Anda di halaman 1dari 6

Program Studi D3 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Kusuma HusadaSurakarta
2020

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HERNIA NUKLEUS


PULPOSUS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN
NYAMAN

Aviva Rindu Wastuti1, Prima Trisna Aji2


1Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
2Dosen Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

Email Penulis : aviva.coolpad22@gmail.com

Abstrak

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan suatu gangguan yang merupakan ruptur
anulus fibrosusus sehingga nukleus pulpus menonjol (bulging). Dan menekan ke arah
kanalis spinalis prevelensi berkisar antara 1-2 % populasi. Tindakan pembedahan
merupakan tindakan efektif untuk penderita hernia karena metode ini konservatif.
Salah satu penatalaksanaan nyeri post operasi hernia yaitu terapi musik klasik secara
non farmakologi. Terapi musik klasik merupakan suara yang diterima oleh saraf
pendengaran diubah menjadi vibrai yang kemudian disalurkan menuju otak melalui
sistim limbik (Amigala dan Hipotamulus) memberikan stimulus agar sisitem saraf
otonom yang berkaitan erat dengan sisitim endokrin dapat menurunkn hormon hormon
yang berhubungan dengan stres dan kecemasan, kemudian stimulus merangsang
pengeluaran hormon endofrin untuk meningkatkan rasa rileks dalam tubuh seseorang.
Tujuan dilakukan terapi musik klasik ini adalah untuk menurunkan skala nyeri pada
pasien HNP post operasi. Tindakan dilakukan 2 hari selama 20 menit sebanyak 2 sesi
dalam satu hari dengan menggunakan alat handphone, earphone dan musik klasik river
flows in you – yiruma. Subjek studi kasus ini 1 pasien di RST DR ASMIR Salatiga
dengan post operasi HNP. Hasil studi kasus ini menunjukkan pemberian musik klasik
pada nyeri post operasi HNP dapat menurunkan skala nyeri dari skala 5 menjadi skala
3. Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik klasik memberikan dampak positif pada
penurunan skala nyeri post operasi HNP. Diharapkan rumah sakit dapat menerapkan
terapi musik klasik dalam penurunan skala nyeri pasien post operasi HNP.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, HNP, Musik Klasik
PENDAHULUAN Penyebab hernia nukleus pulposus
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) menurut Helmi (2012) yaitu adanya
merupakan suatu gangguan yang suatu trauma derajat trauma sedang
merupakan ruptur anulus fibrosusus yang berulang mengenai discus
sehingga nukleus pulpus menonjol intevetrebalis sehingga menimbulkan
(bulging) dan menekan ke arah kanalis sobeknya anulus fibrosus.pada pasien
spinalis prevelensi berkisar antara 1-2 gejala ini berjalan singkat dan gejala ini
% populasi (Pinzon R, 2012). Hernia disebabkan oleh cidera pada diskus
Nukleus Pulposus (HNP) merupakan yang tidak terlihat selama beberapa
penyakit degenerasi spinal yang paling bulan atau bahkan dalam beberapa
sering menjadi penyebab nyeri tahun. Kemudian pada generasi diskus
punggung bawah (Foster, 2017). kapsulnya di dorong ke arah mendulla
Sedangkan kasus insiden hernia spinalis atau mungkin ruptur dan
menduduki peringkat ke lima besar di memungkinkan nukleus pulposus
dunia pada akhir 2007 sekitar 700.00 terdorong terhadap sarkus doral atau
operasi hernia yang dilakukan tiap terhadap saraf spinal saat munul dari
tahun.Indonesia kasus hernia kolumna spinal.
menempati urutan kedelapan dengan Pembedahan merupakan salah satu
jumlah 291.145. Untuk data di Jawa untuk menangani hernia. menurut
Tengah mayoritas penderita hernia dari Dermawan (2010) tindakan
bulan Januari sampai Desember 2007 pembedahan merupakan tindakan
diperkirakan 425 penderita, Studi efektif untuk penderita hernia karena
pendahuluan kasus di jawa tengah metode ini konservatif (resposisi isi ke
kususnya di daerah Salatiga penderita tempat semula) sering menyebabkan
hernia mencapai 312 penderita keadaan hernia berulang bahkan
(Riskesdas, 2016). biasanya keadaan menjadi lebih parah
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) dan memiliki prognosis yang buruk.
memilik ciri khas yaitu pasien Terapi non farmakologis seperti terapi
mengalami nyeri pinggang belakang musik. Penatalaksaan nyeri post operasi
sampai tungkai kaki pasien juga secara non farmakologi bukan sebagai
mengalami perut mual pusing jika pengganti utama analgesik namun
beraktivitas nyeri akan sem akin hanya sebagai terapi pelengkap untuk
bertambah. Menurut Donally dan mengurangi nyeri pasca operasi.
Dulebohn (2017) lebih dari 90% kasus Salah satu penatalaksanaan nyeri
HNP terjadi pada diskus diantara post operasi hernia yaitu terapi musik
lumbal 4 dan lumbal 5 (L4-L5) atau klasik secara non farmakologi. Terapi
lumbal 5 dan sakral 1 (L5-S2) yang musik klasik merupakan suara yang
berarti akan menyebabkan penekanan diterima oleh saraf pendengaran diubah
pada saraf L4 dan L5 dan S1 sehingga menjadi vibrai yang kemudian
menimbulkan nyeri lokal di daerah disalurkan menuju otak melalui sistim
punggung bawh dan nyeri radikular di limbik (Amigala dan Hipotamulus)
tungkai bawah, tepatnya pada posterior memberikan stimulus agar sisitem saraf
tungkai bawah dan dorsal kaki. Data otonom yang berkaitan erat dengan
sisitim endokrin dapat menurunkan pemeberian terapi diberikan kepada
hormon hormon yang berhubungan pasien dengan kesadaran
dengan stres dan kecemasan, kemudian komprehensif.
stimulus merangsang pengeluaran
hormon endofrin untuk meningkatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
rasa rileks dalam tubuh seseorang Pengkajian didapatkan subjek
(Mutiarasari, 2016). Dalam jurnal Ny. M 75 th data subjektif : pasien
dijelaskan pemberian terapi diberikan mengatakan nyeri pinggang sampai
kepada pasien post operasi hernia hari ketungkai kaki kiri P = nyeri saat
ke 2 diberikan terapi musik klasik bangkit dari duduk, Q = Nyeri terasa
selama 20 menit sebanyak 2 sesi dalam seperti tertusuk tusuk, R = nyeri
satu hari dengan menggunakan alat pinggang bawah sampai ketungkai kaki
handphone,earphone dan musik klasik kiri, S = skala nyeri 7, T = Nyeri timbul
river flows in you – yiruma. Nyeri di secara tiba tiba, objektif : wajah pasien
observasi 20 menit sebelum intervensi tampak meringis menahan nyeri.
terapi kedua dimulai setelah 4 jam dari Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
sesi pertama lalu di observasi kembali memilik ciri khas yaitu pasien
dari ketentuan dari sesi pertama. mengalami nyeri punggug belakang
Penurunan intensitas nyeri setelah sampai ketungkai kaki (Donally dan
diberikan terapi musik klasik pada Dulebohn, 2017). Hal tersebut sesuai
pasien post operasi hernia terjadi dengan teori pasien HNP mengalami
karena pelepasan hormon endofrin keluhan nyeri dari pinggang sampai
yang telah distimulasi memberikan tungkai kaki.
efek untuk mengurangi rasa nyeri, hal Diagnosis keperawatan yang
ini didukung oleh (Novita, 2013). diprioritaskan yaitu nyeri akut b.d agen
Berdasarkan belakang diatas maka cidera fisiologis ditandai dengan tampak
penulis tertarik untuk mengambil Judul meringis (D. 0077). Dari hasil data SDKI
dan dilapangan tidak ada perbedaan
Karya Tulis Ilmiah tentang ”Asuhan
diantara keduanya, hanya saja pada
Keperawatan pada Pasien Hernia lapangan hanya menunjukkan 26% gejala
Nukleus Pulposus HNP dengan pada teori di SDKI. Dari 26% data tersebut
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan dapat ditegakkan diagnosis keperawatan
Nyaman”. karena sudah mencakup minimal 3 data
minor dan/ atau mayor dari SDKI.
METODE STUDI KASUS Intervensi utama diberikan terapi
Studi kasus ini adalah studi musik klasik selama 20 menit sebanyak 2
untuk mengeksplorasi masalah asuhan sesi dalam satu hari dengan menggunakan
keperawatan dalam pemberian terapi alat handphone, earphone dan musik klasik
musik klasik pada pasien post operasi river flows in you – yiruma. Nyeri di
observasi 20 menit sebelum intervensi
pada pasien HNP dalam pemenuhan
terapi kedua dimulai setelah 4 jam dari sesi
rasa aman dan nyaman di bangsal
pertama lalu di observasi kembali.. Alasan
Bedah RST ASMR Salatiga, pasien
dipilihnya intervensi musik klasik
hernia nukleus pulposus yang diambil
adalah karena musik klasik
dalam kasus ini tanpa komplikasi,
memberikan ketenangan memberikan dari 7 menjadi 5, pada hari kedua
persepsi dan memungkinkan pasien mengalami penurunan skala nyeri dari 5
untuk berkomunikasi baik dengan hati menjadi 3. Pelaksanaan tindakan hari
maupun dengan pikiran. Musik klasik kedua tidak ada kendala yang dialami
juga memeliki irama melodi dan pasien kooperatif dan keluarga juga
mendukung paien diberikan tindakan terapi
frekuensi tinggi yang dapat musik. Implementasi tersebut sesuai
merangsanag dan mnguatkan wilayah dengan jurnal menurut Agustini (2018)
kreatif dan motivasi di otak memliki dilakukan kepada responden selama 2 hari
kekuatan membebaskan mengobati dan dengan memberikan terapi musik klasik
menyembuhkan (Mahmami, 2013). selama 20 menit sebanyak 2 sesi dalam satu
Tabel 1.1 Tabel Hasil Observasi hari dengan menggunakan alat handphone,
Sebelum dan Sesudah Pemberian Terapi earphone, dan musik klasik river flows in
Musik Klasik Dalam Penurunan Skala you – yiruma. Saat seseorang
Nyeri Pasien HNP menengarkan musik gelombangnya
Skala
Hari
Skala Nyeri
akhir ditrasmisikan melalui osclles ditelinga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dan mellaui ciran cochlear berjalan
H1 √ √ √ 5 menuju telinga dalam membran

H2 √ √ √ 3 basilaris cochlea merupakan area
√ resonasi dan berespon terhadap
Implementasi dilakukan pada hari frekuensi getraran yang berfariasi
pertama Febuari 2020 pasien mengalami rambut silia sebagai sensori reseptor
penurunan skala nyeri dibuktikan pada yang mengubah frekuensi getaran
monitor pertama jam 07.55 nyeri skala 7,
elektrikdan langsung terhubung dengan
setelah diberikan tindakan 20 menit
pertama 08.00-08.20 nyeri turun menjadi ujung nervus pendengaran. Nervus
skala 6, monitor kedua dilakukan 4 jam audiotori primer menerima input dan
setelah tindakan pertama menurut jurnal memprepsikan pitch dan melodi yang
yang digunakan, dengan hasil pukul 12.20 rumit dan dipengaruhi oleh pengalaman
nyeri skala 6, setelah dilakukan tindakan 20 sesorang. Korteks audiotory sekunder
menit kedua nyeri turun menjadi skala 5. lebih lanjut memproses interprestasi
Selama melakukan tindakan pasien musik sebagai gelombang harmoni,
kooperatif perawat disana juga sangat melodi dan ryhtm (Novita 2012).
membantu dalam pelaksanaan studi kasus Implementasi yang dilakukan
hari pertama dan tidak ada kendala. mendapatkan hasil sesuai dengan teori
Implementasi hari kedua pada Rabu 19
yang ada.
Februari 2020 pasien mengalami
Evaluasi dengan melakukan
penurunan skala nyeri dibuktikan pada
tindakan terapi musik klasik hari pertama
monitor pertama jam 07.55 nyeri skala 5,
pasien mengalami penurunan skala nyeri
setelah diberikan tindakan 20 menit
dari 7 menjadi 5, pada hari kedua
pertama 08.00-08.20 nyeri turun menjadi
mengalami penurunan skala nyeri dari 5
skala 4, pukul 12.20 nyeri skala 4, setelah
menjadi 3. Penatalaksanaan nyeri post
dilakukan tindakan 20 menit kedua nyeri
operasi hernia yaitu terapi musik klasik
turun menjadi skala 3. Dengan melakukan
secara non farmakologi. Terapi musik
tindakan terapi musik klasik hari pertama
klasik merupakan suara yang diterima oleh
pasien mengalami penurunan skala nyeri
saraf pendengaran diubah menjadi vibrai bagi perkembangan laporan kasus
yang kemudian disalurkan menuju otak sejenis.
melalui sistim limbik (Amigala dan Bagi pasien memberi pengetahuan
Hipotamulus) memberikan stimulus agar pasien mengenai gambaran umum
sisitem saraf otonom yang berkaitan erat dengan Hernia Nukleus Pulpolus serta
dengan sisitim endokrin dapat menurunkn
hormon hormon yang berhubungan dengan
perawat yang benar supaya
stres dan kecemasan, kemudian stimulus mendapatkan perawatan yang tepat.
merangsang pengeluaran hormon endofrin Bagi peneliti selanjutnya
untuk meningkatkan rasa rileks dalam selanjutnya dapat dijadikan sebagai
tubuh seseorang (Mutiarasari, 2016). bahan referensi dan diharapakan dapat
memberikan tindakan keperawatan
KESIMPULAN mandiri kepada Pasien Henia Nukleus
Pemberian terapi musik klasik Pulpolus dengan terapi yang berbeda
memberikan dampak positif pada darim peneliti sebelumnya.
penurunan skala nyeri pasien post operasi
HNP. Diharapkan rumah sakit dapat
menerapkan tindakan tersebut dalam
meningkatkan kesehatan pasien terutama
pasien post operasi HNP dengan
pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman :
nyeri.

SARAN
Bagi perawat sebagai bahan
masukan dalam perawat mengambil
langkah-langkah untuk menerapkan
asuhan keperawatan khususnya pada
klien Hernia Nukleus Pulpolus.
Bagi rumah sakit sebagai
referensi dan masukan dalam
memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif pada klien dengan
Hernia Nukleus Pulpolus dan sebagai
masukan dalam peningkatan mutu
pelayanan keperawatan khususnya
asuhan keperawatan pada klien dengan
Hernia Nukleus Pulpolus.
Pada institusi pendidikan
sebagai referensi dan wacana dalam
perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang ilmu
keperawatan medical bedah pada klien
dengan Hernia Nukleus Pulpolus
dimana yang akan datang dan acuhan
DAFTAR PUSTAKA Novita. (2012). Pengaruh musik klasik
terhadap penurunan
intensitas nyeri pasien poat
operasi hernia di Rumah
Datak G. “Pengaruh terapi musik sakit daerah cideras
klasik terhadap penurunan (tesis).Jakarta; Stikes ytib
nyeri pada pasien post majalengka
operasi
hernia.”Jurnalkeperawata Pinzon R. (2012). Metodologi
ntikes majalengla 2.2 Penelitian Keperawatan,
(2018): 61-69. Purwpkerto;UTP,
Donally dan Dulebohn. (2017). Percetakan dan Penerbitan
Keperawatan Medical UNSOED.
Bedah.Jakarta
:BukuKedokteran EGC. PPNI (2016). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia :
Faridah, V 2015.Penurunan tingkat Definisi dan Indikator
nyeri pasien post operasi Diagnostik, Edisi 1. Jakarta
hernia dengan terapi musik : DPP PPNI.
klasik ProgramStudi S1
Keperawatan STIKES PPNI (2018). Standar Intervensi
majalengka.(Tehnik&Nafa Keperawatan Indonesia :
s, 2015). Definisi dan tindakan
Keperawatan, Edisi 1.
Mahmami. (2013). Efektifitas Jakarta : DPP PPNI.
Intervensi Terapi Musik
Klasik Terhadap Nyeri, PPNI (2018). Standar Luaran
Keperawatan Indonesia :
Universitas Diponegoro. Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1.
Mutiarasari. (2016). Faktoryang Jakarta : DPP PPNI.
memepengaruhi hernia
nukleus pulposus di RS
tingkat III Ambon, Jurnal e-
KP, Vol. 1 No. 1

Anda mungkin juga menyukai