Anda di halaman 1dari 7

GALAKTOSEMIA

Oleh
Nurul Ulfa Septaadiyati
NIM : 30101307033

Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Angkatan 2013 / 2014

PENDAHULUAN
Galaktosemia adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang diwariskan secara
autosomal dan mempunyai insiden 1 dalam 60000. Galaktosemia merupakan gangguan
metabolisme yang diturunkan secara genetik dan mempengaruhi kemampuan individu untuk
memetabolisme galaktosa, kurangnya enzim yang bertanggung jawab dalam degradasi
galaktosa.
Galaktosa adalah sebuah monosakarida hasil pemecahan dari laktosa. Hidrolisis
laktosa menjadi glukosa dan galaktosa dikatalisis oleh enzim laktase dan -galaktosidase.
Enzim ini diketahui diproduksi oleh operon lac pada penelitian menggunakan Escherichia
coli. Metabolisme galaktosa akan mengubah galaktosa menjadi glukosa yang dilakukan oleh
tiga enzim utama. Enzim tersebut adalah: galactokinase (GALK), galaktosa-1-fosfat
uridyltransferase (Galt), dan UDP-galaktosa-4-epimerase (Gale). Galactosa, dimetabolisme
dari gula susu, lactosa (disakarida dari glukosa dan galaktosa), memasuki glikolisis dan
berubah menjadi glukosa-1-phosphat (G1P)
Galaktosemia yang diwariskan secara resesif autosomal, memberi arti seorang anak
harus mewarisi satu gen yang abnormal dari setiap orang tua sampai bermanifestasi menjadi
penyakit. Anak dengan heterozigot adalah pembawa, karena mereka mewarisi satu gen
normal dan hanya satu gen abnormal.
Galaktosemia pertama kali dideskripsikan di Jerman oleh von Reuss dan dikutip oleh
George pada tahun 1908 dan oleh Goppert pada tahun 1971, serta pertama kali dideskripsikan
di Amerika Serikat oleh Mason dan Turner pada tahun 1935. Pada tahun 1953 Kalckar
mengidentifikasi galaktosemia sebagai akibat dari defek pada metabolisme
karbohidrat.Galaktosemia sering disebut juga sebagai diabetes galaktosa, galaktosuria
esensial,galaktosemia kongenital, galaktosis, dan galaktemia

Sebagai akibat akumulasi dari galaktosa, secara biokimia akan terjadi 2 jalur reaksi yang
sangat berperan dalam timbulnya gejala pada pasien dengan galaktosemia. Reaksi tersebut
antara lain :
1. Reduksi menjadi galaktitol
Pada pasien galaktosemia, akumulasi dari galaktosa akan menjadi substrat bagi enzim
yang mengkatalisa jalur polyol pada metabolisme karbohidrat. Reaksi pertama pada
jalur ini adalah reduksi aldose, jenis gula dimana galaktosa termasuk di dalamnya,
menjadi gula alkohol. Data terbaru memperkirakan bahwa aldose reduktase
merupakan enzim yang bertanggung jawab pada tahap pertama reaksi ini. Aldose
reduktase akan merubah glukosa menjadi bentuk gula alkohol yaitu galaktitol. Akan
tetapi galaktitol ini tidak dapat digunakan oleh enzim untuk jalur polyol selanjutnya,
yaitu polyol dehidrogenase. Akibatnya galaktitol akan menumpuk di jaringan tubuh

dan diekskresikan melalui urine. Akumulasi galaktitol inilah yang akan menyebabkan
berbagai macam gejala negative pada penderita galaktosemia dan konsentrasi yang
tinggi sering didapatkan pada penderita galaktosemia klasik (defisiensi GALT),
defisiensi GALK maupun defisiensi epimerase.
2. Oksidasi menjadi galaktonat
Akumulasi galaktosa juga dapat menyebabkan terjadinya reaksi alternative, yaitu
reaksi oksidasi menjadi galaktonat. Mekanisme bagaimana terjadinya galaktonat ini
masih belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi studi terbaru memperkirakan bahwa
enzim galaktose dehidrogenase berperan dalam mengubah galaktosa menjadi
galaktonolakton., yang akan dirubah secara spontan menjadi galaktonat. Sekali
terbentuk galaktonat akan langsung memasuki jalur pentose fosfat. Reaksi oksidasi ini
merupakan reaksi alternatif dalam metabolism galaktosa, dimana menyediakan
akumulasi produk galaktosa yang lebih tidak berbahaya dibandingkan dengan
akumulasi galaktitol

PATOGENESIS GALAKTOSEMIA
Galaktitol dan galaktosa-1-fosfat merupakan dua metabolit dari galaktosa. Galaktitol
terdapat di dalam urin, lensa okuler dan jaringan lainnya serta dapat menyebabkan
menyebabkan terjadinya katarak sedangkan galaktosa-1-fosfat akan menyebabkan gejala
klinis lainnya. Nilai galaktitol pada urin lebih dari 78 mmol/mol kreatinin merupakan kondisi
yang abnormal. Pada galaktosemia terjadi defisiensi enzim galaktosa uridil transferase
(GALT) dan enzim ini dapat ditemukan pada eritrosit (sel darah merah) dan jaringan lainnya.
Enzim GALT memiliki dua fungsi biokimia. Fungsi yang pertama yaitu mengubah
UDP-glukosa menjadi glukosa-1-P. UMP-GALT intermediate akan dibentuk dan mengikat
galaktosa-1-fosfat (gal-1-P) serta menghasilkan UDP-galaktosa. Keseluruhan reaksi ini akan
membatasi tingkat produksi heksosa terhadap modifikasi post translasi dari glikoprotein dan

glikolipid. Ketika aktivitas enzim GALT berkurang maka akan terjadi gal-1-P, galaktosa dan
galaktitol. Gal-1P akan berkompetisi dengan UTP-dependent glucose-1-P pyrophosphorylase
untuk mengurangi produksi UDP-glukosa sehingga jumlah UDP-glu dan UDP-gal akan
berkurang yang kemudian akan menyebabkan glikosilasi protein dan glikolipid yang
abnormal. Galaktosa akan diubah menjadi galaktitol di dalam sel dan menghasilkan efek
osmotik seperti pembengkakan serat lensa yang dapat menyebabkan katarak dan
pembengkakan neuron yang dapat menyebabkan pseudotumor serebri. Ditinjau dari segi
molekuler, galaktosemia disebabkan oleh mutasi pada gen GALT pada galaktosemia tipe I,
gen GALK1 pada tipe II dan gen GALE pada tipe III. Gen tersebut berfungsi dalam berbagai
fungsi yang dibutuhkan untuk membuat enzim yang penting dalam proses metabolisme
galaktosa. Galaktosa akan dipecah menjadi glukosa, bentuk gula sederhana lainnya dan
molekul lainnya dengan keberadaan enzim tersebut sehingga tubuh dapat dengan mudah
mengubah produk ini dan menggunankannya sebagai sumber energi. Terdapat dua tipe
mutasi pada gen GALT yaitu tipe pertama dimana terjadi eliminasi komplit dari aktifitas
enzim yang dihasilkan oleh GALT yang disebut dengan galaktosemia klasik. Tipe kedua dari
mutasi ini adalah mutasi pada gen GALT dimana terjadi reduksi dalam aktifitas enzim yang
disebut dengan varian duarte galaktosemia. Varian duarte galaktosemia disebabkan oleh
N314D. Homozigot dari N314D akan mengurangi aktifitas GALT menjadi hanya 50% dan
penderita varian duarte cenderung akan memiliki gambaran klinis galaktosemia yang lebih
ringan

KLASIFIKASI GALAKTOSEMIA
Galaktosemia dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Tipe 1 (Galaktosemia klasik), merupakan kasus yang paling sering terjadi dan merupakan
bentuk kasus yang sangat berat. Hal ini disebabkan karena defisiensi galaktosa-1 fosfat uridil
transferase (GALT) enzim galactokinase. Bayi dengan galaktosemia klasik tidak memiliki
aktivitas enzim GALT dan tidak mampu untuk mengoksidasi galaktosa menjadi CO2.
Gambaran Klinis pasien sering mengalami muntah dan diare saat minum susu , kesulitan
berbicara, kesulitan belajar, gangguan neurologis (misalnya tremor, dll), dan kegagalan
ovarium pada pasien wanita , Dalam beberapa hari setelah meminum ASI atau susu formula

yang mengandung laktosa, bayi akan mengalami komplikasi yang mengancam jiwa termasuk
sulit makan, gagal tumbuh, hipoglikemia, kerusakan hepatoseluler, diatesis perdarahan, sakit
kuning, dan hiperamonemia
2. Tipe 2 (defisiensi galaktokinase), disebabkan karena defisiensi galaktosa kinase
(GALK/GALK1) . Defisiensi Galaktosemia tranferase sering terjadi pada periode neonatal.
Tanda dan gejala klinis awal dari galaktosemia adalah gejala gagal hati serta kerusakan
ginjal, bayi cenderung mengalami muntah, hipoglikemia, Ikterus, perdarahan, asidosis, gejala
gagal tumbuh, kenaikan berat badan terganggu akibat kesulitan makan, dan
hyperbilirubinemia terkonjugasi yang memanjang, hipotonia selama beberapa hari pertama
setelah lahir dan pada urin penderita terdapat galaktosa, bukan glukosa.
3. Tipe 3 (defisiensi galaktosa epimerase), disebabkan karena defisiensi galaktosa-6-fosfat
epimerase (GALE) . GALE dapat dilihat pada individu yang memiliki penyakit hati, tuli
sensorineural, gagal tumbuh, dan peningkatan RBC galaktosafosfat tapi aktivitas enzim
GALT normal
Gambaran Klinis Tipe 3 : katarak dini, cacat intelektual ringan dengan ataksia, dan
keterbelakangan pertumbuhan. Selain itu mereka mungkin mengalami bicara dyspraxic, dan
pada wanita mungkin mengalami amenore atau menopause dini

DIAGNOSIS GALAKTOSEMIA
Diagnosis galaktosemia dapat dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan laboratorium:
1. Diagnosis prenatal dengan cara mengukur konsentras enzim galaktosa-1-fosfat uridil
transferase.
Pada galaktosemia klasik aktifitas enzim GALT kurang dari 5% dari nilai kontrol dan nilai
gal-1-P eritrosit lebih dari 10 mg/dl. Pada varian duarte galaktosemia, aktifitas enzim GALT
biasanya 5% lebih tinggi dan sekitar 25% dari nilai kontrol.
2. Tes elektroforesis GALT isoelektrik merupakan diagnosis molekuler yang spesifik. Alel
GALT yang paling sering terjadi pada ras kaukasian adalah mutasi pada Q188r sedangkan
pada ras kulit hitam mutasi sering terjadi pada S1351.
3. Kultur darah pada infeksi bakteri (sepsis karena E.coli)
4. Pengukuran aktifitas galaktosa-1-fosfat uridil transferase pada eritrosit (sel darah merah).

5. Deteksi keton pada urin


6. Assay multipel enzim dari galaktosemia pada eritrosit menggunakan ultra-performance
liquid chromatography-tandem mass spectrometry.

KOMPLIKASI
Komplikasi jangka panjang berupa kegagalan ovarium prematur dan gambaran
neuropsikiatrik seperti gangguan fungsi kognitif, kesulitan belajar, perubahan perilaku seperti
kecenderungan menarik diri dari lingkungan dan kesulitan berbicara, katarak, sirosis hati,
retardasi mental, septikemia oleh bakteri E.coli, tremor dan fungsi motorik yag tidak dapat
dikendalikan, ataksia, serta penurunan kepadatan mineral tulang
Komplikasi : galaktosemia klasik dapat menyebabkan katarak, cacat bicara, pertumbuhan
yang buruk, fungsi intelektual rendah, defisit neurologis (terutama temuan ekstrapiramidal
dengan ataksia),dan insufisiensi dini ovarium (POI)
PENATALAKSANAAN
-

Pengobatan untuk galaktosemia klasik adalah menghilangkan laktosa dan galaktosa


melalui diet

Bayi dengan galaktosemia klasik tidak dapat minum ASI, karena adanya laktosa
dalam ASI manusia sehingga mereka mendapat susu formula berbasis kedelai ,

DAFTAR PUSTAKA
Louis J Elsas. Galactosemia, Classic Galactosemia, GALT Deficiency, Galactose-1-Phosphate
Uridyltransferase Deficiency. Includes: Variant Galactosemias. Available at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK1518/.

Galactosemia The University of Utah, Genetics Science Learning Center. 2008

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/. the molekuler biologi of galaktosemia

Anda mungkin juga menyukai