Anda di halaman 1dari 3

Nama: Rosa Amalia Salsabyla

NIM : 201810420311175

Kata Sulit

1. Bitot spot
2. Edema dosum pedis
3. Wasting: kegagalan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal (Sumber: Buku NCP
komunitas, oleh Nila Susanti & Yetti Wira. 2018)
4. Edema pretibial
5. Baggy pants:

Pertanyaan
1. Sebutkan gejala stunting!
a. Tanda pubertas terlambat
b. Pertumbuhan melambat
c. Wajah tampak lebih muda dari usianya
d. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan eye contact
e. Performa buruk pada memori belajar
(Sumber: Buku panduan perawatan anak, Oleh Dr Suraj Gupte. 2014)
2. Bagaimana pencegahan stunting pada anak?
3. Jelaskan faktor penyebab stunting
Faktor Multidimensi, di antaranya praktik pengasuh gizi yang kurang baik, termasuk
kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa
kehamilan serta setelah ibu melahirkan
(Sumber: Buku Stop stunting dengan konseling gizi, Oleh PERSATUAN AHLI GIZI
INDONESIA. 2019)
4. Bagaimana peran perawat pada kasus tersebut?
5. Diagnosa keperawatan pada kasus tersebut
6. Sebutkan dampak stunting pada anak
7. Intervensi keperawatan pada kasus tersebut
LO

1. Jelaskan etiologi BAB encer pada kasus


2. Jelaskan perbandingan kandungan susu kental manis dan ASI
ASI memiliki banyak kandungan yang tidak didapatkan pada susu formula atau kemasan
contohnya seperti zat immunologik. Pada ASI terdapat zat anti infeksi yang bersih dan
bebas kontaminasi. Zat imun terdapat pada immunoglobin, sekretori, dan laktoferin.
Belum lagi adanya faktor bifidus yang dapat merangsang lactobacillus bifidus untuk
melindungi saluran pencernaan bayi. Sebaliknya, selain tidak ditemukan kandungan zat
immunologik pada susu formula atau kemasan, justru pada susu formula atau kemasan
terdapat kandungan bakteri yang dihasilkan akibat dari proses pengolahan dan
pengemasan dan itu berbahaya bagi kesehatan bayi.
(Sumber: Jurnal Gizi Buruk dalam Perspektif Islam: Respon Teologis Terhadap
Persoalan Gizi Buruk, Oleh Egi Sukma Baihaki, Vol. 2, Nomor 2, Juli - Desember 2017
3. Patofisiologi dan mekanisme hubungan antar gejala pada kasus
4. Interpretasi status gizi pada anak dan kadar Hb pada kasus
5. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada pasien?
Kompikasi yang sering terjadi pada anak yang menderi diare adalah :
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektrokardiogram).
d. Hipoglikemi
e. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa usus halus.
f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
6. Jelaskan perspektif islam terhadap kasus tersebut
Ayat tersebut selain menyerukan kepada kita untuk menkonsumsi makanan yang halal,
baik halal lizatihi maupun halal lighairihi, juga menyerukan kepada kita untuk
menkonsumsi sesuatu yang Thayyibaa, yakni baik/lebih baik (lebih berkualitas) dari segi
mutu makanan yang kita konsumsi. Sebagai contoh: Susu formula adalah jenis makanan
yang halal untuk dikonsumsi, akan tetapi susu formula tidak Thayyibaa (tidak baik/tidak
berkualitas/tidak bermutu) kalau diberikan kepada bayi yang baru dilahirkan, karena AIR
SUSU IBU (ASI) adalah satu-satunya jenis makanan yang 100 % halal serta jauh lebih
berkualitas untuk dikonsumsi oleh bayi yang baru lahir. Untuk itulah Allah swt.
menyerukan kepada para ibu yang baru melahirkan agar menyusui anak mereka hingga 2
tahun penuh bagi yang ingin menyempunakan masa menyesuinya, sebagaimana
disebutkan dalam (QS. Al-Baqarah2:233).

secara khusus Alquran juga membahas makanan bagi bayi dan menjelaskan bahwa air
susu ibu (ASI) merupakan makanan utama bayi. Oleh sebab itu, seorang ayah
diperintahkan untuk memberikan imbalan kepada ibu yang menyusukan anaknya sesuai
dengan Surat At-Talaq Ayat 6 (QS 65: 6). Imbalan tersebut digunakan untuk menjaga
kondisi kesehatan sang ibu dan kesempurnaan ASI yang dihasilkannya. Di lain sisi,
Alquran mencela ibu yang tidak mau menyusui anaknya (QS 65: 6). Alquran
menjelaskan bahwa masa penyusuan yang sempruna adalah selama dua tahun penuh (24
bulan) (QS 2: 233), atau 30 bulan dikurangi masa kehamilan (QS 46: 15).

Anda mungkin juga menyukai