Seorang anak perempuan berusia 3 tahun, nampak kurus, lemah, nafsu makan sangat kurang, hanya
suka minum air putih, dan sering rewel. Riwayat kelahiran: lahir normal, spontan, dibantu Bidan dengan
BBL 3 kg. Oleh karena ibunya bekerja, maka ASI tidak eksklusif. Anak diberi minum susu formula sampai
usia setahun, selanjutnya minum air putih saja. MP-ASI diberikan mulai usia 2 bulan antara lain pisang,
bubur beras. Sejak umur 1 tahun, tiap hari makan nasi dan sayur, kadang-kadang tahu tempe, tidak
pernah makan daging/ikan, makan telur juga sangat jarang. Menurut Bu Bidan, anak tersebut sejak
umur setahun menderita kurang energi dan protein (KEP) berat dan sering sakit diare, serta batuk pilek.
Bu bidan berkonsultasi dengan dokter Puskesmas. Dari hasil penilaian dokter, kurva pertumbuhan BB
dari KMS adalah growth faltering, 8 bulan ini garis pertumbuhan KMS menunjukkan BGM. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum kesadaran apatis. Nadi 124x/menit, isi dan tegangan
kurang, TD 85/60 mmHg, RR 52x/menit, suhu 35,2°C. Wajah terlihat seperti orang tua, mata tampak
cekung, rambut flag sign phenomena dan mudah dicabut, kulit keriput, crazy pavement dermatosis,
pantat seperti baggy pants. BB 8,5 kg, TB 73 cm. Pemeriksaan thoraks: paru suara dasar vesikuler, tidak
didapatkan suara tambahan, jantung: bunyi jantung I-II normal, bising (-). Abdomen cekung, Hepar just
palpable, lien tidak teraba. Ekstremitas udem (-), akral dingin (-). Pemeriksaan penunjang: Hb 8,1 g/dl,
Lekosit 2500 mmk, Hematocrit 35%, Trombosit 650.000 mmk, GDS 40 mg/dl. Dokter menyatakan bahwa
pasien dalam kondisi kritis dan harus segera dilakukan stabilisasi.
STEP 1
1. MP-ASI :
Makanan Pendamping Air Susu Ibu merupakan makanan tambahan yang mudah
dikonsumsi yang diberikan pada bayi selain ASI ketika ASI tidak dapat mencukupi nutrisi
anak untuk tumbuh kembang optimal, biasanya diberikan pada umur 4 dan 6 bulan
hingga berumur 2 tahun.
2. KMS :
Kartu Menuju Sehat adalah catatan yang berfungsi untuk memantau pertumbuhan anak
sejak dilahirkan hingga berusia lima tahun. Selain berisikan grafik pertumbuhan berat
badan, kartu ini juga berisikan jadwal imunisasi, pemberian ASI dan kemampuan-
kemampuan apa saja yang sewajarnya dimiliki anak pada usia tertentu.
3. BGM :
BGM (Balita Bawah Garis Merah) adalah anak dengan berat badan kurang menurut
umur dibandingkan dengan standar yang diketahui secara visual dengan melihat plot
dalam KMS berada dibawah garis merah. Batita BGM tidak selalu menderita gizi buruk
tapi menjadi indikator awal mengalami masalah gizi.
4. Growth faltering :
Adalah kondisi kegagalan pertumbuhan yang ditandai dengan laju pertumbuhan yang
melambat karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan kebutuhan biologis
untuk pertumbuhan. Hal ini sering terjadi pada usia 15 bulan pertama kehidupan
dengan insidensi tertinggi pada usia 3-12 bulan.
5. Flag sign phenomena:
Adalah perubahan warna rambut yang tidak normal akibat fluktuasi dari nutrisi (warna
rambut selang seling hitam seperti warna rambut jagung)
6. Crazy pavement dermatosis:
Adalah gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam
terkelupas
STEP 2
1. Mengapa didapatkan keluhan anak nampak kurus, lemah, nafsu makan sangat kurang, hanya
suka minum air putih dan sering rewel?
Jawab :
2. Jelaskan interpretasi kategori dan ambang batas status gizi anak!
Jawab :
3. Bagaimana cara mengetahui status gizi pada seeorang balita?
Jawab :
BB/U
TB/U
BB/TB
`
4. Apa hubungan ASI tidak eksklusif dengan keluhan pasien (diberi sufor sampai usia 1 tahun
selanjutnya diberi air putih saja)?
Jawab : sama kayak nomor2 lain lah yaaa:)
5. Bagaimana hubungan anak tidak pernah makan daging/ikan dan makan telur sangat jarang
dengan status gizi?
Jawab :
HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara
asupan protein dengan status gizi menurut Indikator BB/U dengan nilai OR= 2,638, artinya
balita yang berstatus gizi kurang menurut indikator BB/U 2,6 kali lebih banyak ditemukan
pada balita yang asupan proteinnya kurang dibandingkan dengan balita yang asupan
proteinnya cukup.
KEP (kurang energi protein) merupakan salah satu defisiensi gizi yang masih sering
ditemukan di Indonesia dan merupakan masalah gizi utama khususnya terjadi pada balita,
Dan ketika ketidakcukupan zat gizi tersebut (protein) berlangsung lama maka cadangan
jaringan akan digunakan untuk memenuhi ketidakcukupan itu, kemudian timbul
penurunan jaringan yang ditandai dengan penurunan berat badan, dan akan terjadi
perubahan secara anatomi yang tampak sebagai gizi kurang (Supariasa, 2002).
Saat tubuh kekurangan lemak, persediaan lemak akan kurang sehingga tubuh menjadi
kurus. Terjadi pula kekurangan asam lemak essensial, yaitu asam lemak linoleat dan
linolenat. Kekurangan linoleat menyebabkan pertumbuhan menurun, kegagalan
reproduktif, perubahan struktur kulit dan rambut serta patologi hati. Kekurangan asam
lemak omega 3 menyebabkan penurunan kemampuan belajar (Dewi, 2010).
Sumber : Helmi Rosmalia. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Margototo Kecamatan Metro Kibang Kabupaten
Lampung Timur. Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 1. April 2013. hlm 233-242
(2) Akibat tidak diberikan ASI eksklusif ASI memiliki beberapa manfaat, diantaranya :
a. mengurangi risiko berbagai jenis kekurangan nutrisi karena zat besi yang yang
terkandung dalam ASI diserap secara lebih baik dari pada sumber zat besi lainnya
b. ASI mengandung “faktor pematangan usus” yang melapisi bagian dalam saluran
pencernaan dan mencegah kuman penyakit serta protein berat untuk terserap ke
dalam tubuh
c. ASI juga mengandung “faktor pematangan cerebrosida” yang membuat bayi lebih
cerdas dikemudian hari
d. ASI mendorong partumbuhan bakteri sehat dalam usus yang disebut Lactobacillus
bifidus. Bakteri ini mencegah bakteri penyebab penyakit lainnya untuk bertumbuh
dalam saluran pencernaan dan untuk mencegah diare
e. ASI mengandung zat yang disebut laktoferin yang dikombinasikan dengan zat besi
dan mencegah pertumbuhan kuman penyakit
f. ASI juga mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi dan substansi antiinfeksi
lainnya yang melindungi bayi dari infeksi. Antibodi adalah substansi yang dikeluarkan
oleh tubuh ketika penyebab penyakit memasuki tubuh. Antibodi yang ada dalam
kolostrum juga melindungi bayi yang baru lahir dari alergi, asma, dan lain-lain.
Karena tidak diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. ASI memiliki beberapa manfaat,
diantaranya :
a. mengurangi risiko berbagai jenis kekurangan nutrisi karena zat besi yang yang
terkandung dalam ASI diserap secara lebih baik dari pada sumber zat besi lainnya
b. ASI mengandung “faktor pematangan usus” yang melapisi bagian dalam saluran
pencernaan dan mencegah kuman penyakit serta protein berat untuk terserap ke dalam
tubuh
c. ASI juga mengandung “faktor pematangan cerebrosida” yang membuat bayi lebih
cerdas dikemudian hari
d. ASI mendorong partumbuhan bakteri sehat dalam usus yang disebut Lactobacillus
bifidus. Bakteri ini mencegah bakteri penyebab penyakit lainnya untuk bertumbuh
dalam saluran pencernaan dan untuk mencegah diare
e. ASI mengandung zat yang disebut laktoferin yang dikombinasikan dengan zat besi dan
mencegah pertumbuhan kuman penyakit
f. ASI juga mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi dan substansi antiinfeksi
lainnya yang melindungi bayi dari infeksi. Antibodi adalah substansi yang dikeluarkan
oleh tubuh ketika penyebab penyakit memasuki tubuh. Antibodi yang ada dalam
kolostrum juga melindungi bayi yang baru lahir dari alergi, asma, dan lain-lain.
Sumber : Wargiana Risa et all. 2013. Hubungan Pemberian MP-ASI Dini dengan Status Gizi
Bayi Umur 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Rowotengah Kabupaten Jember.
KOMPONEN ASI
DAMPAK PROTEKSI ASI TERHADAP INFEKSI
Air susu ibu merupakan suatu cairan kompleks dengan sejumlah besar protein, sel, dan
komponen lainnya. Pengetahuan tentang dampak menyusui pada bayi terus meningkat,
termasuk dampak langsung dan tidak langsung pada sistem imun. Pengaruh imunologis
berhubungan dengan kenyataan bahwa ASI kaya dengan berbagai faktor aktif khususnya
antibodi. Sekretori IgA (sIgA) melindungi membran mukosa saluran pencernaan dan
pernafasan, antibodi IgG dan IgM, hormon, antioksidan, vitamin, sitokin, faktor
pertumbuhan, komponen, prostaglandin, granulosit, makrofag, serta limfosit B dan T.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa ASI dapat mengurangi kejadian infeksi selama
masa bayi dan balita terhadap gastroenteritis, infeksi saluran pernafasan, otitis media,
sepsis neonatorum, dan infeksi saluran kemih. Chen dkk menyatakan bahwa bayi yang
tidak mendapat ASI, dua kali lebih sering masuk rumah sakit dibandingkan bayi mendapat
ASI. Suatu meta-analisis di negara maju dari bayi dengan penyakit saluran pernafasan berat
yang diberi susu formula membutuhkan rawat inap lebih dari tiga kali lipat dibandingkan
bayi yang diberi ASI eksklusif 4 bulan atau lebih.
Air susu ibu mengandung imunoglobulin M, A, D, G, dan E, namun yang paling banyak
adalah IgA. Sekretori IgA pada ASI merupakan sumber utama imunitas didapat secara pasif
selama beberapa minggu sebelum produksi endogen sIgA, konsentrasi paling tinggi pada
beberapa hari pertama post partum. Selama masa pasca lahir, bayi rentan terhadap infeksi
patogen yang masuk, oleh sebab itu IgA adalah faktor protektif penting terhadap infeksi.
Studi dari Swedia menyatakan bahwa kadar antibodi IgA dan IgM secara bermakna lebih
tinggi pada bayi mendapat ASI dibandingkan yang tidak mendapat ASI. Imunoglobulin A (Ig
A) yang terdapat di dalam antibodi maternal didapat dari sistem imun saluran cerna dan
pernafasan yang dibawa melalui sirkulasi darah dan limfatik ke kelenjar payudara, akhirnya
dikeluarkan melalui ASI sebagai IgA.
Air susu ibu mempunyai sejumlah faktor yang mempengaruhi mikroflora usus bayi, sehingga
menambah kolonisasi dari jumlah bakteri sementara menghambat kolonisasi yang lainnya.
Komponen- komponen imunologik ini termasuk :
a. Laktoferin, merupakan protein yang terikat dengan zat besi, diproduksi oleh makrofag,
neutrofil, dan epitel kelenjar payudara bersifat bakteriostatik dan bakterisid.
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan dengan zat besi sehingga
tidak tersedia untuk bakteri patogen. Kadar dalam ASI 1–6 mg/ml dan tertinggi pada
kolostrum (600 mg/dL). Laktoferin juga terbukti menghambat pertumbuhan kandida.
b. Lisozim, suatu enzim yang diproduksi oleh makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar
payudara, dapat memecah dinding sel bakteri Gram positif yang ada pada mukosa usus
dan menambah aktifitas bakterisid sIgA terhadap E. coli dan beberapa Salmonella. Kadar
dalam ASI 0,1 mg/ml yang bertahan sampai tahun kedua laktasi, bahkan sampai
penyapihan. Dibandingkan susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per
satuan volume.
c. Komplemen, berupa komplemen C3 yang dapat diaktifkan oleh bakteri melalui jalur
alternatif sehingga terjadi lisis bakteri. Juga mempunyai sifat opsonisasi sehingga
memudahkan fagosit mengeliminasi mikroorganisme pada mukosa usus yang terikat
dengan C3 aktif. Kadar C3 dan C4 dalam kolostrum sekitar 50%–70% kadar serum
dewasa. Pada masa laktasi dua minggu, kadar komplemen menurun dan kemudian
menetap, yaitu kadar C3 dan C4 masing- masing 15 mg/dL dan 10 mg/dL.
d. Granulocyte colony – stimulating factor (G-CSF) merupakan sitokin spesifik yang dapat
menambah pertahanan anti bakteri melalui efek proliferasi, diferensiasi dan ketahanan
neutrofil. Mengeluarkan reseptornya dalam vili usus bayi dan kadar meningkat pada dua
hari post partum. Oligosakarida, menghadang bakteri dengan cara bekerja sebagai
reseptor dan mengalihkan bakteri patogen atau toksin mendekat ke faring dan usus
bayi.
e. Musin, melapisi membran lemak susu dan mempunyai sifat antimikroba, dengan cara
mengikat bakteri dan virus serta segera mengeliminasi dari tubuh. Musin dapat
menghambat adhesi E.coli dan rotavirus. Disamping itu ASI mengandung enzim PAF-
hidrolase yang dapat memecah PAF yang berperan pada enterokolitis nekrotikans.
Lactadherin protein globule fat pada ASI dapat merusak membran pembungkus virus.
Kvistgaard dkk mendapatkan bahwa PAF-hidrolase dapat melindungi bayi dari infeksi
Rotavirus.
Leukosit (90% dari jumlah sel) di dalam ASI terutama terdiri dari makrofag (90%). Sel
makrofag ASI merupakan sel fagosit aktif sehingga dapat menghambat multiplikasi bakteri
pada infeksi mukosa usus. Selain sifat fagositik, sel makrofag juga memproduksi lisozim, C3
dan C4, laktoferin, monokin seperti IL-1 serta enzim lainnya. Makrofag ASI dapat mencegah
enterokolitis nekrotikans pada bayi. Limfosit (10% dari jumlah sel) 50% terdiri atas limfosit T
dan 34% limfosit B. Fungsi limfosit untuk mensintesis antibodi IgA, memberikan respons
terhadap mitogen dengan cara berproliferasi, meningkatkan interaksi makrofag – limfosit
dan pelepasan mediator. Leukosit ASI dapat bertahan terhadap perubahan pH, suhu dan
osmolaritas, sama dengan yang terjadi pada binatang bertahan selama seminggu pada
orang utan dan domba.
Kegunaan faktor-faktor yang terkandung di dalam ASI tertera pada Tabel 1, 2, 3, dan 4.
Sumber : Omar Sazaly Aldy, et all. 2009. Dampak Proteksi Air Susu Ibu Terhadap Infeksi Sari
Pediatri, Vol. 11, No. 3, Oktober 2009
7. Jelaskan pengaruh pemberian MP ASI dini (2 bulan) terhadap gizi dan pertumbuhan anak?
Jawab :
MP-ASI merupakan makanan pendamping ASI yang diberikan pada bayi umur 6-23 bulan. Bayi siap
untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun secara psikologis, pada usia 6-9
bulan. Kemampuan bayi baru lahir untuk mencerna, mengabsorpsi, dan memetabolisme bahan
makanan sudah adekuat, tetapi terbatas hanya pada beberapa fungsi.
Ada beberapa tanda yang mengindikasi bahwa bayi siap menerima MP-ASI, diantaranya
adalah :
a. Memiliki control terhadap kepala, jika bayi bisa mempertahankan posisi yang tegak dan
mantap, lebih mudah memberi makanan padat melalui sendok
b. Kemampuan untuk duduk, ketika bayi belajar duduk dengan nyaman setidaknya selama
10 menit, akan lebih mudah memberi makanan melalui sendok
c. Membuat gerakan mengunyah, penting bagi bayi untuk belajar mendorong makanan
ke bagian belakang mulutnya lalu menelannya
Pemberian MP-ASI dini pada dasarnya dapat menyebabkan risiko terhadap gangguan
kesehatan. Risiko ini ada yang langsung terjadi pada saat bayi diberikan MP- ASI dini dan
ada pula yang akan tampak setelah beberapa lama kemudian yang disebut dengan risiko
jangka panjang.
a. Obesitas
b. Hipertensi
c. Ateroskerosis
d. Alergi makanan.
OBESITAS
Obesitas atau kelebihan berat badan dapat terjadi pada bayi. Konsumsi yang berlebihan
terhadap makanan berkadar lemak maupun gula yang tinggi memicu peningkatan berat
badan yang tidak proporsional. Masyarakat banyak yang memandang bayi yang gemuk
memiliki image lucu dan menggemaskan, namun secara fisiologis maupun psikologis ada
beberapa dampak negatif bagi bayi. Obesitas pada bayi dapat menurunkan kekebalan imun,
dan obesitas ini bisa berlanjut hingga usia dewasa nanti. Bayi yang obesitas banyak lipatan
di kulit yang dapat menyebabkan iritasi, lecet dan gatal-gatal, bahkan pada sebagian bayi,
daerah lipatan tersebut menimbulkan bau yang tak sedap. Obesitas pada bayi juga dapat
menyebabkan kelainan tulang, karena tulang bayi yang masih rawan harus menopang berat
badan yang berlebih. Bayi yang obesitas akan menjadi lambat karena bayi yang gemuk
otomatis akan berpengaruh pada pergerakannya.
a. Diare
b. sulit BAB
c. muntah
DIARE
SULIT BAB
Sembelit atau gangguan susah buang air besar pada bayi biasanya terjadi umur 0-4 bulan,
karena pada pencernaan bayi dan pembentukan enzim pencernaan belum sempurna.
MUNTAH
GANGGUAN MENYUSU
Gangguan menyusu disebabkan karena pemberian MP-ASI terlalu banyak sehingga
menyebabkan bayi kenyang dan keinginan untuk menyusu atau minum ASI berkurang.
Asupan ASI yang kurang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi karena
didalam ASI banyak terkandung zat gizi yang sangat dibutuhkan bayi. Standar dinas
kesehatan menyebutkan bahwa bayi umur 0-6 bulan hanya membutuhkan ASI saja karena
mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan enzim yang dibutuhkan oleh bayi.
h. mengurangi risiko berbagai jenis kekurangan nutrisi karena zat besi yang yang
terkandung dalam ASI diserap secara lebih baik dari pada sumber zat besi lainnya
i. ASI mengandung “faktor pematangan usus” yang melapisi bagian dalam saluran
pencernaan dan mencegah kuman penyakit serta protein berat untuk terserap ke dalam
tubuh
j. ASI juga mengandung “faktor pematangan cerebrosida” yang membuat bayi lebih
cerdas dikemudian hari
k. ASI mendorong partumbuhan bakteri sehat dalam usus yang disebut Lactobacillus
bifidus. Bakteri ini mencegah bakteri penyebab penyakit lainnya untuk bertumbuh
dalam saluran pencernaan dan untuk mencegah diare
l. ASI mengandung zat yang disebut laktoferin yang dikombinasikan dengan zat besi dan
mencegah pertumbuhan kuman penyakit
m. ASI juga mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi dan substansi antiinfeksi
lainnya yang melindungi bayi dari infeksi. Antibodi adalah substansi yang dikeluarkan
oleh tubuh ketika penyebab penyakit memasuki tubuh. Antibodi yang ada dalam
kolostrum juga melindungi bayi yang baru lahir dari alergi, asma, dan lain-lain.
n. ASI mengandung faktor pertumbuhan seperti “faktor kematangan epidermal”. Faktor
ini melapisi bagian dalam saluran pernapasan dan mencegah kuman penyakit memasuki
saluran pernapasan.
Pemberian MP-ASI yang tidak sesuai dengan umur dan kebutuhan bayi dapat
menimbulkan dampak pada kesehatan dan status gizi bayi. Gizi memegang peranan
penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada bayi akan menimbulkan
gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat
berlanjut hingga dewasa.
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga
diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan
apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh
kembang optimal, sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh
makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode
kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun
masa selanjutnya.
a. Pertama, memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah
bayi lahir
b. Kedua, memberikan hanya Air Susu Ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif
sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan
c. Ketiga, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6
bulan sampai 24 bulan
8. Kapan seharusnya anak diberikan MP ASI dan apa saja yang boleh diberikan?
Jawab :
KAPAN DIBERI MP ASI
MP-ASI merupakan makanan pendamping ASI yang diberikan pada bayi umur 6-23 bulan. Bayi siap
untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun secara psikologis, pada usia 6-9
bulan. Kemampuan bayi baru lahir untuk mencerna, mengabsorpsi, dan memetabolisme bahan
makanan sudah adekuat, tetapi terbatas hanya pada beberapa fungsi.
Ada beberapa tanda yang mengindikasi bahwa bayi siap menerima MP-ASI, diantaranya
adalah :
a. Memiliki control terhadap kepala, jika bayi bisa mempertahankan posisi yang tegak dan
mantap, lebih mudah memberi makanan padat melalui sendok
b. Kemampuan untuk duduk, ketika bayi belajar duduk dengan nyaman setidaknya selama
10 menit, akan lebih mudah memberi makanan melalui sendok
c. Membuat gerakan mengunyah, penting bagi bayi untuk belajar mendorong makanan
ke bagian belakang mulutnya lalu menelannya
e. Tertarik pada makanan, ketika bayi tumbuh makin besar, ia akan mulai menjulurkan
tangan untuk mengambil makanan.
Sumber : Wargiana Risa et all. 2013. Hubungan Pemberian MP-ASI Dini dengan Status Gizi
Bayi Umur 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Rowotengah Kabupaten Jember.
PEMBERIAN MAKANAN ANAK UMUR 0-24 BULAN YANG BAIK DAN BENAR
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi, perkembangan dan kemampuan bayi menerima
makanan, maka makanan bayi atau anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit
pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi
bayi, ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu,
dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak
b. Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna
kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.
Pada prinsipnya makanan tambahan untuk bayi atau yang biasa dikenal sebagai makanan
pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang kaya zat gizi, mudah dicerna, mudah
disajikan, mudah menyimpannya, higienis dan harganya terjangkau. Makanan tambahan
pada bayi dapat berupa campuran dari beberapa bahan makanan dalam perbandingan
tertentu agar diperoleh suatu produk dengan nilai gizi yang tinggi.
Sumber : Lailina Mufida, et all. 2015. Prinsip Dasar MP ASI untuk Bayi Usia 6-24 Bulan. Jurnal
Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1646-1651, September 2015
9. Mengapa didapatkan wajah seperti orang tua, mata tampak cekung, rambut flag sign
phenomena dan mudah dicabut, kulit keriput, crazy pavement dermatosis, dan pantat seperti
baggy pants?
Jawab :
10. Bagaimana interpretasi dari PP?
Jawab :
11. Apa DD dan dx dari kasus di seknario?
Jawab :
KEP berat terdiri dari tiga tipe, yaitu kwashiorkor, marasmus, dan marasmik-kwashiorkor.
KWASHIORKOR
a. Kwashiorkor adalah keadaan yang diakibatkan oleh kekurangan makanan sumber protein.
b. Tipe ini banyak dijumpai pada anak usia 1 sampai 3 tahun.
c. Gejala utama kwashiorkor adalah :
- Pertumbuhan Terhalang
- Badan Bengkak, Tangan, Kaki, Serta Wajah Tambak Sembab Dan Ototnya Kendur
- Wajah Tampak Bengong Dan Pandangan Kosong
- Tidak Aktif Dan Sering Menangis
- Rambut Menjadi Berwarna Lebih Terang Atau Coklat Tembaga
- Perut Buncit
- Kaki Kurus Dan Bengkok
- Karena Adanya Pembengkakan, Maka Tidak Terjadi Penurunan Berat Badan, Tetapi
Pertambahan Tinggi Terhambat
- Lingkar Kepala Mengalami Penurunan
- Serum Albumin Selalu Rendah, Bila Turun Sampai 2,5 Ml Atau Lebih Rendah, Mulai Terjadi
Pembengkakan (Budiyanto, 2002).
d. Gejala klinis kwashiorkor adalah :
- Penampilan anak seperti anak gemuk (sugar baby), tetapi bagian tubuh lain terutama pantat
terlihat atrofi
- Pertumbuhan tubuh mengalami gangguan yang ditunjukkan dengan nilai z- skor indeks BB/U
berada di bawah -2 SD
- pada tinggi badan anak juga mengalami keterlambatan
- Mental anak mengalami perubahan mencakup banyak menangis dan pada stadium yang
lanjut anak sangat apatis
- Penderita kwashiorkor diikuti dengan munculnya edema dan terkadang menjadi asites
- Selain itu juga terjadi atrofi otot sehingga penderita terlihat lemah (Par’i, 2016).
- Pada penderita kwashiorkor mengalami gangguan sistem gastrointestinal, seperti penderita
menolak semua makanan sehingga kadang makanan harus melalui sonde lambung
- Penderita kwashiorkor mudah mengalami kelainan kulit yang khas (crazy pavement
dermatosis), yaitu munculnya kelainan dimulai dari bintik-bintik merah bercampur bercak,
lama-kelamaan menghitam kemudian mengelupas. Kejadian ini umumnya terjadi di
punggung, pantat, dan sekitar vulva yang selalu membasah karena keringat atau urin
- Pada hati terjadi pembesaran, terkadang batas pembesaran sampai ke pusar, hal ini
disebabkan karena sel-sel hati terisi lemak. Penderita kwashiorkor juga menderita anemia.
Albumin dan globulin serum sedikit menurun di bawah 2, terkadag sampai 0
- Kadar kolesterol serum rendah, hal ini mungkin disebabkan karena asupan gizi yang rendah
atau terganggunya pembetukan kolesterol tubuh (Par’i, 2016).
MARASMUS
Marasmus adalah gejala kelaparan yang hebat karena makanan yang dikonsumsi tidak
menyediakan energi yang cukup untuk mempertahankan hidupnya sehingga badan menjadi
sangat kecil dan tinggal kulit pembalut tulang.
a. Marasmus biasanya terjadi pada bayi berusia setahun pertama. Hal ini terjadi apabila ibu
tidak dapat menyusui karena produksi ASI sangat rendah atau ibu memutuskan untuk tidak
menyusui bayinya.
- Kulit kering dan berlipat-lipat karena tidak ada jaringan lemak di bawah kulit
- Sering diare
- Rambut tipis dan mudah rontok. (Budiyanto, 2002).
MARASMUS-KWASHIORKOR
d. Kelainan rambut