Anda di halaman 1dari 9

Tunas Medika

Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik


(Studi Kasus dalam Perspektif Psikologi dengan Pendekatan
Teori Kognitif Beck)
Duddy Fachrudin1
1
Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
duddy.fahrifitria@gmail.com

ABSTRAK
Episode depresif berat dengan gejala psikotik merupakan bentuk dari depresi berat yang disertai gejala psikotik
yang khas seperti waham atau delusi non-bizarre nihilistik, somatik, kemiskinan, ketidakberhargaan, atau
adanya keyakinan-keyakinan delusional tentang perasaan bersalah dan sedang dihukum, serta kadang-kadang
muncul halusinasi. Keyakinan-keyakinan delusional pada penderita episode depresif dengan gejala psikotik
merupakan suatu distorsi kognitif, sebuah pola berpikir yang rancu dan menimbulkan kesalahan secara negatif
yang meningkatkan kerentanan terhadap depresi. Studi kasus ini mengkaji klien yang didiagnosis episode
depresif berat dengan gejala psikotik dari sudut pandang psikologi dengan pendekatan Teori Kognitif Beck.
Seorang laki-laki bernama G, berusia 45 tahun mengurung diri dan tidak mau bertemu dengan saudara-
saudaranya. Klien tidak mau mandi serta tidak shalat. Klien merasa ia tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
Menurut kakak, adik ipar, dan istri klien, klien pernah mengalami kecelakaan ketika bekerja di pabrik dan saat
mengendarai sepeda motor sehingga kondisi fisiknya menurun. Klien lalu mendapatkan pemutusan hubungan
kerja. Kondisi kejiwaannya terganggu. Hasil integrasi tes psikologi menunjukkan bahwa klien memiliki depresi
dan kecemasan berlebihan. Teori kognitif Beck mengenai depresi mencantumkan tiga aktivitas kognitif yang
mendasari munculnya sebuah gangguan, yaitu: a) negative triad (pandangan pesimistik terhadap diri sendiri,
dunia, dan masa depan); b) skema atau keyakinan negatif yang dipicu oleh peristiwa/ situasi kehidupan negatif;
dan c) distorsi kognitif. Negative triad berupa pandangan klien bahwa ia telah gagal, sedang dihukum, dan tidak
bisa melakukan apa-apa di masa depan. Skema atau keyakinan negatif klien, yaitu meyakini bahwa karena
sakitnya yang dialaminya tersebut membuatnya tidak berdaya. Distorsi Kognitif dalam bentuk overgeneralisasi,
yaitu“Saya tidak bisa melakukan apa-apa lagi”.

Kata Kunci: depresi, gejala psikotik, keyakinan delusional, Teori Kognitif Beck, negative triad

ABSTRACT
Severe depressive episodes with psychotic symptoms are a form of major depression accompanied by typical
psychotic symptoms such as delusions or nihilistic, non-bizarre delusions, somatic, poverty, worthlessness, or
delusional beliefs about guilt and being punished, and sometimes appear hallucination. Delusional beliefs in
people with depressive episodes with psychotic symptoms are a cognitive distortion, a pattern of thinking that is
ambiguous and negatively causes errors that increase susceptibility to depression. This case study discusses
clients diagnosed with severe depressive episodes with psychotic symptoms from a psychological perspective
with Beck’s Cognitive Theory approach. A 45-year-old man named G locked himself in and didn't want to see
his brothers and sisters. Clients did not want to shower and did not pray. The client feels he could not do
anything else. According to the brother, sister-in-law, and client's wife, the client had an accident while working
in a factory and while riding a motorcycle so that his physical condition declined. The client then gets
terminated in work. His mental condition is disturbed. The results of the integration of psychological tests show
that the client has depression and excessive anxiety. Beck's cognitive theory of depression lists three cognitive
activities that underlie the emergence of a disorder, namely: a) negative triads (pessimistic views of yourself,
the world, and the future); b) negative schemes or beliefs triggered by negative life events/ situations; and c)
cognitive distortion. Negative triad is the client's view that he has failed, is being punished, and cannot do
anything in the future. The client's negative schema or belief, which is to believe that because of the pain he is
experiencing makes him helpless. Cognitive Distortion in the form of overgeneralization, which is "I can't do
anything else".

Keywords: depression, psychotic symptoms, delusional beliefs, Beck’s Cognitive Theory, negative triads

Pendahuluan amat sangat, perasaan tidak berarti dan


Depresi merupakan kondisi emosional yang bersalah, menarik diri dari orang lain, dan
biasanya ditandai dengan kesedihan yang tidak dapat tidur, kehilangan selera makan,
28
Jurnal Kedokteran & Kesehatan

hasrat seksual, dan minat serta kesenangan ketidakberhargaan, dan sedang dihukum
dalam aktivitas yang biasa dilakukan. juga terjadi pada penderita depresi.6
Orang-orang yang depresi berbicara dengan
lambat, setelah lama terdiam hanya Halusinasi yang muncul berupa
menggunakan beberapa kata dan nada suara pendengaran, sementara retardasi
yang monoton. Banyak yang lebih suka psikomotor sehingga menimbulkan stupor
duduk sendirian dan berdiam diri. Depresi depresif juga biasanya terjadi.4
sering kali berhubungan atau komorbid
dengan berbagai masalah psikologis lain, Keyakinan-keyakinan delusional pada
seperti panik, penyalahgunaan zat, penderita episode depresif dengan gejala
disfungsi seksual, dan gangguan psikotik merupakan suatu distorsi kognitif.
kepribadian.1 Pola berpikir yang rancu dan menimbulkan
kesalahan secara negatif ini dapat
Data World Health Organization (WHO) meningkatkan kerentanan terhadap
menunjukkan 322 juta penduduk dunia depresi.7 Laporan kasus ini mencoba
terpapar depresi. Sebanyak 27% dari total memaparkan asesmen, diagnosis, dan
populasi tersebut berada di wilayah Asia analisis dinamika psikologi seorang
Tenggara.2 Prevalensi depresi di kalangan penderita episode depresif berat dengan
penduduk berusia dewasa di Indonesia gejala psikotik dalam perspektif psikologi
mencapai 21,8%.3 dengan pendekatan Teori Kognitif Beck.

Beberapa depresi, meskipun dialami Kasus


berulang, cenderung sembuh dengan A. Autoanamnesa
sendirinya seiring berjalannya waktu. Klien mengatakan bahwa dirinya bernama
Namun, rata-rata episode yang tidak G, lahir pada tahun 1969, berasal dari
ditangani dapat berlangsung hingga lima Jombang, dan pendidikannya Sekolah
bulan atau lebih dan bahkan dapat terasa Menengah Ekonomi Atas (SMEA) jurusan
lebih lama bagi pasien dan keluarganya. Akuntansi. Saat ini klien tinggal bersama
Resiko terbesar dari depresi adalah bunuh istri dan ketiga anaknya. Klien mengatakan
diri. Depresi kadang menjadi kronis, dalam anak ketujuh dari total sembilan
kasus demikian pasien tidak dapat bersaudara. Klien mengaku saat ini tidak
sepenuhnya kembali ke tingkat bekerja karena sakit. Sebelum sakit ia
keberfungsian sebelumnya di antara bekerja sebagai buruh di pabrik gula di
episode-episode depresi.1 Jombang.

Episode depresi sendiri digolongkan Klien mengaku diantar ke Rumah Sakit


menjadi lima, yaitu episode depresif ringan, Jiwa (RSJ) oleh saudaranya yang nomor
sedang, berat tanpa gejala psikotik, berat sembilan. Klien mengatakan bahwa dirinya
dengan gejala psikotik, episode depresif sakit, namun ia tidak tahu persisnya
lainnya, dan episode depresif YTT.4 mengapa ia sakit. Klien bertanya-tanya
Episode depresif berat dengan gejala tentang sakit yang dialaminya. Ia
psikotik merupakan bentuk dari depresi mengatakan mulai merasakan sakitnya
berat yang disertai gejala psikotik yang sejak tiga bulan yang lalu. Klien sering
khas seperti waham atau delusi non-bizarre merasakan lelah, bingung, dan gelisah. Saat
nihilistik, somatik, atau adanya keyakinan- bulan Ramadhan, klien mengaku tidak bisa
keyakinan delusional tentang perasaan menunaikan ibadah puasa secara rutin
bersalah dan kadang-kadang muncul karena kelelahan. Karena sakitnya itu klien
halusinasi.5 Delusi mengalami kemiskinan, mengaku berhenti bekerja. Ia kesulitan
29
Tunas Medika

untuk fokus dan berkonsentrasi saat Klien sebenarnya ingin menjadi guru juga.
bekerja. Klien juga mengatakan sulit tidur. Dulu ia pernah mendaftar ke sekolah
Ketika masuk RSJ ini klien merasa ia Pendidikan Guru Agama (PGA), namun
sedang dihukum. klien tidak lulus karena persyaratan tinggi
badan. Klien juga mengatakan teman-
Klien juga mengaku pernah mendengar temannya banyak yang menjadi orang
suara kakak iparnya yang kedua yang sukses.
mengatakan bahwa ia tidak perlu mandi.
Klien mengatakan saat itu sedang diam dan Klien mengkhawatirkan kondisi anak dan
merenung, kemudian suara tersebut istrinya di rumah. Ia mengeluh mengapa
terdengar tanpa ia melihat wujud kakak dirinya sakit, padahal klien baru saja
iparnya itu. Suara tersebut hanya memiliki anak yang ketiga yang saat ini
didengarnya sekali yaitu saat satu minggu baru berusia tiga bulan. Klien mengatakan
sebelum klien dibawa ke RSJ Lawang dan sebenarnya keadaan ekonomi keluarga
saat ini sudah tidak didengarnya lagi. cukup, apalagi klien mendapatkan
pesangon yang diakui klien cukup besar.
Pada tahun 1998 klien memiliki usaha Namun, pesangon itu bukan klien yang
ternak ayam. Namun karena krisis moneter menerimanya karena menurut klien ia tidak
usaha yang dibangun mengalami bisa menerimanya karena sakit.
permasalahan finansial dan pada akhirnya
bangkrut. Namun kejadian yang paling Saat sakit klien pernah kontrol ke dokter.
membekas dan berpengaruh dalam hidup Dari hasil berobat tersebut tidak ditemukan
klien menurutnya adalah saat dirinya indikasi penyakit tertentu. Namun menurut
mengalami keracunan sekitar dua tahun klien, sampai sekarang ia merasakan
yang lalu saat mengelola ladang tebu di sakitnya, seperti lelah di kaki, penglihatan
pabrik. Sejak peristiwa tersebut tubuh klien yang sudah agak kabur, dan cara
terasa lemas dan bicaranya menjadi terbata- berbicaranya yang terbata-bata (klien
beta (dalam bahasa klien disebut pelo). menyebutnya pelo).
Setelah peristiwa keracunan itu juga klien
mengalami kecelakaan motor dua kali yang Klien mengatakan ia memiliki sembilan
kemudian menyebabkan tulang di bawah saudara kandung, namun satu meninggal
leher bagian kanannya patah. dunia, jadi tinggal delapan. Dari total
sembilan (termasuk klien), terdapat tujuh
Menurut klien selama hidupnya memang laki-laki, dan dua orang perempuan. Saat
pernah terpuruk seperti ini. Klien telah kecil, klien paling dekat dengan kakaknya
menjalani kehidupan dengan baik dan yang nomor tujuh. Saat ini klien cukup
kemudian memiliki keluarga namun saat ini dekat dengan adik ipar atau suami adiknya
ia merasa berada pada situasi yang paling yang nomor dua serta kakak ipar yang
bawah dalam hidupnya. Klien terpikir terus kedua. Rumah klien dengan rumah
mengenai keluarganya, namun di satu sisi keduanya berdekatan sehingga klien cukup
klien merasa tidak berdaya dan berguna. sering berinteraksi. Sementara, menurut
Klien mengatakan bahwa setelah klien, kakak yang paling dikaguminya
mengalami sakit seperti tidak bisa adalah kakak nomor enam yang menjadi
melakukan apa-apa lagi. guru. Klien mengaku, saudara-saudaranya
sangat membantu dirinya serta
Klien merasa dirinya tidak sesukses keluarganya. Mengenai urusan sekolah
saudara-saudaranya. Sebagian besar kakak anak-anaknya dibantu oleh adik iparnya.
dan adik klien berprofesi sebagai guru.

30
Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Tabel 1. Hasil Integrasi Tes


Interpretasi Tes
Aspek kognitif:
Kapasitas kecerdasan pada saat pemeriksaan berada pada taraf “di
bawah rata-rata”.
Grafis, BG
Klien membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mengatasi suatu
persoalan serta ingin selalu sempurna. Klien memiliki pemikiran yang
kaku, dan cenderung praktis.
Gambaran diri:
Klien memiliki self image yang buruk, ia meyakini penampilan DAP, BDI
dirinya jelek atau buruk, telah bersalah, dan tidak bisa melakukan/
mengerjakan apa-apa lagi.
Aspek afektif:
Klien merasa tertekan, cemas dan khawatir akan kondisi dirinya serta BAUM, DAP, BG
kehidupannya.
Aspek konatif:
Klien memiliki dorongan dan energi yang rendah, namun masih BAUM, DAP, HTP,
memiliki minat dan kemauan. Perilaku klien lambat dan cenderung Wartegg, BDI
hati-hati serta praktis.
Aspek sosial:
Klien memiliki hambatan dalam berinteraksi secara sosial, ia kurang BAUM, DAP, BDI
percaya diri, dan merasa dirinya jelek.
Tanda-tanda patologis:
BAUM, DAP, BDI,
 Depresi
Wartegg
 Cemas/ khawatir berlebihan

Klien mengatakan jika pulang ke rumah Ramadhan/ Juli tahun 2014, perusahaan
nanti ingin bertani, mengelola sawah melakukan perampingan Sumber Daya
keluarga. Namun, klien mengkhawatirkan Manusia (SDM) dan klien termasuk salah
kondisi kesehatannya. Klien mengatakan, satunya.
jika kondisinya sakit, maka akan sulit untuk
bekerja. Kakak klien mengatakan klien baru saat ini
dirawat di RSJ. Penyebabnya adalah karena
B. Alloanamnesa (Kakak, Adik Ipar, dan klien sering menyendiri di kamar, tidak
Istri) mau bergaul dengan orang lain, tidak
Kakak klien mengatakan bahwa klien mandi, tidak shalat, dan tidak puasa
merupakan anak kedelapan dari sepuluh Ramadhan. Klien juga menunjukkan
bersaudara. Satu orang meninggal, yaitu perilaku yang tidak biasanya saat malam
kakak klien nomor lima saat usianya masih hari, yaitu klien mematikan seluruh lampu
sekitar lima tahun. Klien lahir sekitar tahun rumah dan lebih menyukai suasana gelap.
1968, tinggal bersama keluarganya, Hal tersebut membuat anak-anak klien
pendidikan terakhirnya SMEA jurusan tidak nyaman.
Akuntansi, dan telah bekerja di sebuah
pabrik gula di Jombang selama 23 tahun. Perilaku klien tersebut mulai muncul pada
Posisi klien di pabrik adalah sebagai bulan Juni tahun 2014. Kakak klien
operator, namun setelah sakit ia ditugaskan menanyakan seputar masalah yang dialami
sebagai tukang bersih-bersih. Setelah bulan klien, namun klien tidak mau bercerita.
31
Tunas Medika

Akhirnya klien dibawa ke dokter dan juga tebu. Klien menebarkan pupuk kimia/
ahli ruqyah. Menurut dokter, klien terlalu pestisida tanpa memakai masker. Klien
banyak pikiran dan dianjurkan untuk lebih kemudian muntah-muntah dan keracunan.
banyak beristirahat. Sementara ahli ruqyah
juga mengatakan kepada kakak klien Setelah peristiwa keracunan itu kondisi
bahwa tidak ada jin yang masuk ke tubuh fisik klien menurun. Cara bicaranya
klien. menjadi terbata-bata dan sering merasa
kelelahan. Menurut adik ipar klien,
Kondisi klien sempat membaik. Klien juga produktivitas klien di pabrik gula menurun.
ikut bekerja memperbaiki rumah tetangga. Adik ipar klien menuturkan lagi, dalam
Namun setelah itu kondisinya kembali kondisi klien yang drop tersebut, klien
memburuk. Bahkan ketika ada pertemuan mengalami kecelakaaan motor hingga dua
keluarga klien tidak mau ikut berkumpul. kali. Karena kecelakaan itu tulang di bawah
Akhirnya oleh kakak klien, adik klien dan leher sebelah kanan klien patah.
adik iparnya, klien dibawa ke RSJ Lawang.
Pada saat dibawa ke RSJ, klien bertanya Klien sudah bekerja di pabrik gula selama
tentang tujuan perjalanan kepada kakak dan 23 tahun. Klien bekerja sebagai operator
adik ipar klien dengan nada yang cukup dan juga sering membantu dalam hal
tinggi. pembukuan. Setelah sakit kondisi fisik
klien menurun sehingga klien kemudian
Kakak dan adik ipar klien memaparkan dipindahkan ke bagian cleaning service.
klien dulunya sehat, baik secara fisik Padahal, menurut adik ipar klien, teman-
maupun kejiwaannya. Namun kondisi teman klien banyak yang sudah naik
kesehatan klien berubah sejak tahun 2011. jabatan.
Saat itu klien sedang bekerja di pabrik gula
dan klien ditugaskan mengelola ladang

Tabel 2. Pedoman diagnostik Episode Depresif (F32)


Kriteria Diagnostik Ya Tidak Simtom
Tiga gejala utama depresi harus ada: 1. Afek depresif (malu,
datar dan sulit
1. Afek depresif menangis)
2. Kehilangan minat dan kegembiraan √ - 2. Minat dan ambisi
3. Berkurangnya energi yang menuju rendah
meningkatnya keadaan mudah lelah dan 3. Lelah dan fungsi
menurunnya aktivitas motorik berkurang
Gejala depresi lainnya sebagai berikut: 1. Konsentrasi, perhatian,
1. Konsentrasi dan perhatian berkurang dan memori menurun
2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang 2. Merasa kurang
3. Gagasan tentang rasa bersalah percaya diri
4. Pandangan masa depan yang suram dan 3. Merasa bersalah dan
√ -
pesimistik berdosa
5. Gagasan atau perbuatan yang 4. Minat dan ambisi
membahayakan diri atau bunuh diri (cita-cita) di masa
6. Tidur terganggu depan rendah
7. Nafsu makan berkurang 5. Tidur terganggu
Episode depresif harus berlangsung Sudah berlangsung
√ -
sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu selama 4 bulan

32
Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Adik ipar klien mengatakan, perusahaan C. Observasi


kemudian melakukan perampingan SDM Klien diperkirakan memiliki tinggi badan
dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 160 cm dan berat badan 50 kg.
pasca bulan Ramadhan tahun 2014. Klien Wajahnya cukup bersih dan berpenampilan
termasuk orang yang mendapatkan PHK cukup rapi. Tubuhnya tegap, namun
oleh perusahaan. Klien kemudian kepalanya sering terlihat menunduk dan
mendapatkan pesangon, namun pesangon cara berjalannya lambat.
itu tidak mau diterima oleh klien. Klien
tidak mengatakan alasannya mengapa ia Klien terlihat lelah, bingung, dan
tidak mau menerima pesangon. Akhirnya mengeluh. Saat pemeriksaan ia sering
pesangon kemudian diurus oleh istri klien. mengatakan “kenapa saya ini sakit” dengan
volume suara yang pelan. Ia sering
Menurut istri klien, klien orangnya memegang kepala dan terdiam cukup lama.
pendiam dan tidak banyak berbicara. Saat Ekspresinya terlihat murung dan sedih
sakit klien banyak mengurung diri di kamar dengan wajah yang tertunduk. Klien dapat
dan tidak mau bergaul dengan orang lain. bercerita dengan baik. Orientasi mengenai
Saat ditanya mengenai masalahnya, klien waktu, tempat, dan orang juga cukup
menjawab, “Ora popo.” Menurut istri, yang bagus. Ingatan cukup baik, sedangkan
tidak berubah dari diri klien adalah konsentrasi klien berkurang. Pada saat tes
kebiasaan merokoknya serta minum kopi. klien cukup kooperatif, namun kadang-
Klien juga tipe orang yang sering tidur larut kadang blocking. Pada suatu kesempatan
malam. Kakak klien mengatakan mungkin klien berkomentar saat ia melihat suatu
kebiasaan tersebut karena klien bekerja di tayangan di televisi (nampak orang yang di
malam hari. televisi berpenampilan rapih dengan setelan
kemeja dan jas), “melihat itu, hidup jadi
Kakak klien mengatakan klien orang yang tidak ada gunanya”.
tidak banyak bertingkah. Klien juga
termasuk orang yang aktif dan pintar. Klien Klien terlihat cukup aktif dalam kegiatan di
memiliki keahlian dalam bidang bangsal. Ia membantu membawa nasi,
kelistrikan, perbaikan rumah, bahkan klien mengisi air teh, dan membersihkan
juga bisa mengerjakan pembukuan dengan halaman bangsal. Klien juga aktif dalam
cepat. Selama ini kehidupan klien dan beribadah shalat.
keluarganya tergolong wajar serta tidak
terlihat ada konflik. Kakak klien D. Hasil Tes Secara Integratif
mengatakan klien belum pernah dalam Berikut hasil integrasi dari beberapa tes
kondisi terpuruk seperti ini. Ia melihat klien yang diberikan kepada klien, yaitu Bender
seperti orang yang kehilangan semangat Gestalt (BG), Draw A Person (DAP),
hidup dan hampa. Beck’s Depression Inventory (BDI), Baum
Test, House Tree Person (HTP), dan
Hubungan klien dan saudara-saudaranya Wartegg Test. Hasil integrasi tes dapat
tergolong dekat dan tidak pernah ada dilihat di tabel 1.
konflik. Saat kecil klien anak yang aktif
dan nakal, namun nakal yang wajar. Klien E. Diagnosis
paling sering bermain dengan kakaknya Pada Axis I ditegakkan diagnosis F32.3
yang nomor tujuh. Hubungan dengan orang Episode Depresif Berat dengan Gejala
tuanya juga cukup baik. Klien cukup Psikotik. Pedoman diagnostik untuk
dibebaskan dalam menentukan masa depan Episode Depresif Berat dengan Gejala
termasuk mengenai penentuan sekolah. Psikotik menurut Pedoman Penggolongan
33
Tunas Medika

Diagnostik Gangguan Jiwa (PPDGJ) dapat


dilihat pada tabel 2 dan 3. Permasalahan utama pada diri klien terletak
pada pola pikirnya (kognitif) yang salah.
Pembahasan Pola pikir tersebut muncul karena peristiwa
Depresi dikaji dalam terminologi teori yang dialami klien yaitu keracunan saat
kognitif, menganggap proses-proses bekerja di ladang tebu pada tahun 2011.
berpikir sebagai faktor penyebabnya. Aaron Sejak saat itu kondisi fisik klien mengalami
Beck menganggap penderita depresi penurunan yang membuat produktivitas
memiliki perasaan seperti demikian karena klien di tempat kerja juga menurun.
pemikiran yang menyimpang dalam bentuk
interpretasi negatif1,6. Karena terus menurunnya kinerja klien di
pabrik gula, maka klien dipindahkan
Teori Kognitif Beck mengenai depresi jabatannya dari operator menjadi cleaning
mencantumkan tiga aktivitas kognitif yang service. Pada akhirnya klien mendapatkan
mendasari munculnya sebuah gangguan, PHK pada bulan Juli 2014 dari perusahaan
yaitu: a) negative triad (pandangan tempat kerjanya dimana klien telah bekerja
pesimistik terhadap diri sendiri, dunia, dan selama 23 tahun. Peristiwa PHK membuat
masa depan); b) skema atau keyakinan klien stres. Klien lebih sering
negatif yang dipicu oleh peristiwa/ situasi mengungkapkan bahwa karena sakitnya ia
kehidupan negatif (misalnya keyakinan menjadi gelisah, bingung, dan memiliki
bahwa tidak ada seorang pun yang pikiran tidak bisa melakukan apa-apa lagi
menyukai saya); dan c) penyimpangan/ di masa depan.
distorsi kognitif.1,6,8,9

Tabel 3. Pedoman diagnostik Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik (F32.3)
Kriteria Diagnostik Ya Tidak Simtom
1. Afek depresif (malu, datar dan sulit
Tiga gejala utama depresi menangis)
√ -
harus ada 2. Minat dan ambisi rendah
3. Lelah dan fungsi motorik berkurang
1. Konsentrasi, perhatian, dan memori
menurun
Ditambah sekurang-
2. Merasa kurang percaya diri
kurangnya 4 dari 7 gejala
√ - 3. Merasa bersalah dan berdosa
depresi lainnya harus ada
4. Minat dan amisi (cita-cita) di masa depan
dan berintensitas berat
rendah
5. Tidur terganggu
Agitasi/ retardasi
√ - Kaku dan fungsi motorik berkurang
psikomotor
Episode depresif harus
berlangsung sekurang- Sudah berlangsung selama 4 bulan (Juni-
√ -
kurangnya sekitar 2 Oktober 2014)
minggu
Memiliki keterbatasan
dalam mengerjakan Di rumah lebih banyak diam, mengurung diri,
√ -
pekerjaan rumah serta dan tidak mau bertemu dengan saudara.
berkegiatan sosial
Terdapat halusinasi/ Halusinasi auditorik, yaitu suara yang didengar
√ -
waham/ stupor depresif oleh klien yang memintanya untuk tidak mandi
34
Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Klien memiliki pandangan terhadap dirinya memunculkan sekaligus menguatkan


bahwa ia telah gagal. Ia tidak sesukses distorsi kognitif. Menurut Beck, terdapat
saudara-saudaranya terutama yang telah empat distorsi kognitif utama pada individu
menjadi guru. Klien menganggap dirinya depresi1: a) kesimpulan yang subjektif,
sedang dihukum, dan tidak bisa melakukan suatu kesimpulan yang diambil tanpa bukti-
apa-apa di masa depan. Pandangan bukti cukup atau tanpa bukti sama sekali;
pesimistik terhadap diri sendiri dan masa b) abstraksi selektif, suatu kesimpulan yang
depan sangat nampak pada diri klien. diambil hanya berdasarkan satu elemen dari
Negative triad pada orang depresi merujuk banyak elemen dalam situasi; c)
penilaian bahwa orang tersebut tidak dapat overgeneralisasi, suatu kesimpulan yang
menghadapi berbagai tuntutan menyeluruh yang diambil berdasarkan satu
1,6
lingkungan. peristiwa tunggal; dan d) magnifikasi atau
minimisasi, melebih-lebihkan dalam
Dari negative triad meruncing pada skema menilai kinerja.
atau keyakinan negatif dan akhirnya

Negative Triad:
Pandangan klien bahwa ia telah gagal, sedang
dihukum, dan tidak bisa melakukan apa-apa di
masa depan.

Situasi: Sakit (penurunan Skema/ Keyakinan Negatif:


kondisi fisik setelah Klien meyakini bahwa karena sakitnya
keracunan dan kecelakaan) daialaminya tersebut membuatnya tidak
dan PHK berdaya

Distorsi Kognitif (Overgeneralisasi):


“Saya tidak bisa melakukan
apa-apa lagi”

Simtom

Perasaan: gelisah dan khawatir Perilaku: murung, sulit tidur,


mengenai kondisi diri, khawatir tidak mau berkumpul dengan
mengenai kondisi keluarga . saudara, tidak mandi, tidak
shalat, mematikan semua
lampu saat malam hari.

Halusinasi: mendengar bisikan suara yang


dikenali klien sebagai suara kakak iparnya.
Suara terseb.ut meminta klien agar tidak mandi.

Gambar 1.
Pola interaksi antar tiga tingkatan aktivitas kognitif yang mendasari depresi klien
35
Tunas Medika

Simtom perilaku yang terlihat, yaitu


Situasi sakit akibat keracunan dan murung, sulit tidur, tidak mau berkumpul
kecelakaan dan PHK yang dialami klien dengan saudara, tidak mandi, tidak shalat,
dianggap penyebab dari masalah yang mematikan semua lampu saat malam hari.
dialaminya. Hal itu pula yang kemudian Simtom halusinasi pada diri klien dalam
memunculkan skema negatif, yaitu bentuk mendengar bisikan suara yang
menganggap diri klien tidak berdaya. dikenali klien sebagai suara kakak iparnya.
Aktivitas kognitif ketiga, yaitu distorsi Suara tersebut meminta klien agar tidak
kognitif menjadi kesimpulan dan ringkasan mandi.
pola pikir bias yang dialami klien, yaitu
overgeneralisasi, dimana klien meyakini Dinamika psikologi berupa pola interaksi
dirinya tidak dapat melakukan apa-apa lagi. antara tiga aktivitas kognitif, yaitu negative
Simtom-simtom depresif muncul dalam triad, skema/ keyakinan negatif, dan
bentuk perasaan, perilaku, dan halusinasi distorsi kognitif yang mendasari depresi
pendengaran. Simtom perasaan berupa klien dan memunculkan simtom-simtom
gelisah dan khawatir mengenai kondisi diri, depresif dapat dilihat pada Gambar 1.
khawatir mengenai kondisi keluarga.

REFERENCES
1. Davison GC., Neale JM., & Kring AM. Psikologi abnormal. Edisi 9. Jakarta: Rajawali
Pers; 2006.
2. World Health Organization. Depression and other common mental disorders: Global
health estimates. World Health Organization. https://apps.who.int/iris/handle/10665/2546
10. Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO; 2017.
3. Peltzer K., & Pengpid S. High prevalence of depressive symptoms in a national sample
of adults in Indonesia: Childhood adversity, sociodemographic factor and health risk
behavior. Asian Journal of Psychiatry. 2013; 33:52-59.
4. Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa: Rujukan ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya; 2013.
5. Fleming SK, Blasey C, Schatzberg AF. Neuropsychological correlates of psychotic
features in major depressive disorders: a review and meta-analysis. J Psychiatr Res.
2004; 38:27-35.
6. Beck AT., & Alford BA. Depression: Cause and treatment. 2nd edition. Philadelphia:
University of Pennsylvania; 2009.
7. Dozois DJA., & Beck AT. Cognitive schemas, beliefs and assumptions. In Dobson KS,.
& Dozois DJA, (Eds.). Risk factors in depression (pp. 121-143). Oxford: Academic
Press; 2008.
8. Beck AT. Cognitive theory for depression. New York: Guilford Press; 1979.
9. Beck AT. Cognitive therapy: A 30-year restrospective. American Psychologist. 1991;
46:368-75.

36

Anda mungkin juga menyukai