Kecemasan pasien yang akan menjalani operasi dapat Peningkatan volume darah akan meningkatkan curah jantung
mengakibatkan kegagalan operasi. Salah satu cara mengatasi (cardiac output) dan aliran darah ke otot-otot tubuh
kecemasan adalah dengan menggunakan teknik relaksasi nafas menyebabkan otot menjadi tegang. Bronkus melebar dan
dalam dengan aromaterapi lavender. Penelitian ini bertujuan meningkatkan laju pernapasan sehingga meningkatkan
untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam oksigenasi yang dapat merelaksasi tubuh [1]. Senada dengan
dengan aromaterapi lavender terhadap kecemasan pasien pernyataan Pardede dkk. [4], akibat kecemasan pasien yang
preoperasi di RSU Martha Friska Brayan Medan. Desain sangat pra operasi, ada kemungkinan
penelitian adalah Quasy eksperimen One teknik relaksasi napas dalam dengan aromaterapi lavender,
Group pre-post test. Sampel penelitian ini adalah 23 responden mayoritas pasien dengan kecemasan berat sebanyak 43,5% dan
dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah setelah diberikan teknik relaksasi napas dalam. dan aromaterapi
purposive sampling. Alat untuk mengumpulkan data lavender mayoritas kecemasan pasien sedang yaitu sebanyak
menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat 56,5%. Hasil uji wilcoxon diperoleh z=-4,202a dengan p
kecemasan responden sebelum diberikan value=0,000 (p<0,05. Kesimpulannya, terdapat pengaruh yang
signifikan antara teknik relaksasi nafas dalam dengan
aromaterapi lavender terhadap kecemasan pasien pre operasi
Pendahuluan
Kata kunci : Teknik relaksasi nafas dalam, Aromaterapi
Pra operasi merupakan fase yang dimulai ketika keputusan lavender; Kecemasan; Pra
untuk menjalani pembedahan atau pembedahan dibuat dan
berakhir pada saat pasien dilepas dari baju bedah [1].
Pembedahan merupakan upaya terapeutik yang dapat operasi tidak dapat dilakukan operasi, karena pasien yang
menimbulkan ancaman terhadap keutuhan jiwa dan raga mengalami kecemasan sebelum operasi akan muncul kelainan
seseorang. Pembedahan yang direncanakan dapat menimbulkan seperti peningkatan tekanan darah sehingga jika operasi tetap
respon fisiologis dan psikologis pada pasien. Respon psikologis dilakukan akan menyebabkan kesulitan dalam menghentikan
yang biasanya terjadi pada pasien pra operasi adalah kecemasan. pendarahan, bahkan setelah operasi akan mengganggu
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak memiliki penyebab penyembuhan. Teknik relaksasi nafas dalam dipilih sebagai
yang jelas dan tidak didukung oleh situasi. Kecemasan dapat intervensi keperawatan mandiri untuk mengurangi kecemasan
dirasakan oleh setiap orang jika mengalami tekanan dan perasaan pasien pra operasi Teknik relaksasi nafas dalam memerlukan
yang mendalam yang menimbulkan masalah kejiwaan dan dapat waktu aplikasi yang tepat Pasien akan merasa semakin cemas
berkembang dalam jangka panjang. menjelang waktu pembedahan dan fase pra operasi peran
keperawatan akan berakhir ketika pasien dikirim ke ruang
Kecemasan praoperasi adalah respon antisipatif terhadap operasi [5].
pengalaman yang pasien anggap sebagai ancaman terhadap
perannya dalam kehidupan, integritas tubuh, atau bahkan Beberapa sebelumnya Penelitian telah melakukan penelitian
kehidupan itu sendiri. Menurut Hulu dan Pardede [3] Kecemasan untuk mengatasi kecemasan yaitu dengan menggunakan teknik
pada pasien pra operasi ditandai dengan reaksi fisiologis dan relaksasi imajinasi terbimbing dan relaksasi nafas dalam. Hasil
psikologis antara lain peningkatan denyut nadi dan frekuensi penelitian Aprianto dkk. [6] di RS RA Kartini Jepara,
pernapasan, gerakan tangan yang tidak terkendali, telapak tangan mengatakan sebelum dilakukan perawatan nafas dalam sebagian
lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang besar responden mengalami kecemasan berat sebesar 46,7%, dan
kali, sulit tidur, dan sering buang air kecil. . Dampak kecemasan setelah diberikan intervensi tingkat kecemasan ringan sebesar
pada pasien pra operasi dimana tubuh akan merespon secara 53,3% dan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kedua
fisiologis terhadap ancaman aktual dan potensial, dalam variabel dengan p-value=0,000. Sedangkan hasil penelitian yang
menghadapi operasi dimana hipotalamus akan mengontrol dilakukan oleh Pardede et al. [4] di Perhimpunan Dr. H. Pane
respon neurohormonal, meningkatkan denyut jantung. Dan Kota Tebing Tinggi, sebelum dilakukan teknik nafas dalam dan
jantung berkontraksi lebih kuat dimana volume darah akan hipnotis pasien pre operasi sedang mayoritas 61,3% dan setelah
didistribusikan kembali oleh vasokonstriksi atau penyempitan intervensi ansietas pasien pre operasi minoritas ringan 83,9% dan
pembuluh darah di kulit, lambung, ginjal. ada pengaruh yang signifikan dengan p value -value=0,000.
Hasil penelitian Puspita et al. [5] di RSUD Tugurejo Semarang pasien preoperasi yaitu relaksasi nafas dalam dengan
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan Aromaterapi Lavender. Hal ini diharapkan dapat mengubah
dan kelompok kontrol dengan p-value 0,000. kecemasan pasien yang akan mengganggu operasi. Karena
peneliti sebelumnya belum meneliti tentang pengaruh teknik
Terapi psikologis lain yang mampu mengatasi kecemasan
nafas dalam dan aromaterapi lavender terhadap kecemasan
pasien pra operasi adalah pemberian Aromaterapi yang
pasien preoperasi, sehingga tertarik untuk menelitinya karena
digunakan melalui inhalasi atau inhalasi akan masuk ke sistem
bertujuan untuk lebih menurunkan tingkat kecemasan pasien
limbik dimana aroma akan diolah sehingga dapat tercium.
preoperasi.
Aromaterapi memiliki efek positif karena diketahui bahwa aroma
yang segar dan harum merangsang sensorik, reseptor, dan
169 Pardede, et al.
Metodologi
pada akhirnya mempengaruhi organ lain sehingga dapat
berpengaruh kuat terhadap kecemasan. Aromaterapi lavender Penelitian Desain penelitian adalah quasi-experimental
dapat meningkatkan gelombang alfa di otak dan gelombang ini dengan pre test only one group design model. Dalam penelitian
membantu menciptakan rasa relaksasi yang menunjukkan ini peneliti memilih pasien pra operasi yang menjadi sampel
berkurangnya kecemasan pada ibu post partum [7]. Terapi aroma penelitian. Melakukan pengkajian kecemasan pada pasien pre
lavender adalah suatu metode terapi keperawatan yang operasi dan memberikan teknik relaksasi nafas dengan
menggunakan bahan-bahan berupa cairan tumbuhan yang mudah aromaterapi lavender. Populasi penelitian ini adalah seluruh
menguap atau dikenal dengan minyak atsiri dan bertujuan untuk pasien yang akan dioperasi di RSU Martha Friska Brayan
mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang. Medan. Data awal Januari-Desember 2015 sebanyak 4.793
Kandungan senyawa kimia dari minyak atsiri aroma terapi orang. Dengan jumlah rata-rata operasi per bulan 399 orang.
lavender dapat mempengaruhi aktivitas kerja otak melalui sistem Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh responden yang akan
saraf yang berhubungan dengan indera penciuman [8,9]. melakukan Operasi Besar di RSU Martha Friska Brayan Medan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk adalah purposive sampling, dimana pengambilan sampel
mengatasi penggunaan aromaterapi. Hasil penelitian Sriningsih didasarkan pada pertimbangan tertentu seperti karakteristik
dan Hartono [10] di RS Tugu Semarang menunjukkan bahwa populasi atau karakteristik yang telah diketahui sebelumnya.
pada pasien pra operasi dengan anestesi spinal sebelum
aromaterapi lavender, responden yang mengalami kecemasan Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pra
mayoritas berat adalah 40% dan setelah diberikan setelah operasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai
diberikan aromaterapi, kecemasan mayoritas sedang adalah berikut: Kriteria Inklusi: Pasien yang tidak memiliki pengalaman
42,5%. dan terdapat pengaruh signifikan sebesar 42,5% bedah sebelumnya. Pasien yang menjalani operasi besar di RSU
diperoleh p-value = 0,000. Hasil penelitian Dewi [11] di RS Martha Friska Brayan Medan. Pasien dapat berkomunikasi
Waganya Denpasar sebelum diberikan kecemasan inhalasi dengan baik sebelum operasi. Kriteria Pengecualian: Pasien
aromaterapi mayoritas responden ringan sebesar 73% dan setelah cito/darurat. Bivariat penelitian ini diuji menggunakan program
debat kecemasan inhalasi aromaterapi mayoritas tidak cemas komputerisasi melalui uji Wilcoxon dengan = 0,05 efektivitas
sebesar 53% dan terdapat pengaruh yang signifikan dengan p- relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender di RSU
value = 0,000. Berbeda dengan hasil penelitian [12], hasil uji Martha Friska Brayan Medan. Jika p < 0,05 berarti ada pengaruh
independent posttest ansietas t-test antara kelompok perlakuan relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender di RSU
dengan kelompok kontrol diperoleh nilai sebesar 2.500 dengan Martha Friska Brayan Medan.
nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,019 sehingga keputusan uji
H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata Hasil
kecemasan pascates antara kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol. Hasil penelitian Sulistyorini dkk. [7], Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat karakteristik berdasarkan
mendemonstrasikan kombinasi terapi totok wajah dengan umur mayoritas > 40 tahun sebanyak 73,9%, berjenis kelamin
aromaterapi lavender efektif menurunkan skor kecemasan pada mayoritas laki-laki sebanyak 60,9%, mayoritas berpendidikan
ibu nifas dalam perawatan bayi, dari hasil uji t berpasangan SMA sebanyak 60,9% , Pekerjaan lain sebanyak 9 orang
diperoleh nilai p=0,000<0,05 dimana skor kecemasan sebelum (39,1%), status perkawinan sebanyak 17 orang (73,9%) (Tabel
intervensi 55,75 dan setelah intervensi diberikan intervensi 50/ , 1).
45. Hasil penelitian Handayani [13], bahwa aromaterapi
lavender, relaksasi otot progresif dan guided imagery efektif Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar
dalam menurunkan kecemasan pra operasi (rerata skor sebelum Pasien Praoperasi di RSU Martha Friska Brayan
intervensi 7,67 (SD 7,890), skor setelah intervensi 4,05 ( SD mengkhawatirkan sebanyak 10 orang (43,5%) (Tabel 2).
5,806) dan terdapat pengaruh yang signifikan dengan nilai Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa Pasien Pra Operasi
=0,000. di RSU Martha Friska Brayan Setelah Pemberian Relaksasi
Dari data yang diperoleh peneliti dari rekam medis RSU Pernafasan Dengan Aromaterapi Lavender mayoritas cemas
Martha Friska Medan, pasien pra operasi Januari-Desember 2015 sedangkan 13 orang (56,5%) (Tabel 3).
berjumlah 4793 pasien. Dari wawancara yang dilakukan peneliti Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa setelah diberikan
di RSU Martha Friska Medan pada 8 pasien dimana 3 pasien terapi relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender, 10
mengatakan cemas dan takut saat menghadapi pembedahan dan orang (43,5) responden pada kecemasan berat berubah menjadi
hasil observasi 5 pasien berjabat tangan, sulit berpikir dan pasien kecemasan sedang, 9 orang (39,1) responden pada kecemasan
akral dingin ini mempengaruhi pasien yang akan menghadapi sedang berubah menjadi ringan, 10 orang orang (43,9) responden
operasi. Dalam penanganan kecemasan yang selama ini hanya menjadi kecemasan ringan. Kecemasan sebelum intervensi
sebatas mendidik pasien tentang tindakan sebelum operasi, yaitu relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender adalah 10
menyuruh pasien untuk menenangkan diri agar tidak tegang saat orang (43,5) kecemasan berat, 9 orang kecemasan sedang (39,1),
melakukan operasi. Peneliti tertarik untuk meneliti dengan kecemasan ringan (17,4) dan rata-rata setelah intervensi relaksasi
menggabungkan dua intervensi dalam menurunkan kecemasan pernapasan dengan aromaterapi lavender berubah kecemasan
sedang 13 orang ( 56,5) kecemasan ringan 10 orang (43,5) (Tabel Hasil analisis uji wilcoxon diketahui nilai p=0,000 (p<0,05)
4). yang artinya ada pengaruh relaksasi nafas dalam dengan
aromaterapi lavender pada pasien preoperasi pada
Efektivitas Relaksasi Nafas Dalam dan Aromaterapi Lavender terhadap Kecemasan Pasien Preoperasi 170