Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SGD

BLOK NEUROLOGI

OLEH:
KELOMPOK 4
1. Zefanja Andera Gondo (0606011910028)
2. Rafa Daniel Walukow (0606011910030)
3. Wb. Iqbal Tendi Alam (0606011910032)
4. Ummu Habibah (0606011910035)
5. Raniar Nasyira (0606011910036)
6. Della Putri Mardika (0606011910037)
7. Gede Tegar Witnandika Suara (0606011910039)

TUTOR:
Natalia Yuwono, dr., M.Ked.Trop

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CIPUTRA
SURABAYA
2022
DAFTAR ISI
Daftar Isi ....................................................................................................... i
Skenario ........................................................................................................ ii
Keywords ...................................................................................................... ii
Main Problem ............................................................................................... ii
Brainstorming............................................................................................... iii
Learning Issues ............................................................................................. iv
Hipotesis Awal .............................................................................................. vi
Pembahasan Learning Issues ...................................................................... 1
Mind Map Akhir .......................................................................................... 9
Pembahasan Brainstorming ........................................................................ 10
Kesimpulan ................................................................................................... 17
Daftar Pustaka .............................................................................................. 18

i
SKENARIO :
Seorang wanita, 25 tahun datang ke poli dengan keluhan sakit kepala.

KEYWORD :
Wanita 25 tahun sakit kepala

MAIN PROBLEM:
Sakit kepala

ii
BRAINSTORMING:

iii
LEARNING ISSUE:
1. Definisi Nyeri Kepala, Pusing, Sakit Kepala
2. Mekanisme Nyeri dan Nyeri Kepala
3. Differential Diagnosis Sakit Kepala (menyebabkan apa aja)
4. Klasifikasi Nyeri

Riwayat penyakit sekarang :


- sakit kepala sejak 2 minggu yang lalu
- sakit sebelah, berdenyut
- mata tidak merah, tidak demam
- tidak menjalar
- extremitas tidak ada kelumpuhan
- ada mual muntah
- ada photophobia
- Ada phonophobia
- sakit kepala hilang muncul, sehari terjadi lebih dari 1 kali, sakit sekali
- tidak ada batuk pilek dan demam
- tidak ada trauma
- air mata tidak keluar ketika sakit

Riwayat penyakit dahulu :


- pertama kali sakit kepala
- tidak ada jatuh
- tidak merokok dan alkohol
- tidak ada DM

Riwayat keluarga :
- tidak ada hipertensi

iv
Riwayat obat:
- Mengkonsumsi obat warung selama keluhan muncul

Riwayat psikososial :
- pekerjaan dosen

Pemeriksaan fisik :
1. KU : baik
2. GCS : 456 compos mentis
3. TTD : 130/80
4. HR : 88x/menit
5. Suhu : 36,4
6. RR : 24x/menit
7. BB : 60 kg
8. TB : 160 cm
9. Pemeriksaan Kepala
- Inspeksi: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks
pupil (+/+) isokor,
- Palpasi: dbn
10. Pemeriksaan Leher
- tidak ada pembesaran kelenjar, dbn
11. Pemeriksaan Thorax
- Paru
● inspeksi: retraksi (-/-), dbn
● Palpasi: dbn
● perkusi: dbn
● Auskultasi :dbn
- Jantung
● Inspeksi : tidak terlihat iktus kordis

v
● palpasi: teraba ICS 5, 2 cm dari midclavicular line sinistra,
dbn, kuat angkat
● perkusi: batas kanan parasternal dextra, batas kiri 3 cm
dari midclavicular line sinistra, ICS II midclavicular line
sinistra, dbn
● auskultasi: S1/S2 tunggal, murmur (-), gallop (-), bruit (-),
12. Pemeriksaan Abdomen
- inspeksi: dbn
- auskultasi: bising usus (+), dbn
- palpasi: dbn
- perkusi: timpani, shifting dullness (-)
13. Pemeriksaan Ekstremitas
- akral: hangat
- CRT: < 2 detik
Pemeriksaan Neurologi
1. dbn
Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan: tidak ditemukan gangguan cerebral
HIPOTESA AWAL: MIGRAIN

vi
LEARNING ISSUES:
1. Definisi dan klasifikasi migrain
● Migrain adalah sakit kepala primer yang ditandai dengan sakit
kepala yang episodik, berdenyut, derajat sedang berat,
berlangsung antara 4-72 jam, diperparah oleh aktivitas fisik, dan
disertai dengan gejala-gejala otonom seperti muntah, mual,
fotofobia, dan fonofobia. Pada sepertiga pasien migrain, fase sakit
kepala dapat mendahului atau disertai dengan gejala neurologis
fokal sementara berupa aura, biasanya berupa aura visual tetapi
juga mungkin melibatkan gangguan sensorik, kesulitan berbicara,
dan gejala motorik (Munir, 2017).

● Kompleks gejala serangan sakit kepala periodik, biasanya terjadi


di temporal dan unilateral, sering disertai iritabilitas, mual,
muntah, konstipasi atau diare, dan fotofobia, didahului oleh
konstriksi arteri kranial, yang sering menyebabkan gejala sensoris
prodromal, terutama mata, gejala-gejala lain (aura) (Munir, 2017).

Klasifikasi Migrain
1. Migrain tanpa aura
Biasanya bilateral dan periorbital dengan nyeri kepala berdenyut yang
disertai nuasea, muntah, dan fotofobia. Ketika nyeri berlanjutan,
kontraksi otot terkait cervical dapat memperparah gejala. Jika tidak
diobati, nyeri bertahan selama 4-72 jam. Muntah sesekali dapat
menghentikan sakit kepala.
2. Migrain dengan aura
Diawali gejala-aura neurologis transien. Aura paling umum adalah
perubahan visual dan waktu aura berkisar 2 jam - 1 hari. Gejala yang
didapati bisa nyeri hemicranial, sakit kepala bilateral, mual, muntah,
fotofobia, lekas marah, osmofobia, dan kelelahan.

1
❖ Migrain dengan aura khusus
❖ Migrain dengan aura yang lama/tipikal
❖ Migrain familial hemiplegi
❖ Migrain basiler
❖ Migrain dengan aura tanpa nyeri kepala
❖ Migrain dengan onset akut aura
3. Migrain oftalmoplegik
4. Migrain retinal
5. Childhood Periodic Syndrome
6. Komplikasi migrain
● Status migrain
● Migrain infarction
(Munir, 2017)

2. Faktor Risiko
● Faktor resiko migrain menurut Lipton dan Bigal (2006) yaitu,
1. Endogen
Stres, waktu tidur yang tidak konsisten atau lebih/kurang
dari biasanya, fluktuasi hormonal (misalnya hamil, haid)
2. Diet
Terlambat/ menunda makan, makanan olahan susu,
daging yang diawetkan, kafein, minuman beralkohol
(khususnya anggur merah), aspartam, monosodium
glutamat/vetsin, nitrit
3. Obat
Obat & minuman berkafein, obat terlarang
4. Eksogen lain

2
Faktor lingkungan, suara yang keras, perubahan udara,
aroma yang kuat, zat kimia tertentu, insektisida, bensol,
nikotin

3. Patofisiologi migraine
- Vasodilatasi arteri yang berkombinasi dengan inflamasi
neurogenik. Dalam sirkulasi ekstrakranial, secara khusus
melibatkan cabang frontal dan arteri temporalis superfisial,
sehingga menimbulkan rasa sakit berdenyut khas di bagian
frontal.
- Akviasi sistem saraf simpatik dan ascending reticular arousal
system (ARAS), gejala yang muncul adalah otonom dan sensorik,
masing-masing merupakan sebab sekunder terhadap rasa sakit
dari sakit kepala.
- Hipereksitabilitas kortikal dan pengeluaran kation dan
neurotransmitter dengan aktivasi sekunder dari jalur trigeminal
dan menyebabkan pengeluaran neuropeptida vasoaktif dan
substansi proinflamasi. Hal ini menyebabkan dilatasi pembuluh
darah meningen dan inflamasi neurogenik di ujung saraf nyeri
primer di kepala yang berada pada arteri, leptomeningen, dan
sinus nasalis.
- Neuronal spreading korteks yang lambat pada pola sequential atau
depresi menyebar seiiring dengan adanya penurunan cerebral
blood flow. Gejala yang muncul aura sensori, motorik atau
terkadang jalur cortical yang lebih tinggi termasuk bahasa (Munir,
2017).

4. Penegakan diagnosis migraine


1) Tanda dan gejala klinis
● Migraine dengan Aura

3
Sakit kepala diawali dengan gejala-aura neurologis
transien. Aura yang paling umum adalah perubahan
visual. Lama aura antara 2 jam - 1 hari.
Pada umumnya nyeri hemicranial merupakan ciri dari
migrain klasik sakit kepala bisa juga bilateral, selama
sakit kepala, gejala yang berhubungan menonjol termasuk
mual, muntah, photophobia, lekas marah, osmophobia,
dan kelelahan.
Gejala vasomotor dan otonom juga sering terjadi,
headness ringan, vertigo, ataksia, atau perubahan
kesadaran mungkin merupakan dari iskemia
vertebrobasilar (migrain basilar).
● Migraine tanpa Aura (common migraine)
Sakit kepala migrain tidak memiliki aura Klasik,
biasanya bilateral dan periorbital, nyeri kepala berdenyut,
diserai nausea dan muntah dan photophobia. Ketika nyeri
berkelanjutan, kontraksi otot terkait cervical dapat
memperparah gejala. Jika tidak diobati, sakit kepala
bertahan selama 4-72 jam. Muntah sesekali dapat
menghentikan sakit kepala.

❖ Status Migraine
Suatu keadaan khusus pada pasien yang dapat ditegakkan
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Pasien memenuhi kriteria untuk migren dengan aura atau
tanpa aura.
2. Serangan berlangsung lebih dari 72 jam baik mendapatkan
pengobatan atau tidak.
3. Nyeri kepala berlangsung terus menerus atau dapat
diselingi oleh periode bebas nyeri kepala yang

4
berlangsung kurang dari 4 jam. Tidak termasuk interupsi
saat pasien tidur.

Kriteria Diagnosis
● Migrain Tanpa Aura
Minimal 5 kali serangan yang memenuhi kriteria A-C
A. Serangan sakit kepala berlangsung 4 - 72 jam (tidak
ditangani / ditangani tidak berhasil) Sakit kepala memiliki
setidaknya dua dari karakteristik berikut:
1. Lokasi unilateral
2. Berdenyut
3. Intensitas sedang dan berat
4. Memberat dengan pergerakan aura menyebabkan
menghindari aktivitas fisik rutin (berjalan, naik
tangga)
B. Selama sakit kepala setidaknya memiliki 1 dari kriteria
berikut:
1. Mual dan atau muntah
2. Photophobia dan phonophobia
C. Tidak disebabkan oleh penyakit lain

● Migrain dengan Aura


Minimal 3 dari 4 karakter berikut ini:
1. Satu atau lebih gejala aura yang sepenuhnya reversible
2. Setidaknya satu gejala aura terjadi lebih dari 4 menit atau
dua gejala atau lebih terjadi pada proses migrain
3. Tidak ada satupun aura yang bertahan lebih dari 60 menit
4. Sakit kepala diikuti aura dengan interval bebas kurang dari
60 menit (mungkin juga dimulai sebelum atau secara
bersamaan dengan aura)

5
2) Pemeriksaan Fisik
Selain anamnesa yang lengkap, pemeriksan fisik harus
dilakukan untuk menyingkirkan penyebab sekunder nyeri kepala,
pemeriksaan fisik lengkap harus dilakukan untuk menentukan
apakah nyeri kepala yang dialami disebabkan ketegangan otot,
masalah sinus, atau gangguan otak yang serius.

3) Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada tes khusus untuk membuktikan diagnosis sakit
kepala migren. MRI dan CT Scan menyingkirkan diagnosis
banding

5. Tatalaksana migraine
Terapi dibagi menjadi terapi abortif dan preventif
a. Terapi abortif
Dilakukan saat terjadi serangan migrain
1. Terapi non spesifik :
Analgesik sederhana seperti
● Aspirin, 4 x 650 mg
● Acetaminophen 4 x 500 mg
● Ibuprofen 3 x 600-800mg
● Dan lain-lain
2. Terapi spesifik
● Ergotamin 2 mg/caffeine 100mg
● Derivat Triptans: sumatriptan, naratriptan,
zolmitrips
● Derivatif ergot: dihydroergotamine (DHE)
3. Indikasi terapi abortif berhasil
● Derajat serangan berkurang 50% dalam 2 jam
pengobatan.

6
● Tidak ada kekambuhan atau serangan ulang dalam
24 jam.
● Obat yang diminum selalu memberi respon yang
sama dalam menghilangkan gejala dalam setiap
serangan.

b. Terapi preventif
1. Indikasi
● Serangan yang sangat berat dan sering
menimbulkan komplikasi
● Bila ada kontra indikasi pengobatan abortif
● Terapi abortif yang sering gagal
● Permintaan penderita karena sangat mengganggu

6. Prognosis dan komplikasi migraine


Prognosis migraine dalam jangka panjang bisa bervariasi pada tiap orang.
Komplikasi sebenarnya jarang terjadi kecuali jika ada keterlibatan sistem
saraf pusat. Contohnya adalah komplikasi berupa status migrainosus dan
gangguan mental.

Meski tergolong jarang, beberapa penderita migrain dapat mengalami


komplikasi berupa:
● Stroke iskemik akibat infark migrain, terutama pada penderita
migrain dengan riwayat tekanan darah tinggi, atau penyakit
jantung dan pembuluh darah
● Gangguan psikologis, seperti depresi, cemas, atau panik
● Gejala aura yang tidak hilang selama lebih dari 1 minggu, tapa
adanya infark migrain
● Status migrainosus, yaitu serangan migrain parah yang
berlangsung lebih dari 72 jam

7
● Kejang akibat migrain, yang terjadi saat migrain timbul
Selain akibat migrain, komplikasi juga dapat timbul akibat penanganan
migrain, meliputi:
● Sakit kepala akibat konsumsi obat sakit kepala dalam dosis tinggi
atau lebih dari 10 hari
● Sindrom serotonin, yaitu kondisi ketika kadar zat serotonin di
dalam tubuh sangat tinggi sehingga menyebabkan kejang,
terutama pada pasien yang mengonsumsi obat golongan triptan
● Gangguan pada perut, yang biasanya disebabkan oleh konsumsi
OAINS dalam dosis tinggi dan jangka waktu lama (Mayo, 2021)
Sumber :
Mayo Clinic (2021). Diseases & Conditions. Migraine.
7. Pencegahan Migrain
Adapun pencegahan migrain sebagai berikut (Sjahrir dkk., 2018):
a. Obat terapi preventif
● Anti konvulsan : Asam Valproat
● Anti hipertensi : Propranolol
● Lama pengobatan preventif 6-8 minggu
b. Menghindari Faktor Pencetus Serangan Migrain
● Anggur Merah
● Makanan kaya tiramin (keju,red wine)
● Makanan yang mengandung MSG
● Makanan yang mengandung nitrat
● Alcohol dan Kafein

8
MIND MAP AKHIR

9
BRAIN STORMING
1. Definisi nyeri kepala, pusing, dan sakit kepala
Nyeri kepala adalah rasa nyeri pada daerah kepala dengan batas bawah
dari dagu sampai ke daerah belakang kepala. Nyeri kepala dibagi menjadi
2 yaitu primer dan sekunder, nyeri kepala primer sendiri merupakan nyeri
yang tidak disertai penyebab struktural organik sedangkan nyeri sekunder
disertai penyebab struktural organik (Setiawan, 2014).
Pusing adalah secara klasik digambarkan sebagai berputar-putar, rasa
gerak biasanya berputar seperti turun dari komedi putar tetapi lebih linier.
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial
atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut (Bahrudin,
2017).

definisi nyeri kepala Sakit kepala (cephalalgia) Konukoglu D, Kurtulus EM.


digambarkan sebagai rasa sakit di Migraine and Obesity: Possible
daerah kepala atau leher Link to Inflammation. J Headac
Pain Manag. 2016, 1:3.

definisi pusing kepala Sensasi goyah disertai dengan Dictionary M-WcM. Dizziness.
perasaan gerakan di dalam kepala Merriam-Webster.
https://www.merriam-
webster.com/medical/dizziness.
Accessed March 25, 2020.

pusing kepala adalah seolah-olah Dizziness. Mayo Foundation for


goyah atau kehilangan keseimbangan; Medical Education and Research
dimana itu perasaan palsu bahwa Anda Mayo Clinic.
atau lingkungan Anda berputar atau https://www.mayoclinic.org/sym
bergerak; mengambang, berenang atau ms/dizziness/basics/definition/
pusing". sym-20050886. Accessed June 1
2020.

2. Mekanisme nyeri kepala

Pada nyeri kepala, proses sensitisasi berasal dari nosiseptor meningeal


dan neuron trigeminal sentral (Milanov I, Bogdanova D, 2003). lnervasi sensoris

10
pembuluh darah intrakranial sebagian besar berasal dari ganglion trigeminal yang
mengandung neuropeptida dimana jumlah dan peranan paling besar adalah
CGRP(Calcitonin Gene Related Peptide), kemudian diikuti oleh SP(substance
P), NKA(Neurokinin A), pituitary adenylate cyclase activating peptide (PACAP)
nitricoxide (NO), molekul prostaglandin E2 (PGEJ2) bradikinin, serotonin (5-
HT) dan adenosin triphosphat (ATP) yang bisa mengaktivasi atau mensensitisasi
nosiseptor. Khusus untuk nyeri kepala klaster clan chronic parox-ysmal headache
terdapat pelepasan VIP(vasoactive intestine peptide) yang berperan dalam
timbulnya gejala nasal congestion dan rhinorrhea. Selain itu, neuropeptida lain
yang berperan dalam proses nyeri adalah opioid dynorphin, sensory neuron-
specific sodium channel, purinergic reseptors (P2X3), isolectin B4 (IB4),
neuropeptide Y , galanin dan artemin reseptor ( GFR-∝3 = GDNF Glial Cell
Derived Neourotrophic Factor family receptor-∝3) (Jensen, 2001).

Sistem ascending dan descending pain pathway yang berperan dalam


transmisi dan modulasi nyeri terletak dibatang otak. Batang otak memainkan
peranan yang paling penting sebagai pembawa impuls nosiseptif dan juga sebagai
modulator impuls tersebut. Transmisi dan modulasi sensoris sebagian besar
berpusat di batang otak (misalnya periaquaductal grey matter, locus coeruleus,
nukleus raphe magnus dan reticular formation) yang mengatur integrasi nyeri,
emosi dan respons otonomik yang melibatkan dari korteks somatosensorik,
hipotalamus, anterior cyngulate cortex, dan struktur sistem limbik lainnya.
Dengan demikian batang otak disebut juga sebagai generator dan modulator
sefalgi. Stimuli elektrode, atau deposisi zat besi Fe yang berlebihan pada
periaquaduct grey (PAG) matter pada midbrain dapat mencetuskan timbulnya
nyeri kepala seperti migren (Gallai etal., 2003).

3. DD Sakit Kepala
Sakit kepala primer

11
Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang tidak memiliki penyebab lain di
baliknya, melainkan murni disebabkan oleh adanya masalah dengan struktur di
kepala yang terlalu sensitif terhadap rasa sakit. Kondisi tersebut juga melibatkan
pembuluh darah, otot, saraf kepala, serta leher. Beberapa contoh sakit kepala
primer yang umum terjadi, antara lain :

● Tension Headache
● Migrain
● Cluster headache.

Tension type headache (TTH)

TTH atau yang juga disebut dengan nama sakit kepala tipe tegang adalah
jenis sakit kepala yang gejalanya khas, berupa sensasi tekanan dan ikatan kuat
pada kedua sisi kepala. Perasaan seperti terikat itu terkadang bukan hanya
muncul pada kepala, tapi juga pada otot-otot di sekitar kepala, seperti otot leher
dan bahu.

Penyebab utama TTH adalah faktor psikis. Stres pekerjaan, kelelahan, dan
masalah pribadi bisa memicu munculnya TTH. Itu sebabnya, jenis sakit kepala
ini juga dikenal sebagai sakit kepala psikogenik. Stres dan beban pikiran yang
melanda seseorang bisa menstimulasi saraf perifer (saraf tepi) pada otak, yang
memicu kontraksi pada otot-otot di area kepala dan menimbulkan nyeri.

Migrain
Migrain adalah sakit kepala yang terasa berdenyut dan biasanya terjadi
pada salah satu sisi kepala. Gejala utama migrain adalah nyeri kepala hebat di
salah satu sisi kepala. Nyeri yang dirasakan umumnya nyeri berdenyut dengan
intensitas sedang hingga berat, yang makin terasa ketika bergerak, melihat
cahaya terang, atau mendengar suara bising.

12
- Migrain dengan aura, tanda-tanda tahapan aura sebelum sakit
kepala muncul, seperti melihat kilatan cahaya.
- Migrain tanpa aura, merupakan jenis migrain yang paling banyak
terjadi. Nyeri migrain ini muncul tiba-tiba tanpa didahului gejala
apa pun.
Kemunculan migrain dapat dipicu oleh peningkatan kadar hormon
estrogen, atau faktor emosional, seperti stres atau cemas. Penggunaan obat
tertentu, misalnya pil KB, juga dapat memicu migrain.

Cluster Headache
Sakit kepala cluster atau cluster headache adalah jenis nyeri kepala yang
bisa terjadi secara berulang, dengan siklus atau periode tertentu. Sakit kepala ini
umumnya datang secara tiba-tiba di sekitar mata pada salah satu sisi kepala, dan
menyebabkan nyeri yang sangat berat.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sakit
kepala cluster adalah:
● Berusia antara 20–50 tahun
● Berjenis kelamin pria
● Mengonsumsi minuman beralkohol
● Memiliki Kebiasaan merokok
● Menggunakan obat nitrogliserin
● Memiliki keluarga dekat yang menderita sakit kepala cluster

Ada beberapa gejala khas yang membedakan sakit kepala cluster dari jenis sakit
kepala lain seperti migrain, yaitu:

● Nyeri meningkat dengan cepat hingga mencapai puncaknya dalam 5–10


menit dan bisa berlangsung 15 menit sampai 3 jam
● Nyeri berlangsung di waktu yang sama setiap harinya, paling sering
terjadi 1 atau 2 jam sebelum tidur malam

13
● Nyeri berlangsung beberapa kali sehari selama 1 minggu sampai
beberapa bulan, biasanya 4–12 minggu, kemudian diikuti periode remisi
sebelum sakit kepala cluster kambuh lagi

Selain gejala khas di atas, ada beberapa gejala lain yang juga terjadi hanya di
salah satu sisi kepala yang sakit, yaitu:

· Mata merah
· Bengkak di sekitar mata
· Pilek atau hidung tersumbat
· Kelopak mata tampak lemas

Sakit Kepala Sekunder

Sakit kepala sekunder ini biasanya disebabkan oleh aktifnya saraf rasa sakit di
bagian kepala akibat adanya suatu penyakit. Penyebab umum sakit kepala
sekunder, antara lain:

· Flu

Influenza adalah infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus influenza,
dan menyebar dengan mudah dari orang ke orang. Virus ini beredar
di seluruh dunia dan dapat mempengaruhi orang tanpa memandang
usia dan jenis kelamin (WHO, 2009).

Gejala influenza biasanya diawali dengan demam tiba-tiba, batuk


(biasanya kering), sakit kepala, nyeri otot, lemas, kelelahan dan hidung
berair.

· Sinusitis.

Sinusitis adalah peradangan pada salah satu atau lebih mukosa sinus
paranasal

14
· Masalah gigi.

· Perubahan hormon pada wanita setelah mengonsumsi pil KB.

· Menggunakan penutup kepala yang terlalu ketat.

Sedangkan penyebab sakit kepala sekunder, lainnya yang jarang terjadi, antara
lain:

· Gegar otak

· Neuralgia trigeminal.

· Meningitis.

Meningitis adalah peradangan pada meningen, yaitu lapisan


pelindung otak dan saraf tulang belakang. Meningitis kadang sulit
dikenali, karena penyakit ini memiliki gejala awal yang serupa
dengan flu, seperti demam dan sakit kepala.
· Penyumbatan pembuluh darah di otak.

· Radang pada otak (ensefalitis)

4. Klasifikasi Nyeri
Nyeri diklasifikasikan berdasar beberapa hal, antara lain:
1. Berdasarkan waktu durasi nyeri:
a. Nyeri akut: nyeri yang berlangsung kurang dari 3 bulan,
mendadak akibat trauma atau inflamasi, tanda respons simpatis.
b. Nyeri kronik: nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan, hilang
timbul atau terus menerus, tanda respons parasimpatis.
2. Berdasarkan etiologi:
a. Nyeri nosiseptif: rangsang timbul oleh mediator nyeri, seperti
pada pasca
trauma operasi dan luka bakar.

15
b. Nyeri neuropatik: rangsang oleh kerusakan saraf atau disfungsi
saraf,
seperti pada diabetes mellitus, herpes zooster.
3. Berdasarkan intensitas nyeri:
a. Skala visual analog score: 1-10
b. Skala wajah Wong Baker: tanpa nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang,
nyeri
Berat.
c. Numerical Rating Scale
4. Berdasarkan lokasi:
a. Nyeri superfisial: nyeri pada kulit, subkutan, bersifat tajam,
terlokasi.
b. Nyeri somatik dalam: nyeri berasal dari otot, tendo, tumpul,
kurang
Terlokasi.
c. Nyeri visceral: nyeri berasal dari organ internal atau organ
pembungkusnya, seperti nyeri kolik gastrointestinal dan kolik
ureter.
d. Nyeri alih/referensi: masukan dari organ dalam pada tingkat
spinal disalahartikan oleh penderita sebagai masukan dari daerah
kulit pada segmen spinal yang sama.
e. Nyeri proyeksi: misalnya pada herpes zooster, kerusakan saraf
menyebabkan nyeri yang dialihkan ke sepanjang bagian tubuh
yang diinervasi oleh saraf yang rusak tersebut sesuai dermatom
tubuh.
f. Nyeri phantom: persepsi nyeri dihubungkan dengan bagian tubuh
yang hilang seperti pada amputasi ekstremitas.

16
KESIMPULAN
Pasien wanita usia 25 tahun datang dengan keluhan sakit kepala sejak 2 minggu
yang lalu. Sakit kepala dirasakan unilateral, hilang timbul, berdenyut, tidak
menjalar, dan terjadi lebih dari satu kali dalam sehari. Keluhan lain yang
dirasakan oleh pasien seperti mual muntah, photophobia, phonophobia. Pasien
tidak memiliki riwayat trauma, merokok, dan mengkonsumsi alkohol. Selama
keluhan muncul, pasien sudah mengkonsumsi obat warung akan tetapi belum
membaik. Pasien berprofesi sebagai dosen dan sering lembur. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 130/80, suhu : 36,4, heart rate 88x/menit,
respiratory rate 24 kali/menit dan pemeriksaan lainnya dalam batas normal.
Diagnosis : Migrain tanpa aura
Tatalaksana :
Terapi non spesifik Acetaminophen 4 x 500 mg, ergotamin 2 mg/caffeine 100mg.
Prognosis : Dubia ad bonam
Pencegahan :
Obat terapi preventif
• Anti konvulsan : Asam Valproat
• Anti hipertensi : Propranolol
• Lama pengobatan preventif 6-8 minggu
Menghindari Faktor Pencetus Serangan Migrain
• Anggur Merah
• Makanan kaya tiramin (keju,red wine)
• Makanan yang mengandung MSG
• Makanan yang mengandung nitrat
• Alcohol dan Kafein

17
DAFTAR PUSTAKA
Badrul Munir. Neurologi dasar. Edisi kedua. 2017. Hal. 149-150
Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. 32nd Edition. Elsevier Saunders.
Philadelphia. 2012
Headache. The Lancet Neurology, 20(7), pp. 498–9.
Lipton RB, Bigal M, editors. Migraine and Other Headache Disorders.
New York: Taylor & Francis Group; 2006.
Ross. Crash course: sistem saraf. Elsevier. 2017. Hal 112-117
Yogaraja. Crash Course: neurologi. Elsevier. 2017. Hal 101-3
Sjahrir H, Suharjanti I, Adnyana IM, Sudibyo DA. Konsensus Nasional V
Kelompok Studi Nyeri Kepala Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia (PERDOSSI). PERDOSSI: 2018. Hal. 13-37.

18

Anda mungkin juga menyukai