KLINIS
“MAGNESIUM”
Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas ibu dosen Dr. Yelly Oktavia Sari, M.Pharm, Apt pada mata kuliah
“Perhitungan Parameter Klinis”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang magnesium bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Yelly Oktavia Sari,
M.Pharm, Apt selaku dosen dalam mata kuliah Perhitungan Parameter Klinis yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan agar demi kesempurnaan
makalah ini.
18 Desember 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion
dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-io merupakan atom-atom
bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa
kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbebntuk asam, basa atau garam.
Secara umum elektrolit dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu kation
dan anion. Jika elektrolit mempunyai muatan positif (+) maka elektrolit tersebut
disebut sebagai kation sedangkan jika elektrolit tersebut mempunyai muatan
negatif (-) maka elektrolit tersebut disebut sebagai anion. Contoh dari kation
adalah natrium (Na ) dan nalium (K ) & contoh dari anion adalah klorida (Cl ) dan
bikarbonat (HCO ). Elektrolit- elektrolit yang terdapat dalam jumlah besar di
dalam tubuh antara lain adalah natrium (Na ), kalium (K ) kalsium (Ca ),
magnesium (Mg ), klorida (Cl ), bikarbonat (HCO ), fosfat (HPO ) dan sulfat (SO)
Di dalam tubuh manusia, kesetimbangan antara air (HO) elektrolit diatur secara
ketat agar sel-sel dan organ tubuh dapat berfungsi dengan baik.
Pada tubuh manusia, elektrolit-elektrolit ini akan memiliki fungsi antara
lain dalam menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur pendistribusian cairan ke
dalam kompartemen badan air (body’s fluid compartement), menjaga pH tubuh
dan juga akan terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi serta ikut berperan
dalam setiap proses metabolisme.
Magnesium adalah mineral penting yang berfungsi untuk mengatur fungsi
saraf, mengatur tekanan darah dan gula darah, menjaga kesehatan jantung,
menghasilkan energi bagi tubuh, dan menjaga kesehatan tulang. Kelebihan kadar
magnesium (hipermagnesemia) dapat menyebabkan otot menjadi lemah, refleks
lambat, mudah mengantuk, pusing, sakit kepala, mual, muntah, denyut jantung
lambat, napas lambat, dan pingsan. Sedangkan kekurangan magnesium
(hipomagnesemia), dapat menyebabkan seseorang mengalami tremor, kedutan
otot, insomnia, kesemutan, mati rasa, takikardia, bingung, dan kejang.
Magnesium adalah mineral penting yang berfungsi untuk mengatur fungsi
saraf, mengatur tekanan darah dan gula darah, menjaga kesehatan jantung,
menghasilkan energi bagi tubuh, dan menjaga kesehatan tulang. Kelebihan kadar
magnesium (hipermagnesemia) dapat menyebabkan otot menjadi lemah, refleks
lambat, mudah mengantuk, pusing, sakit kepala, mual, muntah, denyut jantung
lambat, napas lambat, dan pingsan. Sedangkan kekurangan magnesium
(hipomagnesemia), dapat menyebabkan seseorang mengalami tremor, kedutan
otot, insomnia, kesemutan, mati rasa, takikardia, bingung, dan kejang.
1.3 Tujuan
2.1 Magnesium
Magnesium merupakan kation intraselular kedua terbanyak setelah kalium,
dan memegang peran penting dalam proses fisiologis metabolisme sel karena
terlibat sebagai kofaktor pada 300 reaksi enzimatis dalam menjaga homeostasis
sel. Magnesium banyak berperan penting dalam tubuh maupun otak (Gratya et al.,
2016).
Magnesium berfungsi sebagai :
Fungsi sel seperti distribusi, penyimpanan dan penggunaan energi
Metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
Menjaga fungsi otak agar tetap sehat (menjaga konduksi sinyal antara otot
dan saraf, serta menjaga transmisi sinyal dari saraf)
Membantu membentuk protein baru dalam tubuh
Membantu metabolisme tulang
Membantu pergerakan dan pembentukan otot
Membantu regulasi sistem saraf
Menjaga fungsi jantung serta mengurangi risiko terserang penyakit jantung
Membantu meningkatkan kualitas tidur
Membantu meningkatkan kontrol gula darah pada diabetes mellitus tipe 2
(menjaga metabolisme glukosa dan insulin)
Membantu menurunkan tekanan darah dalam tubuh
Membantu melawan depresi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
magnesium merupakan obat antidepresi yang efektif
(Admin, 2012)
2.2 Hipomagnesia
Hipomagnesemia terjadi apabila kadar magnesium dalam darah kurang
dari normal, yaitu di bawah 1.8mg/dL (<0.70 mmol/L). Hipomagnesemia dapat
berdampak pada penyakit-penyakit lain seperti gangguan pada sistem pencernaan
serta fungsi ginjal. Hipomagnesemia berkaitan pula dengan penurunan kadar
kalsium dan potasium (kalium) dalam tubuh. Sebab, magnesium berperan untuk
mendistribusikan kalsium dan potasium ke seluruh tubuh. Sehingga, apabila kadar
magnesium rendah, maka tubuh juga tidak akan menerima kadar kalsium dan
potasium yang cukup.
KASUS HIPOMAGNESEMIA
A. Subject
Pasien :
Perempuan, 63 tahun, ke rumah sakit Prof. Dr. R.D Kandou di ICCU tanggal 26 Agustus
2010
Keluhan :
1. Jantung berdebar-debar sejak satu minggu lalu, saat beraktivitas maupun istirahat.
2. Terbangun tengah malam karena sesak yang tiba-tiba.
3. Riwayat cepat lelah dan sesak napas saat beraktivitas telah berlangsung sejak
duabulan sebelum masuk rumah sakit, dan bersifat hilang timbul.
4. Tidak dikeluhkan nyeri dada, batuk, dan demam.
5. Tidak terdapat keluhan mual dan muntah, tetapi nafsu makan telah berkurang
sejak bulan terakhir.
Riwayat Penyakit :
Riwayat penyakit darah tinggi, sakit kencing manis, sakit jantung, atau sakit
ginjal sebelumnya disangkal.
Riwayat Sosial :
Pasien tidak merokok dan minum alkohol.
Riwayat Keluarga :
Di dalam keluarga hanya pasien ini yang menderita sakit demikian.
B. Object
Pemeriksaan Fisik :
o keadaaan umum tampak sakit sedang,
o kesadaran kompos mentis,
o tekanan darah 90/70 mmHg,
o nadi 128 x/menit, tidak teratur, isi lemah,
o frekuensi pernapasan 24 x/menit,
o suhu badan aksiler 36,5°C,
o tinggi badan 158 cm,
o berat badan 55 kg,
o body mass index 22,03.
o Konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterus.
o irama jantung tidak teratur dengan denyut jantung 128 x/menit
o pemeriksaan ekstremitas, warna kulit normal, tidak ditemukan adanya
edema dan paresa,
o sensibilitas normal,
Pemeriksaan Laboratorium :
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 27 Agustus 2010 :
• kadar hemoglobin 13,3 gr%,
• leukosit 12.700/mm3,
• trombosit 157.000/mm3,
• gula darah sewak-tu 99 mg%,
• natrium serum 136,
• kalium serum 2,7,
• klorida serum 139,
• ureum 40 mg/dL,
• dan kreatinin 1,1 mg/dL.
• rekaman elektrokardiografi (EKG) didapatkan atrial fibrilation (AF) rapid
ventricular responses,
• denyut jantung 120 x/menit,
C. Assessment
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemerik-saan laboratorium, dan
pemeriksaan penun-jang, ditegakkan diagnosis:
syok kardiogenik, atrial fibrilation rapid ventricular responses, congestive
heart failure func-tional class (CHF fc) II et causa infero-anteroseptal old
myocardial infarction, lateral myocardial ischemia, ekstrasistol ventrikular, dan
hipokalemia.
D. Plan
Selama di RS mendapatkan terapi :
• injeksi ceftriaxone 2 gram tiap 24 jam,
• injeksi furosemid 80mg/6jam,
• infus D5% 16 tetes per menit,
• terapi oksigen 2 liter per menit.
HARI TERAPI DURASI
KE-1 IVFD lini 1:
dopamin 2,5 μg dalam 50cc NaCl 0,9% (syringe pump),
IVFD lini II: NaCl 0,9% + KCL 50 mEq 8 gtt/menit
bisoprolol 5 mg 1 x ½ tab/ hari
aspirin 80 mg 1 x 1 tab/ hari,
clopidogrel 75 mg 1 x 1 tab/ hari,
ranitidin 150 mg 2 x 1 tab/ hari
Co-enzym Q 100 mg 1 x 1 kaps/ hari
tri-metazidin 5 mg 2 x 1 tab/ hari
A. Subject
Ny.S, umur 39 tahun, beragama Islam, alamat Batu 3/5 Karang Tengah,
Sragen, pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, nomor register
010xxxx, dirawat di ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta, sudah 21
hari sejak dokter mendiagnosa bahwa Ny.S menderita penyakit Chronic
Kidney Desease (CKD). Yang bertanggung jawab kepada pasien adalah Tn.H,
umur 41 tahun, pendidikan SMP, pekerjaan buruh, hubungan dengan pasien
adalah seorang suami pasien.
B. Object
Keluhan utama : kedua kaki bengkak.
Riwayat penyakit sekarang : pasien datang dengan keluhan sesak napas terus
menerus dan tidak dipengaruhi oleh cuaca maupun debu.
Di IGD pada tanggal 14 Maret 2012 pasien mendapatkan terapi O2 2 liter per
menit, injeksi furosemide 40 mg, injeksi cefotaxime 2gr, dan infus D5% 16
tetes per menit.
Tekanan darah Ny.S 200/100 mmHg, nadi 100 kali per menit, suhu 37°C, dan
pernafasan 28 kali per menit.
Riwayat penyakit dahulu, pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat
penyakit hipertensi, diabetes mellitus. Tetapi pernah memiliki riwayat penyakit
gagal ginjal semenjak 1 tahun yang lalu. Pasien juga mengatakan tidak
memiliki riwayat alergi.
C. Assessment
Diagnosa gangguan pemenuhan kebutuhan cairan berhubungan dengan
gangguan mekanisme pengaturan, ditandai dengan data subjektif pasien
mengatakan kedua kakinya bengkak sedangkan data objektif ditandai dengan
nafas dangkal, palpebra tampak oedema, pitting oedema derajad 2, tekanan
darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit, pernafasan 26 kali per menit,
suhu 36,5°C, hemoglobin menurun (7,2g/dl), hematokrit menurun (24%),
kreatinin 11,1 mg/dl (meningkat), ureum 248 mg/dl (meningkat) balance
cairan +855 cc.
D. Plan
Selama di RS mendapatkan terapi :
• injeksi ceftriaxone 2 gram tiap 24 jam,
• injeksi furosemid 80mg/6jam,
• infus D5% 16 tetes per menit,
• terapi oksigen 2 liter per menit.
Pasien mendapatkan obat oral seperti
• klonidin 2x0,1mg,
• asam folat 3x1 tablet,
• vit. B complex 3x1 tablet,
• paracetamol 3x1 tablet.
3. Ceftriaxon
• Injeksi ceftriaxone adalah antibiotik yang berfungsi untuk mencegah infeksi
yang disebabkan oleh bakteri pathogen pada saluran nafas, telinga hidung
tenggorokan, sepsis, meningitis, tulang, sendi dan jaringan lunak, intra
abdomen, genital, profilaksis, peripertif, dan infeksi pada pasien dengan
gangguan kekebalan tubuh.
4. Klonidin
• Klonidin termasuk obat anti hipertensi dengan indikasi semua bentuk
hipertensi kecuali bentuk peokromositomatik berfungsi untuk menurunkan
tekanan vesikuler sistematik dan pengeluaran renin untuk menurunkan kerja
miokardial dan membantu mencegah gagal jantung kongestif dan infark
miokard
5. Asam Folat
• Asam folat termasuk antianemia dengan indikasi anemia megaloblastik dan
makrostik akibat difiensi asam folat berfungsi untuk memperbaiki gejala
anemia sehubungan dengan kekurangan nutrisi atau karena dialisis
6. Paracetamol
• Paracetamol termasuk obat antipiretik dan analgesik berfungsi untuk
meringankan rasa sakit kepala, sakit gigi serta menurunkan demam.
BAB IV
KESIMPULAN