Pada tahun 2013-2014 dilakukan survei prevalensi tuberkulosis yang
bertujuan untuk menghitung prevalensi tuberkulosis paru dengan konfirmasi
bakteriologis pada populasi yang berusia 15 tahun ke atas di Indonesia. Pada survei ini dilakukan penambahan metode pemeriksaan selain menggunakan pemeriksaan dahak mikroskopis dan pemeriksaan foto toraks ditambahkan pemeriksaan x-ray, gen expert dan kultur. Dengan penambahan metode pemeriksaan dalam penetapan kasus tuberkulosis ini maka jumlah penderita tuberkulosis yang terjaring menjadi lebih banyak daripada tahun-tahun sebelumnya. Angka prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2014 menjadi sebesar 647/ 100.000 penduduk meningkat dari 272/100.000 penduduk pada tahun sebelumnya, angka insidensi tahun 2014 sebesar 399/100.000 penduduk dari sebelumnya sebesar 183/100.000 penduduk pada tahun 2013, demikian juga dengan angka mortalitas pada tahun 2014 sebesar 41/100.000 penduduk, dari 25/100.000 penduduk pada tahun 2013 (Kemenkes, 2015).
Jumlah penderita TB paru menurut provinsi tahun 2014, Provinsi Jambi
berada diurutan ke-4 setelah SulUt, SulTengg, dan Gorontalo. Jumlah penderita TB paru di Provinsi Jambi pada tahun 2012 2015 terus mengalami peningkatan dari tahun 2012 jumlah penderita TB paru sebanyak 5.108 jiwa sedangkan jumlah penderita TB paru pada tahun 2015 sebanyak 5.443 jiwa, jumlah suspek yang diperiksa pada tahun 2015 berjumlah 31.313 jiwa, penderita yang diobati pada tahun 2015, berjumlah 3.864 jiwa, dari Proyeksi jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2015 adalah sebanyak 3.344.421 jiwa, yang terdiri dari 1.706.746 jiwa penduduk laki-laki dan 1.637.675 jiwa penduduk perempuan, sedangkan angka penderita TB paru di wilayah kota Jambi berada pada urutan ke 7 setelah Tebo dan Batang Hari, yang berjumlah 59,89 dari 576.067 jiwa, sedangkan penyakit TB paru tidak termasuk 10 penyakit terbesar yang berada di Kota jambi (DinKes Prov Jambi, 2015).