Anda di halaman 1dari 26

PTOSIS

Arrahma Yazmi Asy Syifa


30101507391 Advisor :
dr Hj. christina Indrajati, Sp.
M
ANATOMI
Kelopak mata (palpebra) terdiri
dari 5 bidang jaringan:
• Dari superfisial ke dalam terdapat
lapisan kulit
• otot rangka (orbicularis oculi)
• jaringan areolar
• jaringan fibrosa (lempeng tarsus)
• lapisan membran mukosa
(konjungtiva palpebralis).
Protraktor Palpebra
M. orbikularis okuli
 Muskulus ini merupakan muskulus protraktor yang utama
dengan fungsi utama
 membatasi fissura palpebra dan penutupan palpebra.
 Berperanan dalam sistem pompa lakrimal.
 dipersarafi oleh nervus fasialis

a. Muskulus Frontalis
b. Muskulus Corrugator Supercilii
c. Muskulus Procerus
d. Muskulus Orbikularis Okuli (pars orbitalis)
e. M. Orbikularis Okuli (pars preseptal)
f. M. Orbikularis Okuli (pars pretarsal)
Retraktor Palpebrae
Pada palpebra superior adalah muskulus levator palpebra dan aponeurosisnya dan
muskulus tarsal superior (M.Muller’s).
Pada palpebra inferior adalah fascia kapsulopalpebral dan muskulus tarsal inferior.

A. Kelenjar lakrimal;
B. Ligamentum transverse superior
(ligamentum Whitnall’s);
C. Tendon oblique superior;
D. Aponeurosis levator;
E. Lateral horn;
F. Medial horn;
G. Tendon kantus lateral;
H. Tendon kantus medial;
I. Sakkus lakrimalis;
J. Refraktor palpebra inferior;
K. M. Obliqus inferior.
Innevarsi Palpebra
 Persarafan sensoris palpebra berasal dari divisi pertama
dan kedua nervus trigeminus (N. V).
 Nervus lacrimalis, subpraorbitalis, supratrochlearis,
infratrochlearis  cabang divisi oftalmika nervus
trigeminus.
 Nervus infraorbitalis cabang divisi maksilaris (kedua)
nervus trigeminus.
 muskulus orbikularis okuli pada kedua palpebra dipersarafi
cabang zigomatikum dari nervus fasialis
 muskulus levator palpebra dan beberapa muskulus
ekstraokuli dipersarafi oleh nervus okulomotoris.
Fisiologi Palpebra
Palpebra merupakan salah satu unsur yang paling penting yang terbentuk dalam
sistem proteksi, dengan cara:
• Fungsi sensasi dan penyaringan dari silia
• Sekresi kelenjar-kelanjar palpebra
• Gerakan-gerakan palpebra
Sekresi Pelpebra
 Fungsi proteksi dilakukan oleh sekresi kelenjar palpebra oleh kelenjar Meibom yang
terdapat pada lempeng tarsal, yang jumlahnya kira-kira 30 pada tiap tarsus.
 Lapisan minyak yang terbentuk merupakan lapisan superfisial dari tear film prekorneal
dan berfungsi mencegah evaporasi dan tumpahnya air mata dari palpebra.
 Palpebra juga mengandung kelenjar lakrimal aksesorius yaitu Krause dan Wolfring
Pergerakan
Normal Palpebra
• M. levator Palpebra, m.orbicularis oculi dan m.Muller’s
pada palpebra superior dan inferior mempunyai
peranan dalam fungsi pergerakan bola mata.
• Gerakan palpebra menutup dan terbuka dapat secara
volunter (disadari) maupun secara refleks.
• Nervus facialis  mempersarafi musculus orbicularis
oculi yang  gerakan menutup mata.

a. Muskulus Frontalis
b. Muskulus Corrugator Supercilii
c. Muskulus Procerus
d. Muskulus Orbikularis Okuli (pars orbitalis)
e. M. Orbikularis Okuli (pars preseptal)
f. M. Orbikularis Okuli (pars pretarsal)
Aparatus lakrimalis
• 2 system  sistem sekresi dan
sistem ekskresi air mata.
• Sistem sekresi air mata atau
lakrimal terletak di daerah
temporal bola mata.
• Sistem ekskresi mulai pada
pungtum lakrimal, kanalikuli
lakrimal, sakur lakrimal, duktus
nasolakrimal, meatus inferior.
Sistem produksi air mata  Gladula lakrimal terletak di temporo antero superior
Sistem ekskresi : terdiri atas punkta, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus
nasolakrimalis.

Cairan disekresi glandula lakrimalis 


ductus Sekretori  menyebar di
permukaan mata  masuk ke punctum
lacrimalis  menuju kanalis canaliculus
lacrimalis  menyatu di kanalis komunis
 sakus lakrimalis  duktus lakrimalis
 bermuara pada meatus inferior dari
rongga nasal.
Pendahuluan

• Ptosis (Blepharoptosis)  keadaan jatuhnya kelopak mata (Drooping eye lid )


• Kelopak mata atas tidak dapat diangkat atau terbuka  celah kelopak mata
menjadi lebih kecil
• Posisi normal palpebra superior ditengah-tengah antara limbus superior dan
tepian atas pupil. Ini dapat bervariasi 2mm jika kedua palpebra simetris.

10
05/11/2020
Pendahuluan • Ptosis terutama terjadi akibat tidak baiknya fungsi m.
levator palpebra, lumpuhnya saraf ke III untuk levator
palpebra atau dapat pula terjadi akibat jaringan
penyokong bola mata yang tidak sempurna, sehingga
bola mata tertarik ke belakang atau enoftalmus.

11
05/11/2020
ETIOLOGI

Penurunan
fungsi m.
levator palebra lumpuhnya saraf
ke III

12
05/11/2020
PATOFISIOLOGI

miogeni
k

mekanika aponeurotik
l

Ptosis

traumatik neurogenik
13
05/11/2020
KLASIFIKASI

Kongenital

Didapat
(Acquired) 14
05/11/2020
Perbandingan Blefaroptosis
  Kongenital Myogenik Acquired Aponeurotik
Ptosis Ptosis (palpebra
superior)
Palpebral fissure Ptosis ringan- berat Ptosis ringan- berat
height
Upper eyelid Lemah atau tidak ada Lebih tinggi dari normal
crease pada posisi normal
Levator function Berkurang Hampir normal

On downgaze Eyelid lag Eyelid drop

15
05/11/2020
KLASIFIKASI

16
05/11/2020
GAMBARAN KLINIS
Kesulitan
membuka mata
secara normal
Peningkatan
berkurangnya
produksi air
lapang pandang
mata

Iritasi pada
jatuhnya mata karena
kelopak mata kornea terus
atas tertekan
kelopak mata.
17
05/11/2020
DIAGNOSI
S

Pemeriksaa
Anamnesis n
Oftalmologi

18
05/11/2020
Palpebra

Fissure

Height
19

Jarak antara margo palpebra superior dan inferior pada posisi penglihatan primer, normal + 9 mm
05/11/2020
Margin-Reflex
Distance

Jarak antara tengah refleks cahaya pupil dan margin kelopak mata atas dengan pada posisi
20
primer. Hasil pengukuran 4 - 5 mm dianggap normal
05/11/2020
Levator Function

Penderita diminta melihat ke bawah maksimal, pemeriksa memegang penggaris dan


menempatkan titik nol pada margo palpebra superior, juga pemeriksa menekan otot frontal agar
otot frontal tidak ikut mengangkat kelopak, lalu penderita diminta melihat ke atas maksimal dan 21
dilihat margo palpebra 05/11/2020
superior ada pada titik berapa. Aksi levator normal 14-16 mm
Bells Phenomenon

Penderita disuruh menutup atau memejamkan mata dengan kuat, pemeriksa membuka
kelopak mata atas, kalau bola mata bergulir ke atas berarti Bells Phenomenon (+).
22
05/11/2020
PENATALAK
SANAAN

menyingkirkan Pembedahan
penyebab dasar • Reseksi Levator Eksternal
• (misal myasthenia gravis) • Frontalis sling
• Prosedur Fasenella – Servat

23
05/11/2020
24
05/11/2020
Prognosis
Prognosis tergantung pada tingkat ptosisnya dan etiologinya.

 Ptosis kongenital tipe mild dan moderate dapat mengalami perbaikan

seiring dengan waktu tanpa komplikasi yang berat.

 Ptosis yang menyebabkan ambliopia membutuhkan terapi “Patching”.

Ini dilakukan setelah operasi ptosis.

 Ptosis kongenital yang menyebabkan hambatan penglihatan sebaiknya


25
segera ditangani dengan pembedahan.
05/11/2020
KOMPLIKAS
I

Underkoreksi Overkoreksi
• keratitis eksposure
• dry eyes

26
05/11/2020

Anda mungkin juga menyukai