Mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur
penduduk. Pada tahun 2017 setiap hari sekitar 810 ibu di dunia meninggal dunia akibat persalinan. 94
persen dari semua kematian ibu terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.
Target angka kematian ibu pada RPJMN tenokrat 2020-2024 adalah 183. Target yang ditetapkan pada
RPJMN masih jauh dari Target SDGs. Kementerian Kesehatan menggunakan model rata-rata penurunan
5,5% pertahun sebagai target kinerja dengan perkiraan pada tahun 2024 AKI di Indonesia turun menjadi
183/100.000 kelahiran hidup dan di tahun 2030 turun menjadi 131per 100.000 kelahiran hidup.
STEP 1
1. Target SDGs :
Sustainable Development Goals, merupakan rencana aksi global yang telah disepakati
dengan oleh para pemimpin termasuk di dalamnya Indonesia. Untuk mengakhiri
kemiskinan , mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan.
2. Demografi :
Merupakan suatu ilmu mempelajari dari dinamika pendudukan manusia, isisnya
meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk
berubah karena kematian,kelahiran, migrasi, serta penuaan.
Demos dan grafein, demos =rakyat, grafein = tulisan, demografi = tulisan mengenai
rakyat dan penduduk.
STEP 2
4. Bagaimana cara pengumpulan data dan sumber data mortalitas? Ap aitu studi mortalitas?
Sistem registrasi : Berdasarkan kejadian kematian dilaporkan dan dicatat segera setelah
peristiwa kematian tsb terjadi.
Sensus dan survey penduduk : kegiatan utk pengumpulan data penduduk termasuk
kematian, digolongkan jadi 2 langsung dan tak langsung.
Langsung : ditanyakan kepada responden ada atau tidak nya kematian dalam suatu waktu
tertentu
Tidak langsung : ditanyakan ke gol. Tertentu saja.
Dari penelitian : dilakukan bersamaan dgn penelitian kelahiran ( penelitian statistic vital)
Perkiraan (estimasti) dilakukan dgn pendekatan tak langsung dgn mengamati kehidupan
waktu ke waktu.
Sensu penduduk mortalitas : dari rumah sakit, dinas pemakaman.
5. Apa upaya dari pemecahan masalah mortalitas dan kebijakan untuk mengatasinya?
Perbaikan kondisi lingkungan, aspek sanitasi
Perbaikan status ekonomi
Perbaikan status Kesehatan ibu
Perbaikan status Kesehatan anak
Perbaikan status Kesehatan penduduk scr keseluruhan
Program pemerintahan : PELITA
Didirikannya puskesmas
Pemecahan masalah termasuk di SDGs ada 17 tujuan yang bisa mencegah dari
kemiskinan, mengakhiri kelapar, meningkatkan Pendidikan, sanitasi
STEP 4
STEP 7
Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran
tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap
daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat
kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat
kehidupan penduduk di suatu wilayah.
Sumber : Fahrudin, Arif dkk. Mortalitas di Indonesia (Sejarah Masa Lalu dan Proyeksi ke Depan).
Seminar Nasional dan PIT IGI XVIII 2015. Fakultas Geografi, Sekip Bulaksumur Yogyakarta
2. Apa saja indicator mortalitas ?
Dengan :
D = Jumlah kematian dicatat selama 1 tahun.
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
K = Konstanta (1000)
Manfaat :
- Petunjuk umum status kesehatan masyarakat
- Menggambarkan kondisi / tingkat permasalahan penyakit di dalam masyarakat
- Menggambarkan kondisi sosial ekonomi
- Menggambarkan kondisi lingkungan fisik dan biologi
- Berguna untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk
Interpretasi :
Angka CDR yang tinggi di suatu wilayah menunjukkan bahwa keadaan status
kesehatan, ekonomi, lingkungan fisik dan biologi masyarakat di wilayah tersebut masih
rendah.
2) Angka Kematian Khusus Menurut Kelompok Umur (ASDR) / Age and Cause
Specific Death Rate (CSDR)
adalah jumlah kematian penduduk pada tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur
tertentu.
Rumus :
Dengan :
Di : Jumlah kematian pada kelompok umur
Pmi : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur (i)
K : konstanta (1000)
Manfaat :
Untuk mengetahui tingkat dan pola kematian menurutgolongan umur dan menurut
penyebabnya
Interpretasi :
Tingginya angka ASDR menggambarkan bahwa pola kematian suatu penyakit menurut
golongan umur meningkat
Dengan :
d0 = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 1 tahun
B = Jumlah lahir hidup yang dicatat selama 1 tahun
K = Konstanta (1000)
Manfaat :
- Mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan
dengan faktor penyebab kematian bayi
- Tingkat pelayanan ante natal
- Status gizi ibu hamil
- Tingkat keberhasilan program KIA dan KB
- Kondisi lingkungan dan sosial ekonomi
Interpretasi
Bila IMR di suatu wilayah tinggi berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah
Dengan :
X = Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari selama satu tahun dalam wilayah
dan tahun tertentu
Y = Jumlah kelahiran hidup dalam wilayah dan tahun yang sama
K = Konstanta (100)
Manfaat :
Untuk mengetahui tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk antenatal care,
imunisassi TT, pertolongan persalinan, postnatal ibu hamil
Interpretasi
Semakin tinggi angka kematian neonatal, berarti semakin rendah tingkat pelayanan
kesehatan ibu dan anak
Dengan
b = Jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun
Bl = Jumlah penduduk balita pada tahun yang sama
K = Konstanta (1000)
Manfaat
- Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan anak balita
- Untuk mengetahui tingkat pelayanan KIA / Posyandu
- Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program KIA / Posyandu
- Untuk menilai kondisi sanitasi lingkungan
Interpretasi
Angka kematian anak balita tinggi mencerminkan kondisi perinatal yang tidak sehat
yang dialami oleh para ibu dan atau merupakan akibat dari faktor lingkungan yang
buruk pada awal usia anak
Dengan :
I = Jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan masa
nifas yang dicatat selama 1 tahun
B = Jumlah lahir hidup yang dicatat selama 1 tahun
K = Konstanta (100.000)
Manfaat :
Angka kematian ibu mencerminkan resiko yang dihadapi para ibu selama kehamilan
dan melahirkan yang dipengaruhi oleh :
- Keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang
kehamilan
- Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran
- Tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayaan kesehatan termasuk pelayanan
prenatal dan obstetri
Interpretasi
Sumber:
Mortalitas di Indonesia (Sejarah Masa Lalu dan Proyeksi ke Depan) Muhammad Arif Fah
rudin Alfana , Widha Ayu Nur Permata Hanif, dan Maulida Iffani.
Faktor Yang Mempengaruhi Mortalitas
1. Status perkawinan
Mortalitas kelompok penduduk yang sudah menikah lebih rendah dibandingkan dengan
yang belum menikah dan perbedaan untuk pria lebih besar daripada wanita. Hal ini
disebabkan oleh faktor bahwa perkawinan biasanya mensyaratkan orang-orang yang
sehat maupun karena perbedaan kebiasaan dan kondisi hidup.
2. Tempat tinggal
Mortalitas di daerah pedesaan lebih rendah dibandingkan daerah kota tetapi perbedaan
tersebut sudah berkurang.
3. Cara hidup
Apabila kondisi sosial semakin memuaskan (diukur dari segi kualitas perumahan,
kebersihan, pelayanan kesehatan dll) angka kematian semakin menurun. Kebiasaan hidup
seperti merokok, makan dan minum dapat juga mempengaruhi mortalitas.
4. Faktor genetik
Beberapa penyakit ternyata dapat menular dari generasi yang satu ke generasi yang lain
dan dengan demikian terdapat juga beberapa alasan tertentu mengapa para keluarga harus
berusaha memperpanjang masa kehidupan. Walaupun demikian jumlah penyakit seperti
itu tidak begitu banyak dan pengaruhnya terhadap mortalitas dirasakan tidak menentu.
Munir, Rozi dan Budiarto, Teknik Demografi, Jakarta : PT. Bina Aksara
1. Faktor umum
Masih banyak terjadi perkawinan, kehamilan dan persalinan di luar kurun waktu
reproduksi ynag sehat, terutam pada usia muda. Risiko kematian pada kelompok
umur di bawah 2 tahun dan di atas 35 tahun adalah 3xlebih tinggi dari kelompok
umur reproduksi sehat (20-34 tahun)
2. Factor paritas
Grandmultipara, yaitu ibu dnegna jumlah kehamilan dan persalinan lebih dari 6 kali
masih banyak terdapat. Risiko kematian maternal dari golongan ini 8 kali lebih tinggi
dari lainnya
3. Factor perawatan antenatal
Masih rendahnya kesadaran ibu-ibu hamil untuk memeriksa kandungannya pada
sarana kesehatan, sehingga factor-faktor yang sesungguhnya dapat dicegah atau
komplikasi kehamilan yang dapat diperbaiki serta diobati tidak segera dapat
ditangani. Seringkali mereka dating setelah keadaannya buruk
4. Factor penolong
Sekitar 70-80% persalinan masih ditolong oleh dukun beranak, baru setelah
persalinan terlantar dan tidak dapat maju serta disertai gejala komplikasi yang berat
(infeksi, rupture uteri) kemudian dikirim ke fasilitas kebidanan yang memadai. Bila
sudah demikian, apapun yang kita usahakan kadang kala tidak dapat menolong ibu
maupun anaknya
5. Factor sarana dan fasilitas
Misalnya sarana fasilitas rumah sakit, penyediaan darah dan obat2an yang merah dan
terjangkau oleh masyarakt, desediakannya fasilitas anastesi, transportasi dan
sebagainya
6. Factor lainnya
Yaitu factor sosia ekonomi, kepercayaan dan budaya masyarakat, pendidikan dan
ketidaktahuan, dan sebagainya
7. Factor system rujukan
Agar supaya pelayanan kebidanan mudah dicapai, pemerintah telah menetapkan
seorang ahli kebidanan disetiap ibukota kabupaten, namun belum seluruh ibukota
kabupaten dapat diisi, oleh karena itu rujukan kasus kebidanan belum sempurna
Sinopsis Obstetri jilid 2, EGC
4. Bagaimana cara pengumpulan data dan sumber data mortalitas? Apa itu studi mortalitas?
Sensus Penduduk
Sensus penduduk merupakan suatu proses keseluruhan dari pada pengumpulan,
pengolahan, penilaian, penganalisaan dan penyajian data kependudukan yang
menyangkut antara lain: ciriciri demografi, sosial ekonomi, dan lingkungan hidup.
Kedudukan sensus penduduk menjadi amat penting terutama bagi negara-negara yang
tidak atau belum tersedia sumber data lain seperti registrasi atau survei. Agar hasil
sensus penduduk dapat diperbandingkan antara beberapa negara, maka dapat
disepakati untuk melaksanakan melaksanakan sensus penduduk tiap 10 tahun sekali
yaitu pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka nol. Adapun ruang lingkup
sensus penduduk mencakup seluruh wilayah geografis suatu negara dan seluruh
penduduknya. Pelaksanaan sensus penduduk pada tahun 1980 di Indonesia misalnya,
mencakup seluruh wilayah geografis Indonesia dan mencakup seluruh golongan umur
penduduk baik yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak mempunyai tempat
tinggal. Dan luasnya data yang ingin dicakup dalam suatu sensus tergantung pada
tujuan yang ingin dicapai.
Kelebihan:
• Paling akurat
• Cakupan seluruh populasi– Sampling eror
• Sebagai dasar perencanaan
• Sampling frame untuk survai lain.
• Penyajian data sampai Unit terkecil – Kecamatan, Kelurahan
Kekurangan:
• Biaya >>
• Kurang up date
• Content error
• Kemungkinan tidak semua tercacah
• Kesulitan dalam mendata semua anggota populasi yang relevan.
Survei
Penduduk Survey adalah cara pengumpulan data yang dilaksanakan melalui
pencacahan sampel dari suatu populasi untuk memperkirakan karakteristik objek pada
saat tertentu. Hasil sensus penduduk dan registrasi penduduk mempunyai
keterbatasan. Mereka hanya menyediakan data statistik kependudukan dan kurang
memberikan informasi tentang sifat dan prilaku penduduk tersebut. Untuk mengatasi
keterbatasan ini, perlu dilaksanakan survei penduduk yang sifatnya lebih Universitas
Sumatera Utara terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas dan mendalam.
Biasanya survei kependudukan ini dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam
bentuk studi kasus. Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengadakan survei-survei
kependudukan, misalnya Survei Ekonomi Nasional yang dimulai sejak tahun 1963,
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dan Survei Antar Sensus (SUPAS).
Hasil-hasil survei ini melengkapi informasi yang didapat dari Sensus Penduduk dan
Registrasi Penduduk
Kelebihan
• Biaya lebih murah dibanding sensus
• Kualitas data mungkin lebih baik dari pada sensus
• Dapat digunakan untuk menguji ketelitian sensus dan registrasi
Kelemahan
Data yang dihasilkan tidak akan representatif bila terjadi kesalahan dalam
pengambilan sampel
Registrasi penduduk
merupakan suatu sistem registrasi yang dilaksanakan oleh petugas pemerintahan
setempat yang meliputi pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,
perubahan tempat tinggal dan perubahan pekerjaan.
KELEMAHAN
• Pendaftaran penduduk de jure.
• Informasi yang disajikan sedikit
• Sangat tergantung sistem, petugas, kesadaran masyarakat
• Kelengkapan dan kecermatan data tergantung konsistensi dan kontinyuitas
pencatatan KEUNGGULAN
• Sifatnya terus menerus
• Lengkap apabila semua mendaftarkan diri
• Akurat apabila dilaporkan segera setelah kejadian
• Biaya lebih murah
Sumber : Ida Bagus Mantra.2009. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset
Studi mortalitas
Merupakan bagian dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Survei
mengumpulkan data motalitas dan morbiditas masyarakat. Survei ini untuk
mencari pola penyebab penyakit, permasalahan masyarakat, serta tingkat status
kesehatan. Sampai saat ini data kematian yang terdapat pada suatu komunitas
hanya diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah
dan sistem pencatatan dan pelaporan penyebab kematian belum teratur (Djaja et
al., 2003)
5. Apa upaya dari pemecahan masalah mortalitas dan kebijakan untuk mengatasinya?
Preeklampsia-eklampsia:
—Pencegahan preeklampsia melalui penguatan asuhan antenatal yang terfokus, antara
lain dengan mendeteksi kemungkinan risiko, edukasi pengenalan dini tanda bahaya
kehamilan.
—Penatalaksanaan preeklampsia dan eklampsia dengan penatalaksanaan awal dan
manajemen kegawatdaruratan (dengan penggunaan magnesium sulfat) .
Perdarahan pasca persalinan:
—Identifikasi risiko perdarahan pasca persalinan: anak besar, kehamilan multipel,
polihidramnion, riwayat seksio sesar, partus lama, partus presipitatus, anemia.
—Pencegahan komplikasi dengan manajemen aktif kala III(uterotonika, masase fundus
dan peregangan tali pusat terkendali.
—Manajemen kegawatdaruratan perdarahan persalinan (kompresi bimanual,
uterotonika, tamponade balon kateter hingga penatalaksanaan bedah) .
Infeksi intrapartum:
—Pencegahan partus lama melalui penggunaan partograf.
—Penggunaan antiobiotik secara rasional.
—Manajemen ketuban pecah dini.
—Manajemen pasca persalinan.
Pendekatan EMAS
- Untuk menurunkan AKI dan AKN Indonesia sebesar 25%, program EMAS
dilaksanakan di propinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian yang besar
- Mengadvokasi kabupaten dan mitra bestari lain untuk proaktif menerapkan
pendekatan program EMAS
Sumber :
- dr. Kirana Pritasari. 2018. Peran Rumah Sakit Dalam Rangka Menurunkan AKI dan
AKB. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
- USAID dan EMAS Amerika
1. Menerapkan ANC minimal 4 kali selama kehamilan
2. Program MPS (making pregnancy safer)
3. Program safe motherhood (WHO 1990) KB, pelayanan antenatal, persalinan aman,
pelayanan obstetric esensial.
4. Program gerakan saying ibu dengan menempatkan bidan di desa
5. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan pengadaan buku KIA
6. Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
7. Penyediaan fasilitas PONED (puskes) dan PONEK (RS)
8. Program jampersal (Jaminan Persalinan) asuransi kesehatan
Sumber: Andriani, Rininta. 2019. Pencegahan Kematian Ibu Saar Hamil Dan
Melahirkan Berbasis Komunitas. Dee Publish. Yogyakarta
P4K salah satu upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil serta
menyediakan akses dan pelayanan kegawat daruratan kebidanan dan bayi baru lahir
dasar di tingkat Puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawat daruratan obstetric dan
neonatal komprehensif di Rumah Sakit (PONEK). Stiker P4K memuat data tentang nama
ibuhamil, perkiraan tanggal persalinan, penolong persalinan,tempat persalinan,
pendamping persalinan, transportasi yang akan digunakan, sampai calon donor darah
(Depkes RI, 2014).
PKH Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial, sebuah program
pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan
sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Program ini dapat dikatakan mendukung
upaya penurunan AKI, karena salah satu fokusnya adalah ibu hamil yang terdapat dalam
rumah tangga miskin. Meskipun tidak berkaitan secara langsung, namun PKH dapat
dipandang sebagai salah satu upaya untuk menurunkan AKI, karena melalui PKH, ibu
hamil yang termasuk dalam rumah tangga miskin wajib melakukan pemeriksaan
kandungan minimal 4 kali di fasilitas pelayanan kesehatan.
Making Pregnancy Sa/er (MPS), tahun 2000 dicanangkan oleh pemerintah Indonesia
pada tahun 2000. Strategi MPS ini memfokuskan pada tiga pesan kunci yaitu: l. setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih; 2. setiap kotnplikasi obstetri dan
neonatal mendapat pelayanan yang adekuat; 3. setiap wanita usia subur memprmyai
akses terhadap upaya pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penaganan
komplikasi ke guguran.
Penempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk
mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir kepada masyarakat.
Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) tahun 2012.
(Implementasi Pelayanan Ibu Hamil (K4) Oleh Bidan Berdasarkan SPM Di Puskesmas
Silungkang, Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2013-Maret 2014, Vol.8 No.1,
Andriani Edison, Lili Gracediani)
1) Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peran pemerintah di dalam
menyediakan fasilitas penampungan.
2) Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang memadai bagi anak-
anak (Balita).
3) Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi Indonesia dimata
dunia.
Mortalitas yang rendah disertai angka kelahiran tinggi. Ini artinya akan menambah dari angka
harapan hidup suatu daerah sehingga pemerintah perlu menyediakan fasilitas penampungan
seperti fasilitas lapangan kerja, kesehatan, dan pendidikan.
Mortalitas yang tinggi tidak disertai fertilitas cukup. Artinya akan terjadi kesenjangan yang tinggi
perantar daerah akan mengakibatkan pembangunan yang tidak merata, SDM berkurang.
Mortalitas tinggi mempengaruhi reputasi negara. Jika mortalitas tinggi menandakan angka
Kesehatan belum optimal.
Tujuan
Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu
Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunan, persebaran dengan sbeaik-
baiknya dan menggunakan data yang tersedia
Mengembangan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dan
beberapa aspek sosial.
Mencoba menaksir pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan
beberapa kemungkinan yang akan terjadi
Manfaat
Untuk mengetahui kuantitas dan distribusi penduduk wilayah tertentu
Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk masa lampau dan persebarannya
dengan data yang tersedia
Untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang
Manfaat
- Bagi pemerintah dan swasta untuk lebih baik dalam merencanakan di bidang pendidikan,
perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan social, perumahan, pertanian, RS, pertokoan, pusat
rehabilitasi, dll
- Untuk mengetahui berkembangnya perekonomian suatu negara (pertambahan lapangan kerja,
presentase penduduk yang ada di sector pertanian, industry, dan jasa)
- Untuk melihat peningkatan standar kehidupan : (tingkat harapan hidup rata-rata penduduk)
Sumber : Achmad Faqih. Kependudukan (teori, fakta, dan masalah). Deepublish :
Yogyakarta. Halaman 4-5
Sumber : Fahrudin, Arif dkk. Mortalitas di Indonesia (Sejarah Masa Lalu dan Proyeksi
ke Depan). Seminar Nasional dan PIT IGI XVIII 2015. Fakultas Geografi, Sekip
Bulaksumur Yogyakarta.
Donald J.Bogue (1973) mengatakan bahwa terdapat lima komponen demografi yaitu kelahiran,
kematian, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Dan berikut komponen yang menyebabkan
perubahan penduduk :
Panngan (Food) – Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan gizi, dan
meningkatkan pertanian yang berkelanjutan
Air (Water)– Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan
bagi semua
Energi (Energy) – Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau (terbeli), andal,
berkelanjutan, dan modern, bagi semua
Ekosistem Kelautan (Marine Ecosystem)– Melindungi dan menggunakan lautan, laut, dan
sumberdaya kelautan secara berkelanjutan untuk pembangunan yang berkelanjutan
11. Apa definisi dari AKI dan penyebabnya ?
Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau dalam periode
42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan
atau cedera.
Penyebab
Penyebab kematian ibu adalah perdarahan post partum, eklampsia, infeksi, aborsi
tidak aman, partus macet, dan sebab-sebab lain seperti kehamilan ektopik dan mola
hidatidosa. Keadaan ini diperkuat dengan kurang gizi, malaria, dan penyakit-penyakit
lain seperti tuberkulosis, penyakit jantung, hepatitis, asma, atau HIV. Pada kehamilan
remaja lebih sering terjadi komplikasi seperti anemia dan persalinan preterm. Sementara
itu, terdapat berbagai hambatan yang mengurangi akses memperoleh pelayanan
kesehatan maternal bagi remaja, kemiskinan, kebodohan, kesenjangan hak asasi
pada remaja perempuan, kawin pada usia muda, dan kehamilan yang tidak
diinginkan.
12. Sebutkan isi dari RPJMN 2020-2024
13. Apa perbedaan pola kematian di negara berkembang dan negara maju?
Pola kematian dari berbagai negara adalah hamper sama, meskipun
tingkat kematiannya berbeda, yaitu : tinggi pada kelompok umur < 1
tahun, menurun sampai dengan kelompok usia produktif, dan
meningkat lagi pada kelompok usia lanjut.
Maju: kematian rendah, kelahiran rendah piramida tipe IV.
Penyebabnya biasanya penyakit degenerative bukan wabah,
pendapatn tinggi dan memiliki kemudahan meningkatkan kualitas
kesehatan. Infrastruktur negara maju sangat mempengaruhi pola
kematian, hal ini karena infrastruktur merupakan failita yang dapat
menopang dari kualitas kesehatan, perekonomian sehingga setiap
orang dapat memperoleh pelayanan yang lebih baik daripada negara
berkembang.
Berkembang: kematian mulai menurun tapi lebih menurun angka
kelahiran piramida tipe II. Biasanya banyak penyakit menular,
pendapatan juga tidak begitu besar sehingga pemenuhan keinginan
terbatas.
Infrastruktur negara berkembang sangat menopang bagi tingkat
pelayanan dan kesehatan, hal ini masih minim sehingga banyak orang
di negara berkembang yang belum bisa merasakan pelayanan yang
optimal dan baik seperti negara maju, akan tetapi hal ini lebih baik
daripada negara miskin.
Miskin: kematian dan kelahiran tinggi piramida tipe I
Sumber : www.datastatistik-indonesia.com
Sumber : Suryaningsih, Riyani. Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Tingginya
Mortalitas Penduduk. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Semarang. Economics Development Analysis Journal. 2017.