OLEH :
Diajukan Oleh :
Preseptor Akademik
Preseptor Klinik
Mengetahui,
STIKES Bina
BABUsada
I Bali
Profesi Ners
PENDAHULUAN
Ketua
PENDAHULUAN
kita temukan di sekitar kita adalah fraktur atau patah tulang. Fraktur
merupakan patah tulang yang disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik,
kekuatan dan sudut tenaga fisik, keadaan itu sendiri, serta jaringan lunak
kurang lebih 13 juta orang pada tahun 2008, dengan angka prevalensi
sebesar 2,7%. Pada tahun 2009 terdapat kurang lebih 18 juta orang
jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma benda tajam atau tumpul.
fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari 45.987 orang dengan kasus
fraktur sebanyak 3.065 kasus (8,9%) dari seluruh penyakit yang dirawat
Kuta dari maret hingga november 2020 sebanyak 108 pasien datang di
menyebabkan nyeri.
yang aktual, potensial atau yang dirasakan dalam kejadian saat terjadi
manajemen nyeri ada 2 teknik yaitu dengan cara farmakologi dan non-
(audio) yaitu dengan terapi musik (Sari, 2014). Terapi musik adalah suatu
penelitian ini dengan menggunakan uji paired t-test tingkat nyeri sebelum
Teling Dan RSU Gmim Bethesda Tomohon” menunjukan bahwa dari hasil
uji statistik Wilcoxon signed rank test dengan tingkat kepercayaan 95%
(α=0,05) dan diperoleh p value 0,000 < 0,05 sehingga dapat dikatakan
skala nyeri pada pasien pre operasi fraktur di Rumkit Tk.III R.W.
pada pasien fraktur telah terbukti mampu menurunkan skala nyeri pada
C. Tujuan Inovasi
Kuta.
D. Manfaat Inovasi
1) Pelayanan Kesehatan
2) Masyarakat
E. Penelitian Terkait
musik klasik skala nyeri pada pasien fraktur di IRNA D RSUP Prof.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Fraktur
1. Pengertian
tulang. Hal ini mungkin tidak lebih dari sebuah retakan, suatu pengisutan,
atau pecahnya korteks; lebih sering disebut patahan yang sempurna (Apley
tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak di sekitarnya juga sering
tetapi tidak mampu menunjukkan otot atau ligamen yang robek, saraf yang
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price & Wilson, 2012).
vaskularisasi.
edema, dan hematoma. Lokasi retak mungkin hanya retakan pada tulang,
sedangkan fraktur yang terjadi pada semua tulang yang patah dikenal
a. Tulang
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat
badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Kesahatan dan fungsi
adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling
c. Otot
dan perifer. Penghubung antara saraf motorik perifer dan sel-sel otot
3. Etiologi
a. Cedera
1) Cedera langsung
b. Stres berulang
Fraktur ini terjadi pada tulang normal yang mengalami pemuatan berat
1) Deformitas
2) Pembengkakan
3) Memar
4) Spasme otot
5) Nyeri
Jika klien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu mengiringi
fraktur, intensitas dan keparahan dari nyeri akan berbeda pada masing-
masing klien. Nyeri biasanya terus-menerus , meningkat jika fraktur
dimobilisasi. Hal ini terjadi karena spasme otot, fragmen fraktur yang
6) Ketegangan
7) Kehilangan fungsi
Manifestasi ini terjadi karena gerakan dari bagian tengah tulang atau
9) Perubahan neurovaskular
atau kesemutan atau tidak teraba nadi pada daerah distal dari fraktur
10) Syok
fraktur. Jika ambang fraktur suatu tulang hanya sedikit terlewati, maka
tulang mungkin hanya retak saja bukan patah. Jika gayanya sangat
keping. Saat terjadi fraktur, otot yang melekat pada ujung tulang dapat
keluar posisi. Kelompok otot yang besar dapat menciptakan spasme yang
bagian distal dapat bergeser karena faktor penyebab patah maupun spasme
Fragmen juga dapat berotasi atau berpindah. Selain itu, periosteum dan
pembuluh darah di korteks serta sumsum dari tulang yang patah juga
lunak. Perdarahan terjadi karena cedera jaringan lunak atau cedera pada
6. Klasifikasi
terbuka. Fraktur tertutup memiliki kulit yang masih utuh diatas lokasi
cedera tulang. Kerusakan jaringan dapat sangat luas pada fraktur terbuka,
antara lain:
a. Fraktur tertutup
Fraktur terutup adalah jenis fraktur yang tidak disertai dengan luka
pada bagian luar permukaan kulit sehingga bagian tulang yang patah
Fraktur terbuka adalah suatu jenis kondisi patah tulang dengan adanya
banyak. Tulang yang patah juga ikut menonjol keluar dari permukaan
c. Fraktur kompleksitas
Fraktur jenis ini terjadi pada dua keadaan yaitu pada bagian
dislokasi.
antara lain:
a. Fraktur transversal
gips.
b. Fraktur kuminutif
c. Fraktur oblik
terhadap tulang.
d. Fraktur segmental
Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang
e. Fraktur impaksi
f. Fraktur spiral
imobilisasi.
7. Komplikasi fraktur
a. Cedera saraf
b. Sindroma kompartemen
Kompartemen otot pada tungkai atas dan tungkai bawah dilapisi oleh
jaringan fasia yang keras dan tidak elastis yang tidak akan membesar
yang terjadi secara progresif pada ruang terbatas. Hal ini disebabkan
dapat terjadi dimana saja, tetapi paling sering terjadi di tungkai bawah
c. Kontraktur Volkman
kompartemen yang tak tertangani. Oleh karena itu, tekanan yang terus-
Emboli lemak serupa dengan emboli paru yang muncul pada pasien
atau atrofi otot. Latihan gerak sendi aktif harus dilakukan semampunya
sendi.
f. Nekrosis avaskular
proksimal dari leher femur. Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi
terjadinya fraktur.
g. Malunion
tidak tepat sebagai akibat dari tarikan otot yang tidak seimbang serta
gravitasi. Hal ini dapat terjadi apabila pasien menaruh beban pada
lokasi fraktur.
h. Penyatuan terhambat
i. Non-union
terjadi. Biasanya diakibatkan oleh suplai darah yang tidak cukup dan
j. Penyatuan fibrosa
9. Penatalaksanaan
pengobatan.
b. Reduksi
garis tulang yang dapat dicapai dengan reduksi terutup atau reduksi
solid. Alat fiksasi interrnal tersebut antara lain pen, kawat, skrup, dan
c. Retensi
d. Rehabilitasi
1) Imobilisasi
1. Terapi Musik
musik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada musik klasik
2013).
adalah sebuah musik yang dibuat dan ditampilkan oleh orang yang
ini berhasil jika ada kerjasama antara klien dengan terapis. Terapi
ingat.
b) Konsentrasi
secara fokus
c) Emosional
baru, efek rileks dan menidurkan. Terapi musik yang berupa suara
syok. Pada beberapa keadaan lain akibat dari fraktr akan merangsang
2013).
e. Standar Operasional Prosedur (SOP) Terapi Mendengarkan Musik
Klasik
Tabel 3.1
Standar Operasional Prosedur (SOP) Terapi Musik Klasik
JUDUL SOP :
BAB 3
METODE
Bimc Kuta. Inovasi ini berupa pembuatan SOP latihan tehnik distraksi
secara verbal. Adapun yang perlu disiapkan dalam pembuatan inovasi ini
adalah:
1. Handphone/ipod
2. Playlist musik
3. Headset/earphone
BAB 4
musik klasik pada pasien fraktur di ruang UGD RS Bimc Kuta didapatkan
merasa lebih nyaman dan skala nyeri berkurang dari skala 5 menuju skala 3.
klasik skala nyeri pada pasien fraktur di IRNA D RSUP Prof. dr. R. D
pemberian terapi musik klasik terhadap skala nyeri pasien fraktur di IRNA
D RSUP Prof. dr. R. D Kandou Manado. Penelitian lain juga dilakukan oleh
terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Pasien Pre Operasi Fraktur Di Rumkit
menunjukan bahwa dari hasil uji statistik Wilcoxon signed rank test dengan
tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan diperoleh p value 0,000 < 0,05
instrumental terhadap perubahan skala nyeri pada pasien pre operasi fraktur
di Rumkit Tk.III R.W. Monginsidi Teling dan RSU GMIM Bethesda
Tomohon.
B. Pembahasan
BIMC Kuta mampu meminimalisir intensitas dan skala nyeri pasien secara
kreatif karena melibatkan penuh peran aktif , dukungan dan komitmen dari
hal itu di buktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rostini, dkk
Tingkat Nyeri Pada Pasien Fraktur” menunjukan bahwa dari hasil penelitian
ini dengan menggunakan uji paired t-test tingkat nyeri sebelum dan setelah
< 0,05 maka dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi
musik terhadap penuruanan tingkat nyeri pada pasien fraktur di Rumah Sakit
B. Saran
1. Pelayanan Keperawatan
2. Rumah Sakit
musik klasik.
3. Bagi Pasien
musik klasik guna menangani masalah nyeri akut saat sudah keluar dari
rumah sakit.
Daftar Pustaka