LATAR BELAKANG
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit persendian yang kasusnya paling umum dijumpai
secara global. Diketahui bahwa OA diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24
juta jiwa di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2004). Data kunjungan di poliklinik rematologi .
Insidennya pada usia kurang dari 20 tahun hanya sekitar 10 % dan meningkat menjadi lebih dari
80 % pada usia diatas 55 tahun (Isbagio, 2006).
Menurut (Soeroso, 2006), pasien penderita OA dengan obesitas sering mengeluhkan nyeri
pada sendi lutut dibandingkan dengan pasien yang Non Obese. Pada pasien dewasa dengan umur
45 tahun ke atas, 19% dari mereka mengeluhkan nyeri yang terpusat di sendi lutut. Di Indonesia,
prevalensi osteoarthritis mencapai 5% pada usia 61 tahun. Untuk osteoarthritis lutut
prevalensinya cukup tinggi yaitu 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita.
Prevalensi osteoarthritis lutut di Indonesia yang cukup tinggi dan kedup penelitian oleh
Susilo dan Salimah(2005). Yang menunjukkan adanya antara 3 faktor-faktor resiko dengan
kejadian osteoarthritis melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan
antara kegemukan sebagai faktor resiko osteoarthritis yang dihitung berdasarkan Indeks Masa
Tubuh (IMT) dengan Grade osteoarthritis lutut menurut Kellgren dan Lawrence ( listyani ,2010).
Diagnosis osteoarthritis biasanya didasarkan pada anamnesis yaitu riwayat penyakit,
gambaran klinis dari pemeriksaan fisik dan hasil dari pemeriksaan radiologis. Anamnesis terhadap
pasien osteoarthritis lutut umumnya mengungkapkan keluhan-keluhan yang sudah lama, tetapi
berkembang secara perlahan-lahan. Keluhan-keluhan pasie meliputi nyeri sendi yang merupakan
keluhan utama yang membawa pasien ke dokter, hambatan gerakan sendi, kaku pagi yang timbul
setelah imobilitas, pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan. Frekuensi osteoarthritis sendi
lutut lebih banyak dialami pada wanita daripada pria.
Obesitas juga dianggap sebagai salah satu faktor yang meningkatkan intensitas nyeri yang
dirasakan pasien OA lutut . Hal ini menunjukan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoartritis. Yang perlu diingat adalah masing-masing sendi mempunyai biomekanik, cedera dan
persentase gangguan yang berbeda, sehingga peran faktor-faktor resiko untuk masing-masing
osteoarthritis tentu berbeda (Soeroso et al., 2006).
Fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan
atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, memulihkan gerak dan fungsi tubuh
sepanjang daur kehidupan dalam menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak,
peralatan (fisik, elektroterapi, dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi (Sasongko, 2011).
Page 1
JENIS KEGIATAN
Webbinar, dan Live Youtube “Tatalaksana Rehabilitasi Medik Peradangan Sendi Pada Lutut
(Osteoarthritis Lutut)” untuk pasien, keluarga pasien, karyawan/karyawati dan tenaga medis di
lingkungan RS Griya Husada Madiun serta masyarakat umum.
TUJUAN
Untuk menambah wawasan serta informasi baru kepada masyarakat luas bahwa pengapuran
sendi atau osteoarthritis dapat mempengaruhi mobilitas sehari-hari sehingga perlu dilakukan
manajemen kesehatan yang tepat, agar kualitas hidup tetap dalam batas normal terutama pada
pasien osteoartritis.
Untuk kalangan tenaga kesehatan dan pada khususnya SDM RS Griya Husada Madiun
menambah wawasan terkait tatalaksana rehabilitasi medik osteoarthritis pada lutut, sehingga
nantinya mampu memberikan KIE atau bahkan melakukan tindakan mandiri dengan tepat dan
sesuai.
PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Metode
Kegiatan ini akan dilaksanakan secara daring/online, melalui aplikasi zoom (webbinar), live
youtube dan live instagram.
KEPANITIAAN
Pembicara : dr. Lilik Tri Sulistyowati, Sp. KFR
Penanggung Jawab : M. Nizam Achijar, ST, MM
Ketua Panitia : Vykha Raharavy, A.Md.Kep
Seksi Acara : 1. Wahyu Kartikaningrum, A.Md.Kep
2. Budi Sugiantono, ST.
Page 2
Seksi IT & Perlengkapan : 1. Vyan Nadhia Sari P.N., SE.
2. Rino Juwan, SE.
JADWAL KEGIATAN
Page 3
ANGGARAN BIAYA
SUMBER DANA
Sponsorship PT. Novell Pharmaceutical Laboratories
PENUTUP
Demikian ToR tatalaksana rehabilitasi medik peradangan sendi pada lutut (osteoarthritis
lutut) ini kami susun untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan,
dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pedoman penyelenggaraan kegiatan.
Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan maupun penyampaian ToR ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu kami berharap Bapak / Ibu pimpinan memberikan dukungan
dan saran agar kegiatan ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Atas perhatian dan
dukungan yang diberikan, kami mengucapkan terima kasih.
Mengetahui,
Direktur
Page 4