Anda di halaman 1dari 257

PEMBAHASAN

IKM-METPEN
TBL FEBRUARI 2021
1

Seorang dokter sebagai kepala puskesmas mengkhawatirkan terjadi outbreak DBD di wilayah
kerjanya. Data dari beberapa tahun sebelumnya menunjukkan angka DBD yang cukup tinggi. Dokter
menggerakkan program pencegahan DBD melalui pemberdayaan masyarakat, seperti gerakan jumat
bersih, satu rumah satu jumantik, pemberian abate, dll. Apa fungsi yang dokter lakukan sebagai
kepala puskesmas?
A. Manager
B. Care provider PPK 1
C. Community leader
D. Referral provider
E. Communicator
1

Seorang dokter sebagai kepala puskesmas mengkhawatirkan terjadi outbreak DBD di wilayah
kerjanya. Data dari beberapa tahun sebelumnya menunjukkan angka DBD yang cukup tinggi. Dokter
menggerakkan program pencegahan DBD melalui pemberdayaan masyarakat, seperti gerakan jumat
bersih, satu rumah satu jumantik, pemberian abate, dll. Apa fungsi yang dokter lakukan sebagai
kepala puskesmas?
A. Manager
B. Care provider PPK 1
C. Community leader
D. Referral provider
E. Communicator
• Seorang dokter sebagai kepala puskesmas mengkhawatirkan
terjadi outbreak DBD di wilayah kerjanya. Data dari beberapa
tahun sebelumnya menunjukkan angka DBD yang cukup tinggi.
• Dokter melaksanakan program pencegahan DBD melalui
pemberdayaan masyarakat, seperti memberikan contoh gerakan
jumat bersih, satu rumah satu jumantik, pemberian abate, dll.

FUNGSI DOKTER…
DIAGNOSIS  FIVE STAR DOCTOR
JAWABAN:
C. COMMUNITY LEADER
• Pada soal didapatkan dokter melakukan
pemberdayaan masyarakat berupa
memberikan contoh jumantik atau
gerakan Jumat bersih, yang berarti dokter
turut serta dalam kegiatan tersebut.
• Hal ini merupakan fungsi dokter sebagai
community leader.
• Manager  Contohnya seperti mengatur perawat
• Care provider PPK 1  Contohnya merawat pasien
(PPK 1 = Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat 1)
• Referral provider  Bukan fungsi dokter menurut five
star doctor
• Communicator  Bisa juga menjadi opsi, tapi pada hal
ini dokter lebih menekankan pada komunikasi, tidak
ikut serta langsung
Five-Star Doctor
• The concept of the “five-star doctor” is proposed as an
ideal profile of a doctor possessing a mix of aptitudes
to carry out the range of services that health settings
must deliver to meet the requirements of relevance,
quality, cost-effectiveness and equity in health
• The five sets of attributes:
– Care provider
– Decision-maker
– Communicator
– Community leader
– Manager
FIVE-STAR DOCTOR
• Memberikan pelayanan yang memenuhi semua
kebutuhan pasien
Care provider • Pelayanan promotif hingga rehabilitatif dengan
kualitas tertinggi

• Menentukan penatalaksanaan terbaik sesuai dengan


Decision maker kondisi dan situasi yang ada

• Mengajak masyarakat (dengan komunikasi) untuk


Communicator menjalani pola hidup sehat dan bekerja sama dalam
meningkatkan taraf kesehatan

• Ikut serta dalam kegiatan kesehatan masyarakat


Community • Memahami berbagai faktor yang dapat
leader mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat

• Memiliki kemampuan manajerial untuk


Manager mendapatkan informasi, berasosiasi dengan tim
multidisiplin untuk meningkatkan taraf kesehatan
2.

Seorang petugas puskesmas mau mengadakan penyuluhan keluarga. Berdasarkan laporan sejak 10
tahun ini, di daerah ini terdapat banyak kasus perceraian karena percekcokan suami istri karena
masalah keluarga. Dari puskesmas menyarankan penyuluhan keluarga berupa acara sharing untuk
mengatasi masalah keluarga berdasarkan tipe keluarga tersebut, dimulai dari masalah keluarga
dengan balita, anak usia sekolah hingga anak yang sudah mulai bekerja. Pelaksanaan penyuluhan ini
berdasarkan pendekatan?
A. Family Genogram
B. Family Circle
C. Family Lifeline
D. Family APGAR
E. Family SCREEM
2.

Seorang petugas puskesmas mau mengadakan penyuluhan keluarga. Berdasarkan laporan sejak 10
tahun ini, di daerah ini terdapat banyak kasus perceraian karena percekcokan suami istri karena
masalah keluarga. Dari puskesmas menyarankan penyuluhan keluarga berupa acara sharing untuk
mengatasi masalah keluarga berdasarkan tipe keluarga tersebut, dimulai dari masalah keluarga
dengan balita, anak usia sekolah hingga anak yang sudah mulai bekerja. Pelaksanaan penyuluhan ini
berdasarkan pendekatan?
A. Family Genogram
B. Family Circle
C. Family Lifeline
D. Family APGAR
E. Family SCREEM
• Seorang petugas puskesmas mau mengadakan penyuluhan
keluarga.
• Dari puskesmas menyarankan penyuluhan keluarga berupa acara
sharing untuk mengatasi masalah keluarga berdasarkan tipe
keluarga tersebut, dimulai dari masalah keluarga dengan balita,
anak usia sekolah hingga anak yang sudah mulai bekerja.

PENDEKATAN YANG DIPAKAI…


DIAGNOSIS  FAMILY CIRCLE
JAWABAN:
B. FAMILY CIRCLE
• Pada soal didapatkan pembagian masalah
keluarga berdasarkan siklus keluarga
tersebut yang melambangkan Family
circle/ life cycle, seperti keluarga dengan
anak balita berbeda dengan keluarga
dengan anak sudah bekerja
• Family lifeline, menggambarkan alur kehidupan seseorang,
dan stress yang dihadapi selama kehidupan sesorang
tersebut
• Family genogram, menggambarkan Riwayat penyakit
keturunan di keluarga tersebut
• APGAR singkatan dari: Adaptation, Partnership,
Growth, Affection dan Resolve. merupakan kuesioner
skrining singkat yang dirancang untuk merefleksikan
kepuasan anggota keluarga dengan status fungsional
keluarga
• SCREEM singkatan dari Social, Cultural, Religious,
Economic, Education dan Medical, melihat factor-factor
eksternal yang dapat mempengaruhi status keluarga
FAMILY ASSESSMENT TOOL
• Family dynamic  interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
• Family assesment tools alat yang digunakan untuk menilai family dynamic
Family Life Cycle/Circle
• Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan
dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga
sepanjang hidupnya.
• Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian
tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami
kebanyakan keluarga.
• Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat
secara sistematis menggabungkan variable demografik
yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota
keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.
TAHAPAN-TAHAPAN SIKLUS HIDUP KELUARGA
Menurut Duvall tahun 1977 siklus hidup keluarga dapat dikategorikan menjadi 8
golongan yakni:
1. Pasangan yang baru menikah ( tanpa anak ) lamanya ± 2 tahun
2. Keluarga dengan anak yang baru dilahirkan ( usia anak tertua adalah baru
lahir –
30 bulan ) lamanya ± 2,5 tahun
3. Keluarga dengan anak pra sekolah ( usia anak tertua adalah 30 bulan – 6 tahun )
lamanya ± 3,5 tahun
4. Keluarga dengan anak yang bersekolah ( usia anak tertua adalah 6 – 13 tahun)
lamanya ± 7 tahun
5. Keluarga dengan anak usia remaja ( usia anak tertua adalah 13 – 20 tahun)
lamanya ± 7 tahun
6. Keluarga dengan anak meninggalkan keluarga ( anak pertama pergi dan
anak
terakhir tinggal di rumah) lamanya ± 8 tahun
7. Keluarga dengan usia orang tua pertengahan ( tak berkumpul lagi hingga
pensiun
) lamanya ± 15 tahun
8. Keluarga dengan usia orang tua jompo (pensiun hingga kedua suami istri
3.

Di sebuah desa terdapat banyak sekali kasus stunting. Dari dinkes setempat dilakukan survey karena
pukesmas di daerah tersebut terus bermasalah dengan gizi anak. Setelah diteliti hal ini dikarenakan
kurang bagus kinerja posyandu nya. Orang orang di desa itu gak ada yg mau jadi kader, sehingga
posyandu tersebut selalu kekurangan tenaga dan targetnya tidak tercapai. Masalah utama pada
program public health ini menurut Lawrence Green adalah:
A. Predisposing factor
B. Reinforcing factor
C. Enabling factor
D. Behavioral factor
E. Environmental factor
3.

Di sebuah desa terdapat banyak sekali kasus stunting. Dari dinkes setempat dilakukan survey karena
pukesmas di daerah tersebut terus bermasalah dengan gizi anak. Setelah diteliti hal ini dikarenakan
kurang bagus kinerja posyandu nya. Orang orang di desa itu gak ada yg mau jadi kader, sehingga
posyandu tersebut selalu kekurangan tenaga dan targetnya tidak tercapai. Masalah utama pada
program public health ini menurut Lawrence Green adalah:
A. Predisposing factor
B. Reinforcing factor
C. Enabling factor
D. Behavioral factor
E. Environmental factor
• Di sebuah desa terdapat banyak sekali kasus stunting.
• Dari dinkes setempat dilakukan survey karena pukesmas di daerah tersebut
terus bermasalah dengan gizi anak.
• Setelah diteliti hal ini dikarenakan kurang bagus kinerja posyandu nya.
• Orang orang di desa itu gak ada yg mau jadi kader, sehingga posyandu tersebut
selalu kekurangan tenaga dan targetnya tidak tercapai.

MASALAH PADA KASUS INI…


DIAGNOSIS  PRECEDE PROCEED MODEL
JAWABAN:
B. REINFORCING FACTOR
• Pada soal didapatkan kekurangan kader
yang seharusnya menjadi panutan untuk
masyarakat hidup sehat
• Kekurangan tenaga Kesehatan merupakan
masalah pada reinforcing factor
• Predisposing factor  Merupakan kepercayaan dan sikap
masyarakat terhadap suatu masalah kesehatan
• Enabling factor  Merupakan sumber daya yang tersedia
dalam
menangani masalah kesehatan
• Behavioral factor  Perilaku masyarakat, yang terpengaruhi
oleh predisposing, enabling dan reinforcing factor
• Environmental factor  Faktor lingkungan seperti adat istiadat,
budaya dan sosioekonomik masyarakat yang juga
mempengaruhi public health
Teori Determinan Public Health
(Preceed Proceed Model)
Menurut Lawrence W. Green ada tiga
determinan (PRECEDE) yang mempengaruhi
keberhasilan program Kesehatan yaitu:
• predisposing factor (factor predisposisi)
• enabling factor (faktor pendukung)
• reinforcing factor (faktor pendorong).

https://www.researchgate.net/figure/Conceptualization-of-the-precede-
proceed-model-of-health-promotion-Green-and-Kreuter_fig2_5627293
Teori Determinan Public Health
• Predisposing factor meliputi pengetahuan, sikap,
kepercayaan, nilai, persepsi, berkenaan dengan
motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak.

• Enabling factor meliputi keterampilan dan sumber daya


yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan.
Mencakup biaya, jarak, dan ketersediaan transportasi.

• Reinforcing factor meliputi sikap dan perilaku petugas


kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, orang tua
atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi
dari perilaku masyarakat.
https://www.researchgate.net/figure/Conceptualization-of-the-precede-
proceed-model-of-health-promotion-Green-and-Kreuter_fig2_5627293
Implikasi Teori Precede Proceed
• Ketiga teori tersebut akan mempengaruhi
keberhasilan program dalam bentuk
perubahan perilaku masyarakat (Behavior
and lifestyle) yang juga dipengaruhi factor
eksternal seperti norma dan budaya berikut
sosioekonomik (environmental factor)

https://www.researchgate.net/figure/Conceptualization-of-the-precede-
proceed-model-of-health-promotion-Green-and-Kreuter_fig2_5627293
https://www.researchgate.net/figure/Conceptualization-of-the-precede-proceed-model-of-health-promotion-Green-and-Kreuter_fig2_5627293
https://www.researchgate.net/figure/Conceptualization-of-the-precede-proceed-model-of-health-promotion-Green-and-Kreuter_fig2_5627293
CONTO
H

https://www.researchgate.net/figure/Conceptualization-of-the-precede-proceed-model-of-health-promotion-Green-and-Kreuter_fig2_5627293
4.

Anak dibawa ibunya datang ke puskesmas dengan gastroenteritis dan dehidrasi berat. Dari
Puskesmas sudah dilakukan bolus cairan 30 cc/kgBB. Pasien direncanakan untuk dirawat namun
pada puskesmas anda tidak terdapat rawat inap sehingga merencanakan untuk merujuk ke
puskesmas dengan rawat inap dan ibu setuju untuk di rujuk. Maka tipe rujukan tersebut adalah
A. Interval referral
B. Colateral referral
C. Split referral
D. Cross referral
E. One Way referral
4.

Anak dibawa ibunya datang ke puskesmas dengan gastroenteritis dan dehidrasi berat. Dari
Puskesmas sudah dilakukan bolus cairan 30 cc/kgBB. Pasien direncanakan untuk dirawat namun
pada puskesmas anda tidak terdapat rawat inap sehingga merencanakan untuk merujuk ke
puskesmas dengan rawat inap dan ibu setuju untuk di rujuk. Maka tipe rujukan tersebut adalah
A. Interval referral
B. Colateral referral
C. Split referral
D. Cross referral
E. One Way referral
• Anak dibawa ibunya datang ke puskesmas dengan gastroenteritis
dan dehidrasi berat. Dari Puskesmas sudah dilakukan bolus cairan
30 cc/kgBB.
• Pasien direncanakan untuk dirawat namun pada puskesmas anda
tidak terdapat rawat inap sehingga merencanakan untuk merujuk
ke puskesmas dengan rawat inap dan ibu setuju untuk di rujuk.

TIPE RUJUKANNYA…
DIAGNOSIS  JENIS RUJUKAN
JAWABAN:
D. CROSS REFERRAL
• Pada pasien dilakukan rujukan antar
puskesmas, dan puskesmas yang merujuk
tidak lagi memegang pasien maka
disebut cross referral
• Interval referral  Merujuk ke dokter lain sementara
waktu lalu setelahnya pasien Kembali ke kita
• Colateral referral  Merujuk atau konsul ke dokter
spesialis lain, masih memegang pasien
• Split referral  Merujuk ke berbagai spesialistik
dan
tidak memegang pasien lagi
• One Way referral  Tidak ada istilah ini
JENIS RUJUKAN
• Interval referral: pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab penderita sepenuhnya kepada dokter
konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka
waktu tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya.
• Collateral referral: menyerahkan wewenang dan
tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk satu
masalah kedokteran khusus saja.
• Cross referral: menyerahkan wewenang dan
tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada
dokter lain untuk selamanya.
• Split referral: menyerahkan wewenang dan tanggungjawab
penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa
dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan
wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi
rujukan tidak ikut campur.
5.

Sekarang ini BPJS merupakan salah satu metode tanggungan pembayaran Kesehatan yang dipakai di
Indonesia. Untuk fasyankes primer, tanggungan BPJS memakai metode kapitasi, yang diberikan setiap
awal bulan. Metode ini dilakukan dengan tujuan agar puskesmas melakukan layanan Kesehatan
berbasis kepada pencegahan. Apakah faktor yang mempengaruhi metode kapitasi?
A. Jumlah peserta
B. Unit cost
C. Angka Kelahiran Penduduk
D. Batasan Usia Tanggungan
E. Pengeluaran Total (Total Expenses)
5.

Sekarang ini BPJS merupakan salah satu metode tanggungan pembayaran Kesehatan yang dipakai di
Indonesia. Untuk fasyankes primer, tanggungan BPJS memakai metode kapitasi, yang diberikan setiap
awal bulan. Metode ini dilakukan dengan tujuan agar puskesmas melakukan layanan Kesehatan
berbasis kepada pencegahan. Apakah faktor yang mempengaruhi metode kapitasi?
A. Jumlah peserta
B. Unit cost
C. Angka Kelahiran Penduduk
D. Batasan Usia Tanggungan
E. Pengeluaran Total (Total Expenses)
• Sekarang ini BPJS merupakan salah satu metode tanggungan
pembayaran Kesehatan yang dipakai di Indonesia.
• Untuk fasyankes primer, tanggungan BPJS memakai metode
kapitasi, yang diberikan setiap awal bulan.
• Metode ini dilakukan dengan tujuan agar puskesmas
melakukan layanan Kesehatan berbasis kepada pencegahan.

FAKTOR MEMPENGARUHI KAPITASI…


DIAGNOSIS  BPJS KAPITASI
JAWABAN:
A. JUMLAH PESERTA
• Program kapitasi dilaksanakan dengan
pembayaran per jumlah tanggungan
penduduk berdasarkan ketersediaan
tenaga kerja
• Unit cost  Tidak menentukan, unit cost seperti harga
Gedung dan peralatan yang tersedia di puskesmas
• Angka Kelahiran Penduduk dan Batasan
Usia Tanggungan  Tidak mempengaruhi
• Pengeluaran Total (Total Expenses)  Pengeluaran
puskesmas per bulan menjadi tanggung jawab
puskesmas bukan BPJS
Sistem Pembayaran BPJS Kesehatan
• Mekanisme pembayaran BPJS kesehatan
untuk faskes primer (puskesmas, klinik
pratama, dokter praktek perorangan) adalah
kapitasi dan non kapitasi untuk kasus tertentu.

• Mekanisme pembayaran BPJS kesehatan


untuk faskes sekunder dan tersier adalah case
payment menggunakan INA CBGs serta non
INA CBGs untuk kondisi tertentu.
PEMBAYARAN BPJS DI FASKES PRIMER

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR TARIF PELAYANAN
KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
Pembayaran Klaim BPJS Kepada
Fasilitas Kesehatan
Perpres 111/2013 pasal 38:
1) BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan
atas pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling
lambat:
a. tanggal 15 (lima belas) setiap bulan berjalan bagi Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama yang menggunakan cara
pembayaran praupaya berdasarkan kapitasi; dan
b. 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim diterima
lengkap bagi Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
2) BPJS Kesehatan wajib membayar ganti rugi kepada
Fasilitas Kesehatan sebesar 1% (satu persen) dari
jumlah yang harus dibayarkan untuk setiap 1 (satu)
bulan keterlambatan.
6.

Petugas Dinkes mau mengadakan penyuluhan Inisiasi Menyusui Dini. Akan tetapi, ternyata program
ini tidak berjalan sebagaimana yang direncanakan. Berdasarkan laporan dari petugas puskesmas,
ibu-ibu yang melahirkan sebagian tidak mau melakukan inisiasi menyusui dini karena merasa kasihan
dengan anaknya yang menangis saat menyusu. Sistem apa yang kurang pada kasus ini?
A. Pemberdayaan masyarakat
B. Sumber daya masyarakat
C. Manajemen dan informasi kesehatan
D. Sistem farmasi kesehatan
E. Penelitian dan pengembangan masyarakat
6.

Petugas Dinkes mau mengadakan penyuluhan Inisiasi Menyusui Dini. Akan tetapi, ternyata program
ini tidak berjalan sebagaimana yang direncanakan. Berdasarkan laporan dari petugas puskesmas,
ibu-ibu yang melahirkan sebagian tidak mau melakukan inisiasi menyusui dini karena merasa kasihan
dengan anaknya yang menangis saat menyusu. Sistem apa yang kurang pada kasus ini?
A. Pemberdayaan masyarakat
B. Sumber daya masyarakat
C. Manajemen dan informasi kesehatan
D. Sistem farmasi kesehatan
E. Penelitian dan pengembangan masyarakat
• Petugas Dinkes mau mengadakan penyuluhan Inisiasi Menyusui
Dini. Akan tetapi, ternyata program ini tidak berjalan
sebagaimana yang direncanakan.
• Berdasarkan laporan dari petugas puskesmas, ibu-ibu yang
melahirkan sebagian tidak mau melakukan inisiasi menyusui dini
karena merasa kasihan dengan anaknya yang menangis saat
menyusu.

SISTEM YANG KURANG PADA KASUS INI…


DIAGNOSIS  SUBSISTEM PELAYANAN KESEHATAN
JAWABAN:
A. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• Pada soal diatas terdapat perilaku
masyarakat yang tidak turut serta dalam
program Kesehatan, yang berarti masih
kurangnya system pemberdayaan
masyarakat
• Sumber daya masyarakat  Bukan bagian subsistem
masyarakat, yang ada manusia Kesehatan yang
merupakan tenaga kesehatan
• Manajemen dan informasi kesehatan  Seperti
penyuluhan dan informasi melalui website
• Sistem farmasi kesehatan  Penyediaan obat-
obatan
• Penelitian dan pengembangan masyarakat  Berupa
penelitian yang dikembangkan tentang paradigma di
masyarakat
SISTEM KESEHATAN NASIONAL
• Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa
Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan
rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.

• Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan


revitalisasi pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:
1. Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,
2. Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,
3. Kebijakan pembangunan kesehatan, dan
4. Kepemimpinan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM KESEHATAN NASIONAL
SUBSISTEM DALAM
SISTEM KESEHATAN
NASIONAL
a) subsistem upaya kesehatan;
b) subsistem penelitian dan pengembangan
kesehatan;
c) subsistem pembiayaan kesehatan;
d) subsistem sumber daya manusia
kesehatan;
e) subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan;
f) subsistem manajemen, informasi, dan regulasi
kesehatan;
g) subsistem pemberdayaan masyarakat
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM KESEHATAN NASIONAL
Subsistem upaya kesehatan Subsistem Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
• Upaya kesehatan •Pengelolaan penelitian dan
diselenggarakan oleh pengembangan kesehatan
Pemerintah (termasuk TNI terbagi atas penelitian dan
pengembangan biomedis dan
dan POLRI), pemerintah teknologi dasar kesehatan,
daerah teknologi terapan kesehatan
provinsi/kabupaten/kota, dan epidemiologi klinik,
teknologi intervensi kesehatan
dan/atau masyarakat, dan humaniora,
masyarakat/swasta kebijakan kesehatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
• melalui upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan •Penelitian dan pengembangan
penyakit, pengobatan, dan kesehatan dikoordinasikan
penyelenggaraannya oleh
pemulihan kesehatan, di Pemerintah.
fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas
kesehatan.
Subsistem Pembiayaan Subsistem Sumber Daya
Kesehatan Manusia Kesehatan
•Pembiayaan pelayanan •Pengembangan dan
kesehatan perorangan pemberdayaan sumber daya
diselenggarakan melalui jaminan manusia kesehatan meliputi
pemeliharaan kesehatan dengan perencanaan kebutuhan dan
mekanisme asuransi sosial yang program sumber daya manusia
pada waktunya diharapkan akan yang diperlukan, pengadaan
mencapai universal health yang meliputi pendidikan tenaga
coverage sesuai dengan kesehatan dan pelatihan sumber
Undang-Undang Nomor 40 daya manusia kesehatan,
Tahun 2004 tentang Sistem pendayagunaan sumber daya
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) manusia kesehatan, termasuk
dan Undang-Undang Nomor 24 peningkatan kesejahteraannya,
Tahun 2011 tentang Badan dan pembinaan serta
Penyelenggara Jaminan Sosial. pengawasan mutu sumber daya
manusia kesehatan.
Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Subsistem Manajemen, Informasi,
Kesehatan, dan Makanan dan Regulasi Kesehatan
•Subsistem ini meliputi berbagai • Dari segi pengadaan data,
kegiatan untuk menjamin: aspek informasi, dan teknologi
keamanan, khasiat/kemanfaatan komunikasi untuk
dan mutu sediaan farmasi, alat penyelenggaraan upaya
kesehatan, dan makanan yang kesehatan, pengembangan
beredar; ketersediaan, sumber daya manusia, dan
pemerataan, dan keterjangkauan kegiatan lainnya, yang
obat, terutama obat esensial; kegiatannya dapat
perlindungan masyarakat dari dikelompokkan, antara lain:
penggunaan yang salah dan • pengelolaan sistem
penyalahgunaan obat; penggunaan informasi;
obat yang rasional; serta upaya • pelaksanaan sistem
kemandirian di bidang kefarmasian informasi;
melalui pemanfaatan sumber daya
• dukungan sumber
dalam negeri.
daya; dan
• pengembangan dan
peningkatan sistem
Subsistem Pemberdayaan
Masyarakat
• SKN akan berfungsi optimal
apabila ditunjang oleh
pemberdayaan perorangan,
keluarga dan masyarakat.
• Masyarakat termasuk swasta
bukan semata-mata sebagai
sasaran pembangunan
kesehatan, melainkan juga
sebagai subjek atau
penyelenggara dan pelaku
pembangunan kesehatan.
• Oleh karenanya pemberdayaan
masyarakat menjadi sangat
penting, agar masyarakat
termasuk swasta dapat mampu
dan mau berperan sebagai
pelaku pembangunan
kesehatan.
7.

Didapatkan data pada beberapa kecamatan di suatu provinsi sebagai berikut:

Kecamatan manakah dengan pelayanan kesehatan ibu terburuk ?


A. kecamatan A
B. kecamatan B
C. kecamatan C
D. kecamatan D
E. kecamatan E
7.

Didapatkan data pada beberapa kecamatan di suatu provinsi sebagai berikut:

Kecamatan manakah dengan pelayanan kesehatan ibu terburuk ?


A. kecamatan A
B. kecamatan B
C. kecamatan C
D. kecamatan D
E. kecamatan E
Dari data berikut ini:
Lahir Bayi mati Balita Balita Ibu mati Lahir
hidup (G) (H) (I) mati (J) (K) mati (L) H/G K/G J/I

Kec. A 1300 25 8000 2 2 2 0,0192 0,0015 0,0003

Kec. B 1200 15 3000 2 0 0 0,0125 0,0000 0,0007

Kec. C 1100 3 5000 2 1 1 0,0027 0,0009 0,0004

Kec. D 1600 10 11000 4 4 3 0,0063 0,0025 0,0004

Kec. E 1500 3 5000 5 0 1 0,0020 0,0000 0,0010

KECAMATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU TERBURUK…


DIAGNOSIS  ANGKA KEMATIAN IBU
JAWABAN:
D. KECAMATAN D
• Angka kematian ibu dihitung dengan cara
membagi jumlah kematian ibu (Tabel K)
(hamil, mengandung hingga masa nifas (42
hari postpartum)) dibagi dengan angka
kelahiran hidup (Tabel G)
• Hal itu dapat terlihat dari table K/G dengan
kecamatan D dengan angka tertinggi
(0.0025) sehingga kecamatan ini memiliki
pelayanan ibu hamil terburuk
Ukuran Mortalitas Penyakit
Ukuran Definisi
Crude death rate/ angka angka kematian kasar atau jumlah seluruh kematian selama
kematian kasar satu tahun dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

Case fatality rate persentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu,
untuk menentukan kegawatan/ keganasan penyakit tersebut.
Rumus: jumlah kematian/jumlah seluruh kasus x 100%.

Angka kematian ibu jumlah kematian ibu oleh sebab kehamilan/ melahirkan/ nifas
(sampai 42 hari post partum) per 100.000 kelahiran hidup.
Rumus: jumlah kematian ibu/jumlah kelahiran hidup x
100.000

Angka kematian bayi jumlah kematian bayi (umur <1tahun) per 1000 kelahiran
hidup. Rumus: jumlah kematian bayi/jumlah kelahiran hidup x
1000
8.

Seorang laki-laki 32th dengan diagnosis awal DM dengan gangrene pedis dilaporkan secara berkala
oleh dokter jaga ruangan kepada dokter spesialis terkait penurunan gula darah pasien. Pasien
tersebut sedang dilakukan penurunan gula darah secara bertahap sebelum dilakukan tindakan
amputasi karena tidak terselamatkan kakinya. Apakah study deskriptif yang dilakukan pada kasus
tersebut?
A. Kohort
B. Studi epidemiologi
C. Laporan kasus
D. Kasus kontrol
E. Potong lintang
8.

Seorang laki-laki 32th dengan diagnosis awal DM dengan gangrene pedis dilaporkan secara berkala
oleh dokter jaga ruangan kepada dokter spesialis terkait penurunan gula darah pasien. Pasien
tersebut sedang dilakukan penurunan gula darah secara bertahap sebelum dilakukan tindakan
amputasi karena tidak terselamatkan kakinya. Apakah study deskriptif yang dilakukan pada kasus
tersebut?
A. Kohort
B. Studi epidemiologi
C. Laporan kasus
D. Kasus kontrol
E. Potong lintang
• Seorang laki-laki 32th dengan diagnosis awal DM dengan gangrene
pedis dilaporkan secara berkala oleh dokter jaga ruangan kepada dokter
spesialis terkait penurunan gula darah pasien.

• Pasien tersebut sedang dilakukan penurunan gula darah secara


bertahap sebelum dilakukan tindakan amputasi karena tidak
terselamatkan kakinya.

STUDI DESKRIPTIF INI…


DIAGNOSIS  LAPORAN KASUS
JAWABAN:
C. LAPORAN KASUS
• Pada soal didapatkan seorang pasien yang
dilaporkan secara berkala oleh dokter
kepada spesialis, yang berarti kasus ini
adalah laporan kasus
• Kohort  Dilakukan observasi pasien dalam waktu
tertentu untuk melihat komplikasi yang muncul
• Studi epidemiologi  Meneliti prevalensi atau
insidensi penyakit
• Kasus control  Meneliti hubungan sebab akibat
dengan wawancara
• Potong lintang  Meneliti hubungan antar dua
variable dalam satu waktu
DESAIN PENELITIAN

STUDY
DESIGNS

Analytical Descriptive

Case report (E.g. Cholera)

Case series
Observational Experimental
Cross-sectional

1. Cross-sectional Clinical trial (parc vs. aspirin


in Foresterhill)
2. Cohort
3. Case-control Field trial (preventive
programmes )
4. Ecological
Case Report
• Laporan detil tentang seorang pasien yang
meliputi:
– Tanda dan gejala
– Diagnosis
– Pengobatan
– Tindak lanjut (follow up)
• Umumnya digunakan pada kasus penyakit
langka/kondisi yang tidak biasanya.
9.

Di pulau Mojo di NTT, didapatkan angka kematian ibu masih tinggi. Kondisi ini dikarenakan karena
para ibu hamil dengan komplikasi tidak mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
Penduduk setempat di berbagai desa di pulau Mojo memiliki kepercayaan turun temurun bahwa
membawa ibu hamil ke faskes pada malam hari adalah hal yang tabu dan dapat menyebabkan
kematian pada ibu hamil. Apakah faktor yang menyebabkan kondisi tersebut menurut socio
ecocultural framework?
A. Community level
B. Individual level
C. Interpersonal level
D. Cultural level
E. Religion level
9.

Di pulau Mojo di NTT, didapatkan angka kematian ibu masih tinggi. Kondisi ini dikarenakan karena
para ibu hamil dengan komplikasi tidak mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
Penduduk setempat di berbagai desa di pulau Mojo memiliki kepercayaan turun temurun bahwa
membawa ibu hamil ke faskes pada malam hari adalah hal yang tabu dan dapat menyebabkan
kematian pada ibu hamil. Apakah faktor yang menyebabkan kondisi tersebut menurut socio
ecocultural framework?
A. Community level
B. Individual level
C. Interpersonal level
D. Cultural level
E. Religion level
• Di pulau Mojo di NTT, didapatkan angka kematian ibu masih tinggi.
Kondisi ini dikarenakan karena para ibu hamil dengan komplikasi tidak
mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.

• Penduduk setempat di berbagai desa di pulau Mojo memiliki


kepercayaan turun temurun bahwa membawa ibu hamil ke faskes pada
malam hari adalah hal yang tabu dan dapat menyebabkan kematian
pada ibu hamil.

FAKTOR YANG MENYEBABKAN ADA DI…


DIAGNOSIS  ECOSOCIAL FRAMEWORK
JAWABAN:
D. CULTURAL LEVEL
• Pada kasus di soal, permasalahan
kesehatan timbul akibat kepercayaan
masyarakat di Pulau Mojo bahwa
membawa ibu ke fasyankes pada malam
hari adalah yang tabu
• Bedasarkan socio ecocultural framework,
permasalah ini terdapat pada norma
masyarakat yang berada di tingkat
society/cultural, yang berupa kepercayaan
di berbagai tempat di wilayah tersebut
• Community level  Berupa lingkungan kompleks,
sekolah, kerja, jika masih satu dusun atau RT/RW,
masih dapat dikatakan sebagai community level
• Individual level  Kepercayaan pribadi individu
tersebut
• Interpersonal level  Disebut juga relationship level,
berupa hubungan individu tersebut dengan keluarga,
teman, tetangga, etc
• Religion level  Tidak ada level ini
Socio-Ecocultural Framework
Terdapat 4 framework :
• Individual: Berupa
biologis, sikap, perilaku
dan kepercayaan
individu
• Relationship: Berupa
relasi dengan keluarga,
teman
• Community: Berupa
pengaruh lingkungan
sekolah, kerja
• Society: Berupa norma,
kebijakan dan hukum
CONTOH
10.

Di sebuah perusahaan jasa sekuriti didapatkan banyak satpam mereka yang mengalami LBP. Diduga
karena para satpam tersebut banyak duduk membungkuk dan tidur saat tidak ada kerjaan. Seorang
dokter ingin mengetahui tingkat pengetahuan satpam tentang resiko LBP sebelum dan sesudah
penyuluhan. Termasuk penelitiian apakah yang dilakukan oleh dokter ini?
A. Cross sectional
B. Case control
C. One group pre and post design
D. Two group pre and post design
E. Eksperimental
10.

Di sebuah perusahaan jasa sekuriti didapatkan banyak satpam mereka yang mengalami LBP. Diduga
karena para satpam tersebut banyak duduk membungkuk dan tidur saat tidak ada kerjaan. Seorang
dokter ingin mengetahui tingkat pengetahuan satpam tentang resiko LBP sebelum dan sesudah
penyuluhan. Termasuk penelitiian apakah yang dilakukan oleh dokter ini?
A. Cross sectional
B. Case control
C. One group pre and post design
D. Two group pre and post design
E. Eksperimental
• Di sebuah perusahaan jasa sekuriti didapatkan banyak satpam
mereka yang mengalami LBP. Diduga karena para satpam tersebut
banyak duduk membungkuk dan tidur saat tidak ada kerjaan.

• Seorang dokter ingin mengetahui tingkat pengetahuan satpam


tentang resiko LBP sebelum dan sesudah penyuluhan.

JENIS PENELITIAN…
DIAGNOSIS  PENELITIAN QUASI EKSPERIMENTAL
JAWABAN:
C. ONE GROUP PRE AND POST DESIGN
• Pada soal didapatkan penelitian yang hanya
menggunakan satu grup satpam, yang
dinilai sebelum dan sesudah, berarti one
group pre and post design
• Cross sectional  Penelitian satu waktu untuk meneliti
hubungan antar variabel

• Case control  Penelitian hubungan sebab akibat


menggunakan wawancara

• Two group pre and post design Pada kasus ini ada 2 grup yang
diamati, dimana satu grup diberi perlakuan dan satu tidak
(tidak ada randomisasi karena quasi eksperimental)

• Eksperimental  Eksperimental murni menggunakan


randomisasi untuk memastikan kedua grup memiliki sampel
yang mirip dan semua sampel memiliki kesempatan yang sama
untuk masuk grup manapun
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Penelitian eksperimental merupakan jenis penelitian yang memberikan intervensi/
perlakuan tertentu pada subyek, misalnya memberikan obat, vitamin, dll. Jenisnya:

Community Trial (quasi


Clinical Trial Field Trial eksperimental) & Cluster
Randomized Trial
• Umumnya tujuannya • Tujuannya preventif • Community trial serupa
kuratif • Subyek: orang yang dengan field trial,
• Subyek: pasien yang sehat namun subyeknya
sakit adalah komunitas,
bukan individual.
• Cluster randomized trial
merupakan community
trial yang penentuan
perlakuannya
berdasarkan hasil
randomisasi.

Kenneth J. Rothman, Type of Epidemiologic Studies. Diunduh dari https://pdfs.semanticscholar.org/c8e1/050cccfe614c225fe9be5c6cf0e91cc67362.pdf


Pre and Post Design
• Studi quasi eksperimental, menilai subjek
penelitian sebelum dan sesudah diberikan
suatu perlakuan.
• Terdapat dua bentuk pre and post study:
– One group: hanya satu kelompok yang diteliti,
dibandingkan nilai kelompok tersebut sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan.
– Two group: terdapat dua kelompok yang diamati,
satu kelompok diberi perlakuan, kelompok yang
lain tidak. Setelah itu, kelompok kembali diamati.
11.

Sebuah desa baru-baru ini terkena banjir karena curah hujan yang tinggi. Setelah banjir teratasi,
masih banyak air tergenang di sawah dan sumur lainnya. Akibatnya di daerah itu kasus demam
berdarah meningkat drastic hingga 3x lipat dibandingkan satu bulan sebelumnya. Dari puskesmas
setempat ingin melaporkan ke dinkes setempat. Laporan tersebut dibuat di lembar apa?
A. W1
B. W2
C. W3
D. LB1
E. LB2
11.

Sebuah desa baru-baru ini terkena banjir karena curah hujan yang tinggi. Setelah banjir teratasi,
masih banyak air tergenang di sawah dan sumur lainnya. Akibatnya di daerah itu kasus demam
berdarah meningkat drastic hingga 3x lipat dibandingkan satu bulan sebelumnya. Dari puskesmas
setempat ingin melaporkan ke dinkes setempat. Laporan tersebut dibuat di lembar apa?
A. W1
B. W2
C. W3
D. LB1
E. LB2
• Sebuah desa baru-baru ini terkena banjir karena curah hujan
yang tinggi. Setelah banjir teratasi, masih banyak air tergenang
di sawah dan sumur lainnya.
• Akibatnya di daerah itu kasus demam berdarah meningkat
drastic hingga 3x lipat dibandingkan satu bulan sebelumnya.
• Dari puskesmas setempat ingin melaporkan ke dinkes
setempat.

LAPORAN TERSEBUT…
DIAGNOSIS 
JAWABAN:
A. LAPORAN W1
• Pada kasus diatas didapatkan kasus KLB,
Laporan untuk kasus KLB
menggunakan laporan W1
• Laporan W1 berisi: Tempat KLB, Jumlah
P/M, Gejala/tanda-tanda
• W2 = Laporan mingguan progress dari
penanganan KLB
• W3 = tidak ada laporan ini
• LB1 = laporan bulanan puskesmas mengenai
jumlah kasus penyakit di daerah tersebut
• LB2 = laporan bulanan puskesmas mengenai
ketersediaan obat
PELAPORAN KLB

Alur pelaporan KLB adalah sebagai berikut:

Dinkes Dinkes Kementerian


Masyarakat Puskesmas
Kabupaten Propinsi Kesehatan
Laporan Puskesmas ke Dinas Kesehatan
Laporan W1(Laporan Wabah) Laporan W2
• Isi Laporan: Tempat KLB, Jumlah • Laporan mingguan KLB.
P/M, Gejala/tanda-tanda. • Isi laporan : jumlah penderita dan
• Dalam jangka waktu 24 jam kematian PMTKLB selama satu
setelah mengetahui kepastian minggu yang tercatat di
(hasil pengecekan lapangan) Puskesmas.
adanya tersangka KLB. • Pembuatan laporan setiap
• Selain melalui pos, penyampaian minggu.
isi laporan dapat dilakukan • Pengiriman laporan : setiap
dengan sarana komunikasi cepat Senin/Selasa.
lainnya, sesuai situasi dan kondisi • Pembuat laporan : Kepala
yang ada. Puskesmas.
• Pembuat laporan: Kepala
Puskesmas.
12.

Seorang pekerja pukesmas bagian pengembangan gizi ingin melakukan penelitian dengan
rekapitulasi data dari para posyandu di 5 desa wilayahnya dengan data sebagai berikut: Bayi yang
lahir diwilayah tersebut sejumlah 1000, bayi yang memiliki KMS 650, bayi yang hadir 500, bayi yang
timbangan nya naik 400. Berapakah rekapitulasi partisipan?
A. 650/1000
B. 500/1000
C. 400/1000
D. 500/650
E. 400/500
12.

Seorang pekerja pukesmas bagian pengembangan gizi ingin melakukan penelitian dengan
rekapitulasi data dari para posyandu di 5 desa wilayahnya dengan data sebagai berikut: Bayi yang
lahir diwilayah tersebut sejumlah 1000, bayi yang memiliki KMS 650, bayi yang hadir 500, bayi yang
timbangan nya naik 400. Berapakah rekapitulasi partisipan?
A. 650/1000
B. 500/1000
C. 400/1000
D. 500/650
E. 400/500
• Seorang pekerja pukesmas bagian pengembangan gizi
ingin melakukan penelitian dengan rekapitulasi data
sebagaia berikut:
• Bayi yang lahir diwilayah tersebut 1000, bayi yang
memiliki KMS 650, bayi yang hadir 500, bayi yang
timbangan nya naik 400.
REKAPITULASI PARTISIPAN…
DIAGNOSIS  KRITERIA KEBERHASILAN POSYANDU
JAWABAN:
B. 500/1000
• Pada soal ditanya mengenai rekapitulasi
peserta, yang berarti Tingkat partisipasi
masyarakat terhadap program posyandu
• Tingkat partisipasi dapat diukur dari jumlah
balita yang ditimbang/total bayi di wilayah
tersebut
• Maka jawabannya 500/1000
• 650/1000  menandakan liputan program posyandu,
dimana 650 sudah mendaftar atau terliput dalam
program posyandu
• 400/1000  tidak ada indicator untuk ini
• 500/650  menandakan persentase penimbangan/
kelangsungan penimbangan
• 400/500  Menandakan dampak/hasil dari program
penimbangan
Keberhasilan Posyandu
• Cakupan SKDN
– S: semua balita di wilayah kerja Posyandu
– K: semua balita yang terdaftar dan memiliki KMS
– D: jumlah balita yang datang dan ditimbang
– N: jumlah balita yang naik berat badannya

Indikator cakupan program posyandu:


• Liputan program = K/S
– Kemampuan program untuk menjangkau balita yang ada di masing-
masing wilayah
• Tingkat kelangsungan penimbangan = D/K
– Kemantapan pengertian dan motivasi orang tua balita untuk
menimbang anak secara teratur
• Tingkat partisipasi masyarakat terhadap program posyandu = D/S
• Dampak program = N/D
– Berhasil/tidaknya program posyandu
13.

Seorang pasien datang ke dokter puskesmas karena merasa sakit tenggorokan sudah sejak 2 minggu
terakhir. Dokter puskesmas memeriksa pasien dan mendiagnosis pasien sebagai tonsilitis akut
folikular, dan memberikan obat. Pasien kemudian meminta untuk diberikan surat rujukan ke RS
tertentu, namun dokter menolak. Disini, peran dokter puskesmas adalah...
A. Dokter puskesmas sebagai gate keeper pelayanan Kesehatan
B. Dokter puskesmas sebagai pemberi pelayanan primer
C. Dokter puskesmas memberikan pelayanan komprehensif
D. Dokter puskesmas memberikan pelayanan terpadu
E. Dokter puskesmas mengutamakan pencegahan
13.

Seorang pasien datang ke dokter puskesmas karena merasa sakit tenggorokan sudah sejak 2 minggu
terakhir. Dokter puskesmas memeriksa pasien dan mendiagnosis pasien sebagai tonsilitis akut
folikular, dan memberikan obat. Pasien kemudian meminta untuk diberikan surat rujukan ke RS
tertentu, namun dokter menolak. Disini, peran dokter puskesmas adalah...
A. Dokter puskesmas sebagai gate keeper pelayanan Kesehatan
B. Dokter puskesmas sebagai pemberi pelayanan primer
C. Dokter puskesmas memberikan pelayanan komprehensif
D. Dokter puskesmas memberikan pelayanan terpadu
E. Dokter puskesmas mengutamakan pencegahan
• Seorang pasien datang ke dokter puskesmas karena merasa sakit
tenggorokan sudah sejak 2 minggu terakhir.
• Dokter puskesmas memeriksa pasien dan mendiagnosis pasien
sebagai tonsilitis akut folikular, dan memberikan obat.

• Pasien kemudian meminta untuk diberikan surat rujukan ke RS


tertentu, namun dokter menolak.

PERAN DOKTER DISINI…


DIAGNOSIS  PERAN DOKTER KELUARGA
JAWABAN:
A. DOKTER PUSKESMAS SEBAGAI GATE KEEPER
PELAYANAN KESEHATAN
• Di soal didapatkan pasien dengan tonsilitis
akut yang merupakan kompetensi dokter
umum, sehingga tidak perlu dirujuk dan
hanya ditangani di fasyankes primer
• Fungsi ini adalah fungsi dokter sebagai
gatekeeper pelayanan kesehatan
• Dokter puskesmas sebagai pemberi pelayanan primer 
Dalam hal ini memberikan pengobatan, tapi disoal lebih
ditekankan dokter tidak merujuk kasus karena tidak
perlu

• Dokter puskesmas memberikan pelayanan komprehensif


 Berbasis kepada terapi dan juga pencegahan
(paripurna)

• Dokter puskesmas memberikan pelayanan


terpadu 
Melakukan Kerjasama dalam pelayanan
Kesehatan

• Dokter puskesmas mengutamakan pencegahan  Sama


Pelayanan Kedokteran
Primer
Pelayanan primer berupa dokter keluarga
merupakan bagian suatu jaringan pelayanan
kesehatan terpadu yang melibatkan dokter
spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan
rumah sakit rujukan sebagai tempat
pelayanan rawat inap.

Analisis Kesiapan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebagai ‘Gatekeeper' (Budiarto dan Oktarina). 2014
Peran Dokter Keluarga
Dokter keluarga berperan sebagai:
• (1) pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama
(first contact),
• (2) layanan bersifat pribadi (personal care),
• (3) bersifat paripurna (comprehensiveness),
• (4) berkelanjutan (continous care)
• (5) mengutamakan pencegahan (preventive first),
• (6) koordinasi (coordinating)
• (7) orientasi pada keluarga dan masyarakat
(community and family oriented).

Analisis Kesiapan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebagai ‘Gatekeeper' (Budiarto dan Oktarina). 2014
Peran Dokter Keluarga
• (8)Sebagai pengatur agar terjadi pemanfaatan
pelayanan kesehatan secara tepat oleh pasien
dan keluarga/koordinator pelayanan rujukan
(gate keeper)
• (9)penasihat setiap masalah kesehatan (health
consular)
• (10)pengatur pemakaian sumber kesehatan
(resources allocator)

Analisis Kesiapan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebagai ‘Gatekeeper' (Budiarto dan Oktarina). 2014
14.

Puskesmas merupakan Pelayanan Kesehatan Strata Primer yang disediakan oleh pemerintah untuk
memberikan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Di kecamatan
dimana Puskesmas Selalu Ceria berada, mempunyai luas wilayah sebesar 244,8 Km 2 dan jumlah
penduduk sebanyak 53.484 jiwa. Berapakah jumlah Puskesmas Kecamatan sesuai standar dengan
jumlah penduduk seperti yang tercantum di atas?
A. 1 Puskesmas
B. 2 Puskesmas
C. 3 Puskesmas
D. 4 Puskesmas
E. 5 Puskesmas
14.

Puskesmas merupakan Pelayanan Kesehatan Strata Primer yang disediakan oleh pemerintah untuk
memberikan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Di kecamatan
dimana Puskesmas Selalu Ceria berada, mempunyai luas wilayah sebesar 244,8 Km 2 dan jumlah
penduduk sebanyak 53.484 jiwa. Berapakah jumlah Puskesmas Kecamatan sesuai standar dengan
jumlah penduduk seperti yang tercantum di atas?
A. 1 Puskesmas
B. 2 Puskesmas
C. 3 Puskesmas
D. 4 Puskesmas
E. 5 Puskesmas
• Puskesmas merupakan Pelayanan Kesehatan Strata Primer
yang disediakan oleh pemerintah untuk memberikan
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
• Di kecamatan dimana Puskesmas Selalu Ceria berada,
mempunyai luas wilayah sebesar 244,8 Km2 dan jumlah
penduduk sebanyak 53.484 jiwa.

JUMLAH PUSKESMAS…
DIAGNOSIS  PUSKESMAS
JAWABAN:
B. 2 PUSKESMAS
• Berkaitan INPRES kesehatan No 5 Th
1974, Nomor 7 tahun 1975 dan nomor 4
tahun 1976, sejak pelita III maka konsep
wilayah puskesmas diperkecil yang
mencakup suatu wilayah yang mempunyai
jumlah penduduk 30.000 jiwa  di soal
jumlah penduduk sebanyak 53.484 jiwa
 perlu 2 puskesmas kecamatan
Puskesmas
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja (Kepmenkes RI
No.128/Menkes/SK/II/2004).

Dasar-dasar puskesmas. Kemenkes RI. 2013


Wilayah Kerja Puskesmas
• Berkaitan INPRES Kesehatan No 5 thn 1974
sejak pelita III maka konsep puskesmas
mencakup satu wilayah yang mempunyai
penduduuk 30.000 jiwa

• Untuk wilayah dengan jumlah penduduk


30.000 jiwa dikoordinasi dengan 2 puskesmas.
Salah satu sebagai puskesmas induk dan salah
satu enjadi puskesmas pembantu
Puskesma
s
• Satu dokter sebagai kepala puskesmas dapat
merangkap sebagai dokter di poliklinik dan
1 dokter bertugas di puskesmas pembantu

• Rasio dokter-penduduk bervariasi mulai


1:5000 sampai 1:2500 (rata rata
1:4000)
15.

Ny. Ulala Kemalasari, 30 tahun, G1P0A0, datang ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan
antenatal. Saat ini usia kehamilan 7 bulan. Pasien tidak mengalami keluhan yang berarti. Ibu dan
keluarganya merupakan peserta BPJS mandiri. Sang ibu kuatir jika anaknya mengalami kelainan
ketika dilahirkan dan memerlukan perawatan ia tidak bisa mem iayai biaya pengobatannya.
Bagaimana cara agar bayi yang nanti dilahirkan bisa dijamin oleh BPJS kesehatan?
A. Bayi harus didaftarkan atas nama bapak bayi tersebut
B. Bayi harus didaftarkan dalam 28 hari setelah lahir
C. Bisa langsung didaftarkan saat hamil, dokter harus membuat surat bahwa ada detak jantung bayi
D. Bayi didaftarkan setelah usia 1 bulan
E. Bayi secara otomatis menjadi peserta BPJS kesehatan
15.

Ny. Ulala Kemalasari, 30 tahun, G1P0A0, datang ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan
antenatal. Saat ini usia kehamilan 7 bulan. Pasien tidak mengalami keluhan yang berarti. Ibu dan
keluarganya merupakan peserta BPJS mandiri. Sang ibu kuatir jika anaknya mengalami kelainan
ketika dilahirkan dan memerlukan perawatan ia tidak bisa mem iayai biaya pengobatannya.
Bagaimana cara agar bayi yang nanti dilahirkan bisa dijamin oleh BPJS kesehatan?
A. Bayi harus didaftarkan atas nama bapak bayi tersebut
B. Bayi harus didaftarkan dalam 28 hari setelah lahir
C. Bisa langsung didaftarkan saat hamil, dokter harus membuat surat bahwa ada detak jantung bayi
D. Bayi didaftarkan setelah usia 1 bulan
E. Bayi secara otomatis menjadi peserta BPJS kesehatan
• Ny. Ulala Kemalasari, 30 tahun, G1P0A0, datang ke puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan antenatal. Saat ini usia kehamilan 7 bulan.
Pasien tidak mengalami keluhan yang berarti. Ibu dan keluarganya
merupakan peserta BPJS mandiri.
• Sang ibu kuatir jika anaknya mengalami kelainan ketika dilahirkan dan
memerlukan perawatan ia tidak bisa mem iayai biaya pengobatannya.
Bagaimana cara agar bayi yang nanti dilahirkan bisa dijamin oleh BPJS
kesehatan?

CARA BAYI DIJAMIN BPJS…


DIAGNOSIS  PENDAFTARAN BPJS
JAWABAN:
B. BAYI DIDAFTARKAN DALAM 28
HARI SETELAH LAHIR
• Peserta Mandiri yang saat ini sedang
mengandung atau hamil tidak perlu
mendaftarkan bayi yang ada di dalam
kandungan.
• Dalam pasal Perpres no 82 thn 2018
disebutkan Pendaftaran bayi harus
dilakukan selambat-lambatnya dalam 28
hari setelah bayi lahir selam
• Bayi harus didaftarkan atas nama bapak bayi
tersebut
• Bisa langsung didaftarkan saat hamil, dokter
harus membuat surat bahwa ada detak jantung
bayi
• Bayi didaftarkan setelah usia 1 bulan
• Bayi secara otomatis menjadi peserta BPJS
Kesehatan

 YANG LAIN TIDAK TEPAT


Pendaftaran Kepesertaan
BPJS Bagi Bayi (aturan Baru)
• Dalam Peraturan BPJS No 23 Tahun 2015 peserta Mandiri dapat mendaftarkan bayi
dalam kandungan menjadi peserta BPJS selambat-lambatnya 14 hari sebelum
dilahirkan atau usia kehamilan 7-8 bulan.
• Namun peraturan tersebut sudah tidak berlaku sejak adanya Peraturan Presiden
no.82 tahun 2018, dimana pendaftaran bayi dalam kandungan sudah tidak berlaku
lagi  namun harus mendaftarkan bayi selambat-lambatnya 28 hari setelah bayi
lahir
• Peserta Mandiri yang saat ini sedang mengandung atau hamil tidak perlu
mendaftarkan bayi yang ada di dalam kandungan. Sehingga jika orangtua ingin
mendaftarkan bayi nya maka pendaftaran bayi dapat dilakukan setelah bayi lahir.
• Diberikan batas waktu 3×24 jam hari kerja sejak kelahiran bayi atau sebelum
peserta pulang dari rumah sakit, perwakilan anggota keluarga dalam 1 KK datang
ke Kantor Cabang BPJS Kesehatan untuk mendaftarkan bayi yang sudah lahir.

https://www.panduanbpjs.com/bayi-dalam-kandungan/
Pendaftaran Kepesertaan
BPJS Bagi Bayi (aturan Baru)
• Persyaratan Mendaftarkan Bayi Baru Lahir :
– KTP suami-istri asli dan foto copy,
– KK asli dan foto copy,
– Kartu JKN KIS,Surat keterangan lahir,
– Buku tabungan rekening salah satunya Bank Mandiri, BNI, BRI
dan BCA
• Bayi akan terdaftar di kelas yang sama dengan orangtua,
sehingga jika orangtua terdaftar di kelas 2 maka bayi juga
akan masuk ke kelas 2 dan memiliki kewajiban yang sama
untuk membayar iuran sebesar Rp51.000 per bulan.
• Sehingga apabila bayi yang baru lahir membutuhkan
perawatan medis maka tetap akan ditanggung BPJS
Kesehatan, dengan syarat pihak keluarga telah mengurus
pendaftaran bayi tersebut sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
https://www.panduanbpjs.com/bayi-dalam-kandungan/
16.

Di sebuah desa bernama Desa Dedemit Kendes terdapat peningkatan kejadian malaria sebanyak 2
kali lipat sejak 2 bulan terakhir. Perangkat desa melakukan rapat gabungan dengan pihak puskesmas
untuk melakukan tindakan pencegahan guna menghentikan penyebaran transmisi malaria lebih
lanjut. Kepala puskesmas meminta kepada petugas kesehatan untuk membagikan kelambu
insektisida. Tindakan yang dilakukan termasuk dalam pencegahan?
A. Health promotion
B. Specific protection
C. Early diagnosis and prom treatment
D. Disability limitation
E. Rehabilitation
16.

Di sebuah desa bernama Desa Dedemit Kendes terdapat peningkatan kejadian malaria sebanyak 2
kali lipat sejak 2 bulan terakhir. Perangkat desa melakukan rapat gabungan dengan pihak puskesmas
untuk melakukan tindakan pencegahan guna menghentikan penyebaran transmisi malaria lebih
lanjut. Kepala puskesmas meminta kepada petugas kesehatan untuk membagikan kelambu
insektisida. Tindakan yang dilakukan termasuk dalam pencegahan?
A. Health promotion
B. Specific protection
C. Early diagnosis and prom treatment
D. Disability limitation
E. Rehabilitation
• Di sebuah desa bernama Desa Dedemit Kendes terdapat peningkatan
kejadian malaria sebanyak 2 kali lipat sejak 2 bulan terakhir.
• Perangkat desa melakukan rapat gabungan dengan pihak puskesmas
untuk melakukan tindakan pencegahan guna menghentikan
penyebaran transmisi malaria lebih lanjut.
• Kepala puskesmas meminta kepada petugas kesehatan untuk
membagikan kelambu insektisida.

TINDAKAN PENCEGAHAN INI…


DIAGNOSIS  5 LEVEL PREVENTION
JAWABAN:
B. SPECIFIC PROTECTION
• Petugas kesehatan melakukan pencegahan
pada kelompok yang belum sakit agar tidak
menjadi sakit (pencegahan primer).
Tindakan yang dilakukan adalah
membagikan kelambu insektisida yang
merupakan perlindungan spesifik,
sehingga jawaban yang tepat adalah B.
• Health promotion  contohnya penyuluhan
• Early diagnosis and prom treatment 
contohnya screening
• Disability limitation  contohnya penanganan
DM/HT untuk mencegah komplikasi
• Rehabilitation  contohnya rehab pasca
stroke
FIVE LEVEL OF PREVENTION
• Dilakukan pada orang sehat
Health promotion • Promosi kesehatan
• Contoh: penyuluhan

• Dilakukan pada orang sehat


Specific • Mencegah terjadinya kesakitan
protectio • Contoh: vaksinasi, cuci tangan pakai sabun
n • Dilakukan pada orang sakit
Early diagnosis & • Tujuannya kuratif
prompt treatment • Contoh: Pengobatan yang tepat pada pasien TB

• Dilakukan pada orang sakit


Disability • Membatasi kecacatan
• Contoh: pasien neuropati DM latihan senam kaki
limitation • Dilakukan pada orang sakit dengan kecacatan
Rehabilitation • Optimalisasi fungsi tubuh yang masih ada
• Contoh: latihan berjalan pada pasien pasca stroke
Pencegahan Primer-Sekunder-Tersier
Primordial Prevention &
Quartenary Prevention
Primordial prevention Quartenary prevention
• consists of actions to minimize future hazards
• Action
to taken to identify patient at risk
health and hence inhibits the establishmentofofover-medicalization, to protect him
factors which are known to increase the riskfrom
of new medical invasion, and to
disease. suggest him interventions ethically
• It addresses broad health determinants ratheracceptable.
than preventing personal exposure to risk factors,
which is the goal of primary prevention.• For example:
– the avoidance of screening without
foundation, such as in prostate cancer
– The appropriate use of antibiotics in
upper respiratory tract infections
• The difference with primary
prevention:
– Primary prevention seeks to prevent the
onset of specific diseases via risk
reduction by altering behaviors or
exposures that can lead to disease or by
enhancing resistance to the effects of
exposure to a disease agent.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4311333/
17.

Seorang petugas cold chain sebuah puskesmas, menemukan suhu di lemari es tempat penyimpanan
vaksin hepatitis B mencapai -5 derajat celsius pada pemeriksaan pagi. Pada pemeriksaan sore hari
sebelumnya suhu lemari es masih dalam kisaran normal. Petugas kemudian melapor kepada dokter
kepala puskesmas untuk segera ditindak lanjuti. Apa yang tindakan yang harus dilakukan?
A. Mengembalikan vaksin ke dinas kesehatan kabupaten
B. Mengubah suhu lemari es ke kisaran normal
C. Menyatakan vaksin sudah rusak
D. Melakukan uji kocok vaksin
E. Membuang vaksin
17.

Seorang petugas cold chain sebuah puskesmas, menemukan suhu di lemari es tempat penyimpanan
vaksin hepatitis B mencapai -5 derajat celsius pada pemeriksaan pagi. Pada pemeriksaan sore hari
sebelumnya suhu lemari es masih dalam kisaran normal. Petugas kemudian melapor kepada dokter
kepala puskesmas untuk segera ditindak lanjuti. Apa yang tindakan yang harus dilakukan?
A. Mengembalikan vaksin ke dinas kesehatan kabupaten
B. Mengubah suhu lemari es ke kisaran normal
C. Menyatakan vaksin sudah rusak
D. Melakukan uji kocok vaksin
E. Membuang vaksin
• Seorang petugas cold chain sebuah puskesmas, menemukan
suhu di lemari es tempat penyimpanan vaksin hepatitis
B mencapai -5 derajat celsius pada pemeriksaan pagi. Pada
pemeriksaan sore hari sebelumnya suhu lemari es masih dalam
kisaran normal.
• Petugas kemudian melapor kepada dokter kepala puskesmas
untuk segera ditindak lanjuti.

TINDAKANNYA…
DIAGNOSIS  PENANGANAN VAKSIN
JAWABAN:
D. MELAKUKAN UJI KOCOK VAKSIN
• Vaksin disimpan seharusnya pada suhu + 2
ºC s/d + 8 ºC. Pada soal vaksin disimpan
pada suhu -5 derajat sehingga
kemungkinan vaksin beku.
• Untuk memeriksa apakah vaksin benar
beku atau tidak, perlu dialkukan uji kocok
vaksin.
• Mengembalikan vaksin ke dinas kesehatan
kabupaten  Pastikan dulu rusak/tidak
• Mengubah suhu lemari es ke kisaran normal 
Iya, tapi yang lebih penting memastikan vaksin
di dalamnya dulu
• Menyatakan vaksin sudah rusak  harus dites
dulu
• Membuang vaksin  harus dites dulu
PENYIMPANAN VAKSIN
• Vaksin hidup
– Polio oral, BCG, campak, MMR, varicella
– Sebaiknya disimpan di suhu 2-8 derajat celcius. Di atas itu,
vaksin akan mati.

• Vaksin mati
– DPT, Hib, PCV, tifoid, IPV
– Sebaiknya disimpan di suhu 2-8 derajat celcius. Di bawah
itu, vaksin akan rusak.

• Syarat penyimpanan: disimpan di lemari es,


transportasi dalam kontak dingin tertutup rapat,
terlindung dari sinar matahari langsung, ada indikator
suhu berupa vaccine vial monitor.
Alat Pemantau Suhu Untuk
Mengetahui Kondisi
Vaksin
• Vaccine Vial Monitor (VVM)
• Termometer Muller
• Freeze Watch
• Freeze Tag
Vaccine Vial Monitor (VVM)
• Fungsinya memantau suhu vaksin selama dalam
perjalanan maupun dalam penyimpanan.

• VVM ditempelkan pada setiap vial vaksin.

• Semua vaksin dilengkapi dengan VVM, kecuali


BCG.

• Kekurangan VVM: Tidak bisa memantau suhu


paparan dingin dibawah 0 °C.
Contoh VVM Vaksin Hepatitis B Dan Interpretasinya
Termometer Muller:
Suatu alat pengukur suhu biasa
tanpa menggunakan sensor
pengukur

Freeze Watch & Freeze Tag:


• suatu alat pemantau suhu
dingin dibawah 0 °C.
• Sensor akan berubah bila
suhu di bawah 0 °C.
• Freeze watch akan
menjadi berwarna biru
bila suhu terlalu rendah.
• Freeze tag akan
menampilkan tanda x bila
suhu terlalu rendah.
Jika Vaksin Disimpan Terlalu Dingin:
UJI KOCOK VAKSIN
• Dilakukan untuk meyakinkan apakah vaksin tersangka beku masih layak
digunakan atau tidak.
• Cara melakukan uji kocok:
– Pilih satu contoh dari tiap tipe dan batch vaksin yang dicurigai pernah beku,
utamakan dengan evaporator dan bagian lemari es yang paling dingin. Beri
label ”Tersangka Beku”. Bandingkan dengan vaksin dari tipe dan batch yang
sama yang sengaja dibekukan hingga beku padat seluruhnya dan beri label
”Dibekukan”.
– Biarkan contoh ”Dibekukan” dan vaksin ”Tersangka Beku” sampai mencair
seluruhnya.
– Kocok contoh ”Dibekukan” dan vaksin ”Tersangka Beku” secara
bersamaan.
– Amati contoh ”Dibekukan” dan vaksin ”Tersangka Beku” bersebelahan
untuk
membandingkan waktu Pengendapan (umumnya 5-30 menit)
– Bila terjadi: a) Pengendapan vaksin ”Tersangka Beku” lebih lambat dari contoh
”Dibekukan”: vaksin dapat digunakan. b) Pengendapan vaksin ”Tersangka
Beku” lebih cepat dari contoh ”Dibekukan”: vaksin jangan digunakan, vaksin
sudah rusak.
Gambar : Uji kocok untuk
Vaksin Vial
Penanganan Vaksin Rusak
• Vaksin yang rusak dikeluarkan dari lemari es,
kemudian dilaporkan kepada atasan petugas.
Jika sedikit dapat dimusnahkan sendiri oleh
Puskesmas, tetapi bila banyak dapat
dikumpulkan ke Dinkes Kabupaten/Kota
dengan dibuat berita acara pemusnahan.
18.

Seorang dokter ingin meneliti tentang hubungan kepribadian dengan hipertensi. Kepribadian yang
diamati ada 4 kepribadian. Hipertensi dikelompokkan menjadi hipertensi dan tidak hipertensi.
Apakah uji hipotesis yang digunakan?
A. Uji pearsman
B. Uji ANOVA one way
C. Uji T
D. Uji regresi
E. Uji chi square
18.

Seorang dokter ingin meneliti tentang hubungan kepribadian dengan hipertensi. Kepribadian yang
diamati ada 4 kepribadian. Hipertensi dikelompokkan menjadi hipertensi dan tidak hipertensi.
Apakah uji hipotesis yang digunakan?
A. Uji pearsman
B. Uji ANOVA one way
C. Uji T
D. Uji regresi
E. Uji chi square
• Seorang dokter ingin meneliti tentang hubungan
kepribadian dengan hipertensi. Kepribadian yang
diamati ada 4 kepribadian.
• Hipertensi dikelompokkan menjadi hipertensi
dan tidak hipertensi.

UJI HIPOTESISNYA…
DIAGNOSIS  UJI DIAGNOSTIK
JAWABAN:
E. UJI CHI SQUARE
• Pada soal, variable bebas adalah jenis
kepribadian.
• Jenis kepribadian merupakan data katergorikal
dan terbagi menjadi 4 kelompok.
• Penyakit hipertensi juga merupakan data
kategorikal yang dibagi menjadi 2 kelompok.
• Sehingga dipilihlah uji chi square sebagai uji
hipotesis yang paling tepat.
• Uji chi square berguna untuk menguji
hubungan atau pengaruh dua buah variabel
nominal dan mengukur kuatnya hubungan
antarvariabel (C= coefficient of contingency)
• Uji spearman  Pengganti uji pearson jika
distribusi data tidak normal
• Uji ANOVA one way untuk uji kategori (>2
grup) dengan numerik
• Uji T  untuk uji kategori (2 grup) dengan
numerik
• Uji regresi  Lanjutan uji pearson
TABEL UJI HIPOTESIS
VARIABEL
U J I S TAT I S T I K U J I A LT E R N AT I
INDEPENDEN DEPENDE
F
N
Fisher (digunakan untuk tabel
Chi square 2x2)*
Kategorik Kolmogorov-Smirnov
Kategorik (digunakan untuk tabel bxk)*

Kategorik T-test independen Mann-Whitney**


Numerik
(2 kategori)
T-test berpasangan Wilcoxon**

One Way Anova (tdk


Kruskal Wallis**
Kategorik berpasangan)
Numerik
(>2 kategori) Repeated Anova
Friedman**
(berpasangan)
Numerik Numerik Korelasi Pearson Korelasi Spearman**
Regresi Linier
Keterangan:
* : Digunakan bila persyaratan untuk uji chi square tidak terpenuhi
**: Digunakan bila distribusi data numerik tidak normal
19.

Seorang dokter yang bernama dokter Tanoto Roni ingin melakukan penelitian pada binatang coba
mencit untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit manggis terhadap penurunan kadar gula darah.
Terdapat 6 kelompok mencit pada percobaan yang diberikan ekstrak dengan konsentrasi berbeda. Uji
statistik apakah yang digunakan untuk penelitian di atas?
A. Chi Square
B. Kruskall Walis
C. Anova
D. Mann whitney
E. Paired T
19.

Seorang dokter yang bernama dokter Tanoto Roni ingin melakukan penelitian pada binatang coba
mencit untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit manggis terhadap penurunan kadar gula darah.
Terdapat 6 kelompok mencit pada percobaan yang diberikan ekstrak dengan konsentrasi berbeda. Uji
statistik apakah yang digunakan untuk penelitian di atas?
A. Chi Square
B. Kruskall Walis
C. Anova
D. Mann whitney
E. Paired T
• Seorang dokter yang bernama dokter Tanoto Roni
ingin melakukan penelitian pada binatang coba
mencit untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit
manggis terhadap penurunan kadar gula darah.
• Terdapat 6 kelompok mencit pada percobaan yang
diberikan ekstrak dengan konsentrasi berbeda.
UJI STATISTIKNYA…
DIAGNOSIS  UJI STATISTIK
JAWABAN:
C. ANOVA
• Variabel yang diteliti pada penelitian
tersebut adalah variable kategorik (ekstrak
kulit manggis) terhadap variable numerik
(penurunan kadar gula darah). Karena
terdapat lebih dari 2 kelompok variable
kategorik (6 ekstrak kulit manggis dengan
konsentrasi berbeda), uji hipotesis yang
tepat adalah uji Anova.
• Chi Square  Untuk uji variable kategorik x
kategorik
• Kruskall Walis  Pengganti uji one way anova
bila distribusi data tidak normal
• Mann whitney  Pengganti uji independent t
test
• Paired T  Uji kategorik 2 data berpasangan
dengan variable numerik
Langkah Menentukan Uji Statistik
• Tentukan sifat variabel yang diuji (numerik atau kategorik)

• Bila ada variabel yang bersifat numerik, tentukan apakah


variabel tersebut terdistribusi normal atau tidak. Atau bila
kedua variabel bersifat kategorik, tentukan apakah
memenuhi persyaratan uji chi square. Untuk mengerjakan
soal UKDI, bila tidak disebutkan, maka diasumsikan bahwa
variabel tersebut terdistribusi normal atau memenuhi
persyaratan chi square.

• Lihat tabel untuk menentukan uji hipotesis apa yang


sesuai.
TABEL UJI HIPOTESIS
VARIABEL
U J I S TAT I S T I K U J I A LT E R N AT I
INDEPENDEN DEPENDE
F
N
Fisher (digunakan untuk tabel
Chi square 2x2)*
Kategorik Kolmogorov-Smirnov
Kategorik (digunakan untuk tabel bxk)*

Kategorik T-test independen Mann-Whitney**


Numerik
(2 kategori)
T-test berpasangan Wilcoxon**

One Way Anova (tdk


Kruskal Wallis**
Kategorik berpasangan)
Numerik
(>2 kategori) Repeated Anova
Friedman**
(berpasangan)
Numerik Numerik Korelasi Pearson Korelasi Spearman**
Regresi Linier
Keterangan:
* : Digunakan bila persyaratan untuk uji chi square tidak terpenuhi
**: Digunakan bila distribusi data numerik tidak normal
20.

Pada sebuah penelitian terhadap suatu penyakit didapatkan 40 responden. Sebanyak 22 pasien
dirujuk untuk dilakukan pembedahan sebagai terapi utama. 18 pasien dilakukan terapi farmakologis
sebagai terapi utama. Ternyata hasil terapi kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa
pembedahan sedikit lebih baik daripada farmakologis. Selain itu, yang mendapatkan terapi
pembedahan usia pasiennya lebih muda daripada yang mendapat terapi farmakologis. Pada kasus ini
akan terjadi bias pada perlakuan sampel. Bias yang terjadi ialah...
A. Observer bias
B. Measurement bias
C. Selection bias
D. Loss to Follow Up bias
E. Ascertainment bias
20.

Pada sebuah penelitian terhadap suatu penyakit didapatkan 40 responden. Sebanyak 22 pasien
dirujuk untuk dilakukan pembedahan sebagai terapi utama. 18 pasien dilakukan terapi farmakologis
sebagai terapi utama. Ternyata hasil terapi kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa
pembedahan sedikit lebih baik daripada farmakologis. Selain itu, yang mendapatkan terapi
pembedahan usia pasiennya lebih muda daripada yang mendapat terapi farmakologis. Pada kasus ini
akan terjadi bias pada perlakuan sampel. Bias yang terjadi ialah...
A. Observer bias
B. Measurement bias
C. Selection bias
D. Loss to Follow Up bias
E. Ascertainment bias
• Pada sebuah penelitian terhadap suatu penyakit didapatkan 40 responden.
Sebanyak 22 pasien dirujuk untuk dilakukan pembedahan sebagai terapi
utama. 18 pasien dilakukan terapi farmakologis sebagai terapi utama.
• Ternyata hasil terapi kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa
pembedahan sedikit lebih baik daripada farmakologis.
• Selain itu, yang mendapatkan terapi pembedahan usia pasiennya lebih muda
daripada yang mendapat terapi farmakologis.

BIAS TERJADI DI SINI…


DIAGNOSIS  BIAS PENELITIAN
JAWABAN:
C. SELECTION BIAS
• Pada soal dikatakan yang terapi
pembedahan usia pasiennya lebih muda
daripada yang mendapat terapi
farmakologis. Sehingga meningkatkan
keberhasilan terapi pada kelompok bedah
• Bias subjek seperti ini dinamakan selection
bias
• Observer bias  Bias pengamat, yang
mengamati kedua grup berbeda
• Measurement bias  Bias pengukur, alat yang
dipakai untuk mengukur kedua grup beda
• Loss to Follow Up bias  Bias dropout dimana
subjek penelitian hilang lebih dari 10% total
subjek
• Ascertainment bias  Bias dimana tidak
dilakukan blinding penelitian
Bias Penelitian
• Definisi: keselahan sistematis dalam metode pemilihan
subjek, pengumpulan data, pelaksanaan penelitian,
atau analisis penelitian yang menyebabkan kesalahan
taksiran efek paparan dan risiko mengalami penyakit,
atau efek intervensi terhadap variabel hasil.

• Macam-macam bias penelitian:


– Bias yang berhubungan dengan seleksi subyek penelitian
– Bias pengukuran
• Secara umum
• Pada uji klinis
Apa Saja Bias dalam Penelitian
Kedokteran?
• Ada puluhan macam bias dalam penelitian kedokteran,
namun secara umum, bias dibagi menjadi 3 jenis:
– Selection bias (bias seleksi): Bias yang berhubungan
dengan seleksi subyek penelitian sehingga sampel tidak
representatif
– Information/misclassification/measurement bias (bias
informasi/pengukuran): kesalahan dalam
pengukuran paparan
• Secara umum
• Pada uji klinis
– Confounding factor (faktor perancu): distorsi/
penyimpangan hubungan antara paparan-penyakit oleh
faktor lain (confounder/perancu)
Bias yang berhubungan dengan seleksi subyek
• Bias prevalens/insidens (Neyman’s bias)
– insidens dan prevalens suatu penyakit sangat jauh berbeda sehingga yang diteliti tidak
sesuai dengan kenyataan di populasi.
– Terjadi apabila subyek penelitian mencakup pasien dengan penyakit dengan mortalitas
tinggi pada fase awal, dan angka kematiannya menurun dengan perjalanan waktu, atau
– Pasien yang onset penyakit atau kelainan faktor risikonya sulit dideteksi.
– Contoh: studi tentang penyakit jantung bawaan, kemungkinan melibatkan pasien dengan
kelainan berat seperti TGA yang mortalitasnya tinggi dalam bulan-bulan pertama
kehidupan. Jika penelitian mencakup subjek yang usianya lebih dari 1 tahun,
kemungkinan pasien dengan PJB berat tidak mempunyai kesempatan untuk dipilih
sebagai subjek.
– Contoh lainnyanya,penelitian untuk meneliti efektivitas obat A terhadap kanker paru.
Dalam kenyataan, kebanyakan pasien baru terdiagnosis kanker paru saat stadium IV
sehingga cepat meninggal dan tidak dapat menjadi subyek penelitian. Sehingga
mayoritas yang menjadi subyek penelitian adalah pasien kanker paru stadium awal, dan
memiliki respon baik terhadap obat A. kesimpulan penelitian tersebut sulit untuk
diterapkan di populasi, karena insidens kanker paru lebih tinggi pada stadium IV
sebenarnya tetapi pasiennya tidak bertahan hidup lama (prevalensnya rendah).
– Cara untuk mengurangi bias: melakukan studi insidensi, jadi hanya pasien baru saja yang
diikutkan. Dalam penelitian tentang PJB, subjek penelitian direkrut sejak lahir.
Bias yang berhubungan dengan seleksi subyek
• Admission rate/referral bias (Berkson’s fallacy)
– Terjadi pada studi (terutama case control) yang menggunakan subjek
yang dirawat di rumah sakit  mempengaruhi kesetaraan antar
kelompok subjek yang diteliti (kasus dan kontrol) karena perbedaan
indikasi rawat.
– Hal ini terjadi karena adanya kombinasi eksposure dan outcome pada
subyek meningkatkan kemungkinan hospital admission yang lebih
tinggi, sehingga rate eksposure pada kasus akan lebih tinggi
dibandingkan pada kontrol
– Contoh: studi tentang penyakit gagal jantung dengan infeksi
pneumonia dengan subjek dari rumah sakit. Orang dengan penyakit
gagal jantung DAN pnemonia memiliki kemungkinan masuk rawat
inap di RS yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan org yg gagal
jantung TANPA pneumonia, orang yang pneumonia TANPA gagal
jantung, ataupun orang yang TIDAK gagal jantung DAN TIDAK
pneumonia  hasilnya seakan-akan gagal jantung berhubungan
dengan pneumonia, padahal tidak.
– Cara mengurangi bias: menghimpun kelompok (subjek sehat, subjek
dengan penyakit ringan, sedang, berat). Kelompok kontrol yang lebih
dari satu juga dapat mengurangi bias ini.
Bias yang berhubungan dengan seleksi
subyek • Bias non-respons atau bias relawan
– Terjadi bila subjek yang terpilih sebagai sampel menolak ikut penelitian, atau
bila studi memperbolehkan relawan.
– Contoh: dalam studi obat anti alergi, pasien dengan kelainan ringan, atau
berat namun responsif terhadap obat yang ada akan merasa tidak perlu ikut
serta dalam penelitian, sementara pasien dengan penyakit berat yang non
responsif terhadap obat yang ada akan bersedia menjadi relawan.

• Membership bias
– Bila pada kelompok studi terdapat satu atau lebih hal yang berhubungan
dengan efek, sedangkan pada kelompok kontrol tidak.
– Contoh: studi tentang efek rokok terhadap kanker  tidak mungkin dibuat uji
klinis, maka beberapa ahli menduga mungkin bukan hanya rokoknya yang
berbahaya, namun juga faktor lain yang terdapat pada perokok yang tidak bisa
disingkirkan.

• Procedure selection bias


– Bila pemilihan subjek berdasarkan pada karakteristik tertentu yang membuat
kedua kelompok menjadi tidak seimbang.
– Contoh: uji klinis efektivitas obat dibandingkan plasebo, apabila tidak dilakukan
randomisasi, peneliti akan cenderung memberikan obat pada subjek yang
sakit
21.

Seorang dokter ingin melakukan penelitian berbentuk randomized controlled trial. Ia ingin
membandingkan efek pemberian probiotik pada ibu hamil dan kelompok yang tidak diberi probiotik.
Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu ibu hamil yang tidak diberi probiotik dan ibu
hamil yang diberi placebo. Pada saat anak dari subjek sudah berumur 3 bulan, dokter tersebut
mengukur kadar Th 2 pada anak dari kedua kelompok penelitian. Jika dokter tersebut ingin
mengetahui apakah ada perbedaan atas intervensi yang dilakukannya, maka analisis statistik apa
yang seharusnya digunakan?
A. Paired t test
B. independent t test
C. ANOVA
D. Pearson corelation
E. Chi square
21.

Seorang dokter ingin melakukan penelitian berbentuk randomized controlled trial. Ia ingin
membandingkan efek pemberian probiotik pada ibu hamil dan kelompok yang tidak diberi probiotik.
Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu ibu hamil yang tidak diberi probiotik dan ibu
hamil yang diberi placebo. Pada saat anak dari subjek sudah berumur 3 bulan, dokter tersebut
mengukur kadar Th 2 pada anak dari kedua kelompok penelitian. Jika dokter tersebut ingin
mengetahui apakah ada perbedaan atas intervensi yang dilakukannya, maka analisis statistik apa
yang seharusnya digunakan?
A. Paired t test
B. independent t test
C. ANOVA
D. Pearson corelation
E. Chi square
• Seorang dokter ingin melakukan penelitian berbentuk randomized
controlled trial. Ia ingin membandingkan efek pemberian probiotik pada
ibu hamil dan kelompok yang tidak diberi probiotik.
• Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu ibu hamil yang diberi
probiotik dan ibu hamil yang diberi placebo.
• Pada saat anak dari subjek sudah berumur 3 bulan, dokter tersebut
mengukur kadar Th 2 pada anak dari kedua kelompok penelitian.

ANALISIS STATISTIKNYA…
DIAGNOSIS  ANALISA STATISTIK
JAWABAN:
B. INDEPENDENT T TEST
• Peneliti melakukan penelitian yang
menghubungkan data kategorik (diberi
probiotik dan diberi placebo) terhadap data
numerik (kadar Th2), maka uji statistic yang
digunakan adalah uji T.
• Kelompok yang diteliti merupakan
kelompok yang berbeda dan tidak
disebutkan perlakuan matching subjek
penelitian, sehingga uji T yang digunakan
adalah uji T tidak
berpasangan/independent.
– Paired t test  kategorik (2 subjek
berpasangan) x numerik
– ANOVA  Jika terdapat > 2
kategori
– Pearson correlation  uji numerik
x numerik
– Chi square  Uji kategorik x
kategorik
Langkah Menentukan Uji Statistik
• Tentukan sifat variabel yang diuji (numerik atau kategorik)

• Bila ada variabel yang bersifat numerik, tentukan apakah


variabel tersebut terdistribusi normal atau tidak. Atau bila
kedua variabel bersifat kategorik, tentukan apakah
memenuhi persyaratan uji chi square. Untuk mengerjakan
soal UKDI, bila tidak disebutkan, maka diasumsikan bahwa
variabel tersebut terdistribusi normal atau memenuhi
persyaratan chi square.

• Lihat tabel untuk menentukan uji hipotesis apa yang


sesuai.
TABEL UJI HIPOTESIS
VARIABEL
U J I S TAT I S T I K U J I A LT E R N AT I
INDEPENDEN DEPENDE
F
N
Fisher (digunakan untuk tabel
Chi square 2x2)*
Kategorik Kolmogorov-Smirnov
Kategorik (digunakan untuk tabel bxk)*

Kategorik T-test independen Mann-Whitney**


Numerik
(2 kategori)
T-test berpasangan Wilcoxon**

One Way Anova (tdk


Kruskal Wallis**
Kategorik berpasangan)
Numerik
(>2 kategori) Repeated Anova
Friedman**
(berpasangan)
Numerik Numerik Korelasi Pearson Korelasi Spearman**
Regresi Linier
Keterangan:
* : Digunakan bila persyaratan untuk uji chi square tidak terpenuhi
**: Digunakan bila distribusi data numerik tidak normal
22.

dr. Agus sedang membuat penelitian untuk mengetahui seberapa besar penurunan kadar kalium
(dalam satuan meq/L) dengan kadar CRP (dalam satuan unit/L) pasien sepsis. Uji hipotesis yang
digunakan peneliti dalam kasus diatas adalah…
A. T berpasangan
B. T tidak berpasangan
C. Pearson
D. Sperman
E. Mann Whitney
22.

dr. Agus sedang membuat penelitian untuk mengetahui seberapa besar penurunan kadar kalium
(dalam satuan meq/L) dengan kadar CRP (dalam satuan unit/L) pasien sepsis. Uji hipotesis yang
digunakan peneliti dalam kasus diatas adalah…
A. T berpasangan
B. T tidak berpasangan
C. Pearson
D. Sperman
E. Mann Whitney
KEYWORDS

• Penelitian untuk mengetahui seberapa besar


penurunan kadar kalium (dalam satuan
meq/L) dengan kadar CRP (dalam satuan
unit/L)

UJI HIPOTESIS ??

JAWABAN

C. Pearson
PENJELASAN

Riset
Uji Hipotesis : prosedur statistika utk menunjukkan
kesahihan suatu hipotesis

TENTUKAN :
• Komparatif
– Membandingkan (“to compare”) apakah terdapat perbedaan
hasil variabel tergantung dengan variabel bebas?
atau
• Korelatif
– Apakah terdapat korelasi antara variabel bebas dengan
variabel tergantung?
PENJELASAN

Variabel Penelitian
• Variabel Bebas/Independen → variable yang
dianggap menentukan variable tergantung
• Variabel Tergantung/Dependen → variable yang
nilainya merupakan hasil dari penelitian
(outcome)
 Berpasangan jika:
• Data berasal dari individu yang sama; atau
• Dilakukan proses matching
 Lainnya: tidak berpasangan

Dasar-dasar Metodologi Penelitian


PENJELASAN

Skala Pengukuran
• NUMERIK (NU-R-I)
– Rasio: tidak bisa nilai minus
• BB, TB, TD dalam mmHg, Kolesterol dalam mg/dl
– Interval: bisa nilai minus
• Suhu (derajat Celcius)
• KATEGORIK (KA-N-O)
– Nominal: sederajat
• Gender, sembuh-tidak sembuh, golongan darah
– Ordinal: bertingkat
• Baik-sedang-buruk, stadium penyakit, kadar
kolesterol dalam normal-tinggi-sangat tinggi
PENJELASAN

Analisis soal
• Kadar kalium (dalam satuan meq/L) →
Variabel
numerik
• Kadar CRP (dalam satuan unit/L) → Variabel
numerik
• Peneliti sudah mengetahui adanya hubungan
yaitu penurunan kadar kalium yang terjadi pada
pasien sepsis tetapi ingin melihat seberapa
besar korelasinya → Korelasi numerik-
numerik → Korelasi pearson
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.T berpasangan
B. T tidak berpasangan
D. Sperman → Pada uji korelasi numerik-
ordinal
E. Mann Whitney

Pilihan jawaban lainnya kurang tepat karena


merupakan uji komparatif
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Penelitian untuk mengetahui hubungan antara
kadar kalium (dalam satuan meq/L) dengan
kadar CRP (dalam satuan unit/L)

Maka, uji hipotesis yang sesuai adalah

C. Pearson
23.

dr. Febrian ingin melakukan penelitian terkait Gitelman Syndrome pada sebuah daerah di kepulauan
sebelah barat Indonesia. Dalam penelitian, dokter kesulitan untuk mencari sampel, sehingga ia
meminta bantuan dari salah satu subjek untuk menghubungi temannya yang juga menderita
penyakit serupa. Teknik sampling apakah yang sesuai dengan ilustrasi tersebut?
A. Simple random Sampling
B. Cluster random Sampling
C. Systematic random Sampling
D. Stratified random Sampling
E. Snowball Sampling
23.

dr. Febrian ingin melakukan penelitian terkait Gitelman Syndrome pada sebuah daerah di kepulauan
sebelah barat Indonesia. Dalam penelitian, dokter kesulitan untuk mencari sampel, sehingga ia
meminta bantuan dari salah satu subjek untuk menghubungi temannya yang juga menderita
penyakit serupa. Teknik sampling apakah yang sesuai dengan ilustrasi tersebut?
A. Simple random Sampling
B. Cluster random Sampling
C. Systematic random Sampling
D. Stratified random Sampling
E. Snowball Sampling
KEYWORDS

• Penelitian terkait Gitelman syndrome pada


sebuah daerah → kasus langka
• Kesulitan untuk mencari sampel, sehingga ia
meminta bantuan dari salah satu subjek
untuk menghubungi temannya yang juga
menderita penyakit serupa.

TEKNIK SAMPLING ??
JAWABAN

E. Snowball
Sampling
PENJELASAN

Non Probability Sampling


• Convenient / Accidental=
memilih siapa yang “kebetulan”
ada
• Consecutive = setiap yang
memenuhi kriteria inklusidan
eksklusi langsung dijadikan
sampel
• Purposive = berdasarkan
keputusan peneliti semata
(umumnya untuk uji kualitatif)
• Snowball = satu subjek
merekrut subjek yang lain
→ kasus langka
PENJELASAN

Snowball Sampling
• Subjek yang sudah ditemukan merekrut subjek lainnya. Grup
sampel berkembang semakin besar seperti bola salju yang
menggelinding. Bergantung pada referensi responden inisial
• Digunakan pada populasi tersembunyi yang sulit untuk diakses /
kasus langka
• Subjek tidak dipilih secara acak, rentan bias
PENJELASAN

Analisis Soal
• Gitelman syndrome –
Penyebab hipokalemia
kongenital(penyakit
yang cukup langka)
• Dokter meminta
bantuan
subjek/penderita
(responden pertama)
untuk merefer kepada
temannya yang memilik i
penyakit serupa
= Snowball Sampling
PENJELASAN

Random
Sampling
• A part of the sampling technique in which each sample
has an equal probability of being chosen
• Jika elemen populasinya ada 50 dan yang akan dijadikan
sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut
mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi
sampel.
• Mengambil sampel secara acak dari “sampling frame”
(daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa
diambil sebagai sampel)
• Make sure : sample chosen randomly → unbiased
representation of the total population
PENJELASAN

Probability Sampling
• Simple Random Sampling: pengambilan
sampel secara acak sederhana →
populasi homogen yang kerangka sampelnya
jelas
• Stratified Random Sampling: dikelompokkan,
lalu diambil beberapa bagian dari kelompok
itu (sesuai persentase) → Cocok untuk
populasi heterogen → dibagi jadi sub-
populasi/strata (Perkembangan Pembangunan
Pendidikan di Jawa Barat : sample dibagi rata
tiap tingkatan jenjang pendidikan SD-SMP-
SMA)
PENJELASAN

Probability Sampling
• Cluster Random Sampling: populasi terbagi
menjadi cluster dan dipilih cluster secara
acak. Terpilih beberapa cluster dari seluruh
cluster yang ada. Cluster dianalisis secara
utuh.
• Multi Stage/Phase Random Sampling: sampling
bertahap (bentuk kompleks dari cluster)
→  using smaller and smaller
sampling units at each stage
• Systematic Random Sampling: pengambilan
acak dengan metode tertentu
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.Simple random Sampling : pengambilan sampel


secara acak sederhana → populasi homogen yang
kerangka sampelnya jelas
B.Cluster random Sampling : populasi terbagi menjadi
cluster dan dipilih cluster secara acak. Terpilih
beberapa cluster dari seluruh cluster yang ada.
C.Systematic random Sampling : pengambilan acak
dengan metode tertentu (misal urutan genap)
D.Stratified random Sampling : dikelompokkan, lalu
diambil beberapa bagian dari kelompok itu (sesuai
persentase) → Cocok untuk populasi heterogen

Keempat pilihan lain ini termasuk dalam


Probability Sampling
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Penelitian terkait Gitelman syndrome di daerah
→ kasus langka
• Kesulitan untuk mencari sampel, sehingga ia
meminta bantuan dari salah satu subjek
untuk menghubungi temannya yang juga
menderita penyakit serupa.

Maka, teknik sampling yang sesuai adalah

E. Snowball
Sampling
24.

dr. Jonathan ingin meneliti mengenai hubungan penurunan berat badan dengan lama waktu
olahraga remaja. Peneliti meminta responden untuk menuliskan secara rinci berapa lama responden
berolahraga setiap harinya dalam 3 minggu terakhir. Apa kemungkinan masalah yang bisa dihadapi
oleh peneliti?
A. Bias Gender
B. Bias Informasi
C. Bias Seleksi
D. Bias Recall
E. Bias Interviewer
24.

dr. Jonathan ingin meneliti mengenai hubungan penurunan berat badan dengan lama waktu
olahraga remaja. Peneliti meminta responden untuk menuliskan secara rinci berapa lama responden
berolahraga setiap harinya dalam 3 minggu terakhir. Apa kemungkinan masalah yang bisa dihadapi
oleh peneliti?
A. Bias Gender
B. Bias Informasi
C. Bias Seleksi
D. Bias Recall
E. Bias Interviewer
KEYWORDS

• Dokter meneliti tentang hubungan penurunan


berat badan dengan lama waktu olahraga
remaja → menggunakan kuesioner
• Responden diminta untuk menulis secara rinci
berapa lama responden berolahraga setiap
harinya dalam 3 minggu terakhir

KEMUNGKINAN MASALAH ??

JAWABAN

A. Bias
Recall
PENJELASAN
PENJELASAN

Sumber-sumber Bias
• Design Bias → researcher fails to take into acountthe inherent biases liable in most types
of experiment
• Selection/Sampling Bias → proses seleksi atau partisipasi subyek
– Omission Bias → sampel hanya dari grup tertentu (tidak dapat
diekstrapolasikan ke seluruh populasi)
– Inclusive Bias → sampel dipilih secara convenience
• Procedural Bias → ketika terdapat tekanan kepada subjek untuk memberikan respon secara tergesa-
gesa
• Measurement Bias / Information Bias / Observation Bias → terganggu dalam proses
pengumpulan data

Martyn Shuttleworth (Feb 5, 2009). Research Bias.


PENJELASAN

Sumber-sumber Bias
• Interviewer Bias → terjadi pada proses interview dimana pewawancara
dapat secara tidak sengaja memberikan pengaruh/Bahasa tubuh yang
cenderung mengarahkan subjek
• Response Bias → subjek secara sadar / ditak sadar cenderung
memberi jawaban yang mereka piker diinginkan oleh peneliti
• Reporting Bias → kecenderungan untuk sea lu
l memberikan hasil yang
positif / menunjang hipotesa
• Confounding (Perancu) → Tercampurnya efk pajanan utama dengan
efek faktor risiko eksternal lainnya
Martyn Shuttleworth (Feb 5, 2009). Research Bias.
PENJELASAN

Selection Bias
Characteristic

• Terjadi ketika menggunakan kriteria


yang berbeda dalam prosedur seleksi
subyek
• Besar dan arahnya seringkali tidak dapat
diperkirakan
• Bias ini, sekali terjadi tidak dapat
dikendalikan, melainkan hanya dapat
dicegah.
PENJELASAN

Procedural Bias

• Terjadi gangguan dalam prosedur pelaksanaan


penelitian
• Misal dalam sebuah survey dengan kuesioner
yang dilakukan pada pekerja / mahasiswa
• Pengisian kuesioner pada jam istirahat akan
membuat subjek asal isi (pertanyaan tidak
dibaca dengan baik) atau secepatnya agar
masih memiliki waktu untuk makan dan
beristirahat
PENJELASAN

Information Bias / Observation Bias /


Measurement Bias
• Bias yang terjadi karena perbedaan sistematik dalam mutu
dan cara pengumpulan data
• Dapat berujung pada misklasifikasi penyakit atau pajanan.
• Didalamnya termasuk :
– Recall bias (bias mengingat kembali) dari subyek
penelitian yg terjadi karena misalnya kemampuan pasien
mengingat informasi pajanan berbeda pada kelompok
kasus dan kontrol.
– Interviewer bias (bias pewawancara) terjadi karena
subyektifitas atau sugesti pewawancara dalam
proses pengumpulan data.
– Clever Hans effect yg terjadi karena subyek merubah
respons agar sesuai dengan apa yg (dianggap oleh
subyek) menyenangkan peneliti/ pewawancara.
PENJELASAN

Cara menghindari Bias


PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Bias Informasi → terganggu dalam proses


pengumpulan data, dikenal pula dengan
measurement/observation bias (istilah payung dari
recall bias)
C.Bias Seleksi → menggunakan kriteria yang berbeda
dalam prosedur seleksi subyek, ada kecenderungan
untuk memilih subjek yang belum tentu dapat
mewakili/digeneralisasi ke populasi
D. Bias Gender → akibat perbedaan gender dari
penelit
dan subjek yang mungkin menyebabkan keseganan
E.Bias Interviewer → karena subyektifitas atau sugesti
pewawancara dalam proses pengumpulan data.
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan


kasus:
• Dokter meneliti tentang hubungan penurunan
berat badan dengan lama waktu olahraga
remaja → menggunakan kuesioner
• Responden diminta untuk menulis secara rinci
berapa lama responden berolahraga setiap
harinya dalam 3 minggu terakhir

Maka kemungkinan masalahnya adalah

A. Bias Recall
25.

dr. Johan sebagai dokter puskesmas desa di daerah pedalaman Sumatra ingin memberikan informasi
mengenai cara menyusui yang baik dan benar kepada 30 ibu yang buta huruf di salah satu desa.
Bagaimana metode promosi kesehatan yang tepat?
A. Leaflet
B. Film
C. Flyer
D. Booklet
E. Poster
25.

dr. Johan sebagai dokter puskesmas desa di daerah pedalaman Sumatra ingin memberikan informasi
mengenai cara menyusui yang baik dan benar kepada 30 ibu yang buta huruf di salah satu desa.
Bagaimana metode promosi kesehatan yang tepat?
A. Leaflet
B. Film
C. Flyer
D. Booklet
E. Poster
KEYWORDS

• Dokter puskesmas desa di daerah pedalaman


Indonesia ingin memberikan informasi
mengenai cara menyusui yang baik dan benar
kepada 30 ibu yang buta huruf di salah satu
desa

METODE PROMOSI ??
JAWABAN

B. Film
PENJELASAN

Metode dan Media Promosi


Kesehatan
Media Promkes

Berdasarkan Berdasarkan Cara


Bentuk umum produksi

Bahan Bahan Media Media Media


Bacaan Peraga Cetak Elektronik Outdoor

Poster TV Reklame
Modul Poster
Flip chart Radio
Leaflet Flip chart
Slide Film Spanduk
Majalah Slide
Film Kaset
Koran Pameran
CD
Banner
PENJELASAN

Metode dan Media Promosi


Kesehatan
Metode Promkes

Perseorangan Kelompok Massa

• Bimbingan • Kelompok kecil: • Ceramah umum


dan • Diskusi, FGD,
• Media elektronik,
Role play,
konseling simulasi media cetak,
• Wawancar billboard
a • Kelompok besar:
• Ceramah
• Seminar
(Pendidikan
menengah keatas
PENJELASAN

Sasaran Promosi Kesehatan

Sasaran Primer
• Sasaran yang memiliki masalah yang diharapkan mau
berperilaku seperti yang diharapkan dan memperoleh
manfaat paling besar dari perubahan tersebut
Sasaran Sekunder
• Individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani
oleh sasaran primer → tokoh panutan, ketua perkumpulan,
dll
Sasaran Tersier
• Pembuat kebijakan perundang-undangan, donatur
PENJELASAN

Sasaran Promosi Kesehatan

Sasaran Primer
• Sasaran yang memiliki masalah yang diharapkan mau
berperilaku seperti yang diharapkan dan memperoleh
manfaat paling besar dari perubahan tersebut
Sasaran Sekunder
• Individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani
oleh sasaran primer → tokoh panutan, ketua perkumpulan,
dll
Sasaran Tersier
• Pembuat kebijakan perundang-undangan, donatur
PENJELASAN

Metode Penyuluhan
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Leaflet
C. Flyer
D. Booklet
E. Poster

Pilihan jawaban lainnya kurang tepat (Lihat di slide


pembahasan)
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Dokter puskesmas desa di daerah pedalaman
Indonesia ingin memberikan informasi
mengenai cara menyusui yang baik dan benar
kepada 30 ibu yang buta huruf di salah satu
desa

Maka, metode promosinya adalah

B. Film
26.

Ny. Irma, 69 tahun, sudah terdiagnosis dengan kanker ovarium stadium 3a, 3 bulan ini. Pasien tidak
percaya terkena kanker karena selama ini merasa hidup dengan sehat dan tidak ada kerabat keluarga
yang terkena kanker ovarium. Pasien marah dan kesal dengan dirinya sendiri. Namun saat ini pasien
sudah menerima kenyataan bahwa pasien menderita kanker ovarium. Pasien ingin hari- hari
terakhirnya diisi dengan kegiatan yang disukai. Apa tahapan stages of terminal illness yang sedang
dialami pasien?
A. Denial
B. Bargaining
C. Acceptance
D. Depression
E. Anger
26.

Ny. Irma, 69 tahun, sudah terdiagnosis dengan kanker ovarium stadium 3a, 3 bulan ini. Pasien tidak
percaya terkena kanker karena selama ini merasa hidup dengan sehat dan tidak ada kerabat keluarga
yang terkena kanker ovarium. Pasien marah dan kesal dengan dirinya sendiri. Namun saat ini pasien
sudah menerima kenyataan bahwa pasien menderita kanker ovarium. Pasien ingin hari- hari
terakhirnya diisi dengan kegiatan yang disukai. Apa tahapan stages of terminal illness yang sedang
dialami pasien?
A. Denial
B. Bargaining
C. Acceptance
D. Depression
E. Anger
KEYWORDS

• Perempuan, 69 tahun
• Terdiagnosa kanker ovarium stadium 3A
• Ps tidak percaya, marah dan kesal
• Saat ini pasien menerima kenyataan dan
ingin hari terakhirnya diisi dengan kegiatan
yang disukai

STAGE OF TERMINAL ILLNESS ??


JAWABAN

C. Acceptance
PENJELASAN

STAGES OF TERMINAL IILNESS


1. Denial
Pasien kaget dan tidak bisa berkata-kata.
Ps mempercayai bahwa prognosis yang
dijelaskan adalah salah dari hasil yang tidak
akurat.
2. Anger
Pasien mulai frustasi dan marah akan
keadaannya. Ps mengekspresikan kemarahannya
kepada teman, keluarga dan sekitarnya
3. Bargaining
Pasien mulai bernegosiasi untuk menghindari
kematian. Pasien berjanji jika sembuh ps akan
melakukan sesuatu. Ps menjadi lebih religius
PENJELASAN

STAGES OF TERMINAL IILNESS


4. Depression
Pasien mulai menyadari bahwa adanya
kematian. Memunculkan gejala : sedih, lesu,
melukai diri sendiri, self-pity, menghindari
sosialisasi sekitar
5. Acceptance
Emosi mulai stabil dan tenang. Pasien mulai
fokus untuk menemukan kebahagia disisa waktu
kehidupan. Ps merefleksikan moment bahagia,
menghabiskan waktu dengan orang tersayang dan
mempersiapkan untuk pemakanan
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Denial → tidak bisa berkata-kata


B. Bargaining → berjanji melakukan sesuatu saat
sembuh
D. Depression → sedih, lesu, menghindari sosialisasi
sekitar
E. Anger → frustasi dan marah kepada e tman dan
keluarga
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Perempuan, 69 tahun
• Terdiagnosa kanker ovarium stadium 3A
• Ps tidak percaya, marah dan kesal
• Saat ini pasien menerima kenyataan dan ingin
hari terakhirnya diisi dengan kegiatan yang
disukai

Maka, tahapan stage of terminal illness yang


sesuai adalah

C. Acceptance
27.

Pak Kades sedang mengedukasi warga di Desanya mengenai bahaya COVID-19 yang sedang
menyerang Indonesia. Warga diajarkan untuk menggunakan masker, memeriksakan diri ke dokter
saat muncul gejala batuk pilek, dan dianjurkan untuk menjaga higenitas tubuh. Warga merupakan
sasaran promosi kesehatan tingkat…
A. Primer
B. Sekunder
C. Tersier
D. Komunitas
E. Global
27.

Pak Kades sedang mengedukasi warga di Desanya mengenai bahaya COVID-19 yang sedang
menyerang Indonesia. Warga diajarkan untuk menggunakan masker, memeriksakan diri ke dokter
saat muncul gejala batuk pilek, dan dianjurkan untuk menjaga higenitas tubuh. Warga merupakan
sasaran promosi kesehatan tingkat…
A. Primer
B. Sekunder
C. Tersier
D. Komunitas
E. Global
KEYWORDS

• Laki-laki, seorang kades desa


• Melakukan edukasi bahaya COVID-19 kepada warga
• Warga diajarkan mengunakan masker, pemeriksaan
diri, dan menjaga higienitas tubuh

SASARAN PROMOSI KESEHATAN ??


JAWABAN

A. Primer
PENJELASAN

Sasaran Promosi Kesehatan

Sasaran Primer
• Sasaran yang memiliki masalah yang diharapkan mau
berperilaku seperti yang diharapkan dan memperoleh
manfaat paling besar dari perubahan tersebut
Sasaran Sekunder
• Individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani
oleh sasaran primer → tokoh panutan, ketua perkumpulan,
dll
Sasaran Tersier
• Pembuat kebijakan perundang-undangan, donatur
PENJELASAN

Sasaran Promosi Kesehatan

Sasaran Primer
• Sasaran yang memiliki masalah yang diharapkan mau
berperilaku seperti yang diharapkan dan memperoleh
manfaat paling besar dari perubahan tersebut
Sasaran Sekunder
• Individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani
oleh sasaran primer → tokoh panutan, ketua perkumpulan,
dll
Sasaran Tersier
• Pembuat kebijakan perundang-undangan, donatur
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Sekunder → kelompok yang


berpengaruh atau disegani
C.Tersier → pembuat kebijakan perundang-
undangan atau donatur
D. Komunitas → tidak ada istilah ini
E. Global → tidak ada istilah ini
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, seorang kades desa
• Melakukan edukasi bahaya COVID-19 kepada
warga
• Warga diajarkan mengunakan masker,
pemeriksaan diri, dan menjaga higienitas tubuh

Maka, warga merupakan sasaran promosi


kesehatan tingkat
A. Primer
28.

Kementerian Kesehatan melaporkan data epidemiologi terbaru di sebuah daerah pemukiman padat
penduduk di pulau Sumatera dengan populasi total 100.000 jiwa. Terdapat 150 pasien anak dengan
asma persisten kasus lama yang sedang dalam pengobatan dan 50 kasus baru terdiagnosis asma
lewat pemeriksaan spirometri. Berapa prevalensi kasus asma anak pada daerah tersebut?
A. 100/100.000
B. 150/100.000
C. 200/100.000
D. 50/100.000
E. 250/100.000
28.

Kementerian Kesehatan melaporkan data epidemiologi terbaru di sebuah daerah pemukiman padat
penduduk di pulau Sumatera dengan populasi total 100.000 jiwa. Terdapat 150 pasien anak dengan
asma persisten kasus lama yang sedang dalam pengobatan dan 50 kasus baru terdiagnosis asma
lewat pemeriksaan spirometri. Berapa prevalensi kasus asma anak pada daerah tersebut?
A. 100/100.000
B. 150/100.000
C. 200/100.000
D. 50/100.000
E. 250/100.000
KEYWORDS

• Data epidemiologi terbaru daerah pemukiman


padat penduduk di pulau Sumatera :
• Populasi total 100.000 jiwa.
• Asma persisten kasus lama yang sedang dalam
p e n g o b a t a n → 150
• Kasus asam persisten baru → 50

PREVALENSI ??
JAWABAN

C. 200/100.000
PENJELASAN

Insidensi
• Gambaran tentang frekuensi penderita
baru suatu penyakit pada waktu tertentu di
suatu kelompok masyarakat
• Angka insiden dibagi menjadi :
– Incidence Rate
– Incidence Risk/Proportion
kasus baru
populasi berisiko pertengahan
periode
PENJELASAN

Prevalensi
• Gambaran tentang frekuensi penderita lama
dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok
masyarakat tertentu
• Nilai prevalensi dibedakan menjadi 2 :
Period Prevalence Rate , Point Prevalence
Rate
kasus baru dan lama

populasi berisiko (pertengahan


periode / saat itu)
PENJELASAN

Prevalensi vs Insidensi
PENJELASAN

Fungsi Angka Prevalensi dan Insiden


Insidensi Prevalensi
• Perencanaan dan evaluasi
• Menentukan kelompok program kesehatan
penduduk yang menderita (kebutuhan pengobatan,
dan berisiko perencanaan kebutuhan
• Menentukan program fasilitas kesehatan, jumlah
pencegahan dan pegawai)
penanggulangan
• Menentukan sasaran
utama
dalam program
• Menilai berbagai faktor yang
berpengaruh dalam
terjadinya penyakit
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. 100/100.000
B. 150/100.000
D. 50/100.000
E. 250/100.000
KEYWORDS

Jadi, jika menemukan kasus:


• Data epidemiologi terbaru daerah pemukiman
padat penduduk di pulau Sumatera :
• Populasi total 100.000 jiwa.
• Asma persisten kasus lama yang sedang
dalam p e n g o b a t a n → 150
• Kasus Asma persisten baru → 50

Maka, prevalensinya adalah

C. 200/100.000
29.

dr. Rikki melakukan penelitian terhadap 600 pasien suspek Glomerulonefritis akut post streptokokal
(GNAPS). 200 diantaranya mempunyai hasil titer ASTO (+) yang dianggap baku emas. Dengan alat uji
diagnostik baru didapatkan temuan 160 hasil positif pada kelompok ASTO (+). Sementara pada
subjek dengan ASTO (-) , alat baru tersebut memberikan hasil negatif sebesar 360 subjek. Berapa
PPV alat baru tersebut?
A. 95%
B. 90%
C. 80%
D. 66%
E. 54%
29.

dr. Rikki melakukan penelitian terhadap 600 pasien suspek Glomerulonefritis akut post streptokokal
(GNAPS). 200 diantaranya mempunyai hasil titer ASTO (+) yang dianggap baku emas. Dengan alat uji
diagnostik baru didapatkan temuan 160 hasil positif pada kelompok ASTO (+). Sementara pada
subjek dengan ASTO (-) , alat baru tersebut memberikan hasil negatif sebesar 360 subjek. Berapa
PPV alat baru tersebut?
A. 95%
B. 90%
C. 80%
D. 66%
E. 54%
KEYWORDS

• Dokter melakukan penelitian terhadap 600 pasien


suspek Glomerulonefritis akut post
streptokokal (GNAPS)
• 200 diantaranya mempunyai hasil ASTO + yang
dianggap baku emas.
• Alat uji diagnostik baru → 160 hasil positif pada
kelompok ASTO + dan 360 hasil negative
pada kelompok ASTO -
PPV ??
JAWABAN

C. 80%
PENJELASAN

Karakteristik Uji Diagnostik


• Sensitivitas :
– If a person has a disease, how often will the test be
positive (true positive rate)?
– Tes dengan sensitivitas tinggi → bila hasilnya (-) ,
hampir dapat dipastikan orang tersebut benar-benar
tidak mempunyai penyakit tsb (cocok untuk screening)
• Spesivisitas :
– If a person does not have the disease how often will
the
test be negative (true negative rate)?
– Tes dengan spesifisitas tinggi → bila hasilnya (+),
hampir dapat dipastikan orang tersebut benar-
benar memiliki penyakit tsb (cocok untuk
penegakan Dx)
PENJELASAN
PENJELASAN
Kurva ROC / Receiver Operating Characteristic
→ hubungan antara uji sensitivitas dan
spesifisitas

• Hasil uji tersebut


akan semakin
baik apabila luas
area dibawah
kurva (Area
Under Curve)
semakin besar
• Hasil uji akan
jelek apabila
kurva yang
dihasilkan
mendekati garis
baseline atau
garis yang
melintang dari titik
0,0.
PENJELASAN

Karakteristik Uji Diagnostik


• PPV
– If the test result is positive what is the probability
that the patient actually has the disease?
– PPV yang tinggi menunjukkan tingginya probabilitas
individu dengan uji yang (+) untuk dinyatakan menderita
penyakit

• NPV
– If the test result is negative what is the probability
that the patient does not have disease?
– NPV yang tinggi menunjukkan tingginya probabilitas
individu dengan uji yang (-) untuk dinyatakan tidak
menderita penyakit
PENJELASAN

Hubungan dengan Prevalensi


PENJELASAN
PENJELASAN
Analisis Soal
GOLD GOLD
STANDAR STANDAR 𝟏
𝟔
𝟎
x 100% = 80%
𝟐𝟎𝟎
D (ASTO D (ASTO -)
+) A

UJI BARU (+) 160 (A) 40 (B) PPV = A + B


UJI BARU (-) 40 (C) 360 (D) D
Total 200 400 NPV = C+D

SENSITIVITAS SPESIFISITAS
A D
A+C B+ D
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.
95%
B. 90%
D. 66%
E. 54%
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Dokter melakukan penelitian terhadap 600 pasien
suspek Glomerulonefritis akut post
streptokokal
ASTO + ASTO -

UJI BARU + 160 40

UJI BARU - 40 360

Maka, PPVnya adalah

C. 80%
30.

dr. Glenn melakukan penelitian untuk melihat penyebab gangguan penglihatan di Kecamatan
Sumedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa katarak matur menempati posisi pertama penyebab
terganggunya fungsi penglihatan dengan 65% , diikuti gangguan refraksi (miopia) sebesar 30%
ditempat kedua dan degenerasi macula serta glaukoma masing-masing 2,5%. Termasuk jenis
penelitian apakah ilustrasi diatas?
A. Kohort Prospektif
B. Case Control
C. Eksperimental
D. Deskriptif
E. Kohort Retrospektif
30.

dr. Glenn melakukan penelitian untuk melihat penyebab gangguan penglihatan di Kecamatan
Sumedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa katarak matur menempati posisi pertama penyebab
terganggunya fungsi penglihatan dengan 65% , diikuti gangguan refraksi (miopia) sebesar 30%
ditempat kedua dan degenerasi macula serta glaukoma masing-masing 2,5%. Termasuk jenis
penelitian apakah ilustrasi diatas?
A. Kohort Prospektif
B. Case Control
C. Eksperimental
D. Deskriptif
E. Kohort Retrospektif
KEYWORDS

• Dokter melakukan penelitian → penyebab


gangguan penglihatan di Kecamatan Sumedang.
• Hasil : Katarak matur di posisi pertama penyebab
(65%), gangguan refraksi (30%) ditempat kedua
dan degenerasi makula serta glaukoma masing-
masing (2,5%).

TERMASUK PENELITIAN APA ??

JAWABAN

D. Deskriptif
PENJELASAN

DESAIN STUDI
PENJELASAN

Studi Deskriptif
• Untuk mendeskripsikan karakteristik dari suatu populasi /
fenomena tertentu
• Hanya mengamati, tidak ada ‘diskriminan/ perlakuan’
terhadap subyek → bagian dari observational
• Tidak menjawab pertanyaan terkait
bagaimana/mengapa/kapan karakteristik tersebut terjadi
• Tidak ada pembanding
• Contoh Studi Deskriptif :
– Case Series
– Case Report
– Cross-sectional study
• Multi-center (geographic variance)
• Ecological correlation
• Repeated Surveys (temporal variance)
PENJELASAN

Epidemiologi
• Studi terkait distribusi (who, when, and
where) dan determinasi dari
kesehatan serta kondisi penyakit yang
ada dalam suatu penyakit
• Main Focus : “is to describe”
– Distribution of health-related states in a
population
– Extent, type, severity
– Who, where, when?
PENJELASAN

Studi Observasional - Analitik

KOHORT KASUS POTONG


• 2 Jenis: KONTROL LINTANG
• Prospective • Retrospektif
/
• Retrospective • Dapat melihat CrossSec
• Subjek diikuti untuk kausalitas tional
periode tertentu • Umum digunakan
• SANGAT BAIK • Deskriptif,
pada KASUS
menilai sewaktu
LANGKA
KAUSALITAS • Menghitung ODDS • HUBUNGAN
• Relatif LAMA dan ASOSIASI
RATIO (OR)
MAHAL →  TD
I AK
• Menghitung RELATIF KAUSALITAS
RISK (RR) • CEPAT DAN
MURAH
• Menghitung
RELATIF
PENJELASAN

Analisis Soal
• Hanya memberikan gambaran distribusi, bukan hubungan sebab-akibat
• Pada soal disebutkan 4 penyebab utama gangguan penglihatan berdasarkan persentasenya →
merupakan salah satu udtisepidemiologi
• → bisa diperdalam dan dilanjutkan dengan melihat persebaran usia-jenis kelamin- pekerjaan d
para penderita ; kapan penyakit tersebut mulai diderita dan jumlah kasusnya dari tahun ke tahun
→ DESCRIPTIVE
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.Kohort Prospektif → dimulai dari a


fko
tr
resiko, lalu diikuti perjalanan penyakitnya
B.Case Control → dimulai dari kasus,
alul menelusur faktor resikonya kebelakang
C.Eksperimental → ada intervensi
dari peneliti
E. Kohort Retrospektif → menilai
hubungan sebab-akibat, dimulai dari faktor
risiko
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Dokter melakukan penelitian → penyebab
gangguan penglihatan di
• Hasil : Katarak matur di posisi pertama penyebab
(65%), gangguan refraksi (30%) ditempat kedua
dan degenerasi makula serta glaukoma masing-
masing (2,5%).

Maka jenis penelitian diatas adalah

D. Deskriptif
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai