Anda di halaman 1dari 12

REFLEKSI KASUS AGUSTUS 2023

Psoriasis Vulgaris

Disusun Oleh:

Syifa Humairah N. Kholiq

N 111 22 115

PEMBIMBING KLINIK

dr. Seniwaty Ismail, Sp.KK, FINSDV

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN KESEHATAN ILMU KULIT DAN KELAMIN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Syifa Humairah N. Kholiq

Stambuk : N 111 22 115

Fakultas : Kedokteran

Program Studi : Profesi Dokter

Universitas : Tadulako

Judul : Psoriasis Vulgaris

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

RSUD Undata Kota Palu

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

Palu, Agustus 2023

PEMBIMBING DOKTER MUDA

dr. Seniwaty Ismail, Sp.KK., FINSDV Syifa Humairah N. Kholiq


STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. U
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tawaeli
Pekerjaan : IRT
Tanggal Pemeriksaan : 3 Agustus 2023
Ruangan : Poliklinik Kulit Kelamin RS Sindhu Trisno

2. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Bercak merah kehitaman dan terasa gatal di tangan
dan kaki
2. Keluhan Penyakit Sekarang :

Seorang perempuan berusia 31 tahun datang ke Poliklinik Kulit


dan Kelamin RS Sindhu Trisno dengan keluhan bercak merah
kehitaman dan terasa gatal berlangsung sejak Desember 2022. Ruam
kemerahan awalnya muncul dibagian perut kemudian menyebar ke
leher, punggung serta tangan dan kaki. Ruam kemerahan terasa gatal dan
memberat ketika pasien berkeringat dan berkurang setelah pasien
mandi.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :


Sebelumnya pasien pernah mengalami keluhan serupa.
Riwayat alergi (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat Asma (-)
Riwayat alergi makanan (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa

3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit Ringan
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Status Gizi : Baik

Tanda – Tanda Vital


Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36.5⁰C

Status Dermatologis
Kepala :Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Wajah :Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Mata : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Leher :Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Dada :Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Perut : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Punggung : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Selangkangan : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Punggung Kiri : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
Ekstremitas Atas : plak eritematosa dan hiperkeratosis disertai skuama kasar
berbentuk plakat berbatas tegas yang menyebar di regio antebrachii dextra
et sinistra
Ekstremitas bawah : plak eritomatosa berbentuk plakat berbatas tegas yang
menyebar di regio cruris dextra et sinistra

4. Dokumentasi Kasus

Gambar 1. Tampak plak eritematosa dan hiperkeratosisi disertai skuama


kasar berbentuk plakat berbatas tegas yang menyebar di regio antebrachii
dextra et sinistra

Gambar 2. tampak eritomatosa berbentuk plakat berbatas tegas yang menyebar


di regio cruris dextra et sinistra
5. RESUME
Seorang wanita berusia 31 tangan datang ke poliklinik RS Dr.
Sindhu Trisno dengan kelurahan makula eritema dan pruritus di regio
antebrachii dextra et sinistriadan di regio cruris dextra et sinistra Keluhan
sudah dirasakan sejak Desember 2022. Riwayat DM (-), hipertensi (-),
riwayat alergi makanan (-), riwayat alergi obat (-). Tidak ada keluarga pasien
yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran com pos menitis E4V5M6. Pada pemeriksaan status
dermatologi didapatkan tampak plak eritematosa disertai skuama kasar
berbatas tegas yang menyebar di regio antebrachii dextra et sinistra dan
tampak plak eritomatosa berbatas tegas yang menyebar di regio cruris
dextra et sinistra.

6. DIAGNOSIS KERJA
Psoriasis Vulgaris

7. DIAGNOSIS BANDING
1. Parapsoriasis
2. Neurodermatitis Sirkumkripta
3. Eritoderma
4. Ptiriasis rosea

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Fenomena tetesan lilin
• Fenomena Auspitz
• Fenomena Koebner

9. TATALAKSANA
Non-Medikamentosa
- Menjaga kondisi tubuh agar tetap bersih
- Memperhatikan kesehatan agar sistem imun terjaga
- Konsumsi obat dan rutin control secara teratur
- Menghindari Stress

Medikamentosa
• Sistemik :
▪ Cetirizin 1x10 mg
▪ Zinc 1x1
▪ Vit D 1x1
• Topikal :

Desoximetasone 0,25% + Asam Salisilat 3%

10. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad Functionam : ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
Quo ad Cosmeticam : dubia ad malam

PEMBAHASAN

Seorang wanita berusia 31 tahuan datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin


RS Sindhu Trisno dengan keluhan timbulnya bercak- bercak kemerahan pada
kulit yang disertai rasa gatal pada kedua tangan dan kedua kaki. Keluhan sudah
dirasakan sejak Desember 2022 yang lalu. Awalnya pertama kali dirasakan pada
perut lama kelamaan bercak semakin gatal, kemudian membesar sehingga
membentuk bercak kemerahan yang meninggi, bersisik tebal dan tidak
berminyak kemudian menyebar dan bertambah banyak hingga ke kedua tangan
dan kedua kaki pasien. Jika bercak kemerahan terasa gatal dan pasien
menggaruknya dan mengakibatkan mengelupas. Pasien juga mengatakan jika
berkeringat pasien merasa tambah gatal. Tidak ada alergi makanan, riwayat
demam dan gatal sehabis mencuci.
Pasien mengalami keluhan yang sama 2010 namun tidak pernah
diperiksakan ke dokter, kemudian muncul kembali pada tahun 2015 dan 2019.
Riwayat diabetes mellitus (-), riwayat hipertensi (-), riwayat alergi makanan (-
), riwayat alergi obat (-). Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang
sama dengan pasien Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis GCS E4V5M6. Pada pemeriksaan status dermatologi didapatkan tampak
plak eritematosa dan hiperkeratosis disertai skuama kasar berukuran plakat
berbatas tegas yang menyebar di regio antebrachii dextra et sinistra dan tampak
plak eritematosa disertai skuama kasar dan ekskoriasi berukuran plakat berbatas
tegas yang menyebar di regio cruris dextra et sinistra.

Pada kasus, diagnosis yang ditegakkan adalah psoriasis vulgaris


berdasarkan anamnesis pasien datang dengan keluhan terdapat bercak berwarna
merah bersisik yang disertai gatal pada bagian tangan kanan dan kiri serta pada
kaki kanan dan kiri. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan hampir 70%
pasien mengeluh gatal, rasa terbakar atau nyeri pada daerah yang terkena (1)(2).
Pada pasien daerah yang terkena adalah pada bagian tangan dan kaki, hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan area predileksi lesi yaitu pada bagian siku
dan lutut yang merupakan ekstensor ekstremitas, lumbosakral, bokong, dan
genital(2)(3).

Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih
pada goresan seperti lilin yang digores, disebabkan oleh perubahan indeks bias.
Cara pemeriksaannya dengan menggoresnya menggunakan pinggir gelas alas.
Pada fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang
disebabkan oleh papilomatosis. Cara pemeriksaannya dengan mengerok
skuama yang berlapis dengan menggunakan ujung gelas alas. Setelah skuama
habis maka pengerokan harus dilakukan dengan pelan- pelan karena jika terlalu
dalam tidak tampak perdarahan yang berupa bintik-bintik melainkan
perdarahan yang merata(4). Fenomena Koebner adalah trauma pada kulit bisa
berupa garukan pada kulit penderita psoriasis akan menimulkan lesi kelainan
yang sama seperti psoriasis kira-kira setelah 3 minggu(5).
Pada anamnesis pasien juga mengatakan awalnya muncul bercak warna
merah yang kemudian melebar dan menebal lalu kemudian menyebar dan
bertambah banyak hingga ke seluruh kaki kanan maupun kiri dan ke kedua
tangan kanan dan kiri. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan, lesi ini
biasanya dimulai dengan makula eritematosa berukuran kurang dari satu
sentimeter atau papul yang melebar ke arah pinggir dan bergabung beberapa
lesi menjadi satu, berdiameter satu sampai beberapa sentimeter. Lingkaran putih
pucat mengelilingi lesi psoriasis plakat yang dikenal dengan Woronoffs ring.
Dengan proses pelebaran lesi yang berjalan bertahap maka bentuk lesi dapat
beragam seperti bentuk utama kurva linier (psoriasis girata), lesi mirip cincin
(psoriasis anular), dan papul berskuama pada mulut folikel pilosebaseus
(psoriasis folikularis). Psorasis hiperkeratotik tebal berdiameter 2-5 cm disebut
plak rupioid, sedangkan plak hiperkeratotik tebal berbentuk cembung
menyerupai kulit tiram disebut plak ostraseus (2)(3)(4).

Berbagai faktor pencetus pada psoriasis yang disebutkan dalam kepustakaan


diantaranya adalah stress psikis, infeksi fokal, endokrin, gangguan metabolik,
obat, alkohol dan merokok(4). Sesuai dengan teori bahwasanya pada saat
anamnesis pasien mengalami stress berat akibat belum mendapatkan pekerjaan.

Pada psoriasis vulgaris lesi dapat berupa plak eritema yang berbatas tegas
dengan skuama tebal diatasnya. Lesi psoriasis biasanya tersebar simetris pada
kulit kepala, siku, lutut, daerah lumbosacral dan pada lipatan tubuh. Ukuran lesi
akan bervariasi dari papula berukuran kecil sampai plak yang menutupi
sebagianbesar tubuh Pemeriksaan penunjang pada psoriasis dapat dianjurkan
pemeriksaan histopatologik dan kerokan KOH. Menurut kepustakaan gambaran
histopatologik psoriasis berupa parakeratosis, sering dengan hiperkeratosis,
akantosis, pemanjangan rete ridge, pemanjangan papila dermis disertai
mikroabses Munro di epidermis, dermis sembab dengan sebukan sel limfosit
dan monosit. Pemeriksaan KOH bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
infeksi jamur(4)(6).Pasien pada kasus memiliki riwayat psoriasis kurang lebih 1
tahun yang lalu, dengan demikian hal tersebut dapat menjadi pertimbangan
dalam memberikan terapi sistemik dengan efek samping yang minimal untuk
mencegah kekambuhan.

Pada pasien ini diberikan tatalaksana Desoxymethasone salep 0,25% + ,


Asam salisilat 2% 2 X sehari, Cetirizine tab 10 mg 1X1 dan Vitamin D diberikan
selama 5 hari. Untuk desoxymethasone merupakan obat golongan
kortikosteroid, topikal yang bekerja sebagai antiinflamasi, antiproliferasi, dan
vasokonstriktor masih tetap banyak dipakai dalam pengobatan psoriasis secara
tunggal atau kombinasi(7). Asam salisilat diberikan dengan tujuan sebagai agen
keratolitik yang memudahkan penghancuran skuama . Bila dalam 4-6 minggu
lesi tidak membaik, pengobatan sebaiknya dihentikan, diganti dengan terapi
jenis lain, sedangkan kortikosteroid superpoten hanya diperbolehkan 2 minggu
Kemudian pasien diberikan Cetirizine tab 10 mg 1X1. Cetirizine adalah obat
yang digunakan untuk mengatasi gatal pada pasien ini. Cetirizine merupakan
antagonis reseptor H1 generasi kedua, yang merupakan metabolit aktif asam
karboksilat dari antagonis reseptor H1 generasi pertama yaitu hidroksizin. Obat
ini merupakan derivat piperazin dengan aksi panjang . Cetirizine HCl
merupakan antihistamin yang bekerja dengan cara memblok kanal kalium.
Pemberian vitamin D Diyakini bahwa melalui mekanisme ini, Vitamin D secara
aktif mengobati lesi kulit psoriatis. Beberapa penelitian yang meneleti
penggunaan vitamin D oral pada pasien dengan psoriasis. Perez dan rekan [28]
didirikan bahwa 88% dari 85 pasien psoriasis diobati dengan vitamin oral D
mengalami perbaikan pada psoriasisnya(8). Modalitas terapi berdasarkan
tingkat keparahan penyakit, psoriasis ringan sampai sedang berespon dengan
terapi topikal. Kortikosteroid topikal menjadi terapi utama psoriasis, terutama
untuk penyakit ringan, sedangkan psoriasis sedang hingga berat memerlukan
terapi sistemik dan/atau fototerapi(6)(9)(10).
DAFTAR PUSTAKA

1. Menaldi SLS, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Edisi Ketujuh. Cetakan Kedua. Jakarta: FKUI; 2016. 59–65 p.

2. Budianti W, Anindya S, Debinta A. Kesesuaian Tatalaksana Psoriasis


dengan Panduan Praktik Klinis (PPK) DR. Cipto Mangunkusumo. J MDVI.
2019;46(1):23–6.

3. Mutmainna, Sofyan A, Nasir M. Psoriasis vulgaris. J Med Prof.


2020;2(33):1409.

4. Dewi DAPN, Indira IG. Insiden dan profil psoriasis di poliklinik kulit dan
kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Januari 2012
sampai Desember 2014. E-Jurnal Med Udayana. 2018;7(9):1–7.

5. Andriyani P, Azmi Z, Rizky F, Calam A. Implementasi Certainty Factor


Untuk Diagnosa Penyakit Psoriasis. J Sains Manaj Inform dan Komput
[Internet]. 2020;19(2):94–9. Available from:
https://ojs.trigunadharma.ac.id/

6. Assem VS, Hardia L. Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet


Cetirizine Hcl Dengan Filler Binder Avicel Ph 102, Starch 1500 Dan
Manitol Dalam Kompleks Inklusi Β- Siklodekstrin Metode Simplex
Lattice Design. FARMAMUDA (Jurnal Farm [Internet]. 2021;1(1):35–48.
Available from: https://unimuda.e-
journal.id/jurnalfarmasiunimuda/article/view/1617

7. Rosmarwati E, Mulianto N, Febrianto B, Novriana DE, Fiqnasyani SE.


Comparison of Psoriasis Area and Severity Index (PASI) Scores in Patients
Treated with Oral Methotrexate and A Combination of Oral Methotrexate
and Narrow Band-Ultraviolet B (NB-UVB) Phototherapy. Berk Ilmu
Kesehat Kulit dan Kelamin. 2022;34(3):169–73.
8. Fu LW, Vender R. Systemic role for vitamin D in the treatment of psoriasis
and metabolic syndrome. Dermatol Res Pract. 2018;

9. Wong AP, Kalinovsky T, Niedzwiecki A, Rath M. Efficacy of nutritional


treatment in patients with psoriasis: A case report. Exp Ther Med.
2015;10(3):1071–3.

10. Rahayu FM. Psoriasis Inversa: Laporan Kasus. Tunas Med J Kedokt dan
Kesehat [Internet]. 2020;93–8. Available from:
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/tumed/article/view/4064

Anda mungkin juga menyukai