Anda di halaman 1dari 6

Keanekaragaman dan Kesetaraan dalam Kesehatan dan

Perawatan (2020) 17(4): 168-173 DOI: 10.36648/206 9- Penelitian


5471.17.4.209 Artikel2020 Insight Medical Publishing Group

Efektivitas Relaksasi Nafas Dalam dan Aromaterapi


Lavender terhadap Kecemasan Pasien Pra Operasi JekAmidos
Pardede *, Galvani Volta Simanjuntak dan NicoHutama Manalu
Program Studi Keperawatan, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara

Indonesia, Indonesia ABSTRAK

Kecemasan pasien yang akan menjalani operasi dapat Peningkatan volume darah akan meningkatkan curah jantung
mengakibatkan kegagalan operasi. Salah satu cara mengatasi (cardiac output) dan aliran darah ke otot-otot tubuh
kecemasan adalah dengan menggunakan teknik relaksasi nafas menyebabkan otot menjadi tegang. Bronkus melebar dan
dalam dengan aromaterapi lavender. Penelitian ini bertujuan meningkatkan laju pernapasan sehingga meningkatkan
untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam oksigenasi yang dapat merelaksasi tubuh [1]. Senada dengan
dengan aromaterapi lavender terhadap kecemasan pasien pernyataan Pardede dkk. [4], akibat kecemasan pasien yang
preoperasi di RSU Martha Friska Brayan Medan. Desain sangat pra operasi, ada kemungkinan
penelitian adalah Quasy eksperimen One teknik relaksasi napas dalam dengan aromaterapi lavender,
Group pre-post test. Sampel penelitian ini adalah 23 responden mayoritas pasien dengan kecemasan berat sebanyak 43,5% dan
dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah setelah diberikan teknik relaksasi napas dalam. dan aromaterapi
purposive sampling. Alat untuk mengumpulkan data lavender mayoritas kecemasan pasien sedang yaitu sebanyak
menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat 56,5%. Hasil uji wilcoxon diperoleh z=-4,202a dengan p
kecemasan responden sebelum diberikan value=0,000 (p<0,05. Kesimpulannya, terdapat pengaruh yang
signifikan antara teknik relaksasi nafas dalam dengan
aromaterapi lavender terhadap kecemasan pasien pre operasi
Pendahuluan
Kata kunci : Teknik relaksasi nafas dalam, Aromaterapi
Pra operasi merupakan fase yang dimulai ketika keputusan lavender; Kecemasan; Pra
untuk menjalani pembedahan atau pembedahan dibuat dan
berakhir pada saat pasien dilepas dari baju bedah [1].
Pembedahan merupakan upaya terapeutik yang dapat operasi tidak dapat dilakukan operasi, karena pasien yang
menimbulkan ancaman terhadap keutuhan jiwa dan raga mengalami kecemasan sebelum operasi akan muncul kelainan
seseorang. Pembedahan yang direncanakan dapat menimbulkan seperti peningkatan tekanan darah sehingga jika operasi tetap
respon fisiologis dan psikologis pada pasien. Respon psikologis dilakukan akan menyebabkan kesulitan dalam menghentikan
yang biasanya terjadi pada pasien pra operasi adalah kecemasan. pendarahan, bahkan setelah operasi akan mengganggu
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak memiliki penyebab penyembuhan. Teknik relaksasi nafas dalam dipilih sebagai
yang jelas dan tidak didukung oleh situasi. Kecemasan dapat intervensi keperawatan mandiri untuk mengurangi kecemasan
dirasakan oleh setiap orang jika mengalami tekanan dan perasaan pasien pra operasi Teknik relaksasi nafas dalam memerlukan
yang mendalam yang menimbulkan masalah kejiwaan dan dapat waktu aplikasi yang tepat Pasien akan merasa semakin cemas
berkembang dalam jangka panjang. menjelang waktu pembedahan dan fase pra operasi peran
keperawatan akan berakhir ketika pasien dikirim ke ruang
Kecemasan praoperasi adalah respon antisipatif terhadap operasi [5].
pengalaman yang pasien anggap sebagai ancaman terhadap
perannya dalam kehidupan, integritas tubuh, atau bahkan Beberapa sebelumnya Penelitian telah melakukan penelitian
kehidupan itu sendiri. Menurut Hulu dan Pardede [3] Kecemasan untuk mengatasi kecemasan yaitu dengan menggunakan teknik
pada pasien pra operasi ditandai dengan reaksi fisiologis dan relaksasi imajinasi terbimbing dan relaksasi nafas dalam. Hasil
psikologis antara lain peningkatan denyut nadi dan frekuensi penelitian Aprianto dkk. [6] di RS RA Kartini Jepara,
pernapasan, gerakan tangan yang tidak terkendali, telapak tangan mengatakan sebelum dilakukan perawatan nafas dalam sebagian
lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang besar responden mengalami kecemasan berat sebesar 46,7%, dan
kali, sulit tidur, dan sering buang air kecil. . Dampak kecemasan setelah diberikan intervensi tingkat kecemasan ringan sebesar
pada pasien pra operasi dimana tubuh akan merespon secara 53,3% dan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kedua
fisiologis terhadap ancaman aktual dan potensial, dalam variabel dengan p-value=0,000. Sedangkan hasil penelitian yang
menghadapi operasi dimana hipotalamus akan mengontrol dilakukan oleh Pardede et al. [4] di Perhimpunan Dr. H. Pane
respon neurohormonal, meningkatkan denyut jantung. Dan Kota Tebing Tinggi, sebelum dilakukan teknik nafas dalam dan
jantung berkontraksi lebih kuat dimana volume darah akan hipnotis pasien pre operasi sedang mayoritas 61,3% dan setelah
didistribusikan kembali oleh vasokonstriksi atau penyempitan intervensi ansietas pasien pre operasi minoritas ringan 83,9% dan
pembuluh darah di kulit, lambung, ginjal. ada pengaruh yang signifikan dengan p value -value=0,000.
Hasil penelitian Puspita et al. [5] di RSUD Tugurejo Semarang pasien preoperasi yaitu relaksasi nafas dalam dengan
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan Aromaterapi Lavender. Hal ini diharapkan dapat mengubah
dan kelompok kontrol dengan p-value 0,000. kecemasan pasien yang akan mengganggu operasi. Karena
peneliti sebelumnya belum meneliti tentang pengaruh teknik
Terapi psikologis lain yang mampu mengatasi kecemasan
nafas dalam dan aromaterapi lavender terhadap kecemasan
pasien pra operasi adalah pemberian Aromaterapi yang
pasien preoperasi, sehingga tertarik untuk menelitinya karena
digunakan melalui inhalasi atau inhalasi akan masuk ke sistem
bertujuan untuk lebih menurunkan tingkat kecemasan pasien
limbik dimana aroma akan diolah sehingga dapat tercium.
preoperasi.
Aromaterapi memiliki efek positif karena diketahui bahwa aroma
yang segar dan harum merangsang sensorik, reseptor, dan
169 Pardede, et al.
Metodologi
pada akhirnya mempengaruhi organ lain sehingga dapat
berpengaruh kuat terhadap kecemasan. Aromaterapi lavender Penelitian Desain penelitian adalah quasi-experimental
dapat meningkatkan gelombang alfa di otak dan gelombang ini dengan pre test only one group design model. Dalam penelitian
membantu menciptakan rasa relaksasi yang menunjukkan ini peneliti memilih pasien pra operasi yang menjadi sampel
berkurangnya kecemasan pada ibu post partum [7]. Terapi aroma penelitian. Melakukan pengkajian kecemasan pada pasien pre
lavender adalah suatu metode terapi keperawatan yang operasi dan memberikan teknik relaksasi nafas dengan
menggunakan bahan-bahan berupa cairan tumbuhan yang mudah aromaterapi lavender. Populasi penelitian ini adalah seluruh
menguap atau dikenal dengan minyak atsiri dan bertujuan untuk pasien yang akan dioperasi di RSU Martha Friska Brayan
mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang. Medan. Data awal Januari-Desember 2015 sebanyak 4.793
Kandungan senyawa kimia dari minyak atsiri aroma terapi orang. Dengan jumlah rata-rata operasi per bulan 399 orang.
lavender dapat mempengaruhi aktivitas kerja otak melalui sistem Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh responden yang akan
saraf yang berhubungan dengan indera penciuman [8,9]. melakukan Operasi Besar di RSU Martha Friska Brayan Medan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk adalah purposive sampling, dimana pengambilan sampel
mengatasi penggunaan aromaterapi. Hasil penelitian Sriningsih didasarkan pada pertimbangan tertentu seperti karakteristik
dan Hartono [10] di RS Tugu Semarang menunjukkan bahwa populasi atau karakteristik yang telah diketahui sebelumnya.
pada pasien pra operasi dengan anestesi spinal sebelum
aromaterapi lavender, responden yang mengalami kecemasan Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pra
mayoritas berat adalah 40% dan setelah diberikan setelah operasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai
diberikan aromaterapi, kecemasan mayoritas sedang adalah berikut: Kriteria Inklusi: Pasien yang tidak memiliki pengalaman
42,5%. dan terdapat pengaruh signifikan sebesar 42,5% bedah sebelumnya. Pasien yang menjalani operasi besar di RSU
diperoleh p-value = 0,000. Hasil penelitian Dewi [11] di RS Martha Friska Brayan Medan. Pasien dapat berkomunikasi
Waganya Denpasar sebelum diberikan kecemasan inhalasi dengan baik sebelum operasi. Kriteria Pengecualian: Pasien
aromaterapi mayoritas responden ringan sebesar 73% dan setelah cito/darurat. Bivariat penelitian ini diuji menggunakan program
debat kecemasan inhalasi aromaterapi mayoritas tidak cemas komputerisasi melalui uji Wilcoxon dengan = 0,05 efektivitas
sebesar 53% dan terdapat pengaruh yang signifikan dengan p- relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender di RSU
value = 0,000. Berbeda dengan hasil penelitian [12], hasil uji Martha Friska Brayan Medan. Jika p < 0,05 berarti ada pengaruh
independent posttest ansietas t-test antara kelompok perlakuan relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender di RSU
dengan kelompok kontrol diperoleh nilai sebesar 2.500 dengan Martha Friska Brayan Medan.
nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,019 sehingga keputusan uji
H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata Hasil
kecemasan pascates antara kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol. Hasil penelitian Sulistyorini dkk. [7], Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat karakteristik berdasarkan
mendemonstrasikan kombinasi terapi totok wajah dengan umur mayoritas > 40 tahun sebanyak 73,9%, berjenis kelamin
aromaterapi lavender efektif menurunkan skor kecemasan pada mayoritas laki-laki sebanyak 60,9%, mayoritas berpendidikan
ibu nifas dalam perawatan bayi, dari hasil uji t berpasangan SMA sebanyak 60,9% , Pekerjaan lain sebanyak 9 orang
diperoleh nilai p=0,000<0,05 dimana skor kecemasan sebelum (39,1%), status perkawinan sebanyak 17 orang (73,9%) (Tabel
intervensi 55,75 dan setelah intervensi diberikan intervensi 50/ , 1).
45. Hasil penelitian Handayani [13], bahwa aromaterapi
lavender, relaksasi otot progresif dan guided imagery efektif Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar
dalam menurunkan kecemasan pra operasi (rerata skor sebelum Pasien Praoperasi di RSU Martha Friska Brayan
intervensi 7,67 (SD 7,890), skor setelah intervensi 4,05 ( SD mengkhawatirkan sebanyak 10 orang (43,5%) (Tabel 2).
5,806) dan terdapat pengaruh yang signifikan dengan nilai Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa Pasien Pra Operasi
=0,000. di RSU Martha Friska Brayan Setelah Pemberian Relaksasi
Dari data yang diperoleh peneliti dari rekam medis RSU Pernafasan Dengan Aromaterapi Lavender mayoritas cemas
Martha Friska Medan, pasien pra operasi Januari-Desember 2015 sedangkan 13 orang (56,5%) (Tabel 3).
berjumlah 4793 pasien. Dari wawancara yang dilakukan peneliti Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa setelah diberikan
di RSU Martha Friska Medan pada 8 pasien dimana 3 pasien terapi relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender, 10
mengatakan cemas dan takut saat menghadapi pembedahan dan orang (43,5) responden pada kecemasan berat berubah menjadi
hasil observasi 5 pasien berjabat tangan, sulit berpikir dan pasien kecemasan sedang, 9 orang (39,1) responden pada kecemasan
akral dingin ini mempengaruhi pasien yang akan menghadapi sedang berubah menjadi ringan, 10 orang orang (43,9) responden
operasi. Dalam penanganan kecemasan yang selama ini hanya menjadi kecemasan ringan. Kecemasan sebelum intervensi
sebatas mendidik pasien tentang tindakan sebelum operasi, yaitu relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender adalah 10
menyuruh pasien untuk menenangkan diri agar tidak tegang saat orang (43,5) kecemasan berat, 9 orang kecemasan sedang (39,1),
melakukan operasi. Peneliti tertarik untuk meneliti dengan kecemasan ringan (17,4) dan rata-rata setelah intervensi relaksasi
menggabungkan dua intervensi dalam menurunkan kecemasan pernapasan dengan aromaterapi lavender berubah kecemasan
sedang 13 orang ( 56,5) kecemasan ringan 10 orang (43,5) (Tabel Hasil analisis uji wilcoxon diketahui nilai p=0,000 (p<0,05)
4). yang artinya ada pengaruh relaksasi nafas dalam dengan
aromaterapi lavender pada pasien preoperasi pada
Efektivitas Relaksasi Nafas Dalam dan Aromaterapi Lavender terhadap Kecemasan Pasien Preoperasi 170

Tabel 1: Distribusi frekuensi karakteristik responden pra operasi di Umur


rumah sakit umum martha friska brayan medan. (43,5%) Dimana dari hasil kuesioner sebelum intervensi rata-rata
responden menjawab mengalami gugup, gemetar, takut,
Karakteristik n (%)
khawatir, gelisah karena akan menjalani operasi.
<17 tahun 3 perubahan fisik dan psikologis. seperti peningkatan tekanan
18-40 tahun >40 tahun 14 1 Dari Frekuensi Kecemasan darah, sehingga jika operasi tetap
Jenis Kelamin 3 Responden di RS RA Kartini dilakukan. keluar itu dapat
Laki 2
Jepara sebanyak 60 responden menyebabkan komplikasi
Perempuan
mengalami kecemasan, terdiri terutama dalam menghentikan
Pendidikan 4
3
dari 3 orang (5,0%) kecemasan pendarahan, dan bahkan setelah
SMU
D3 15 1 ringan, 28 orang sedang (46,7%) operasi akan mengganggu proses
S1 dan 29 orang kecemasan berat penyembuhan.
Profesi 3 (48,3%) [6]. Menurut Gea [14],
Kecemasan adalah pengalaman
S2 17 3 keadaan cemas, tubuh akan
subjektif dari ketegangan mental
PNS 4.3 memproduksi hormon kortisol
21.7 73.9 yang mengganggu sebagai reaksi
PNS yang berlebihan yang akan
Ibu Rumah Tangga umum dan ketidakmampuan
mengakibatkan peningkatan
Wiraswasta 60.9 39.1 untuk menghadapi masalah atau
tekanan darah, dada sesak, dan
POLRI Status Perkawinan Belum adanya rasa tidak aman. Perasaan
ketidakstabilan emosi. Akibat
Menikah 13.0 60.9 4.3 tidak menyenangkan umumnya
kecemasan pasien pra operasi
Janda 13.0 8.7 menimbulkan gejala fisiologis
/Duda yang sangat besar kemungkinan
(seperti gemetar, berkeringat,
1 17.4 13.0 65.2 4.3 tidak dapat dilakukan operasi
detak jantung meningkat, dll)
5 karena pada pasien yang
dan gejala psikologis (seperti
17 13.0 73.9 13.0 mengalami kecemasan sebelum
panik,
operasi akan muncul kelainan
14 9 Kecemasan dapat menyebabkan
Tabel 2: Distribusi frekuensi kecemasan sebelum memberikan relaksasi ketegangan , bingung, tidak dapat berkonsentrasi, dll). Pada
napas dalam dengan aromaterapi lavender. pasien pra operasi banyak faktor yang memicu kecemasan,
Kecemasan pasien pra operasi n % adanya ketidakpastian atau hal-hal yang tidak jelas tentang
lingkungan rumah sakit,
Kecemasan Ringan Kecemasan 10 terjadi selama pasca operasi - dengan yang dipikirkannya, dan
Sedang Kecemasan Berat 17.4 39.1 43,5 operasi. Pertentangan persepsi terjadi kesalahpahaman akibat
4 prosedur pra operasi, prosedur terjadi jika pengalaman operasi ketidaktepatan
9 intra operasi, dan kejadian yang yang akan dilalui berbeda
Tabel 3: Distribusi frekuensi kecemasan setelah pemberian relaksasi informasi yang diberikan jika istilah yang digunakan tidak
nafas dalam dengan aromaterapi lavender.
dipahami [5]. Menurut asumsi peneliti, rata-rata
Kecemasan pasien pra operasi n %
Kecemasan Ringan Kecemasan individu yang akan menjalani hingga kecemasan berat pasien pre operasi mengalami
Sedang Kecemasan Berat pembedahan atau mengalami tergantung dari respon individu kecemasan berat
10 13 0 kecemasan, baik kecemasan itu sendiri. Hasil penelitian
43,5 56,5 0 ringan, kecemasan sedang, didapatkan bahwa mayoritas
Tabel 4 Perbedaan kecemasan pre operasi sebelum dan sesudah relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender dimana dari
diberikan relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender. 23 responden mayoritas mengalami kecemasan berat sebanyak
Kecemasan 10 orang
sebelum perawatan, kecemasan dialami oleh pasien pra operasi
Responden Ringan Sedang Berat P value Z n % n % n % sesuai dengan pernyataan yang ada, dimana sebagian besar
Sebelum 4 17,4 9 39,1 10 43,5 0,000 -4,202 Setelah 10 43,9 13 56,5 responden merasakan kekhawatiran yang berlebihan; kegugupan
00 menjalani operasi, disertai rasa takut dan tampak gugup karena
akan dioperasi. Hal ini merupakan hal yang lumrah bagi setiap
RSU Martha Friska Brayan. Hal ini menunjukkan bahwa ada individu yang akan menjalani operasi karena memiliki persepsi
perubahan kecemasan sebelum dan sesudah intervensi relaksasi bahwa operasi merupakan suatu hal yang mengancam dan
nafas dalam dengan aromaterapi lavender (Ha: Diterima). menakutkan.

Pembahasan Kecemasan setelah diberikan teknik relaksasi


nafas dalam dengan aromaterapi lavender
Kecemasan sebelum diberikan teknik relaksasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengukuran
nafas dalam dengan aromaterapi lavender kecemasan pasien setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam
dengan aromaterapi lavender dapat dilihat pada gambaran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengukuran
perubahan kecemasan yang menunjukkan perubahan dari 23
kecemasan pasien pre operasi sebelum diberikan intervensi
responden mayoritas berada pada kecemasan sedangkan 13 orang relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender terhadap
(56,5%), Dimana dari hasil kuisioner setelah perlakuan intervensi kecemasan pasien pre operasi di RSU Martha Friska Brayan
rata-rata responden mengatakan mengalami perubahan dari Medan yang rata-rata mengalami tingkat kecemasan kecemasan
gugup, gemetar, takut, khawatir, gelisah karena akan menjalani dari 23 responden mayoritas berada pada kecemasan berat, 10
operasi. orang (43,5%) dan setelah dilakukan relaksasi pernafasan dengan
aromaterapi lavender mayoritas berada pada kecemasan
Relaksasi pernapasan dalam adalah kebebasan mental dan sedangkan 13 orang (56,5%) dinilai dari hasil kuisioner sebelum
fisik dari ketegangan dan stres karena dapat mengubah persepsi intervensi dan setelah intervensi.
kognitif
171 Pardede, et al. Hasil uji Wilcoxon, menunjukkan bahwa ada pengaruh

dan motivasi afektif pasien. Teknik relaksasi memungkinkan


pasien untuk mengendalikan diri ketika ketidaknyamanan atau relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender terhadap
rasa sakit terjadi, stres fisik, dan rasa sakit emosional. Beberapa kecemasan pasien pra operasi di RSU Martha Friska Brayan
penelitian menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat Medan dengan p-value=0,000 Z= -4,202 dimana terdapat
efektif dalam mengurangi kecemasan dan nyeri pasca operasi pengaruh yang kuat (p <0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan
[14]. Penambahan aromaterapi membuat perasaan pasien bahwa ada perubahan setelah mengkombinasikan relaksasi nafas
berkurang dan tenang. Dimana aromaterapi merupakan metode dalam dengan aromaterapi lavender pada kecemasan preoperatif.
relaksasi yang menggunakan minyak atsiri dalam Hasil penelitian ini didukung oleh Frekuensi Kecemasan
pelaksanaannya bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik, Responden di RS RA Kartini Jepara bahwa 60 responden
emosi, dan spiritual seseorang. Berbagai efek minyak atsiri/salah mengalami kecemasan yang terdiri dari 3 orang (5,0%)
satunya adalah untuk mengurangi intensitas nyeri dan tingkat kecemasan ringan, 28 sedang kecemasan sedang (46,7%) dan
kecemasan. Minyak atsiri atau minyak herbal yang kecemasan berat 29 orang ( 48,3%). Hasil penelitian mendukung,
mengurangi/menghilangkan rasa sakit termasuk lavender. pasien pra operasi sebelum dilakukan perawatan nafas dalam
mayoritas responden mengalami kecemasan berat dan sedang
Hasil penelitian tersebut didukung oleh Aprianto [6]. pasien sebanyak 14 (46,7%) responden, kemudian setelah dilakukan
pre operasi sebelum dilakukan perawatan nafas dalam, sebagian perawatan didapatkan tingkat kecemasan yang paling banyak
besar responden mengalami kecemasan berat dan sedang yaitu adalah sedang. kecemasan yaitu 16 (53,3%) responden. diketahui
sebanyak 14 (46,7%) responden, kemudian setelah dilakukan rata-rata skor kecemasan sebelum relaksasi dengan nafas dalam
perawatan didapatkan tingkat kecemasan yang paling banyak adalah 41,70, setelah relaksasi dengan nafas dalam turun menjadi
adalah kecemasan sedang yaitu 16 (53,3%) responden. diketahui 33,40 dengan selisih rata-rata 8,3 [6].
rata-rata skor kecemasan sebelum relaksasi dengan nafas dalam
adalah 41,70, setelah relaksasi dengan nafas dalam turun menjadi Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa tingkat
33,40 dengan selisih rata-rata 8,3. kecemasan responden sebelum diberikan inhalasi aromaterapi
lavender yaitu tidak ada responden (0%) yang tidak mengalami
Hasil penelitian penunjang menunjukkan bahwa distribusi kecemasan dan mengalami kecemasan berat, 22 responden
frekuensi yang diberikan sebelum intervensi aromaterapi (73%) mengalami kecemasan ringan. , dan 8 responden (27%)
lavender (pre-test), rata-rata intensitas nyeri yang dirasakan mengalami kecemasan sedang. Setelah diberikan inhalasi
responden adalah 7,65 dengan rincian 17 orang (85%) merasakan aromaterapi sebanyak empat kali, diperoleh data sebanyak 16
nyeri berat, 3 orang (15%) merasakan nyeri sedang, dan tidak ada responden (53%) tidak mengalami kecemasan, 10 responden
yang merasakan nyeri ringan dan sangat berat (tidak terkontrol). (33%) mengalami kecemasan ringan, 4 responden (14%)
Sedangkan setelah dilakukan intervensi aromaterapi lavender mengalami kecemasan sedang, dan tidak ada responden (0 %)
(post test), rata-rata intensitas nyeri responden sebesar 4,65 yang mengalami kecemasan berat.
dengan rincian 1 orang (5%) merasakan nyeri berat, 2 orang
(10%) merasakan nyeri ringan, 17 orang (85%) merasakan nyeri Dari hasil penelitian didapatkan tingkat kecemasan awal (pre-
sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas nyeri test) pada kelompok perlakuan diperoleh sebanyak 4 orang
setelah diberikan aromaterapi lavender lebih rendah (50%) dalam kategori kecemasan berat, 3 orang (37,5%) dalam
dibandingkan dengan intensitas nyeri sebelum diberikan kategori sedang. kecemasan, dan 1 orang dalam kategori
aromaterapi lavender [15]. Menurut Soltani dkk. [16], kecemasan ringan (12, 5%), sedangkan pada akhir (post-test)
penggunaan minyak esensial lavender menyebabkan penurunan tidak ada yang mengalami kecemasan berat, 4 orang (50%)
yang signifikan secara statistik dalam penggunaan harian kecemasan sedang, 1 orang (12,5%) ringan kecemasan dan 3
acetaminophen di ketiga hari pasca operasi tetapi tidak memiliki orang (37,5%) tidak mengalami kecemasan. Kemudian dapat
efek yang signifikan pada intensitas nyeri dan frekuensi dianalisis dengan uji analisis wilcoxon dengan taraf signifikansi
terbangun di malam hari. p<0,05 sebagaimana terdapat pada lampiran nilai p=0,011<0,05
sehingga dapat diartikan bahwa pada kelompok perlakuan
Menurut asumsi peneliti, setelah diberikan teknik relaksasi terdapat perbedaan penurunan yang signifikan dalam tingkat
nafas dalam dengan aromaterapi lavender kecemasan responden kecemasan sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi [17].
berubah dari mayoritas kecemasan berat menjadi kecemasan Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
sedang. Teknik relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi Puspita et al. [5], menunjukkan bahwa intervensi keperawatan
lavender kecemasan dapat menghilangkan ketegangan pada otot mandiri yang diberikan 4 jam sebelum pasien menjalani operasi
tubuh dan pikiran serta memberikan ketenangan dan mengurangi efektif dalam mengurangi kecemasan pra operasi. Hal ini sesuai
stres serta memberikan rasa rileks, aromaterapi lavender akan dengan penelitian yang dilakukan peneliti di RSUD Tugurejo
memberikan rangsangan pada otak sehingga dapat mengontrol Semarang pada kelompok kontrol dengan memberikan
emosi untuk memberikan kenyamanan pada pasien, sehingga Efektifitas Waktu Pelaksanaan Teknik Relaksasi Nafas Dalam.
mampu mengurangi kecemasan pasien. Intervensi yang diberikan 4 jam sebelum pasien masuk ruang
Perbedaan kecemasan setelah diberikan teknik operasi didapatkan p-value 0,000. Disimpulkan bahwa ada
pengaruh intervensi keperawatan yang diberikan 4 jam sebelum
relaksasi nafas dalam dan aromaterapi lavender pasien masuk ruang operasi terhadap penurunan kecemasan
Hasil penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan teknik preoperasi.
Kecemasan terjadi pada klien yang akan dilakukan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua klien,
pembedahan karena tindakan yang akan dilakukan. Ketika sehingga tidak mengherankan jika pasien dan keluarga
pembedahan dilakukan dengan anestesi spinal merupakan menunjukkan perilaku yang mengarah pada kecemasan. salah
ancaman potensial atau aktual bagi seseorang, sehingga dapat satu cara untuk mengurangi kecemasan adalah dengan
menimbulkan reaksi stres psikologis dan psikologis dan memberikan
Efektivitas Relaksasi Nafas Dalam dan Aromaterapi Lavender terhadap Aromaterapi Kecemasan Pasien Pra Operasi 172

. Mengambil napas dalam-dalam secara teratur dapat Kesimpulan


meningkatkan dan meningkatkan pengiriman oksigen ke seluruh
organ tubuh. Bernapas dalam secara rutin telah terbukti Kecemasan pasien pre operasi sebelum terapi relaksasi nafas
mengurangi tekanan darah. Hal ini karena pernapasan dalam sebagian besar mengalami kecemasan berat dan kecemasan
merupakan upaya inspirasi dan ekspirasi sehingga pasien
mempengaruhi regangan kardiopulmoner [6]. Peregangan akan Pre operasi setelah teknik relaksasi nafas sebagian besar
memicu peningkatan refleks baroreseptor yang dapat mengalami kecemasan berat dan Terdapat perbedaan yang
merangsang saraf parasimpatis dan menghambat pusat simpatis. signifikan antara kecemasan pasien pre operasi sebelum dan
Saraf parasimpatis berfungsi untuk mengontrol fungsi detak sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam di Martha Friska
jantung agar tubuh rileks. Relaksasi napas dalam merupakan Brayan Lapangan Rumah Sakit.
kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stres karena
dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif pasien.
Teknik relaksasi memungkinkan pasien untuk mengendalikan
Referensi
diri ketika ketidaknyamanan atau rasa sakit terjadi, stres fisik,
1. Maryunani N (2014) Asuhan keperawatan perioperatif – preoperatif
dan rasa sakit emosional. Beberapa penelitian menunjukkan (sebelum pembedahan). Jakarta: Trans Info Media.
bahwa relaksasi napas dalam sangat efektif dalam mengurangi
kecemasan dan nyeri pascaoperasi [6]. 2. Marbun A, Pardede JA, Perkasa SI (2019) Efektivitas Terapi Hipnotis
Lima Jariterhadap Kecemasan Ibu Pre Partum di Klinik Chelsea
Hal ini dengan penambahan aromaterapi akan semakin Husada Tanjung Bering di Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal
memberikan kenyamanan pada pasien, dengan Keperawatan Prioritas 2(2): 92-9.
mengkombinasikan dapat efektif dalam mengurangi kecemasan. 3. Hulu EK, Pardede JA (2016) Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Menggabungkan aromaterapi lavender merupakan salah satu Kecemasan Pasien Pra Operasi Di Rumah Sakit Sari Mutiara
teknik perawatan menggunakan aromaterapi minyak atsiri bau. Medan. Akademisi.
Hasil penunjang lainnya adalah penurunan kecemasan pada
4. Pardede JA, Sitepu SFA, Saragih M (2018) Pengaruh Teknik
kelompok eksperimen setelah diberikan aromaterapi inhalasi Relaksasi Nafas Dalam Dengan Terapi Hipnotis Lima Jari Terhadap
lavender sebesar 4,33. Hasil analisis reduksi ini menggunakan Kecemasan Pre Operatif Di Rsud Dr. H. Kumpulan Pane Kota
uji-t dependen diperoleh nilai P-value=0,000 (p<α = 0,05) [15]. Tebing Tinggi. Akademisi.
Minyak lavender yang mengandung linalool merupakan salah
satu aromaterapi yang paling banyak digunakan, dihirup 5. Puspita NA, Armiyati Y, Arif S (2014) Efektivitas Waktu Penerapan
Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Menurunkan Kecemasan Pada
(dihirup), atau menggunakan teknik pijat pada kulit. Dampak Pasien Pra Bedah Perut Bedah Besar Di RSUD Tugurejo Semarang.
positif aromaterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan akan
lebih terasa jika diberikan secara langsung (penghirupan) karena 6. Aprianto D, Kristiyawati SP, Purnomo SEC (2013) Efektifitas Teknik
hidung/bau berhubungan langsung dengan bagian otak yang Relaksasi Imajinasi Terbimbing Dan Nafas DalamTerhadap
bertanggung jawab untuk merangsang efek aromaterapi. Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pra Operasi. Karya Ilmiah.
Aromaterapi lavender bekerja untuk merangsang sel saraf 7. Sulistyorini C, Wardani DA, Argiriani (2020) Efektivitas Kombinasi
penciuman dan mempengaruhi sistem limbik. Sistem limbik Full-Face Therapy dengan Aromaterapi Lavender Terhadap
merupakan pusat rasa sakit, senang, marah, takut, depresi, dan Kecemasan Ibu Pasca Melahirkan dalam Perawatan Bayi. Jurnal
berbagai emosi lainnya. Hipotalamus, yang bertindak sebagai Medika: Karya Ilmiah Kesehatan 5(1): 116.
relai dan pengatur, menghasilkan pesan ke bagian lain dari otak 8. Purwanto B (2013) Keperawatan Herbal dan Pelengkap. Yogyakarta:
dan bagian tubuh. Pesan yang diterima tersebut kemudian diubah Nuha Medika.
menjadi tindakan berupa pelepasan hormon 56 57 10 melatonin 9. Anderson E, Taareluan JA (2019) Aroma Terapi Lavender Pada
dan serotonin yang menimbulkan euforia, relaks atau sedatif. Pasien Kecemasan Sebelum Operasi Katarak. Jurnal Nutrix 3(1): 8-12.
Rerata kecemasan sebelum dan sesudah 10. Sriningsih I, Hartono R (2013) Pengaruh Aromaterapi Terhadap
aromaterapi inhalasi lavender Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Pembedahan dengan Spinal
Anesthesia di RS Tugu Semarang. Jurnal Keperawatan Jiwa 1(2):
Hasil yang diperoleh p-value 0,000 p<α (0,05), maka dapat 25.
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kecemasan sebelum dan
11. Dewi KAS (2013) Pengaruh aromaterapi inhalasi terhadap
sesudah aromaterapi sedangkan perbedaan rerata golden post-test penurunan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis menjalani hemodialisis di RS Wangaya. Mengatasi: Komunitas
diperoleh p-value=0,000 p < (0,0.05) dan dapat disimpulkan Penerbitan dalam Keperawatan, 1(1).
bahwa terdapat perbedaan rata-rata kecemasan antara kelompok
12. Fatmawati DP, Maliya A (2016) Pengaruh Relaksasi Progresif dan
eksperimen dan kelompok kontrol [18]. Asumsi peneliti, teknik
Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien
relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi lavender, sangat Pra Operasi Anestesi Spinal. Tesis Universitas Muhammadiyah
membantu mengurangi kecemasan pada pasien yang akan Surakarta.
melakukan pembedahan. Namun beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan terapi ini adalah usia dan kesiapan 13. Handayani RS, Rahmayati E (2018) Effects of Lavender
Aromatherapy, Progressive Muscle Relaxation and Guided Imagery
responden untuk menerima informasi yang disampaikan.
on Preoperative Patient Anxiety. Health Journal Kesehatan
Menggabungkan dua terapi dapat sangat mengurangi kecemasan 9(2):319-24.
pada pasien pra operasi.
14. Gea NK (2014) Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di RSUD Kota
Bekasi.Skripsi Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra 17. Merdikawati A, Wihastuti TA (2015) Aromatherapy Lavender
Indonesia. Flowers with Adolescent Girls Anxiety Level When Pre Menstrual
Syndrome. Jurnal Keperawatan 3(2).
15. Karlina SD, Reksohusodo S, Widayati A (2016) Pengaruh
Pemberian Aromaterapi Lavender secara Inhalasiterhadap 18. Anastasia S Bayhakki, Nauli F (2015) Effects of Lavender
Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Fisiologispada Primipara Inhalation Aromatherapy on the Anxiety of Chronic Kidney Failure
Inpartu Kala Satu Fase Aktif di BPM “FettyFathiyah” Kota Underwent Hemodialysis. Journal of Medicine 2(2): 1511-2.
Mataram. Majalah Kesehatan FKUB 2(2): 108-19.
16. Soltani R, Soheilipour S, Hajhashemi V, Asghari G, Bagheri M, et
173 Pardede, et al.
Address of Correspondence: Jek Amidos Pardede, Galvani,
Nursing Study Program, Faculty of Pharmacy and Health
Al. (2013) Evaluation of the effect of aromatherapy with lavender Sciences, Sari Mutiara Indonesia University, Indonesia, Tel:
essential oil on post-tonsillectomy pain in pediatric patients: a +6281361009005; Email: jekpardedemi@gmail.com
randomized controlled trial. International journal of pediatric
otorhinolaryngology 77(9): 1579-81. Submitted: June 22, 2019; Accepted: July 25, 2020; Published:
July 31, 2020
© Notwithstanding the ProQuest Terms and Conditions, you may use this
content in accordance with the associated terms available at
https://www.primescholars.com/diversity-an
equality-in-health-and-care/copyright.html

Anda mungkin juga menyukai