tatalaksana
yang
efektif
di
Penyebab Psikosis
Faktor Biologik
Faktor Psikologik
Faktor Sosial
Tanda-tanda Psikosis
1. Distorsi pikiran
2. Distorsi emosi
3. Inkoheren atau irelevan
4. Halusinasi
5. Waham / delusi
Awitan (Onset)
Dapat mendadak atau perlahan-lahan
Awitan sering antara usia 15-25 tahun (normalnya
beberapa tahun lebih dulu pada laki-laki)
Sering kali awitannya mempunyai fase prepsikotik dengan gejala negatif yang diikuti oleh
fase psikotik yang jelas dengan gejala positif.
Gejala Negatif
Emosi yang tumpul atau mendatar
Tidak adanya motivasi dan energi
Kehilangan
aktivitas
minat
dan
kesenangan
dalam
Gejala Positif
Distorsi persepsi
Halusinasi
Distorsi pikiran
Waham
Pembicaraan
terdisorganisasi
Kesulitan dalam
mempertahankan
percakapan dan/atau
tetap fokus pada suatu
topik
Perilaku
terdisorganisasi
terhadap
Perjalanan Penyakit
Sebagian individu memiliki perjalanan
penyakit yang relatif stabil, sementara
sebagian yang lain memperlihatkan
perburukan progresif yang berhubungan
dengan disabilitas yang cukup berat.
Identifikasi Gangguan
Psikotik
1. Perilaku abnormal atau disorganisasi
contoh: pembicaraan inkoheren atau tidak relevan, penampilan yang
tidak lazim, tidak rapi, perawatan diri buruk
2. Delusi / waham
kecurigaan atau keyakinan yang jelas keliru dan dipertahankan
3. Halusinasi
Mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak nyata
Diagnosis Gangguan
Psikotik
1. Apakah psikosis akut?
2. Apakah psikosis kronis?
3. Apakah episode manik
akut?
4. Cari kondisi penyerta
Tanyakan
pada
pasien
atau pelaku rawat:
Kapan episode ini
dimulai
Adakah episode
sebelumnya
Detil tatalaksana
sebelumnya atau saat
ini
Singkirkan
psikotik akibat :
Intoksikasi atau putus
zat alkohol atau zat
psikoaktif lain
( Merujuk pada modul
alkohol / zat psikoaktif
Delirium akibat
kondisi medik akut
seperti malaria
serebral, infeksi
sistemik/sepsis,
trauma kepala
Apakah mengalami
psikosis kronis?
Jika gejala-gejala berlangsung lebih
dari 3 bulan
ya
Kemungkinan
Psikosis Kronis
Berbicara berlebihan
Kurang berhati-hati
Riwayat:
Mood depresi
ya
Kemungkinan
Gangguan
Bipolar
Catatan:
Orang yang mengalami episode
manik saja (tanpa depresi) juga
diklasifikasikan sebagai menderita
gangguan bipolar
Remisi sempurna di antara episode
sangat
sering
terjadi
pada
gangguan bipolar
SKIZOFRENIA
Definisi
Suatu deskripsi sindrom dengan variasi
penyebab dan perjalanan penyakit yang luas,
serta sejumlah akibat yang tergantung pada
perimbangan pengaruh genetik, fisik dan
sosial budaya
Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan
yang fundamental dan karateristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang
tidak wajar (inappropiate) atau tumpul
(blunted)
Pedoman Diagnosis
Harus ada satu gejala berikut ini yang amat jelas
(dan biasanya dua gejala atau lebih bila
gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas)
(a)
Thought echo isi pikiran dirinya sendiri
yang berulang atau bergema dalam kepalanya
dan isi ulangan, walaupun isinya sama, tetapi
kualitasnya berbeda
Thought insertion atau with drawal Isi
pikiran asing dari luar masuk ke dalam
pikirannya atau isi pikirannya diambil keluar
oleh sesuatu
Lanjutan..
Thought Broadcasting Isi pikirannya tersiar ke
luar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya
(b)
Delusion of control waham tentang dirinya
dikendalikan oleh suatu kekuatan dari luar
Delusion of influence waham tentang dirinya
dipengaruhi oleh suatu kekuatan dari luar
Delusion of passivity waham tentang dirinya
tidak berdaya dan pasrah oleh suatu kekuatan dari
luar
Delusional perception pengalaman inderawi
yang tidak wajar, biasanya sangat khas, bersifat
mistik atau mukjizat
Lanjutan.
(c)
Halusinasi auditorik
Suara halusinasi yang berkomentar terus-menerus
terhadap perilaku pasien
Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka
sendiri
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah
satu bagian tubuh
(d)
Waham-waham menetap lainnya yang dianggap
tidak wajar atau mustahil oleh budaya setempat
Lanjutan.
Atau paling sedikit dua gejala dibawah
ini yang harus selalu ada secara jelas
Halusinasi yang menetap dari panca indera apa
saja
Arus pikiran yang terputus (break) atau yang
mengalami sisipan (interpolation) yang
berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan , atau neologisme
Perilaku katatonik, posturing, fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme
Gejala-gejala negatif. Co sifat sangat apatis,
berbicara sangat jarang
Lanjutan.
Adanya geja-gejala khas tersebut diatas
telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku
untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)
Harus ada suatu perubahan yang
konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa perilaku aspek
pribadi (personal behaviour),
bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri
dan penarikan diri dari sosial
Rencana
Penatalaksanaan
Terdiri dari 2 komponen utama:
1. Intervensi farmakologik
2. Intervensi psikososial
Farmakoterapi
ANTIPSIKOTIK
Generasi pertama
Generasi Kedua
Konvensional
Novel
Tipikal
Atipikal
DRA
SDA , PDA
Rokok
Kopi
Antasida
Makanan
i.m : 30 60 menit.
Mengganggu absorbsi
2.
3.
4.
Gangguan waham.
5.
6.
ANTIPSIKOTIK ATIPIKAL
Clozapine.
Risperidone.
Olanzepine ( Zyprexa ).
Quetiapine ( Seroquel ).
Aripripazole ( Abilify ).
2.
3.
4.
Gangguan bipolar.
Terapi tambahan untuk Depresi resisten.
Gangguan cemas
Untuk
mengontrol
gejala
psikotik
akut,
sebaiknya
memulai
terapi
antipsikotik
secepatnya ( sesudah penilaian ).
2.
3.
ditawarkan
4.
5.
6.
Medikasi Antikolinergik
Triheksifenidil dengan dosis 4 12 mg per hari. Efek
samping meliputi sedasi, kebingungan / konfusi,
dan gangguan memori, terutama pada usia
lanjut.
Efek samping yang jarang meliputi glaucoma sudut
tertutup,
miasthenia
gravis,
obstruksi
gastrointestinal.
Menghentikan medikasi
antipsikotik
PENGOBATAN EPS
Generik
Dosis / Hari
Antikolinergik
Trihiksifenidil
Indikasi
Distonia akut, parkinsonism
p.o. 2 5 mg
akinesia, akatisia
t. i. d
Antihistamin
Difenhidramin
p.o. 2 mg qid
im 25 mg
Antagonis -adrenergik
Propanolol
p.o. 20 40 mg
Akatisia
t.i.d.
Benzodiazepin
Lorazepam
p.o. 1 mg t.i.d.
ambang kejang
(30 %).
kesadaran , mutisme
Leukositasis
Kreatinin fosfokinase (CPK)
Enzim hati
PENANGGULANGAN SNM
1.
2.
3.
Terapi elektrolit.
4.
Respiratory support.
5.
Cegah
6.
ICU
fungsi ginjal.
1.
Psikoedukasi
2.
3.
Follow-up
Psikoedukasi
Pesan untuk pasien Psikosis
1.Kemampuan pasien dapat dipulihkan
2.Penting melanjutkan aktivitas sosial yang
biasanya, pendidikan, dan pekerjaan ( sejauh
memungkinkan )
3.Penderitaan dan masalah dapat dikurangi
dengan pengobatan
Psikoedukasi
Pesan untuk keluarga pasien psikosis
1. Pasien psikosis mungkin mendengar suara-suara
atau menyakini secara jelas sesuatu yang salah.
2. Pasien psikosis sering tidak menyadari bila
dirinya sakit dan kadang menjadi bersikap
kasar..
3. Harus ditekankan pentingnya pengenalan akan
kambuhnya / memburuknya gejala dan perlunya
penilaian ulang.
4. Perlu ditekankan pentingnya melibatkan pasien
psikosis dalam aktivitas keluarga dan sosial
lainnya.
5. Anggota keluarga tidak melakukan kritik yang
terus menerus, keras atau bersikap kasar
terhadap pasien psikosis.
3. Dorong pasien
mencoba kembali aktivitas
sosial, edukasional, dan okupasional yang sesuai
dan disarankan keluarga.
Fasilitasi keterlibatan kembali dalam aktivitas
sosek
Pasien psikosis seringkali didiskriminasi,
penting mengatasi pandangan negatif (internal
maupun
eksternal)
dan
bekerja
untuk
mencapai kemungkinan kualitas hidup terbaik.
Bekerjasama dengan agen lokal untuk
menggali kemungkinan kerja dan pendidikan,
berdasarkan
kebutuhan
dan
tingkat
keterampilan orang tersebut.
Follow-up (1)
Pasien diminta kontrol secara teratur.
Follow-up awal sebaiknya sesering mungkin,
bahkan setiap hari, sampai gejala akutnya
berespons. Setelah gejala menunjukkan respons,
kontrol 1 X / bulan atau 1 X / 3 bulan sesuai
kebutuhan klinis, ketersediaan staf, jarak dari
klinik, dll.
Penyebab
kekambuhan
dr.Tumpak Saragi,SpKJ
Deteksi dini
Informasi
tentang
penyakit dan
pengobatannya
Layanan medik
Dukungan
psikologik
Rawat inap
Gangguan JiwaKomunitas
Pencegahan
stigma dan
diskriminasi
Partisipasi sosial
sepenuhnya
HAM
Keluarga
Rehabilitasi
Ketrampilan merawat
Kohesi keluarga
Jejaring dengan
keluarga lain
Dukungan krisis
Dukungan keuangan
Sulih Rawat/Respite
care
Dukungan sosial
Pendidikan
Dukungan
vokasional
Rawat siang/day
care
Perawatan jangka
panjang
Kebutuhan spiritual
WHO, World Health
Report 2001
Penyampaian informasi
tentang masalah kesehatan
jiwa
lintas sektor
tokoh masyarakat
kader
Sekolah
Turun ke lapangan
. Kunjungan rumah
Dapat mengurangi
stigma dimasyarakat,
bahwa pasien dengan
pasien jiwa tidak perlu
ditakuti dan dijauhi.
Sebagai penguat bagi
keluarga
Layanan Jiwa
Terpadu
Pertemuan pasien dengan keluarga
Terapi aktifitas kelompok
Kunjungan rumah :
petugas kesehatan
kader
RS.Jiw
a
DINKES
PUSKESMAS
DINSOSKEMENSOS
KEL.
SWABANTU
Komunitas
REHABILITASI
BERBASIS
MASYARAKAT
PEMULIHAN
Sosial
Kembali bekerja
Hubungan interpersonal
Integrasi dalam
masyarakat
Emosi
Merasa nyaman
terhadap
diri sendiri, stabil,
merasa tenang
Mental
Krisis
Mampu berpikir
secara jelas
Mampu
memahami
makna
hidup
Bebas dari
gejala-gejala
Tujuan
Jangka
Panjang
Tujuan
Jangka
Pendek
JADIKAN
JAMBI
BEBAS
PASUNG
RUMAH SAKIT
JIWA
PROVINSI
JAMBI
Poli Jiwa
Senin s/d Sabtu
Tumpak Saragi,dr.,SpKJ