11.25 pada jam 10.25 sebelum dilakukan
skala nyeri 4. Evaluasi hari ke 3 relaksasi music klasik skala 3 setelah
dilakukan pada rabu, 24 februari 2021 dilakukan relaksasi music klasik sesi
jam 06:30 observasi skala nyeri kedua pada jam 11.25 skala nyeri 2.
sebelum intervensi skala nyeri 4,

Tabel 1.1 Lembar Evaluasi Hasil

Skala Nyeri Akut

Hasil Tingkat Nyeri


Hari/Tgl/
Jenis Latihan Pre Post Pre Post
Jam (jam (jam (jam (jam
06:00) 06.45) 10.25) 11.25)
Selasa, 23 Relaksasi
februari 2021 musik klasik 6 5 5 4
Rabu, 24 Relaksasi
februari 2021 musik klasik 4 3 3 2

Berdasarkan data ditabel diatas dapat intervensi, sesi kedua dimulai setelah
disimpukan adanya pernunan skala 4 jam dari sesi pertama. Hasil skala
nyeri dari hari pertama sampai hari ke nyeri pada pasien post operasi hernia
dua. Hasil studi kasus dilakukan di scrotalis sinistra mengalami
ruang cempaka 2 RSUD Karanganyar penurunan dari skala 6 menjadi skala
dengan tindakan relaksasi musik 2.
klasik yang dilakukan 20 menit
KESIMPULAN DAN SARAN
sebanyak 2 kali dalam 1 hari selama 2
hari kemudian nyeri diobservasi 20 Kesimpulan

menit sebelum dan sesudah


Hasil studi kasus ini menujukkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa tindakan terapi musik klasik
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep
pada pasien post operasi hernia dan Proses Keperawatan
scrotalis sinistra dari tindakan yang Nyeri. Yogyakarta : Ar-ruz
Media
sudah dilakukan selama 2 hari pasien
mengalami penurunan skala nyeri Judha, M, dkk. 2012. Teori
Pengukuran Nyeri.
yaitu dari skala 6 menjadi 2. Tetapi Yogyakarta : Nuha Medika.
Sebenarnya pada sesi pertama juga
Masriadi. 2016. Epidemiologi
sudah terlihat adanya keefektifan Penyakit Tidak Menular.
hasil dari terapi relaksasi musik Edisi Pertama. Jakarta:
TIM
klasik, tetapi pada sesi ke 2
mempunyai kelemahan kerena bisa Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar
Obstetri. Yogyakarta : Nuha
saja intervensi yang dilakukan Medika.
dipengaruhi oleh tindakan lain yaitu
SDKI (2017). Standar Diagnosis
tindakan pemberian obat. Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Penerbit
Saran Pusat.

Diharapkan pasien post operasi hernia SIKI (2018). Standar Intervensi


Keperawatan Indonesia:
scrotalis sinistra dalam pemenuhan Definisi dan Tindakan
kebutuhan aman dan nyaman dapat Keperawatan. Edisi 1 Jakarta:
DPP PPNI.
melakukan relaksasi musik klasik
secara teratur untuk mengurangi rasa SLKI (2019), Standar Luaran
Keperawatan Indonesia:
nyeri. Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1 Jakarta.
DPP PPNI.

Sjamsuhidayat. 2011. Buku Ajar Ilmu


Bedah. Jakarta : EGC

Sjamsuhidayat, R dan Wim, de jong.


2015. Buku Ajar Ilmu Bedah,
Edisi 3 Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai