Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SYIAH KUALAFAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
Jln. Tgk. Daud Bereueh, No. 108, Telp/Fax. (0651) 26090
Email : internist.rsudza@gmail.com
BANDA ACEH VIGNETTE

Nama Dokter Muda Syarifah Mirka Humairah


NIM 2007501010142
Email/ No Hp Syarifahmirka@gmail.com/082277688741
Tanggal Stase di IPD 24 Mei 2021 s/d 31 Juli 2021

SISTEM TUBUH : Hematologi


TOPIK / DAFTAR PENYAKIT : Anemia Defisiensi B12
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KATEGORI SOAL KEDOKTERAN KLINIS
KATEGORI 1 (ETIOLOGI, PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS) : X ETIOLOGI PENCEGAHAN DIAGNOSIS
KATEGORI 2 (TERAPI, KOMPLIKASI) : TERAPI KOMPLIKASI
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
KATEGORI 3 (PEMERIKSAAN FISIK & PENUNJANG) : FISIK PENUNJANG
VIGNETTE SOAL:
Seorang perempuan bernama Ny.A berusia 40 tahun datang ke dokter dengan keluhan lemah
dan pucat sejak 2 minggu ini. Pasien memiliki riwayat operasi pengangkatan usus halus ileum
dikarenakan ada massa. Dari pemeriksaan fisik didapatkan mata anemis, kuku pucat dan tanda tanda
vital dalam batas normal. Dari pemeriksaan lab darah didapatkan Hb 8,9 mg/dl, leukosit 8500,
trombosit 260.000, MCV 125 MCH 30. Kemungkinan diagnosa pasien saat ini adalah?
PERTANYAAN
Bedasarkan kasus diatas, apakah etiologi yang paling tepat pada Ny.A?
OPSI JAWABAN
A Anemia defisiensi besi
B Anemia defisiensi B12
C Anemia defisiensi asam folat
D Anemia hemolitik
E Anemia aplastik
KUNCI JAWABAN : B. Anemia defisiensi B12
Referensi :
Masters SB. Agents Used in Anemias: Hematopoietic Growth Factors. In Katzung BG, Masters SB,
Trevor AJ, editors. Basic and Clinical Pharmacology. 12th ed.: Mc Graw Hill Lange; 2010. p. 581-
99.

Snapshoot Referensi Jawaban:


Definisi
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel
darah merah (eritrosit) sangat kurang. Hemoglobin (Hb) ini dibuat di dalam
sel darah merah, sehingga anemia dapat terjadi baik karena sel darah merah
mengandung terlalu sedikit hemoglobin (Hb) atau karena jumlah sel darah
yang tidak cukup.1

Klasifikasi Anemia

Untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia atau tidak,


umumnya digunakan nilai-nilai batas normal yang tercantum dalam
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 736a/Menkes/XI/1989, yaitu :

Semua hemoglobin (Hb) ini terdapat dalam eritrosit. Jika konsentrasi


hemoglobin (Hb) turun di bawah nilai normal, maka akan timbul anemia.
Seseorang dikatakan anemia bila kadar hemoglobin (Hb) kurang dari nilai
baku tersebut.2
Penyebab Anemia
Anemia pada kehamilan disebabkan meningkatnya kebutuhan zat
besi untuk pertumbuhan janin, adanya kecenderungan rendahnya cadangan
zat besi (Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi,
kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil dan
pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan.3
Secara umum ada tiga penyebab anemia defisiensi zat besi yaitu :

1) Kehilangan darah secara kronis sebagai dampak pendarahan kronis,


seperti pada penyakit ulkus peptikum, hemoroid, infestasi parasit,
dan proses keganasan.
2)  Asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat.

3)  Peningkatankebutuhanakanzatbesiuntukpembentukanseldarah merah
yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa pubertas, masa
kehamilan, dan menyusui.4

Macam–macam Anemia

1) Anemia gizi besi

Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul karena kekurangan zat besi
sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh
terganggu. Anemia gizi besi juga didefinisikan sebagai suatu keadaan
dengan kadar hemoglobin (Hb) darah yang lebih rendah daripada normal
sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah dalam
produksinya guna mempertahankan kadar hemoglobin (Hb) pada tingkat
normal.5
Penyebab anemia gizi besi yaitu banyak berpantang pada makanan tertentu
saat hamil sehingga memperburuk keadaan anemia gizi besi, biasanya ibu
hamil enggan untuk makan daging, ikan, hati atau pangan hewani lainnya
dengan alasan yang tidak rasional. Selain adanya pantangan makan, faktor
ekonomi juga menyebabkan pola konsumsi masyarakat kurang baik, tidak
semua masyarakat dapat mengkonsumsi lauk hewani dalam setiap kali
makan.6
2) Anemia defisiensi asam folat (Megaloblastik)Asam folat merupakan satu–
satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil berlipat dua. Sekitar 24–
60% wanita, baik di negara berkembang maupun yang telah maju,
mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam folat di dalam
makanan mereka sehari–hari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu
hamil. Kekurangan asam folat yang parah dapat mengakibatkan anemia
megaloblastik karena asam folat berperan dalam metabolisme normal
makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA,
pertumbuhan sel dan pembentukan heme. Gejala anemia megaloblastik yaitu
diare, depresi, lelah berat, ngantuk berat, pucat dan perlambatan frekuensi
nadi.4

3) Anemia defisiensi Vit B12

Vitamin B12 sangat penting dalam pembentukan sel darah merah. Vitamin

B12 penting sekali bagi pertumbuhkembangan normal sel darah merah, dan

keberfungsian sel–sel sumsum tulang, sistem persarafan, dan saluran


cerna. Anemia pernisiosa merupakan akibat dari defisiensi B 12 yang

disertai dengan rasa letih yang parah.4 Vitamin ini banyak disimpan,
terutama di hepar, dengan rata-rata orang dewasa memiliki total
penyimpanan vitamin B12 3000- 5000 mcg. Vitamin B12 biasanya
diekskresikan dalam urin dan tinja. Vitamin B12 diserap setelah kompleks
dengan faktor intrinsik, glikoprotein yang disekresikan oleh sel parietal
mukosa lambung. Faktor intrinsik berkombinasi dengan vitamin B12 yang di
dapat dari sumber makanan di lambung dan duodenum, dan faktor
intrinsik-vitamin B12 kompleks selanjutnya diserap dalam ileum distal oleh
sistem transpor yang dimediasi reseptor selektif. Kekurangan vitamin B12
pada manusia paling sering diakibatkan oleh malabsorpsi vitamin B12
karena kurangnya faktor intrinsik atau kehilangan atau kerusakan pada
mekanisme penyerapan di ileum distal.7

Pencegahan Anemia

Ada empat pendekatan dasar pencegahan anemia defisiensi zat besi yaitu :

1)  Pemberian tablet atau suntikan zat besi.

2)  Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat
besi melalui makanan.

3)  Pengawasan penyakit infeksi.

4)  Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi.4


Daftar Pustaka
1. Dinkes DIY. 2017. Profil Kesehatan DIY 2017. Yogyakarta: Dinkes
Provinsi DIY
2. Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007.
Jakarta : Depkes RI Jakarta
3. Irianto, Koes. 2014. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi
(Balanced Nutrition in Reproductive Health).Bandung:ALFABETA
4. Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
5. Adriani dan Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.
Kencana. Jakarta.
6. Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rahima.
7. Masters SB. Agents Used in Anemias: Hematopoietic Growth Factors.
In Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ, editors. Basic and Clinical
Pharmacology. 12th ed.: Mc Graw Hill Lange; 2010. p. 581-99.

Anda mungkin juga menyukai