Anda di halaman 1dari 36

LBM 3

Judul :“Mati lagi? Apa Kata Dunia?”

Mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur
penduduk. Pada tahun 2017 setiap hari sekitar 810 ibu di dunia meninggal dunia akibat persalinan. 94
persen dari semua kematian ibu terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.
Target angka kematian ibu pada RPJMN tenokrat 2020-2024 adalah 183. Target yang ditetapkan pada
RPJMN masih jauh dari Target SDGs. Kementerian Kesehatan menggunakan model rata-rata penurunan
5,5% pertahun sebagai target kinerja dengan perkiraan pada tahun 2024 AKI di Indonesia turun menjadi
183/100.000 kelahiran hidup dan di tahun 2030 turun menjadi 131per 100.000 kelahiran hidup.

STEP 1

1. Target SDGs :
 Sustainable Development Goals, merupakan rencana aksi global yang telah disepakati
dengan oleh para pemimpin termasuk di dalamnya Indonesia. Untuk mengakhiri
kemiskinan , mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan.
2. Demografi :
 Merupakan suatu ilmu mempelajari dari dinamika pendudukan manusia, isisnya
meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk
berubah karena kematian,kelahiran, migrasi, serta penuaan.
 Demos dan grafein, demos =rakyat, grafein = tulisan, demografi = tulisan mengenai
rakyat dan penduduk.

STEP 2

1. Apa definisi dari mortalitas ?


2. Apa saja indicator mortalitas ?
3. Apa saja penyebab mortalitas ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi mortalitas ?
5. Apa saja macam pengukuran mortalitas ?
6. Apa upaya dari pemecahan masalah mortalitas dan kebijakan untuk mengatasinya?
7. Apa saja masalah yang muncul terkait mortalitas ?
8. Apa tujuan dan manfaat dari demografi ?
9. Sebutkan dan jelaskan komponen demografi ?
10. Apa pengaruh demografi terhadap populasi
11. Sebutkan apa saja isi dari target SDGs ?
12. Apa definisi dari AKI dan penyebabnya ?
13. Sebutkan isi dari RPJMN 2020-2024
14. Apa perbedaan pola kematian di negara berkembang dan negara maju?
15. Apa hubungan kematian dan sosial ekonomi ?
STEP 3
1. Apa definisi dari mortalitas ?
 Mortalitas adalah jumlah kematian rata rata dari penduduk dalam suatu daerah atau
wilayah tertentu yang merupakan jumlah kematian akibat penyakit atau alami ataupun
lahir mati. Mortalitas merupakan suatu komponen penting dalam pengukuran
kependudukan.
 Mortalitas memiliki fungsi untuk mengetahui tingkat Kesehatan di suatu populasi, sebagai
patokan bagi program pemerintah, mengetahui jumlah penduduk, dan mengetahui
penyebab kematian yang paling banyak dalam suatu daerah.
 Jenis-jenis mortalitas
- Angka kematian kasar (CDR) : dihitung banyaknya kematian per 1000 penduduk/th
- Angka kematian khusus (SDR) : angka kematian per 1000 penduduk dalam kelompok
umur tertentu/1 th:
- Angka kematian bayi (IMR) : angka yang menunjkkan angka kematian bayi/ anak <1 th
dalam setiap 1000 kelahiran bayi hidup dalam setahun.

2. Apa saja indicator mortalitas ?


 Angka kematian Kasar (CDR) : dihitung banyaknya kematian per 1000 penduduk/th
Merupakan perhitungan kasar dan menyeluruh, jika ingin membandingkan CDR wilayah 1
dan lain harus hati2 , harus memiliki karakteristik sama.
Rumus : CDR = D/P x K
D : Jumlah kematian
P : Jumlah penduduk
K : konstanta (1000)
Interpretasi : Jika suatu daerah CDR nya tinggi  menunjukan status Kesehatan, ekonomi,
lingkungan fisik dan biologi, itu masih rendah.
 Angka kematian khusus menurut kelompok umur (ASDR)
Rumus ASDR = D/Pi x K
D : Jumlah kematian
Pi : Jumlah penduduk di umur tertentu
K : konstanta (1000)
Manfaat ASDR : mengetahui tingkat kematian berdasarkan umur.
Interpretasi : Jika ada ASDR tinggi  pola kematian terbanyak di umur tertentu
 Angka kematian bayi (IMR)
Jumlah kematian Bayi yang berumur < 1 th yang dicatat dalam waktu 1 th per 1000
kelahiran
Rumus IMR = D0/B x K
D0 : Jumlah kematian bayi < 1 th
B : Jumlah kelahiran hidup yang dicatat selama 1 th
K : Konstanta (1000)
Atau
IMR = NMR + PNMR
Interpretasi : Jika IMR tinggi  status Kesehatan rendah
 Angka kematian neonatal (NNR)
Hampir sama dengan IMR tapi bayi umurnya < 28 hari
Rumus NNR = D/B x K
D : Jumlah kematian bayi < 28 hari
B : Jumlah kelahiran hidup yang dicatat selama 1 th
K : Konstanta (1000)
Interpretasi : semakin tinggi NNR  status Kesehatan rendah
 Angka kematian post neonatal
Bayi yang berumur > 28 hari
Rumus PMNR = D/B x K
D : Jumlah kematian bayi > 28 hari
B : Jumlah kelahiran hidup yang dicatat selama 1 th
K : Konstanta (1000)
 Angka lahir mati
Keluarnya janin dari Rahim ibu tanpa adanya tanda kehidupan, syaratnya kehamilan 20-28
minggu atau lebih.
Rumus : Jumlah bayi lahir mati/ jumlah kelahiran hidup + mati x K
 Angka Kelahiran perinatal
Angka kematian janin dari usia kehamilan 28 minggu – kelahiran umur kurang dari < 1
minggu udah lahir.
PMR : jml lahir mati + kematian neonatal < 1 mgg / jml lahir mati+lahir hidup x K
 Angka kematian balita (FMR)
Under five mortalitiy rate : jumlah kematian balita per 1000 kelahiran hidup/ 1 th
 Angka kematian ibu (MMR)
Jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yg
dicatan selama 1 th/ 1000 kelahiran hidup.
Rumus MMR= I / B x K
I : Jml kematian ibu
B : jml lahir hidup
K : Konstanta (1000)
Interpretasi : Jika MMR tinggi  keadaan sosial ekonomi dan pelayanan Kesehatan
prenatal/ obstetric di negara tsb rendah

3. Apa saja Penyebab dan faktor yang mempengaruhi mortalitas ?


 Faktor faktor :
- Status perkawinan : mortalitas lebih rendah dari yang belum menikah
- Tempat tinggal : perkotaan mortalitas lebih tinggi
- Cara hidup : Kualitas makanan, faskes, tempat tinggal
- Faktor umur : kehamilan
- Paritas : ibu yang melahirkan > 6 x  mortalitas lebih tinggi
- ANC
- Faktor penolong
- Fasilitas Kesehatan : jika faskes tak memadahi  meningkatkan mortalits
- Sosial ekonomi dan budaya
- Pendidikan
- Faktor rujukan
- Pelayanan bidan lebih mudah dicapai
 Faktor langsung : umur, jenis kelamin
 Faktor tidak langsung : tingkat Pendidikan, pekerjaan.

4. Bagaimana cara pengumpulan data dan sumber data mortalitas? Ap aitu studi mortalitas?
 Sistem registrasi : Berdasarkan kejadian kematian dilaporkan dan dicatat segera setelah
peristiwa kematian tsb terjadi.
 Sensus dan survey penduduk : kegiatan utk pengumpulan data penduduk termasuk
kematian, digolongkan jadi 2 langsung dan tak langsung.
 Langsung : ditanyakan kepada responden ada atau tidak nya kematian dalam suatu waktu
tertentu
 Tidak langsung : ditanyakan ke gol. Tertentu saja.
 Dari penelitian : dilakukan bersamaan dgn penelitian kelahiran ( penelitian statistic vital)
 Perkiraan (estimasti) dilakukan dgn pendekatan tak langsung dgn mengamati kehidupan
waktu ke waktu.
 Sensu penduduk mortalitas : dari rumah sakit, dinas pemakaman.

5. Apa upaya dari pemecahan masalah mortalitas dan kebijakan untuk mengatasinya?
 Perbaikan kondisi lingkungan, aspek sanitasi
 Perbaikan status ekonomi
 Perbaikan status Kesehatan ibu
 Perbaikan status Kesehatan anak
 Perbaikan status Kesehatan penduduk scr keseluruhan
 Program pemerintahan : PELITA
 Didirikannya puskesmas
 Pemecahan masalah termasuk di SDGs ada 17 tujuan yang bisa mencegah dari
kemiskinan, mengakhiri kelapar, meningkatkan Pendidikan, sanitasi

6. Apa saja masalah yang muncul terkait mortalitas ?


 Dengan rendahnya angka mortalitas , pemerintah perlu memfasilitasi dari penampungan
dari bayi-bayi,
 Keluarga dan pemerintah menyiapkan fasilitas memadahi, dan mentelaah penyebab
tingginya kematian
7. Apa tujuan dan manfaat dari demografi ?
 Tujuan
 Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu
 Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunan, persebaran dengan sbeaik-
baiknya dan menggunakan data yang tersedia
 Mengembangan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dan
beberapa aspek sosial.
 Mencoba menaksir pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan
beberapa kemungkinan yang akan terjadi
 Manfaat
 Untuk mengetahui kuantitas dan distribusi penduduk wilayah tertentu
 Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk masa lampau dan persebarannya
dengan data yang tersedia
 Untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang
8. Sebutkan dan jelaskan komponen demografi ?
 Kelahiran
Mengindikasikan ank yang dilahirkan ibu
 Kematian (mortalitas)
Ukuran jumlah kematian akibat spesifik pd suatu populasi
 Perpindahan (Migrasi)
Suatu pindahnya seseorang ke tempat lainnya maupun ke tempat asalnya, untuk mencari
makanan atau pekerjaan
 Mobilitas sosial
Pergeseran status penduduk , perpindahan kelompok lapisan 1 ke lapisan lain,
perpindahan status ekonomi
 Pernikahan
Mempengaruhi angka kelahiran dan meningkatkan mortalitas dari angka kematian ibu
saat melahirkan.
9. Apa pengaruh demografi terhadap populasi ?
 Mortalitas dari salah satu komponen dari demografi  jika angka mortalitas tinggi berati
mempengaruhi jumlah populasi, jika angka kelahiran tinggi juga mempengaruhi jumlah
populasi, persebaran atau mobilisasi juga meningkatka angka populasi
 Mempengaruhi dari tingkat kepadatan dari suatu penduduk, ex : migrasi , merantau

10. Sebutkan apa saja isi dari target SDGs ?

Daftar 17 tujuan dalam SDGs sebagai berikut:

 Kemiskinan (Poverty) – Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di setiap tempat


 Panngan (Food) – Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan gizi, dan
meningkatkan pertanian yang berkelanjutan
 Kesehatan (Health)– Menjamin hidup yang sehat dan meningkatkan kesehatan /
kesejahteraan bagi semua pada semua usia
 Pendidikan (Education) –Menjamin pendidikan yang berkualitas, inklusif dan adil,
meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua
 Perempuan (Women) – Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita
dan gadis
 Air (Water)– Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan
bagi semua
 Energi (Energy) – Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau (terbeli), andal,
berkelanjutan, dan modern, bagi semua
 Ekonomi (Economy) – Meningkat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif;
partisipasi penuh dalam pekerjaan yang produktif, jenis pekerjaan yang layak bag semua
 Infrastruktur (Infrastructure) – Membangun infrastuktur (prasarana) yang awet/ kuat,
meningkatkan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, mendukung inovasi
 Ketidaksetaraan (Inequality) – Mengurangi ketidaksetaraan (inequality) dalam dan antar
negara
 Pemukiman (Habitation) – Membangun kota dan pemukiman manusia yang inklusif,
aman, awet/ kuat, dan berkelanjutan
 Konsumsi (Consumption) – Menjamin pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
 Iklim (Climate) – Mengambil langkah-langkah tindakan yang segera untuk mengatasi
perubahan iklim dan dampaknya
 Ekosistem Kelautan (Marine Ecosystem)– Melindungi dan menggunakan lautan, laut, dan
sumberdaya kelautan secara berkelanjutan untuk pembangunan yang berkelanjutan
 Ekosistem (Ecosystem) – Melindungi, memulihkan, dan meningkatkan penggunaan
ekosistem bumi secara berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan,
menghentikan dan membalik degradasi (kerusakan) tanah, dan kehilangan biodiversitas
(keragaman hayati)
 Kelembagaan (Institutions) – Menciptakan masyarakat yang damai dan inklusif untuk
pembangunan yang berkelanjutan, memberikan akses terhadap keadilan bagi semua,
membangun lembaga yang efektif, akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan), dan
inklusif, pada semua level
 Keberlanjutan (Sustainability)– Memperkuat cara implementasi dan merevitalisasi
(menghidupkan kembali) kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan.

11. Apa definisi dari AKI dan penyebabnya ?


12. Sebutkan isi dari RPJMN 2020-2024
13. Apa perbedaan pola kematian di negara berkembang dan negara maju?
14. Apa hubungan kematian dan sosial ekonomi ?

STEP 4
STEP 7

1. Apa definisi dari mortalitas ?


 Kematian atau mortalitas merupakan salah satu dari tiga komponen proses demografi
yang berpengaruh terhadap struktur penduduk, dua komponen yang lainnya adalah kelahiran
(fertilitas) dan mobilitas penduduk (Mantra, 2000). Menurut Utomo (1985) kematian dapat
diartikan sebagai peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang
bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

 Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran
tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap
daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat
kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat
kehidupan penduduk di suatu wilayah.

Sumber : Fahrudin, Arif dkk. Mortalitas di Indonesia (Sejarah Masa Lalu dan Proyeksi ke Depan).
Seminar Nasional dan PIT IGI XVIII 2015. Fakultas Geografi, Sekip Bulaksumur Yogyakarta


2. Apa saja indicator mortalitas ?

1) Angka kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)


adalah jumlah kematian yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 penduduk pada
pertengahan tahun yang sama. CDR menggambarkan kemaian secara umum dan
menyeluruh, oleh karena itu membandingkan status kesehatan dua daerah / komunitas
dengan cara membandingkan CDR-nya harus hati-hati kecuali kedua daerah /
komunitas tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama dalam beberapa hal yang
mempengaruhi kesehatan (umur, suku, jenis kelamin, sosial ekonomi).
Rumus :

Dengan :
D = Jumlah kematian dicatat selama 1 tahun.
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
K = Konstanta (1000)
Manfaat :
- Petunjuk umum status kesehatan masyarakat
- Menggambarkan kondisi / tingkat permasalahan penyakit di dalam masyarakat
- Menggambarkan kondisi sosial ekonomi
- Menggambarkan kondisi lingkungan fisik dan biologi
- Berguna untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk

Interpretasi :

Angka CDR yang tinggi di suatu wilayah menunjukkan bahwa keadaan status
kesehatan, ekonomi, lingkungan fisik dan biologi masyarakat di wilayah tersebut masih
rendah.

2) Angka Kematian Khusus Menurut Kelompok Umur (ASDR) / Age and Cause
Specific Death Rate (CSDR)
adalah jumlah kematian penduduk pada tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur
tertentu.
Rumus :

Dengan :
Di : Jumlah kematian pada kelompok umur
Pmi : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur (i)
K : konstanta (1000)
Manfaat :
Untuk mengetahui tingkat dan pola kematian menurutgolongan umur dan menurut
penyebabnya
Interpretasi :
Tingginya angka ASDR menggambarkan bahwa pola kematian suatu penyakit menurut
golongan umur meningkat

3) Angka kematian bayi (IMR) / Infant Mortality Rate


adalah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1
tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus :

Dengan :
d0 = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 1 tahun
B = Jumlah lahir hidup yang dicatat selama 1 tahun
K = Konstanta (1000)
Manfaat :
- Mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan
dengan faktor penyebab kematian bayi
- Tingkat pelayanan ante natal
- Status gizi ibu hamil
- Tingkat keberhasilan program KIA dan KB
- Kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

Interpretasi

Bila IMR di suatu wilayah tinggi berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah

4) Angka Kematian Neonatal (Neonatal Mortality Rate / NMR)


Neonatus adalah bayi yang berumar kurang dari 28 hari
Rumus :

Dengan :
X = Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari selama satu tahun dalam wilayah
dan tahun tertentu
Y = Jumlah kelahiran hidup dalam wilayah dan tahun yang sama
K = Konstanta (100)
Manfaat :
Untuk mengetahui tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk antenatal care,
imunisassi TT, pertolongan persalinan, postnatal ibu hamil
Interpretasi
Semakin tinggi angka kematian neonatal, berarti semakin rendah tingkat pelayanan
kesehatan ibu dan anak

5) Angka Kematian Post Neonatal (Post Neonatal Mortality Rate / PNMR)


Post neonatal adalah bayi yang berumur lebih dari 28 hari
Rumus :

Penyebab kematian neonatal biasanya berhubungan dengan pengaruh lingkungan baik


fisik maupun non fisik, sedangkan penyebab kematian neonatal adalah terutama karena
faktor internl dari ibu seperti kelainan bawaan, immaturitas. Bila dijumlahkan kedua
angka kematian (NMR dan PNMR) akan merupakan angka kematian bayi (IMR)

6) Angka Lahir Mati (Still Birth Rate)


Lahir mati adalah keluarnya janin dari rahim ibu tanpa kehidupan sesudah umur
kehamilan mencapai antara 20 – 28 minggu atau lebih.
Rumus :

7) Angka Kematian Perinatal (Perinatal Mortality Rate / PMR)


Perinatal adalah umur janin dari umur kehamilan 28 minggu sampai kelahiran umur
kurang dari 1 minggu sesudah lahir.
Rumus
Untuk lahir mati, ada yang memberi batasan umur 28 minggu atau lebih, dan ada yang
memberi batasan umur 28 minggu atau lebih dari umur kehamilan.

8) Angka Kematian Balita (Under Five Mortality Rate / FMR)


jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama
Rumus

Dengan
b = Jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun
Bl = Jumlah penduduk balita pada tahun yang sama
K = Konstanta (1000)
Manfaat
- Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan anak balita
- Untuk mengetahui tingkat pelayanan KIA / Posyandu
- Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program KIA / Posyandu
- Untuk menilai kondisi sanitasi lingkungan

Interpretasi

Angka kematian anak balita tinggi mencerminkan kondisi perinatal yang tidak sehat
yang dialami oleh para ibu dan atau merupakan akibat dari faktor lingkungan yang
buruk pada awal usia anak

9) Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate / MMR)


adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa
nifas yang dicatat selama 1 tahun per 100.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus :

Dengan :
I = Jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan masa
nifas yang dicatat selama 1 tahun
B = Jumlah lahir hidup yang dicatat selama 1 tahun
K = Konstanta (100.000)
Manfaat :
Angka kematian ibu mencerminkan resiko yang dihadapi para ibu selama kehamilan
dan melahirkan yang dipengaruhi oleh :
- Keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang
kehamilan
- Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran
- Tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayaan kesehatan termasuk pelayanan
prenatal dan obstetri

Interpretasi

Tingginya angka kematian ibu menunjukkan :

- Keadaan sosial ekonomi yang rendah


- Fasilitas kesehatn termasuk pelayanan prenatal dan obstetri rendah

3. Apa saja Penyebab dan faktor yang mempengaruhi mortalitas ?


 Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor langsung (faktor dari dalam), faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh bebera
pa variabel yaitu:
a. Umur,
b. Jenis kelamin,
c. Penyakit,
d. Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.
2. Faktor tidak langsung (faktor dari luar), faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh be
berapa variabel yaitu:
a. Tekanan, baik psikis maupun fisik,
b. Kedudukan dalam perkawinan,
c. Kedudukan sosial-ekonomi,
d. Tingkat pendidikan,
e. Pekerjaan,
f. Beban anak yang dilahirkan,
g. Tempat tinggal dan lingkungan,
h. Tingkat pencemaran lingkungan,
i. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit,
j. Politik dan bencana alam.

Sumber:
Mortalitas di Indonesia (Sejarah Masa Lalu dan Proyeksi ke Depan) Muhammad Arif Fah
rudin Alfana , Widha Ayu Nur Permata Hanif, dan Maulida Iffani.
Faktor Yang Mempengaruhi Mortalitas
1. Status perkawinan
Mortalitas kelompok penduduk yang sudah menikah lebih rendah dibandingkan dengan
yang belum menikah dan perbedaan untuk pria lebih besar daripada wanita. Hal ini
disebabkan oleh faktor bahwa perkawinan biasanya mensyaratkan orang-orang yang
sehat maupun karena perbedaan kebiasaan dan kondisi hidup.
2. Tempat tinggal
Mortalitas di daerah pedesaan lebih rendah dibandingkan daerah kota tetapi perbedaan
tersebut sudah berkurang.
3. Cara hidup
Apabila kondisi sosial semakin memuaskan (diukur dari segi kualitas perumahan,
kebersihan, pelayanan kesehatan dll) angka kematian semakin menurun. Kebiasaan hidup
seperti merokok, makan dan minum dapat juga mempengaruhi mortalitas.
4. Faktor genetik
Beberapa penyakit ternyata dapat menular dari generasi yang satu ke generasi yang lain
dan dengan demikian terdapat juga beberapa alasan tertentu mengapa para keluarga harus
berusaha memperpanjang masa kehidupan. Walaupun demikian jumlah penyakit seperti
itu tidak begitu banyak dan pengaruhnya terhadap mortalitas dirasakan tidak menentu.
Munir, Rozi dan Budiarto, Teknik Demografi, Jakarta : PT. Bina Aksara
1. Faktor umum
Masih banyak terjadi perkawinan, kehamilan dan persalinan di luar kurun waktu
reproduksi ynag sehat, terutam pada usia muda. Risiko kematian pada kelompok
umur di bawah 2 tahun dan di atas 35 tahun adalah 3xlebih tinggi dari kelompok
umur reproduksi sehat (20-34 tahun)
2. Factor paritas
Grandmultipara, yaitu ibu dnegna jumlah kehamilan dan persalinan lebih dari 6 kali
masih banyak terdapat. Risiko kematian maternal dari golongan ini 8 kali lebih tinggi
dari lainnya
3. Factor perawatan antenatal
Masih rendahnya kesadaran ibu-ibu hamil untuk memeriksa kandungannya pada
sarana kesehatan, sehingga factor-faktor yang sesungguhnya dapat dicegah atau
komplikasi kehamilan yang dapat diperbaiki serta diobati tidak segera dapat
ditangani. Seringkali mereka dating setelah keadaannya buruk
4. Factor penolong
Sekitar 70-80% persalinan masih ditolong oleh dukun beranak, baru setelah
persalinan terlantar dan tidak dapat maju serta disertai gejala komplikasi yang berat
(infeksi, rupture uteri) kemudian dikirim ke fasilitas kebidanan yang memadai. Bila
sudah demikian, apapun yang kita usahakan kadang kala tidak dapat menolong ibu
maupun anaknya
5. Factor sarana dan fasilitas
Misalnya sarana fasilitas rumah sakit, penyediaan darah dan obat2an yang merah dan
terjangkau oleh masyarakt, desediakannya fasilitas anastesi, transportasi dan
sebagainya
6. Factor lainnya
Yaitu factor sosia ekonomi, kepercayaan dan budaya masyarakat, pendidikan dan
ketidaktahuan, dan sebagainya
7. Factor system rujukan
Agar supaya pelayanan kebidanan mudah dicapai, pemerintah telah menetapkan
seorang ahli kebidanan disetiap ibukota kabupaten, namun belum seluruh ibukota
kabupaten dapat diisi, oleh karena itu rujukan kasus kebidanan belum sempurna
Sinopsis Obstetri jilid 2, EGC

4. Bagaimana cara pengumpulan data dan sumber data mortalitas? Apa itu studi mortalitas?
 Sensus Penduduk
Sensus penduduk merupakan suatu proses keseluruhan dari pada pengumpulan,
pengolahan, penilaian, penganalisaan dan penyajian data kependudukan yang
menyangkut antara lain: ciriciri demografi, sosial ekonomi, dan lingkungan hidup.
Kedudukan sensus penduduk menjadi amat penting terutama bagi negara-negara yang
tidak atau belum tersedia sumber data lain seperti registrasi atau survei. Agar hasil
sensus penduduk dapat diperbandingkan antara beberapa negara, maka dapat
disepakati untuk melaksanakan melaksanakan sensus penduduk tiap 10 tahun sekali
yaitu pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka nol. Adapun ruang lingkup
sensus penduduk mencakup seluruh wilayah geografis suatu negara dan seluruh
penduduknya. Pelaksanaan sensus penduduk pada tahun 1980 di Indonesia misalnya,
mencakup seluruh wilayah geografis Indonesia dan mencakup seluruh golongan umur
penduduk baik yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak mempunyai tempat
tinggal. Dan luasnya data yang ingin dicakup dalam suatu sensus tergantung pada
tujuan yang ingin dicapai.
Kelebihan:
• Paling akurat
• Cakupan seluruh populasi– Sampling eror
• Sebagai dasar perencanaan
• Sampling frame untuk survai lain.
• Penyajian data sampai Unit terkecil – Kecamatan, Kelurahan
Kekurangan:
• Biaya >>
• Kurang up date
• Content error
• Kemungkinan tidak semua tercacah
• Kesulitan dalam mendata semua anggota populasi yang relevan.

 Survei
Penduduk Survey adalah cara pengumpulan data yang dilaksanakan melalui
pencacahan sampel dari suatu populasi untuk memperkirakan karakteristik objek pada
saat tertentu. Hasil sensus penduduk dan registrasi penduduk mempunyai
keterbatasan. Mereka hanya menyediakan data statistik kependudukan dan kurang
memberikan informasi tentang sifat dan prilaku penduduk tersebut. Untuk mengatasi
keterbatasan ini, perlu dilaksanakan survei penduduk yang sifatnya lebih Universitas
Sumatera Utara terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas dan mendalam.
Biasanya survei kependudukan ini dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam
bentuk studi kasus. Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengadakan survei-survei
kependudukan, misalnya Survei Ekonomi Nasional yang dimulai sejak tahun 1963,
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dan Survei Antar Sensus (SUPAS).
Hasil-hasil survei ini melengkapi informasi yang didapat dari Sensus Penduduk dan
Registrasi Penduduk
Kelebihan
• Biaya lebih murah dibanding sensus
• Kualitas data mungkin lebih baik dari pada sensus
• Dapat digunakan untuk menguji ketelitian sensus dan registrasi
Kelemahan
Data yang dihasilkan tidak akan representatif bila terjadi kesalahan dalam
pengambilan sampel

 Registrasi penduduk
merupakan suatu sistem registrasi yang dilaksanakan oleh petugas pemerintahan
setempat yang meliputi pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,
perubahan tempat tinggal dan perubahan pekerjaan.
KELEMAHAN
• Pendaftaran penduduk de jure.
• Informasi yang disajikan sedikit
• Sangat tergantung sistem, petugas, kesadaran masyarakat
• Kelengkapan dan kecermatan data tergantung konsistensi dan kontinyuitas
pencatatan KEUNGGULAN
• Sifatnya terus menerus
• Lengkap apabila semua mendaftarkan diri
• Akurat apabila dilaporkan segera setelah kejadian
• Biaya lebih murah
Sumber : Ida Bagus Mantra.2009. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset

Metode pengumpulan data kependudukan dapat digolongkan menjadi 3


yaitu sensus, registrasi, dan survei.
• Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan,
menghimpun dan menyusun, serta menerbitkan data-data demografi,
ekonomi, dan sosial yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu
di suatu negara atau suatu wilayah tertentu.
• Registrasi Penduduk
Sistem registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang
dilaksanakan oleh petugas pemerintahan setempat yang meliputi
pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan
tempat tinggal (perpindahan/migrasi), dan pengangkatan anak (adopsi).
• Survei Penduduk
Survei penduduk yang sifatnya lebih terbatas namun informasi yang
dikumpulkan lebih luas dan mendalam. Biasanya survei kependudukan
ini dilaksanakan dengan sistem sampel. Misalnya SURKESNAS.
Data ini diperoleh melalui sensus atau survei dapat digolongkan
menjadi dua bagian :
 Bentuk langsung (Direct Mortality Data) Data kematian bentuk
langsung diperoleh dengan menanyakan kepada responden
tentang ada tidaknya kematian selama kurun waktu tertentu.
Apabila ada tidaknya kematian tersebut dibatasi selama satu
tahun terakhir menjelang waktu sensus atau survei dilakukan,
data kematian yang diperoleh dikenal sebagai “Current
Mortality Data”.
 Bentuk tidak langsung (Indirect Mortality Data) Data kematian
bentuk tidak langsung diperoleh melalui pertanyaan tentang “
Survivorship” golongan penduduk tertentu misalnya anak, ibu,
ayah dan sebagainya. Dalam kenyataan data ini mempunyai
kualitas lebih baik dibandingkan dengan data bentuk langsung.
Oleh sebab itu data kematian yang sering dipakai di Indonesia
adalah data kematian bentuk tidak langsung dan biasanya yaitu
data “Survivorship” anak. Selain sumber data di atas, data
kematian untuk penduduk golongan tertentu di suatu tempat,
kemungkinan dapat diperoleh dari rumah sakit, dinas
pemakaman, kantor polisi lalu lintas, dan sebagainya.
 Penelitian
Penelitian kematian penduduk biasanya dilakukan bersamaan dengan
penelitian kelahiran yang disebut dengan penelitian statistic vital.
 Perkiraan (estimasi)
Tingkat kematian dapat diperkirakan menggunakan pendekatan tidak
langsung. Pendekatan tidak langsung tersebut dilakukan dengan cara
mengamati tahapan kehidupan dari waktu ke waktu. Pendekatan tidak
langsung ini memiliki tiga kesulitan utama yaitu terbatasnya sumber
daya untuk memastikan data dan disertai kesalahan pada sampling,
tingkat mobilitas remaja yang tinggi menyebabkan remaja terhindar
dari sampling, dan tidak perkiraan struktur kematian yang tidak
mudah (Wood dan Nisbet,1990).

Studi mortalitas
Merupakan bagian dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Survei
mengumpulkan data motalitas dan morbiditas masyarakat. Survei ini untuk
mencari pola penyebab penyakit, permasalahan masyarakat, serta tingkat status
kesehatan. Sampai saat ini data kematian yang terdapat pada suatu komunitas
hanya diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah
dan sistem pencatatan dan pelaporan penyebab kematian belum teratur (Djaja et
al., 2003)

Studi mortalitas ini ada 2, yaitu :


• Studi mortalitas pada anak
Studi ini lebih dikenal sebagai studi kelangsungan hidup anak atau child survival
• Studi mortalitas ibu
Studi ini mengarah pada untuk keselamatan wanita hamil agar sehat atau aman /
upaya safe motherhood

5. Apa upaya dari pemecahan masalah mortalitas dan kebijakan untuk mengatasinya?

Preeklampsia-eklampsia:
—Pencegahan preeklampsia melalui penguatan asuhan antenatal yang terfokus, antara
lain dengan mendeteksi kemungkinan risiko, edukasi pengenalan dini tanda bahaya
kehamilan.
—Penatalaksanaan preeklampsia dan eklampsia dengan penatalaksanaan awal dan
manajemen kegawatdaruratan (dengan penggunaan magnesium sulfat) .
Perdarahan pasca persalinan:
—Identifikasi risiko perdarahan pasca persalinan: anak besar, kehamilan multipel,
polihidramnion, riwayat seksio sesar, partus lama, partus presipitatus, anemia.
—Pencegahan komplikasi dengan manajemen aktif kala III(uterotonika, masase fundus
dan peregangan tali pusat terkendali.
—Manajemen kegawatdaruratan perdarahan persalinan (kompresi bimanual,
uterotonika, tamponade balon kateter hingga penatalaksanaan bedah) .
Infeksi intrapartum:
—Pencegahan partus lama melalui penggunaan partograf.
—Penggunaan antiobiotik secara rasional.
—Manajemen ketuban pecah dini.
—Manajemen pasca persalinan.

Sumber: Chalid,MT. 2017. UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU:


PERAN PETUGAS KESEHATAN.
Kegiatan unggulan dalam penurunan aki dan akb 2015-2019
1) Jaminan mutu ANC terpadu, rumah tunggu kelahiran, persalinan di faskes, penaganan
kegawatdaruratan MatNeo, konseling IMD dan KB pasca persalinan, penyediaan
buku KIA
2) Peningkatan peran lansia dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga untuk
mendukung penurunan AKI dan AKB
3) Jaminan mutu KN lengkap, konseling ASI eksklusif, pelayanan KB pasca persalinan,
pemberian MP ASI
4) Revitalisasi posyandu, penguatan kelembagaan POKJANAL, transformasi buku KIA-
KMS, penguatan kader posyandu, PMT balita
5) Revitalisasi UKS, penguatan kelembagaan TP UKS, pemberian PMT AS,
penggunaan rapor kesehatan, penguatan SDM puskesmas
6) Penundaan usia perkawinan, penambahan puskesmas PKPR, pemberian tablet tambah
darah, pendidikan kespro di sekolah
7) Konseling pranikah, GP2SP-wanita prakerja, pemberian imunisasi dan TTD,
konseling KB premarital, konseling gizi seimbang

USAID dengan program EMAS (Expanding Maternal and Newborn Survival)


Meningkatkan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan terampil
untuk persalinan. Dengan tujuan umum menurunkan AKI dan AKN Indonesia sebesar
25%.
Dengan cara :
- Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di
150 rumah sakit (PONEK) dan 300 Puskesmas/Balkesmas (PONED)
- Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan Rumah
Sakit
- Program ini dirancang agar dapat memberi dampak nasional (tidak hanya sebatas area
kerja)

Pendekatan EMAS
- Untuk menurunkan AKI dan AKN Indonesia sebesar 25%, program EMAS
dilaksanakan di propinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian yang besar
- Mengadvokasi kabupaten dan mitra bestari lain untuk proaktif menerapkan
pendekatan program EMAS

Sumber :
- dr. Kirana Pritasari. 2018. Peran Rumah Sakit Dalam Rangka Menurunkan AKI dan
AKB. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
- USAID dan EMAS Amerika
1. Menerapkan ANC minimal 4 kali selama kehamilan
2. Program MPS (making pregnancy safer)
3. Program safe motherhood (WHO 1990)  KB, pelayanan antenatal, persalinan aman,
pelayanan obstetric esensial.
4. Program gerakan saying ibu dengan menempatkan bidan di desa
5. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan pengadaan buku KIA
6. Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
7. Penyediaan fasilitas PONED (puskes) dan PONEK (RS)
8. Program jampersal (Jaminan Persalinan)  asuransi kesehatan
Sumber: Andriani, Rininta. 2019. Pencegahan Kematian Ibu Saar Hamil Dan
Melahirkan Berbasis Komunitas. Dee Publish. Yogyakarta

 P4K  salah satu upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil serta
menyediakan akses dan pelayanan kegawat daruratan kebidanan dan bayi baru lahir
dasar di tingkat Puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawat daruratan obstetric dan
neonatal komprehensif di Rumah Sakit (PONEK). Stiker P4K memuat data tentang nama
ibuhamil, perkiraan tanggal persalinan, penolong persalinan,tempat persalinan,
pendamping persalinan, transportasi yang akan digunakan, sampai calon donor darah
(Depkes RI, 2014).
 PKH  Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial, sebuah program
pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan
sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Program ini dapat dikatakan mendukung
upaya penurunan AKI, karena salah satu fokusnya adalah ibu hamil yang terdapat dalam
rumah tangga miskin. Meskipun tidak berkaitan secara langsung, namun PKH dapat
dipandang sebagai salah satu upaya untuk menurunkan AKI, karena melalui PKH, ibu
hamil yang termasuk dalam rumah tangga miskin wajib melakukan pemeriksaan
kandungan minimal 4 kali di fasilitas pelayanan kesehatan.
 Making Pregnancy Sa/er (MPS), tahun 2000  dicanangkan oleh pemerintah Indonesia
pada tahun 2000. Strategi MPS ini memfokuskan pada tiga pesan kunci yaitu: l. setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih; 2. setiap kotnplikasi obstetri dan
neonatal mendapat pelayanan yang adekuat; 3. setiap wanita usia subur memprmyai
akses terhadap upaya pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penaganan
komplikasi ke guguran.
 Penempatan bidan di tingkat desa  secara besar-besaran yang bertujuan untuk
mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir kepada masyarakat.
 Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS)  tahun 2012.
(Implementasi Pelayanan Ibu Hamil (K4) Oleh Bidan Berdasarkan SPM Di Puskesmas
Silungkang, Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2013-Maret 2014, Vol.8 No.1,
Andriani Edison, Lili Gracediani)

 Konsep safe motherhood  sendiri mencakup serangkaian upaya, praktik, protokol, dan


panduan pemberian pelayanan yang didesain untuk memastikan perempuan menerima
layanan ginekologis, layanan keluarga berencana, serta layanan prenatal, delivery,
dan postpartum  yang berkualitas, dengan tujuan untuk menjamin kondisi kesehatan
sang ibu, janin, dan anak agar tetap optimal pada saat kehamilan, persalinan, dan pasca-
melahirkan (USAID, 2005). Mengacu pada modul yang disusun oleh The Health Policy
Project  (2003), konsep safe motherhood sendiri memiliki enam pilar utama, yaitu:
 Keluarga Berencana – Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki
akses terhadap informasi, dan layanan keluarga berencana untuk merencanakan waktu,
jumlah, dan jarak kehamilan.
 Perawatan Antenatal – Menyediakan vitamin, imunisasi, dan memantau faktor-faktor
risiko yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan; serta memastikan bahwa segala
bentuk komplikasi dapat terdeteksi secara dini, dan ditangani dengan baik.
 Perawatan Persalinan – Memastikan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam
proses persalinan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan alat-alat kesehatan untuk
mendukung persalinan yang aman; serta menjamin ketersediaan perawatan darurat
bagi perempuan yang membutuhkan, terkait kasus-kasus kehamilan berisiko dan
komplikasi kehamilan.
 Perawatan Postnatal – Memastikan bahwa perawatan pasca-persalinan diberikan
kepada ibu dan bayi, seperti bantuan terkait cara menyusui, layanan keluarga
berencana, serta mengamati tanda-tanda bahaya yang terlihat pada ibu dan anak.
 Perawatan Post-aborsi – Mencegah terjadinya komplikasi, memastikan bahwa
komplikasi aborsi terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, membahas tentang
permasalahan kesehatan reproduksi lain yang dialami oleh pasien, serta memberikan
layanan keluarga berencana jika dibutuhkan.
 Kontrol Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS – mendeteksi, mencegah, dan
mengendalikan penularan IMS, HIV dan AIDS kepada bayi; menghitung risiko infeksi di
masa yang akan datang; menyediakan fasilitas konseling dan tes IMS, HIV dan AIDS
untuk mendorong upaya pencegahan; dan – jika memungkinkan – memperluas upaya
kontrol pada kasus-kasus transmisi IMS, HIV dan AIDS dari ibu ke bayinya.

 The Safe Motherhood Initiative  inilah yang kemudian digunakan sebagai basis Program
Gerakan Sayang Ibu, atau yang biasa disebut sebagai Program GSI. Program Gerakan
Sayang Ibu merupakan sebuah “gerakan” untuk mengembangkan kualitas perempuan –
utamanya melalui percepatan penurunan angka kematian ibu – yang dilaksanakan
bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat (Syafrudin dalam Priyadi dkk, 2011).
Tujuan utama dari Program GSI adalah peningkatan kesadaran masyarakat, yang
kemudian berdampak pada keterlibatan mereka secara aktif dalam program-program
penurunan AKI; seperti menghimpun dana bantuan persalinan melalui Tabungan Ibu
Bersalin (Tabulin), pemetaan ibu hamil dan penugasan donor darah pendamping, serta
penyediaan ambulan desa (Syafrudin dalam Priyadi dkk, 2011). Berbeda dengan The
Safe Motherhood Initiative   yang terkesan sangat struktural, program GSI justru
menekankan keterlibatan masyarakat sipil dalam upaya-upaya untuk menurunkan AKI.

Sumber : Rahardian, Arif. Kematian Ibu dan Upaya-Upaya Penanggulangannya.


Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. 2018.

6. Apa saja masalah yang muncul terkait mortalitas ?


 Masalah yang muncul akibat tingkat mortalitas adalah :
1) Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peran pemerintah
di dalam menyediakan fasilitas penampungan.
2) Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang memadai bagi
anak-anak (Balita).
3) Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi Indonesia
dimata dunia.

Masalah yang muncul akibat tingkat mortalitas adalah :

1) Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peran pemerintah di dalam
menyediakan fasilitas penampungan.
2) Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang memadai bagi anak-
anak (Balita).

3) Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi Indonesia dimata
dunia.

 Mortalitas yang rendah disertai angka kelahiran tinggi. Ini artinya akan menambah dari angka
harapan hidup suatu daerah sehingga pemerintah perlu menyediakan fasilitas penampungan
seperti fasilitas lapangan kerja, kesehatan, dan pendidikan.
 Mortalitas yang tinggi tidak disertai fertilitas cukup. Artinya akan terjadi kesenjangan yang tinggi
perantar daerah akan mengakibatkan pembangunan yang tidak merata, SDM berkurang.
Mortalitas tinggi mempengaruhi reputasi negara. Jika mortalitas tinggi menandakan angka
Kesehatan belum optimal.

7. Apa tujuan dan manfaat dari demografi ?

 Tujuan
 Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu
 Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunan, persebaran dengan sbeaik-
baiknya dan menggunakan data yang tersedia
 Mengembangan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dan
beberapa aspek sosial.
 Mencoba menaksir pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan
beberapa kemungkinan yang akan terjadi
 Manfaat
 Untuk mengetahui kuantitas dan distribusi penduduk wilayah tertentu
 Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk masa lampau dan persebarannya
dengan data yang tersedia
 Untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang
Manfaat

- Bagi pemerintah dan swasta untuk lebih baik dalam merencanakan di bidang pendidikan,
perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan social, perumahan, pertanian, RS, pertokoan, pusat
rehabilitasi, dll
- Untuk mengetahui berkembangnya perekonomian suatu negara (pertambahan lapangan kerja,
presentase penduduk yang ada di sector pertanian, industry, dan jasa)
- Untuk melihat peningkatan standar kehidupan : (tingkat harapan hidup rata-rata penduduk)
Sumber : Achmad Faqih. Kependudukan (teori, fakta, dan masalah). Deepublish :
Yogyakarta. Halaman 4-5

8. Sebutkan dan jelaskan komponen demografi ?


 Kematian atau mortalitas merupakan salah satu dari tiga komponen proses demografi
yang berpengaruh terhadap struktur penduduk, dua komponen yang lainnya adalah
kelahiran (fertilitas) dan mobilitas penduduk (Mantra, 2000). Menurut Utomo (1985)
kematian dapat diartikan sebagai peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

Sumber : Fahrudin, Arif dkk. Mortalitas di Indonesia (Sejarah Masa Lalu dan Proyeksi
ke Depan). Seminar Nasional dan PIT IGI XVIII 2015. Fakultas Geografi, Sekip
Bulaksumur Yogyakarta.

Donald J.Bogue (1973) mengatakan bahwa terdapat lima komponen demografi yaitu kelahiran,
kematian, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Dan berikut komponen yang menyebabkan
perubahan penduduk :

• Fertilitas : kemampuan seorang wanita melahirkan bayi lahir hidup

• Mortalitas : kematian, bagian dr SKRT yg mengumpulkan data penyakit, sebab kematian yg


terjadi dimasyarakat. Untuk mengetahui pola penyebab kematiandan besar permasalahan
masyarakat. Jika tinggi mortalitas -> dampak reputasi indonesia dimata dunia.

• Migrasi : perpindahan penduduk yang mempengaruhi terhadap struktur populasi.


Mortalitas berpengaruh thd kepadatan populasi, ada dua natalitas dan mortalitas. Migrasi
pengaruh thd kepadatan populasi, ada imigrasi emigrasi

Ida Bagoes Mantra " Demografi Umum "


- Perkawinan
Merubah status orang dari bujangan/janda/duda mjd berstatus kawin
- Mobilitas sosial
Perpindahan status seseorang/klmpk dari suatu kedudukan ke kedudukan yg lain

Sumber : Indahingwati, et al. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Scopindo


Media Pustaka : Surabaya. Halaman 4-7

9. Apa pengaruh demografi terhadap populasi ?


penduduk dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian.
Kelahiran memiliki pengaruh positif terhadap laju pertumbuhan penduduk. Meningkatnya
jumlah kelahiran akan mengakibatkan laju partumbuhan penduduk menjadi semakin
tinggi. Sedangkan kematian berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan penduduk.
Semakin meningkat jumlah kematian maka laju partumbuhan penduduk akan semakin
rendah.
Menurut pendapat Faqih (2010), pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan
antara faktor-faktor demografi yang mempengaruhi bertambah dan berkurangnya jumlah
penduduk. Secara berkala penduduk bertambah karena adanya kelahiran, dan secara
bersamaan penduduk akan berkurang akibat adanya kematian penduduk. Masuknya
penduduk ke suatu daerah tujuan dan perpindahan penduduk keluar dari daerah asal juga
menyebabkan bertambah atau berkurangnya penduduk di suatu daerah.
Migrasi juga menjadi salah satu faktor yang berpegaruh terhadap laju pertumbuhan
penduduk. Ada dua macam migrasi yaitu migrasi masuk dan migrasi keluar. Migrasi
masuk mengakibatkan peningkatan laju pertumbuhan penduduk sedangkan migrasi
keluar mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan penduduk.
Tingginya pertumbuhan pen-duduk memang menjadi salah satu pri
Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukan kecepatan pertumbuhan
penduduk dalam bentuk angka setiap dalam kurun waktu tertentu. Yang dimaksud dengan
pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan antara faktor-faktor demografi yang
mempengaruhi perubahan jumlah penduduk baik berkurang atau bertambah, yang terjadi
disuatu daerah. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh faktor fertilitas ( kelahiran),
kelahiran (mortalitas) dan perpindahan peduduk baik masuk atau keluar suatu wilayah
(migrasi). Jumlah penduduk bertambah karena adanya kelahiran dan migrasi masuk,
sedangkan jumlah penduduk berkurang karena adanya kematian dan migrasi keluar
(Faqih, 2010).
HUBUNGAN ANTARA FERTILITAS , MORTALITAS, DAN MIGRASI DENGAN LAJU
PERTUMBUHAN PENDUDUK

10. Sebutkan apa saja isi dari target SDGs ?


Daftar 17 tujuan dalam SDGs sebagai berikut:

 Kemiskinan (Poverty) – Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di setiap tempat

 Panngan (Food) – Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan gizi, dan
meningkatkan pertanian yang berkelanjutan

 Kesehatan (Health)– Menjamin hidup yang sehat dan meningkatkan kesehatan /


kesejahteraan bagi semua pada semua usia

 Pendidikan (Education) –Menjamin pendidikan yang berkualitas, inklusif dan adil,


meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua

 Perempuan (Women) – Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita


dan gadis

 Air (Water)– Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan
bagi semua

 Energi (Energy) – Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau (terbeli), andal,
berkelanjutan, dan modern, bagi semua

 Ekonomi (Economy) – Meningkat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif;


partisipasi penuh dalam pekerjaan yang produktif, jenis pekerjaan yang layak bag semua

 Infrastruktur (Infrastructure) – Membangun infrastuktur (prasarana) yang awet/ kuat,


meningkatkan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, mendukung inovasi

 Ketidaksetaraan (Inequality) – Mengurangi ketidaksetaraan (inequality) dalam dan antar


negara

 Pemukiman (Habitation) – Membangun kota dan pemukiman manusia yang inklusif,


aman, awet/ kuat, dan berkelanjutan

 Konsumsi (Consumption) – Menjamin pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan

 Iklim (Climate) – Mengambil langkah-langkah tindakan yang segera untuk mengatasi


perubahan iklim dan dampaknya

 Ekosistem Kelautan (Marine Ecosystem)– Melindungi dan menggunakan lautan, laut, dan
sumberdaya kelautan secara berkelanjutan untuk pembangunan yang berkelanjutan

 Ekosistem (Ecosystem) – Melindungi, memulihkan, dan meningkatkan penggunaan


ekosistem bumi secara berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan,
menghentikan dan membalik degradasi (kerusakan) tanah, dan kehilangan biodiversitas
(keragaman hayati)
 Kelembagaan (Institutions) – Menciptakan masyarakat yang damai dan inklusif untuk
pembangunan yang berkelanjutan, memberikan akses terhadap keadilan bagi semua,
membangun lembaga yang efektif, akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan), dan
inklusif, pada semua level

 Keberlanjutan (Sustainability)– Memperkuat cara implementasi dan merevitalisasi


(menghidupkan kembali) kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan.


11. Apa definisi dari AKI dan penyebabnya ?
Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau dalam periode
42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan
atau cedera.
Penyebab
Penyebab kematian ibu adalah perdarahan post partum, eklampsia, infeksi, aborsi
tidak aman, partus macet, dan sebab-sebab lain seperti kehamilan ektopik dan mola
hidatidosa. Keadaan ini diperkuat dengan kurang gizi, malaria, dan penyakit-penyakit
lain seperti tuberkulosis, penyakit jantung, hepatitis, asma, atau HIV. Pada kehamilan
remaja lebih sering terjadi komplikasi seperti anemia dan persalinan preterm. Sementara
itu, terdapat berbagai hambatan yang mengurangi akses memperoleh pelayanan
kesehatan maternal bagi remaja, kemiskinan, kebodohan, kesenjangan hak asasi
pada remaja perempuan, kawin pada usia muda, dan kehamilan yang tidak
diinginkan.

12. Sebutkan isi dari RPJMN 2020-2024

13. Apa perbedaan pola kematian di negara berkembang dan negara maju?
 Pola kematian dari berbagai negara adalah hamper sama, meskipun
tingkat kematiannya berbeda, yaitu : tinggi pada kelompok umur < 1
tahun, menurun sampai dengan kelompok usia produktif, dan
meningkat lagi pada kelompok usia lanjut.
 Maju: kematian rendah, kelahiran rendah piramida tipe IV.
Penyebabnya biasanya penyakit degenerative bukan wabah,
pendapatn tinggi dan memiliki kemudahan meningkatkan kualitas
kesehatan. Infrastruktur negara maju sangat mempengaruhi pola
kematian, hal ini karena infrastruktur merupakan failita yang dapat
menopang dari kualitas kesehatan, perekonomian sehingga setiap
orang dapat memperoleh pelayanan yang lebih baik daripada negara
berkembang.
 Berkembang: kematian mulai menurun tapi lebih menurun angka
kelahiran piramida tipe II. Biasanya banyak penyakit menular,
pendapatan juga tidak begitu besar sehingga pemenuhan keinginan
terbatas.
Infrastruktur negara berkembang sangat menopang bagi tingkat
pelayanan dan kesehatan, hal ini masih minim sehingga banyak orang
di negara berkembang yang belum bisa merasakan pelayanan yang
optimal dan baik seperti negara maju, akan tetapi hal ini lebih baik
daripada negara miskin.
 Miskin: kematian dan kelahiran tinggi piramida tipe I
Sumber : www.datastatistik-indonesia.com  



14. Apa hubungan kematian dan sosial ekonomi ?


 Tingginya angka kematian ibu atau kematian maternal disebabkan oleh beberapa faktor,
baik faktor medis maupun faktor non medis seperti faktor ekonomi, sosial dan budaya.
Faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan
lingkungan serta kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga yang mempengaruhi
mortalitas dalam masyarakat. Faktor sosial ekonomi merupakan penyebab dasar (distal)
mortalitas atau kematian, mengingat keadaan sosial ekonomi sebagian masyarakat yang
masih berada digaris kemiskinan, fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang belum
tersebar secara merata tenaga kesehatan di seluruh wilayah Indonesia (SDKI 2012).
 Masyarakat dengan tingkat kemampuan ekonomi yang rendah umumnya banyak terdapat
di daerah pedesaan dengan kondisi kesehatan yang rendah jika dibandingkan dengan
masyarakat yang hidup didaerah perkotaan. Hal ini disebabkan karena di daerah pedesaan
jumlah fasilitas kesehatan yang masih terbatas serta aspek aksesibilitas pelayanan
kesehatan. Hasil Riskesdas juga menunjukkan bahwa cakupan program kesehatan ibu dan
reproduksi umumnya rendah pada ibu-ibu di pedesaan dengan tingkat pendidikan dan
ekonomi rendah (Kementerian Kesehatan, 2011).

Sumber : Suryaningsih, Riyani. Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Tingginya
Mortalitas Penduduk. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Semarang. Economics Development Analysis Journal. 2017.

Anda mungkin juga menyukai