Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT NYERI DAN NYERI

KEPALA

DESY RADHIYAH
1907101030057

KSM ILMU NEUROLOGI


RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSYIAH
2019/2020
PENYAKIT NYERI

NYERI RADIKULER

Nyeri Radicular adalah nyeri nociceptive yang menjalar dari radiks sampai ke ujung
penjalaran syaraf, apabila akson distimulasi. Penyebabnya adalah aktivasi dari ganglion
posteriorbaik secara mekanik,inflamasi, kesusakan ganglion dorsalis akibat iskemik.
Berdasarkan hasil anamnesis pada nyeri radikuler atau nyeri nociceptive dapat
ditemukan berupa,
 Keluhan utama : baal,kesemutan, kram, nyeri
 Karakteristik nyeri akut : kram, seperti teriiris pisau, sangat nyeri,
 Karakteristik nyeri kronik : nyeri lebih tersa tumpul, terasa terbakar, penjalaran dari
pangkal syaraf ke ujung syaraf yang tidak jelas batasnya
 Lokasi : tidak terlokalisir berdasar dermatom
 Gejala penyerta : disertai ganguan sensoris (baal, kesemutan ), kelemahan otot,
gangguan miksi
Tata cara pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada kasus nyeri radikuler adalah
sebagai berikut :
 Amati postur pasien, apakah terlihat kaku, tubuh condong pada arah tertentu, apakah
ada keterbtasan gerak
 Palpasi : ototdi sekitar kolumna vertebralis, apakah terdapat spasme, tekan tempat
keluarnya radiks apakah terdapat nyeri
 Motorik : pemeriksaan apakah ada kelemahan gerakan tertentu, untuk menentukan
radiks yang terkena. Pemeriksaan reflex fisiologis untuk mengetahui tingkat radiks
yang terkena
 Pemeriksaan sensoris
Seringkali tidak menganut dermatom yang jelas, karena dermatomal saling
overlapping dan sangat subjektif
 Test provokasi
Pada nyeri cervical dapat dilakukan test spruling dan kompresi foraminal. Cara: leher
ekstensi, kemudian rotasi ke salah satu arah, pemeriksa menundukan/memfleksikan
leher maka akan terasanyeri menjalar ke radiks sisi arah rotasi.

1
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan untuk kasus nyeri radikuler adalah
sebagai berikut :
 Foto polos vertebrae: adakah fraktur, subluksasi, adakah perubahan degeneratif pada
tulang dilakukan pada post trauma, keganasan, infeksi
 CT scan dan CT Scan Myelografi, untuk mencari herniasidiscus
 MRI untuk mendeteksi kelainan ligament maupun discus
 EMG : untuk membedakan bahwa lesi bersifat neurogenik atau tidak, apakah ada
spasme otot, bagaimana level iritasi/kompresi radiks. Juga dapat membedakan iritasi
radiks atau iritasi syaraf perifer
Tatalaksana yang dapat diberikan dan dilakukan pada kasus nyeri radikuler adalah
Reduksi atau resolusi rasa nyeri
 Perbaikan deficit neurologis
 Mencegah komplikasi/keterlibatan medulaspinalis, dapat berupa medikamentosa
maupun fisioterapi,
 Pembatasan aktivitas: pasien dengan radikulopati berat dapat tirah baring, pada tahap
akut hindari aktivitas yang gerakannya tiba-tiba/gerak berlebihan edukasi mengenai
posisi yang benar, menggunakan cervical collar, corset agar posisi vertebrae normal.
 Fisioterapi menggunakan termoterapi
 Penggunaan NSAID
 Injeksi steroid epidural

NYERI NEUROPATI
Nyeri Neuropati adalah nyeri yang disebabkan oleh neuropati ( kerusakan primer dari
sistem syaraf). Ditandai dengan rasa terbakar,tertusuk, tersetrum, tersobek, diikat,alodinia,
bisa disertai dengan dengan gejala negatif berupa baal, kurang tangkas, sulit mengenal barang
dan lain-lain. Dapat beralangsung akut maupun kronik. Penyebab nyeri neuropati perifer
dapat disebabkan oleh DM, Neuralgia pasca herpetica, keganasan hematologi,
rhematoidartrits,penyalahgunaan obat-obatan, Sedangkan nyeri nyeuropati sentral dapat
terjadi karena Jejas medulla spinalis, pasca stroke, dan nyeri idiopatik.
Anamnesis
 Karakteristik nyeri seperti : rasa terbakar,tertusuk, tersetrum, tersobek, diikat, nyeri
dapat terjadi spontan atau dengan stimulus

2
 Gejala negatif berupa baal, kurang tangkas, sulit mengenal barang dan lain-lain, dapat
berlangsung akut (< 3 bulan, atau kronik > 3 bulan)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada nyeri neuropati ini terbagi menjadi 2,
diantaranya :
1. Pemeriksaan status generalis
 Adakah hipotensi ortostatik?
 Adakah endokrinopati?
 Adakah tanda infeksi?
 Adakah anda vasculopati?
2. Pemeriksaan neurologis
 Lokasi nyeri : mononeuropati/polineuropati, dermatom berapa
 Adakah alodinia, hiperallgesia, hipestesia, hiperpatia, disestesia, parestesia, analgesia,
hipoalgesia, kausalgia diperiksa menggunakan jarum, tabung reaksi panas dan dingin
 Adakah deformitas pada area yang disyarafi oleh nervus tersebut
 Adakah ulserasi, akibat analgesia/hipoalgesia
 Adakah charchot joint
 Tes laseque, reserve laseque, thinel test, phalen test
 Tes syaraf autonom
 Pemeriksaan nervi cranialis
 Pemeriksaan ROM
 Pemeriksaan reflex tendon
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus nyeri neuropati, yaitu :
 EMG
 Kecepatan hantaran syaraf (nerve conduction study)
 Quantitative sonsory testing
 Pemeriksaan laboratorium sesuai penyebab
 Biopsi syaraf jika perlu
Diagnosis Banding
 Nyeri Neuropati sentral
 Nyeri Neuropati perifer

3
Tatalaksana
Tatalaksana yang bisa dibrikan dan dilaksanakan pada pasien nyeri neuropaati adalah
sebagai berikut :
 Penatalaksanaaan kausal
 Mengurangi nyei dan inflamasi dengan medicamentosa NSAID, Antidepresan
trisiclic, Antikonvulsan, Antiaritmik
 Blok syaraf lokal
 Fisioterapi : Splint, TENS, perawatan deformitas
 Konsultasi dengan bagian terkait sesuai kausa

PENYAKIT NYERI KEPALA


Nyeri kepala merupakan gejala umum yang pernah dialami hampir semua orang.
Setidaknya secara episodik selama hidupnya. Nyeri kepala adalah semua nyeri yang berlokasi
di kepala. Adapun klasifikasi nyeri kepala menurut International Headache Society, yaitu :
1. Nyeri kepala primer
 Migrain
 Tension Type Headache
 Cluster Headache
2. Nyeri kepala sekunder
 Nyeri kepala karena trauma kepala
 Nyeri kepala karena kelainan vaskular
 Nyeri kepala karena kelainan intrakranial vaskular
 Nyeri kepala karena penggunaan suatu zat
 Nyeri kepala karena infeksi
 Nyeri kepala karena kelainan metabolik
 Nyeri kepala atau nyeri wajah karena kelainan wajah atau struktural kranial
 Nyeri kepala atau wajah karena kelainan saraf

MIGRAIN TANPA AURA


Migrain tanpa aura disebut juga dengan common migrain, merupakan terjadinya
pembuluh darah ekstrakranial, dapat bersifat bilateral maupun unilateral, berdenyut , dapat
juga disertai mual dan muntah.

4
 Sekurang-kurangnya serangan dirasa 10 kali
 Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak diobati atau pengobatan tidak
cukup) dan diantara serangan tidak ada nyeri kepala
 Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya 2 dari karakteristik berikut (lokasi
unilateral, sifatnya mendenyut, intensitas sedang sampai berat, diperberat oleh kegiatan
fisik),
 selama serangan sekurang-kurangnya ada satu dari hal berikut (mual atau dengan muntah,
fotofobia/fonofobia)
 Sekurang-kurangnya ada satu dari hal berikut (riwayat, pemeriksaan fiik dan neurologic
tidak menunjukkan adanya kelainan organic: riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologic
diduga ada kelainan organic, tetapi pemeriksaan neuro-imaging dan pemeriksaan
tambahan lainnya tidak menunjukkan kelainan).

MIGRAIN DENGAN AURA


Migrain dengan aura disebut juga dengan klasik migrain, seseorang dapat dikatakan
migrain aura apabila satu atau lebih gejala aura yang reversible yang menunjukkan disfungsi
hemisfer dan/atau batang otak.
 Sekurang-kurangnya satu atau gejala aura berkembang lebih dari 4 menit atau lebih
 Gejala aura yang terjadi bersama-sama
 Sekurang-kurangnya terdapat satu dari yang tersebut berikut (riwayat, pemeriksaan fiik
dan neurologic tidak menunjukkan adanya kelainan organic: riwayat, pemeriksaan fisik
dan neurologic diduga ada kelainan organic, tetapi pemeriksaan neuro-imaging dan
pemeriksaan tambahan lainnya tidak menunjukkan kelainan).

TENSION TYPE HEADACHE


Tension Type Headache (TTH), atau disebut juga sakit kepala tegang, adalah tipe
nyeri kepala yang paling umum dan paling sering terjadi pada masyarakat. TTH ditandai
dengan episode berulang dari nyeri kepala dengan manifestasi berupa nyeri kepala yang
menekan atau menyempit, intensitas ringan hingga sedang pada kedua sisi kepala, dan tidak
dipengaruhi oleh aktivitas.
Adapun yang dapat diperhatikan pada TTH ini adalah :
 Minimal ada 10 kali serangan nyeri kepala berupa nyeri terasa seperti diikat, ditekan,
tegang seperti dibebani, biasanya didaerah frontal dan tengkuk, kadang-kadang dapat

5
menyeluruh atau bilateral,
 Berlangsung sekitar 30 menit akan tetapi dapat terus menerus sampai 7 hari dengan
intensitas dari ringan sampai sedang
 Nyeri bertambah ppada siang hari dan berkurang setelah istirahat
 Tidak ditemukan fotofobia maupun fonofobia,
 Tidak ada mual dan muntah
 Pemeriksaan neurologic menunjukkan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan tambahan dapat dilakukan EMG, dan terapi dapat diberikan analgetik,
muscle relaxan, psikoterapi suportif, dan fisioterapi (bila perlu).

CLUSTER TYPE HEADACHE


Cluster type headache adalah suatu sindrom idiopatik yang terdiri dari serangan yang
jelas dan berulang dari suatu nyeri periorbital unilateral yang mendadak dan parah. Cluster
type headache merupakan salah satu contoh dari nyeri kepala, dimana nyeri kepala
merupakan rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah kepala dengan batas
bawah dari dagu sampai kedaerah belakang kepala (oksipital dan sebahagian daerah tengkuk.
Anamnesis
 Sering terjadi pada malam hari, 1-2 jam setelah tertidur
 Nyeri dapat membangunkan pasien dari tidur
 Nyeri bahkan bisa membuat pasien membenturkan kepala ke dinding hingga nyeri
berkurang
 Keluhan berulang setiap hari pada waktu tertentu
 Janga waktu mingguan hingga bulanan
 Ada jeda bebas nyeri kepala yang panjang
Peemriksaan Fisik
Dijumpai tanda-tanda keterlibatan fenomena otonom diantaranya adalah :
 Rinorea dan hidung tersumbat ipsilateral,
 Lakrimasi
 Hiperemi pada konjungtiva
 Diaforesis pada wajah
 Edema pada palpebra dan sindrom Horner parsial atau komplit (ptosis, miosis dan
anhidrosis)
 wajah pucat atau bisa flushing

6
 Bradikardia
Pemeriksaan penunjang
Diusulkan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya gejala yang mirip cluster
headache seperti adanya lesi structural, oleh karena itu dapat diusulkan pemeriksaan CT Scan
dan MRI.

Penatalaksanaan
Tujuan dari pengobatan adalah menolong menurunkan keparahan nyeri dan
memperpendek jangka waktu serangan. Obat-obat yang digunakan untuk cluster headache
dapat dibagi menjadi obat-obat simtomatik dan profilaktik. Pengobatan simtomatik yaitu :
1. Obat Simptomatik
 Oksigen. Menghirup oksigen 100 % melalui sungkup wajah dengan kapasitas 8
liter/menit memberikan kesembuhan yang baik pada 50 sampai 90 % orang- orang
yang menggunakannya. Efek dari penggunaannya relatif aman, tidak mahal, dan
efeknya dapat dirasakan setelah sekitar 15 menit.
 5-Hydroxytryptamine-1 (5-HT1) receptor agonists seperti Sumatriptan. Obat injeksi
sc sumatriptan yang biasa digunakan untuk mengobati migraine, juga efektif
digunakan pada cluster headache. Injeksi 6 mg sc, bisa diulang dalam 24 jam atau
nasal spray (20 mg) juga dapat dilakukan.
2. Obat Profilaksis
 Calcium channel blocker ( verapamil/ nimodipin/diltiazem) efektif untuk profilaksis
CH, yang bisa dikombinasi dengan ergotamin atau litium.
 Lithium
 Kortikosteroid. Obat-obat kortikosteroid sangat efektif menghilangkan siklus cluster
headache dan mencegah rekurensi segera. Prednison dosis tinggi diberikan selam
beberapa hari selanjutnya diturunkan perlahan. Mekanisme kerja kortikosteroid pada
cluster headache masih belum diketahui.
 Antikonvulsan, seperti Divalproex sodium dan topiramate. Mekanismenya untuk
mencegah cluster headache masih belum jelas, dicurigai berperan dalam regulasi
sensitisasi di pusat nyeri.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Tursinawati Y, Tajally A, Kartikadewi A. 2017. Buku Ajar Sistem Saraf. Fakultas


Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang : Unimus Press

2. Hadi M, .2018. Studi Perbandingan Karakteristik Nyeri Neuropati yang diinduksi oleh
obat kemoterapi pada hewan coba mencit. Universitas Airlangga;Unair.ac.id

3. Nurrezki S, Irawan R. 2020. Hubungan Stress, Cemas, dan Depresi dengan Kejadian
Migrain pada Mahasiswa Kedokteran di Jakarta. Journal Of Medicine 19 (1);1-
7;Damianus

4. Lamsam L, Bhambhavani PH. Aneurysmal subarachnoid hemorrhage in patients with


migrain and tension headache : A cohort comparison study. Journal of clinical
neurologyscience 79, 90-94;2020;Elseiver

5. Shah N, Hameed S. 2020. Muscle Contraction Headache. Statpearls.ncbi.nlm.nih.gov

6. May A, Schwedt Tj. Cluster Headeache. Nature Reviews. Disease primer 4 (1), 1-
17;2018.

7. Haryani T, Tandy V, Vania A. 2018. Penatalaksanaan Nyeri Kepala pada Layanan


Primer. Callosum Neurology 1(3);80-88;Callosumneurology

Anda mungkin juga menyukai