Anda di halaman 1dari 15

STEP 7

1. Mengapa pasien mengeluh nyeri bagian flank kiri disertai urine berdarah? Hematuria jelaskan
 Nyeri
Di scenario KLL bisa terjadi trauma  kerusakan jaringan  sintesis
prostaglandin(mensesitasi reseptor nyeri, di perifer atau visceral) akan terjadi
pengeluaran zat2 mediator inflamasi (histamine dan serotonin,dll)  menimbulkan
sensasi nyeri .
 Hematuria
Pada scenario pasien mengalami kecelakaan dan perutnya terbentur oleh stang motor
 mengalami benturan  ginjal tergoncang di dalam rongga retroperitoneum 
sebabkan regangan pedikel ginjal  robekan tunika intima a.renalis  darah
bercampur kedalam urin  hematuria.
Sumber : Buku Ajar Dasar-dasar Urologi. Trauma ginjal Hal 175. Sagung Seto.

SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153) 1

2. Bagaimana primary survey pada skenario?


(gambar di halaman selanjute bor)
SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153) 2
3. Mengapa saat pemerikaan fisik sekunder didapatkan jejas paa abdomen kiri?
Pada scenario pasien mengalami kecelakaan dan perutnya terbentur oleh stang motor 
mengalami benturan  ginjal tergoncang di dalam rongga retroperitoneum  sebabkan
regangan pedikel ginjal  robekan tunika intima a.renalis  robekan pacu terbentuknya
thrombosismenimbulkan jejas pada abdomen kiri.
Sumber : Buku Ajar Dasar-dasar Urologi. Trauma ginjal Hal 175. Sagung Seto.

4. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi dari skneario


 Cedera pada ginjal dapat terjadi secara: a) Langsung akibat benturan yang mengenai
daerah pinggang. b) Tidak langsung, yaitu merupakan cedera deselerasi akibat
pergerakan ginjal secara tiba - tiba di dalam rongga retroperitoneum.
 Karna di scenario Riwayat kecelakaan kebentur stang motor jadi masuk yang cidera
langsung  Goncangan ginjal di dalam rongga retroperitoneum menyebabkan regangan
pedikel ginjal sehingga menimbulkan robekan tunika intima arteri renalis. Robekan ini
akan memacu terbentuknya bekuan darah yang selanjutnya dapat menimbulkan
trombosis arteri renalis beserta cabangcabangnya.
Sumber : Buku Ajar Dasar-dasar Urologi. Trauma ginjal Hal 175. Sagung Seto.
SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153) 3
SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153) 4
SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153) 5

5. Apa dx dan dd Dari sknario? Dd dari hematuria


A. Trauma Ginjal
• Sering diikuti oleh trauma organ lain
• Trauma abdomen : 10%-nya diikuti oleh trauma ginjal
• 80% berupa trauma tumpul
• Pembagian sederhana : kontusio, ruptur simpai, laserasi parenkhim dan
putusnya pedikel ginjal
 Pf :
 Jejas kostovertebral (luka tusuk / tembak)
 Nyeri pinggang / abdomen pd palpasi
 Pinggang bengkak
 Ballotement ginjal teraba
 Hematuria makroskopik
 Tanda syok : takikardi, pucat, dingin, tekanan nadi sempit
 Gambaran klinis
 Riwayat trauma kostovertebral
 Nyeri pinggang / abdomen
 Hematuria
 Syok, bila disertai trauma intraabdomen lainnya
 Diagnosis
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan urin  hematuria
 IVP single shot / dosis tinggi : utk melihat fungsi ginjal yg terkena dan
SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153)
ginjal kontra-lateral 6
 USG / sonografi
 CT-scan
B. Trauma ureter
 Jarang ditemukan, karena kecil, fleksibel dan terlindung
 Dapat terjadi pada trauma tembak, tusuk
 Yang sering : malahan iatrogenik, terputus atau diklem sewaktu operasi
dekat ureter seperti : reseksi tumor kolon, operasi ginekologi
 Gambaran klinis
 Tidak khas
 Hematuria
 Urinoma pada pinggang  bengkak dan nyeri
 Fistel uretero-kutan
 Bila cedera operasi  terlihat urin keluar dari ureter yg cedera
 Diagnosis
 Uremia (bilateral)
 Hematuria
 IVP  ekstravasasi
 Langsung waktu operasi : terlihat
C. Trauma VU
 Merupakan keadaan darurat bedah
 Sebagian besar akibat trauma tumpul
 Karena kecelakaan : fraktur pelvis
 Buli-buli dalam keadaan penuh

SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153) 7

 Gambaran klinis
 Umumnya disertai fraktur pelvis
 Bisa intraperitoneal atau ekstraperitoneal
 Penderita datang dalam keadaan syok
 Jejas / hematom suprasymphisis
 Nyeri suprapubik
 Ketegangan otot dinding perut bawah
 Hematuria

SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153) 8


 Terapi
SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153)
 Atasi syok. Stabilkan fraktur pelvis 9
 Pasang kateter
 Operasi untuk menutup robekan
 Kateter tetap diperlukan untuk mempercepat penyembuhan
D. Uretra
 Terapi
 Operasi : perbaiki fraktur pelvis
 Uretra disambung kembali dan splint dengan kateter 3 minggu
 Komplikasi
 Segera : infeksi, hematom, abses periuretral, fistel uretrokutan, orkhitis
 Lambat : striktur uretra. Memerlukan dilatasi / bougie secara berkala
 Sachse

6. Bagaimana klasifikasi
SGD LBM 5 RIZKY R.P. dan derajat dari trauma ginjal?
(30101800153) 10


Sumber : CDK journal. CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016. Tatalaksana Konservatif Pasien
Dewasa dengan Trauma Tumpul Ginjal Derajat IV Terisolasi. I Made Udiyana
Indradiputra, Tri Hartono. BIMC Hospital Nusa Dua, Bali, Indonesia.
SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153) 11
7. Apa saja manifestasi klinis dari sknario?
 Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dan gejala trauma ginjal adalah :
a) Hematuria : Hematuria merupakan manifestasi yang umum terjadi. Oleh karena itu,
adanya darah dalam urin setelah suatu cedera menunjukkan kemungkinan cedera
ginjal. Namun demikian, hematuria mungkin tidak akan muncul atau terdeteksi
hanya melalui pemeriksaan mikroskopik.
b) Nyeri mungkin terlokalisasi pada satu daerah panggul atau di atas perut.
c) Syok atau tanda-tanda kehilangan darah.
d) Ekimosis (purpura (ekstravasasi darah) di bawah kulit yang ukurannya lebih besar
dari 1 cm atau hematoma)pada daerah panggul atau kuadran atas perut.
e) Sebuah massa teraba mungkin merupakan retroperitoneal besar hematoma atau
kemungkinan ekstravasasi kemih.
f) Laserasi (luka) di abdomen lateral dan rongga panggul
Sumber : (Summerton et al, 2014)
8. Apa pemeriksaan penunjang dari sknenario?
 Anamnesis dan Pf
 Anamnesis
Indikasi yang memungkinkan bahwa terjadinya trauma ginjal meliputi mekanisme
deselerasi yang cepat seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan bermotor dengan
kecepatan yang laju, atau trauma langsung pada region flank.
 Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik harus dinilai adanya trauma tumpul atau trauma tembus
pada region flank, lower thorax, dan abdomen atas. Pada luka tembus, panjang luka
tidak menggambarkan secara akurat kedalaman penetrasi. Penemuan seperti
hematuria, jejas, dan nyeri pada daerah pinggang, patah tulang iga bawah, atau
distensi abdomen dapat dicurigai adanya trauma pada ginjal (Summerton et al.,
2014).
Kecurigaan adanya cedera ginjal jika terdapat :
 Trauma di daerah pinggang, punggung, dada sebelah bawah, dan perut
bahagian atas dengan disertai nyeri ataupun didapati adanya jejas pada
daerah tersebut.
 Hematuria
 Fraktur kosta sebelah bawah (T8-T12) atau fraktur prosesus spinosus
vertebra.
 Trauma tembus pada daerah abdomen atau pinggang.
 Cedera deselerasi yang berat akibat jatuh dari ketinggian atau
kecelakaan lalu lintas (Purnomo, 2011).
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium Urinalisa, darah rutin dan kreatinin merupakan
pemeriksaan laboratorium yang penting. Urinalisa merupakan pemeriksaan penting
untuk mengetahui adanya cedera pada ginjal. Hematuria mikroskopis atau gross, sering
SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153)
terlihat tetapi tidak cukup sensitif dan spesifik untuk membedakan apakah suatu 12
trauma minor atau mayor (Buchberger et al., 1993). Tambahan pula, untuk trauma
ginjal yang berat seperti robeknya ureteropelvic junction, trauma pedikel ginjal, atau
trombosis arteri dapat tampil tanpa disertai dengan hematuria (Eastham et al, 1992).
Hematokrit serial dan vital sign merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk
mengevaluasi pasien trauma. Penurunan hematokrit dan kebutuhan untuk transfusi
darah merupakan tanda kehilangan darah dan respon terhadap resusitasi akan menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Peningkatan kreatinin dapat dikatakan
sebagai tanda patologis pada ginjal.
 Pemeriksaan Radiologi
a) Pemeriksaan Intravenous Urografi (IVU) atau disebut sebagai Pielografi Intra
Vena (PIV) atau Intravenous Pyelografi (IVP).
Pemeriksaan IVP adalah foto yang dapat mengambarkan keadaan sistem urinaria
melalui bahan kontras( dengan menyuntikkan bahan kontras dosis tinggi
±2ml/kgBB) digunakan untuk menilai tingkat kerusakan ginjal dan menilai keadaan
ginjal kontralateral.
Pemeriksaan IVU dilakukan apabila diduga terdapat :
i. Luka tusuk atau luka tembak yang mengenai ginjal.
ii. Cedera tumpul ginjal yang memberikan tanda-tanda hematuria
makroskopik.
iii. Cedera tumpul ginjal yang memberikan tanda-tanda hematuria
mikroskopik dan disertai syok (Purnomo, 2011).
b) Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang
apabila diduga cedera tumpul pada ginjal yang menunjukkan tanda hematuria
mikroskopik tanpa disertai syok. Pemeriksaan USG ini dapat menemukan adanya
kontusio parenkim ginjal atau hematoma subkapsuler. Dengan pemeriksaan ini
dapat juga diperlihatkan ada atau tidak robekan kapsul ginjal.
Pemeriksaan USG pada ginjal dipergunakan :
i. Untuk mendeteksi keberadaan dan keadaan ginjal (hidronefrosis, kista,
massa, atau pengkerutan ginjal) yang menunjukkan non visualized pada
pemeriksaan IVU.
ii. Sebagai penuntun pada saat melakukan pungsi ginjal, atau nefrostomi
perkutan (Purnomo, 2011).
c) Pemeriksaan CT
Pemeriksaan Computed Tomography (CT) adalah teknik pencitraan non invasive,
yang lebih superior daripada USG. Pemeriksaan CT scan ini dilakukan untuk
menerangkan kelainan pada ginjal, arteri dan vena renalis, vena kava, dan massa di
retroperitoneal. Pemeriksaan CT scan dapat menunjukkan adanya robekan jaringan
ginjal, ekstravasasi kontras yang luas, dan adanya nekrosis jaringan ginjal. Selain
itu, pemeriksaan CT scan juga dapat mendeteksi adanya trauma pada organ yang
lain. Alat CT scan ini dapat mendeteksi kelainan dalam waktu cepat (< 30 detik),
sehingga dapat dipakai untuk menilai penyebab kolik ureter atau ginjal.
Pemeriksaan CT scan merupakan pemeriksaan radiologi yang utama bagi pasien
SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153)
trauma ginjal dengan hemodinamik stabil (Purnomo, 2011). 13

9. Mengapa pasien diberikan oksigen i- liter RL dan kateter?


10. Bagaimana tatalaksana dari skenario? Prosedur ABCD
Sumber : CDK journal. CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016. Tatalaksana Konservatif Pasien
Dewasa dengan Trauma Tumpul Ginjal Derajat IV Terisolasi. I Made Udiyana
Indradiputra, Tri Hartono. BIMC Hospital Nusa Dua, Bali, Indonesia.

SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153) 14

 Terapi konservatif
SGD LBM 5 RIZKY R.P. (30101800153) 15

Sumber : Buku Ajar Dasar-dasar Urologi. Trauma ginjal Hal 180. Sagung Seto.

11. Apa komplikasi dari skenario?


 Jika tidak mendapatkan perawatan cepat dan tepat, maka trauma mayor dan trauma
pedikel sering menimbulkan perdarahan yang hebat dan berakhir dengan kematian.
 Terdapat beberapa komplikasi awal setelah cedera yaitu :
a) Delayed bleeding.
b) Urinary leakage.
c) Abses perirenal.
 Dikemudian hari pasca cedera ginjal dapat menimbulkan komplikasi lanjutan yaitu :
a) Hidronefrosis.
b) Pielonefritis kronis.
c) Hipertensi.
d) Fistula arteriovenosa.
e) Urolithiasis
(Purnomo, 2011).

Anda mungkin juga menyukai