Anda di halaman 1dari 4

DKI 1. Bagaimana anatomi kulit ? Epidermis Stratum koreneum ep.

p. Skuama komplesk berkeratin, yg tidak berinti Stratum lucidum ep. Skuama kompleks berkeratin, tanpa inti, protein eleidum untuk protoplasma Stratum granulosum epitel skuama dengan granul Stratum basal epitel kuboid selapis Dermis Pars paiplare menonjol ke epidermis pd n serabut saraf Pars retikularis menonjol ke arah dalam kolagen, elastin, retikulin, fibroblas.

Subkutan Jaringan ikat longgar dan jaringan lemak

Adneksa kulit Kelenjar keringat terletak pada dermis, sekret encer, terdapat pada axila dan areola mamae Kelenjar sebasea ada d semua kulit, kecuali telapak tangan dan telapak kaki. Kuku stratum nkorneum yang nebebal ttd : akar kuku, badan kuku dan bagian yg bebas Rambut ttd akar rambut, batang rambut

2. Bagaimana Mekanisme gatal ? Gatal Gatal terjadi pada reseptor kulit, mata dan membran mukosa. Impuls diteruskan ke serabut saraf tipe C kada garam empedu dalam plasma akan meningkat kemudian terjadi pensekresian histamin oleh sel mast shg di lepaskan di kulit gatal Penyebab : histamin dan garam empedu.

3. Mengapa bisa timbul gatal pada kulit telapak tangan Nn. Rose ? Ny. Rose mengalami DKI yg dikaitkan dng kerja di restoran fast food dan pencuci perlengkapan dapur pajanan ini memicu dermatitis karena bahan iritan dapat merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menghancurkan lemak dan menghidrolisis/ mengubah daya ikat air .

Bahan iritan merusak lipid membran(terdapat pd semua sel) , merusak lisosom, mitokondria dan komponen inti shg membra yg rusak tersekresi as. arakidonat tersekresi PG dan leukotrien terjadi vasodilatasi (merah) sehingga terjadi extravasasi kompenen dan kinin ke tempat iritasi sifat PG dan LT (sbg kemotractan) shg sel mast, makrofag, neutrofil, limfosit pengeluaran histamin gatal. Membran rusak tersekresi Diasil gliserin (DAG) menimbulkan ekspresi gen dan sintesis protein (merangsang shg terjadi apoptosis) sehingga terjadi proloferasi sel yang baru. Ketika keratinosit rusak akan mengeluarkan TNF @ aktivasi sel T, makrofag, dan granulosit terlepas sitokin. Gabungan ketiga hal ini akan menimbulkan manifestasi eritema, edema, panas dan nyeri. 4. Hubungan pekerjaan dengan keluhan yang di alami oleh Nn. Rose ? Pajanan ini bersifat lambat dan kumulatif terjadi reaksi terus menerus berupa iritan lemah sebenarnya DKI kumulatif bkn hanya 1 faktor tp krn ad faktor lain yang bersatu dengan faktor iritan shg terjadi DKI (seperti kelembaban kulit, trauma, mikrogesekan). Hubungan 3 bulan yang lalu keluhan nya menunjukkan bahwa sudah terjadi DKI kumulatif (kronis). Beda DKA dan DKI DKI epidemiologi insidensinya > tinggi dri DKA DKA melibatkan hipersensitifitas sel imun bilayed Onset DKI biasanya > cepat dr DKA Etiologi DKI eksogen (bahan kimia), fisik (sinar matahari), endogen (sistem imun, genetik ) dan DKA akibat berat molekul rendah yang di ubah menjadi hapten (ketika ada pajanan diubah mnjadi hapten dan memicu terjadinya rx antigen antibodi.

Pemeriksaan penunjang : Uji tempel Uji tusuk

5. Bagaimana penatalaksanaan nya ? DKI Pencegahan faktor pajanan Menyingkirkan faktor yang memperberat keluhan Di berikan kortikosteroid topikal : Hidrokortison Kasih pelembab karena kulitnya kering.

KANDIDIASIS Patogenesis pada lipatan paha : Karena ada faktor predisposisi eksogen dan endogen, pada Nn.Rose karena suasana yang lembab akibat pemakaian celana ketat terjadi perspirasi meningkat terjadi keringat yang berlebihan mudahnya invasi candida albicans dan perkembangan kandida albicans lebih mudah terjadi ruam plak eritematosa, corimbriformis, erosi, skuama, oozing. Corimbriformis Karena invasi jamur shg ada iduk dan hifa yang berada di sekeliling induknya.

Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan KOH 10% Pewarnaan gram Pembiakan di dalam agar-agar dextrosa glukosa saboraud

Bagaimana penatalaksanaan nya : Perbaiki keadaan umum, dan atasi factor factor predisposisi : a. Pemakaian antibiotic secara berhati hati b. Hindari obesitas c. Hindari bekerja pada tempat tempat yang lembab / banyak air. Sistemik a. Amfoterisin B 0,5 - 1 mg/kgBB intravena b. Tablet nistatin 3 x 100.000 U selama 1 4 minggu c. Ketokonazol 400 mg/hari selama 5 hari atau flukonazol 150 mg/hari selama 7 hari.

Topical a. Larutan gentian violet 1 2% b. Nistatin 100.000 U/ml terutama pada kandidiasis mukosa

c. Ekonazol 1 2% (krim atau larutan) d. Mikonazol 1 2% (krim, solusio atau bedak); toksiklat 1 2% (bedak, larutan atau krim).

Anda mungkin juga menyukai