Psoriasis Vulgaris
Disusun Oleh:
N 111 22 115
PEMBIMBING KLINIK
KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Tadulako
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. U
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tawaeli
Pekerjaan : IRT
Tanggal Pemeriksaan : 3 Agustus 2023
Ruangan : Poliklinik Kulit Kelamin RS Sindhu Trisno
2. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Bercak merah kehitaman dan terasa gatal di tangan
dan kaki
2. Keluhan Penyakit Sekarang :
3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit Ringan
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Status Gizi : Baik
Status Dermatologis
Kepala :Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Wajah :Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Mata : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Leher :Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Dada :Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Perut : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Punggung : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Selangkangan : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Punggung Kiri : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Ekstremitas Atas : plak eritematosa dan hiperkeratosis disertai skuama kasar
berbentuk plakat berbatas tegas yang menyebar di regio antebrachii dextra
et sinistra
Ekstremitas bawah : plak eritomatosa berbentuk plakat berbatas tegas yang
menyebar di regio cruris dextra et sinistra
4. Dokumentasi Kasus
6. DIAGNOSIS KERJA
Psoriasis Vulgaris
7. DIAGNOSIS BANDING
1. Parapsoriasis
2. Neurodermatitis Sirkumkripta
3. Eritoderma
4. Ptiriasis rosea
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Fenomena tetesan lilin
• Fenomena Auspitz
• Fenomena Koebner
9. TATALAKSANA
Non-Medikamentosa
- Menjaga kondisi tubuh agar tetap bersih
- Memperhatikan kesehatan agar sistem imun terjaga
- Konsumsi obat dan rutin control secara teratur
- Menghindari Stress
Medikamentosa
• Sistemik :
▪ Cetirizin 1x10 mg
▪ Zinc 1x1
▪ Vit D 1x1
• Topikal :
10. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad Functionam : ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
Quo ad Cosmeticam : dubia ad malam
PEMBAHASAN
Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih
pada goresan seperti lilin yang digores, disebabkan oleh perubahan indeks bias.
Cara pemeriksaannya dengan menggoresnya menggunakan pinggir gelas alas.
Pada fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang
disebabkan oleh papilomatosis. Cara pemeriksaannya dengan mengerok
skuama yang berlapis dengan menggunakan ujung gelas alas. Setelah skuama
habis maka pengerokan harus dilakukan dengan pelan- pelan karena jika terlalu
dalam tidak tampak perdarahan yang berupa bintik-bintik melainkan
perdarahan yang merata(4). Fenomena Koebner adalah trauma pada kulit bisa
berupa garukan pada kulit penderita psoriasis akan menimulkan lesi kelainan
yang sama seperti psoriasis kira-kira setelah 3 minggu(5).
Pada anamnesis pasien juga mengatakan awalnya muncul bercak warna
merah yang kemudian melebar dan menebal lalu kemudian menyebar dan
bertambah banyak hingga ke seluruh kaki kanan maupun kiri dan ke kedua
tangan kanan dan kiri. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan, lesi ini
biasanya dimulai dengan makula eritematosa berukuran kurang dari satu
sentimeter atau papul yang melebar ke arah pinggir dan bergabung beberapa
lesi menjadi satu, berdiameter satu sampai beberapa sentimeter. Lingkaran putih
pucat mengelilingi lesi psoriasis plakat yang dikenal dengan Woronoffs ring.
Dengan proses pelebaran lesi yang berjalan bertahap maka bentuk lesi dapat
beragam seperti bentuk utama kurva linier (psoriasis girata), lesi mirip cincin
(psoriasis anular), dan papul berskuama pada mulut folikel pilosebaseus
(psoriasis folikularis). Psorasis hiperkeratotik tebal berdiameter 2-5 cm disebut
plak rupioid, sedangkan plak hiperkeratotik tebal berbentuk cembung
menyerupai kulit tiram disebut plak ostraseus (2)(3)(4).
Pada psoriasis vulgaris lesi dapat berupa plak eritema yang berbatas tegas
dengan skuama tebal diatasnya. Lesi psoriasis biasanya tersebar simetris pada
kulit kepala, siku, lutut, daerah lumbosacral dan pada lipatan tubuh. Ukuran lesi
akan bervariasi dari papula berukuran kecil sampai plak yang menutupi
sebagianbesar tubuh Pemeriksaan penunjang pada psoriasis dapat dianjurkan
pemeriksaan histopatologik dan kerokan KOH. Menurut kepustakaan gambaran
histopatologik psoriasis berupa parakeratosis, sering dengan hiperkeratosis,
akantosis, pemanjangan rete ridge, pemanjangan papila dermis disertai
mikroabses Munro di epidermis, dermis sembab dengan sebukan sel limfosit
dan monosit. Pemeriksaan KOH bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
infeksi jamur(4)(6).Pasien pada kasus memiliki riwayat psoriasis kurang lebih 1
tahun yang lalu, dengan demikian hal tersebut dapat menjadi pertimbangan
dalam memberikan terapi sistemik dengan efek samping yang minimal untuk
mencegah kekambuhan.
4. Dewi DAPN, Indira IG. Insiden dan profil psoriasis di poliklinik kulit dan
kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Januari 2012
sampai Desember 2014. E-Jurnal Med Udayana. 2018;7(9):1–7.
10. Rahayu FM. Psoriasis Inversa: Laporan Kasus. Tunas Med J Kedokt dan
Kesehat [Internet]. 2020;93–8. Available from:
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/tumed/article/view/4064