Anda di halaman 1dari 16

JOURNAL READINGC

Oleh :
Arrahma yazmi asy syifa
Pembimbing :
dr Tri Marthoni sp.B
JUDUL
ABSTRACT
LATAR BELAKANG :
Beberapa pasien yang dalam perawatan penyakit
batu (4mm-6mm) di saluran kemih bertahan 6-8
minggu nyeri masih ringan, sifatnya intermiten pada
kuadran kanan bawah, nyeri pada abdomen bagian
tengah dengan mual tanpa gejala kemih. Dalam
penelitian ini, pasien yang dilakukan operasi usus
buntu. Gambaran Pascabedah dan histopatologi
digunakan untuk mengungkapkan adanya
perubahan inflamasi pada usus buntu dengan
prosedur yang tervalidasi .
METODE :
Penelitian ini dilakukan di departemen bedah Rajshree Medical and Research
Institute of Bareilly, Uttar Pradesh, India. India. 35 pasien berusia antara 14-65
tahun, rata rata usia (39,5 tahun). Rasio laki laki dengan perempuan sebanyak
2,5: 1, sample pada penelitian ini adalah pasien yang mengalami nyeri berulang
pada kuadran kanan bawah dan dirawat karena batu di saluran kemih (ukuran
batu 4-6 mm). Pasien-pasien ini telah diberi perawatan berupa Urolithiasis
selama 6-8 minggu tetapi terbukti tidak berhasil. Sehingga pasien tersebut
dipertimbangkan untuk operasi usus buntu. Hasil spesimen dianalisis secara
makroskopis dan mikroskopis dari 35 pasien. Hasil tindak lanjut diamati selama
satu tahun penuh.
HASIL
• Berdasarkan pengamatan klinis diyakini
bahwa gejala pasien-pasien ini lebih condong
menderita apendisitis kronis sehingga perlu
dilakukan operasi usus buntu. Perlunya
prosedur yang mampu meredakan nyeri
pasca operasi tanpa meningkatkan terjadinya
morbiditas atau mortalitas. Histopatologi dari
semua spesimen menunjukkan kaitannya
dengan apendisitis kronis.
KESIMPULAN
• Secara sadar / tidak disadar, ketika pasien mengalami
urolithiasis dan appencitis secara bersamaan, pengambilan
keputusan untuk tindakan selanjutnya cukup
membingungkan. Pengambilan keputusan berdasarkan
keterampilan klinis yang menghasilkan hasil positif. Usus
buntu dilakukan diawal sebelum penanganan adanya batu
kecil di saluran kemih dan bantuan pasien, hal tersebut
akan dibuktikan pada penelitian ini.
Pendahuluan
Munculnya nyeri pada quadran kanan bawah, pada :
• Abses fosa iliaka kanan dengan hasil patologi anatomi inflamasi kronis appendix.
• Batu di saluran ureter bersifat kolik yang sifat nyerinya ringan, intermiten, dengan
hasil USG abdomen nampak gambaran batu dengan berbagai ukuran (4-6 mm), tetapi
tidak memiliki tanda dan gejala penyakit saluran kemih misalnya Hematuria, frekuensi
buang air kecil, sensasi terbakar selama berkemih, retensi urin, kultur urin dan
sensitivitas, mengungkapkan tidak ada yang abnormal
• Nyeri berulang pada Appendicitis kronis disertai adanya bayangan batu dari
hasil USG dak ada yang abnormal

• Nyeri pada appendicitis akut bersifat ringan dan tenang, nyeri yang bersifat berat
terjadi pada Appendicitis kronis
METODE PENELITIAN
• Waktu : Januari 2014 - Januari 2015
• Tempat : Departement Bedah Rumah Sakit Rajshree
Bareilly, Uttar Pradesh India.
• Subject : 35 pasien dengan :
• Kriteria Inkulsi : nyeri abdomen kuadran kanan bawah hilang
muncul durasi pendek disertai dengan mual dan muntah
dalam satu waktu dan nafsu makan menurun.
• Kriteria ekskulsi : tidak ada keluhan masalah urologis yaitu
frekuensi hematuria disuria atau retensi urin pada setiap
tahap. Tidak demam atau peningkatan WBC, tidak ada
perubahan pemeriksaan urin mikroskopis atau makroskopis
HASIL PENELITIAN
• Pada kelompok umur 12-18 tahun
• Nyeri berkurang dalam waktu 7 hari
• nafsu makan membaik setelah minggu 2 post operasi dan mulai bertambah berat badan setelah 3
bulan

• Kelompok usia 17-35 tahun


• pasien bebas dari rasa sakit dalam waktu 2 minggu
• pasien usia yang lebih tua (35-65 tahun)
• rasa sakit membaik dalam 3-4 minggu
Tak satupun dari pasien mengalami kekambuhan rasa
sakit selama satu tahun follow up.
Jumlah pasien berdasarkan usia serta jenis
kelamin, kelompok jumlah pasien terbanyak pada
usia Kelompok 14-18 tahun, dengan jumlah laki-
laki sebanyak 25, sedangkan perempuan
sebanyak 10
Gejala yang muncul lebih sering mengarah
kedalam kelainan GIT dibanding keluhan
saluran kemih
Jumlah pasien dengan hasil USG
adanya batu dan jumlah batu
Pengamatan secara langsung saat laparotomy
dan jumlah specimen yang diamati
Jumlah potongan appendix pada bagian
dasar yang dilihat secara makroskopis
KESIMPULAN
Untuk meredakan keluhan setelah operasi usus yang mengalami perubahan jadi
kronis pada spesimen appendix post oprasi.
 Appendix dibuktikan secara histopatologis mendukung appendicitis disertai
adanya batu-batu kecil di saluran kemih seperti yang ditunjukkan dalam USG tanpa
tanda dan gejala dari penyakit saluran kemih.

Anda mungkin juga menyukai