Anda di halaman 1dari 18

Askep keluarga

pada dewasa
Pengertian
• Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari
beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang
lainnya (Logan’s, 2004).
• Duvall (1998, dalam ali, 2009), menguraikan bahwa keluarga
adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan ,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota
keluarga.
Tipe keluarga

Menurut (Friedman, 2009), adapun


tipe keluarga sebagai berikut :
1. Tipe keluarga tradisional
2. Tipe keluarga non tradisional
Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi
internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif
tampak pada kebahagian dan kegembiraan
dari seluruh anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi
sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak
lahir, keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga
yang seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan
lain sebagainya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan merawat anggota keluarga yang sakit.
• Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat.
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan
masyarakat.
Peran perawat keluarga
1. Pendidik
2. Koordinator
3. Pelaksanaan
4. Pengawas kesehatan
5. Konsultan
6. Kolaborasi
7. Fasilitator
8. Penemu kasus
9. Modifikasi lingkungan
Tingkat pencegahan
Ketiga tingkatan tersebut adalah :
1. Pencegahan primer yang meliputi peningkatan kesehatan dan
tindakan preventif khusus yang dirancang untuk menjaga
orang bebas dari penyakit dan cedera.
2. Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini,
diagnose dan pengobatan.
3. Pencegahan tersier yang mencakup tahap penyembuhan dan
rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan
klien dan memaksimalkan tingkat fungsinya.
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA
Karakteristik keluarga dewasa
Menurut Hurlock (1991: 247-252), ciri-ciri umum perkembangan
fase usia dewasa awal sebagai berikut:
1. Masa pengaturan
2. Usia reproduktif
3. Masa bermasalah
4. Masa ketegangan emosional
5. Masa keterasingan sosial
6. Masa komitmen
7. Masa ketergantungan
8. Masa perubahan nilai
9. Masa penyesuaian diri
10. Masa kreatif
Tugas perkembangan

Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa :


1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
2. Membina kehidupan rumah tangga
3. Meniti karir dalam rangkan memantapkan kehidupan
ekonomi rumah tangga
4. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab
5. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
6. Mempertahanan keintiman pasangan
7. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit
dan memasuki masa tua
8. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Peran perawat pada keluarga dewasa
• Tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain:
• Nasehat meningkatkan hubungan antara
anggota keluarga
• Nasehat untuk hidup mandiri
• Nasehat kepada anak dewasa yang akan
memulai sebuah keluarga
Askep keluarga pada dewasa
Telaah jurnal
Hubungan Konseling Keluarga Berencana (Kb) Dengan
Pengambilan Keputusan Pasangan Usia Subur (Pus) Dalam
Penggunaan Alat Kontrasepsi
1. Topik jurnal penelitian
Hubungan Konseling Keluarga Berencana (Kb) Dengan
Pengambilan Keputusan Pasangan Usia Subur (Pus) Dalam
Penggunaan Alat Kontrasepsi
2. Metode penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif jenis
survei dan dilakukan pendekatan secara case control.
3. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua PUS di Desa Karang
Klesem Kecamatan Purwokerto Selatan, yaitu berjumlah 999
PUS. Jumlah Sampel dalam penelitian ini adalah 159 PUS
4. Hasil penelitian :
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari dari 88 responden akseptor KB
keseluruhannya mendapatkan konseling KB yaitu 88 (100,0%) responden.
Sedangkan 71 responden non akseptor KB sebagian besar tidak pernah
mendapatkan konseling KB yaitu 54 (76,1%) responden, dan hanya 17 (23,9%)
responden yang pernah mendapatkan konseling KB.
5. Implikasi keperawatan
 Analisis hasil : hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara konseling keluarga berencana dengan pengambilan keputusan
pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi
 Kelebihan : jurnal tersebut sudah cukup menjelaskan tentang bagaimana
hubungan yang sangat signifikan antara konseling Keluarga Berencana (KB)
dengan pengambilan keputusan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan
alat kontrasepsi.
 Kekurangan : sumber daya yang masih rendah kualitasnya yang berdampak
pada menurunya kualitas kemampuan berkomunikasi bagi penyuluh KB dalam
melakukan konseling KB. Fenomena yang demikian ini berimplikasi pada
penurunan tingkat kesertaan peserta KB baru saat ini
Peran perawat
1. Sebagai konselor
2. Perawat membatu wanita uisa subur untuk
mengambil keputus pemakaian alat kontrasepsi .
Trend dan issu keperawatan

Program Keluarga Berencana (KB) yang diwujudkan pada


penggunaan kontrasepsi juga memiliki manfaat yang bersifat
langsung atau tidak langsung bagi kesehatan ibu, bayi dan anak,
kesehatan dan kehidupan reproduksi dan seksual keluarga, dan
kesejahteraan serta ketahanan keluarga. Manfaat ini kurang
memperoleh perhatian semestinya meskipun menjadi faktor yang
menentukan dalam mewujudkan kualitas keluarga. Hal ini karena
cara pandang Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan
reproduksi belum tersosialisasikan dengan baik sehingga
penggunaan kontrasepsi pada akhirnya akan menentukan kualitas
keluarga.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai