Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
tersusunnya buku Standar Pelayanan Medis.
Salah satu langkah yang penting dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan ialah adanya Standar Pelayanan Medis. Standar Pelayanan Medis
merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Standar Pelayanan Medis Rumah Sakit Woodward Palu, disusun oleh dokter-
dokter yang tergabung dalam Komite Medis Rumah Sakit Woodward dan para dokter
spesialis Konsultan Rumah akit Woodward Palu. Pola penyusunan disusun dengan
berpedoman pada Standar Pelayanan Medis yang disusun oleh Ikatan Dokter Indonesia
(IDI).
Dengan adanya Standar Pelayanan Medis ini diharapkan menjadi pedoman bagi
para pelaksana Pelayanan Kesehatan dan Masyarakat sebagai penerima pelayanan
kesehatan, manfaat lain dari standar adalah untuk melindungi profesi.
Kami menyadari bahwa buku Standar Pelayanan Medis Rumah Sakit Woodward
Palu masih banyak kekurangannya, baik dari segi penyusunan, keterbatasan tenaga,
waktu dan sarana yang belum memadai, untuk itu, kritik dan saran dari pembaca akan
sangat berguna bagi penyempurnaan penyusunan yang akan datang.
Kami menyadari pula bahwa Standar Pelayanan Medis ini tidak mungkin tersusun
tanpa bantuan berbagai pihak terutama Dewan Komite Medis Rumah Sakit Woodward
dan dokter-dokter konsultan Rumah Sakit.
Terima kasih kami ucapkan untuk semua pihak yang dengan rela membantu
menyusun standar ini.
7. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera. Di ruangan isolasi yang steril,
ICU.
1. ICD :
2. Nama Penyakit/Diagnosis: NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
3. Kriteria Diagnosis : Anamnesis : obat yang dipakai beberapa hari sebelum
kelainan kulit timbul. Kelainan kulit terutama berupa
bula, erosi dan eskoriasi. Terjadi akut & generalisata,
nyeri bila disentuh, terdapat epidermolisis (fenomena
nikolsky positip) yang sering terlihat di pinggung dan
bokong. Tampak sakit berat dan kesadaran umum.
1. ICD : B 02
2. Nama Penyakit/Diagnosis : HERPES ZOSTER OFTALMIKUS :
HZ yang mengenai Dermat saraf kranialis V ramus
oftalmikus, biasanya disertai saraf siliaris.
3. Kriteria Diagnosis : Lokalisasi unilateral di dahi, kepala, pangkal hidung
dan mata sesuai dermatom saraf kr V ramus 1.
Timbulnya akut, didahului gejala prodromal lesi
vesikobulosa berkelompok, atap tegang di atas dasar
eritematosa.
1. ICD : A 30
2. Nama Penyakit/Diagnosis : REAKSI LEPRAE dibedakan atas 2 jenis :
o TRUE LEPRAE REACTION atau ERITREMA
NODOSUM LEPROSUM (ENL). Terjadi pada
tipe LL dan BL diduga akibat reaksi Immun
kompleks (humoral immunity).
o REAKSI RESERVAL : Upgrading atau
Downgrading terjadi pada perubahan Cellular
Mediated Immunity yang memerlukan perawatan
adalah ENL berat.
3. Kriteria Diagnosis : ENL : Terdapat eritrema & nodus, nyeri,
berlangsung beberapa hari, biasanya
diekstensor ektremitas. Umumnya disertai
gejala konstitusi : demam, malaise, tidak nafsu
makan, anemia.
Tanda-tanda MH tipe BL atau LL selalu ada : infiltrat
multipel, tersebar di seluruh tubuh hampir simetris,
disiosiasi sensibilitas tidak jelas, basil tahan asam
selalu positif.
9. Tempat Pelayanan :
10. Penyulit : - Gangguan faal hati,
- Dengan fungsi hati.
11. Informed Consent :
(tertulis) : Perlu
12. Lama Perawatan : 2 minggu – 1 bulan, sampai ENL teratasi.
1. ICD : L 10 – L 22, L 25 – L 99
2. Nama Penyakit/Diagnosis : ULKUS VARIKOSUM atau ULKUS VENOSUM
: Ulkus yang terjadi akibat bendungan aliran vena,
umumnya disekitar maleolus medialis didahului
dermatitis statis.
3. Kriteria Diagnosis : Pada orang tua, varises medial maleolus, 1/3 tungkai
bawah, ulkus dangkal, bentuk nemular, didahului
dermatitis atatis, sekitar ulkus jaringan mengeras dan
hiper pigmentasi, biasa tidak nyeri.
4. Diagnosis Banding : - Ulkus Tropikum
- Ulkus Ateriosum
5. Pemeriksaan Penunjang : Flebografi, bila ada indikasi.
6. Konsultasi : Spesialis Bedah untuk perawatan jaringan atau
transplantasi bila kondisi memungkinkan.
7. Perawatan Rumah Sakit : - Rawat inap biasa.
8. Terapi : 8.1. Umum : Istirahat, perbaiki aliran vena,
hindari trauma.
8.2. Sistemik : Antibiotik bila ada infeksi sekunder.
8.3. Topikal : Kompres bila ada granulasi buruk,
bila bersih rangsang jaringan
granulasi dengan salep bioplasenta
dan untuk epitelisasi salap salisil 2%.
9. Tempat Pelayanan :
10. Penyulit : Sering residif
11. Informed Consent : Perlu
12. Lama Perawatan : 1 bulan, sampai ulkus menutup.
1. ICD : L 06 – L 08
2. Nama Penyakit/Diagnosis : FLEGMON : Selulitis yang mengalami supurasi,
biasanya disertai gejala konstitusi.
3. Kriteria Diagnosis : Penyakit dapat dimulai karena (1) trauma, (2) terjadi
erisipelas dan berkembang menjadi (3) selulitis
kemudian mengalami (4) supurasi.
1. Erisipelas, selulitis, flegmon : Pada ketiganya
terdapat gejala konstitusi, umumnya mengenai
jaringan longgar atau eksteremitas. Gejala klinis
erisipelas : Eritrema luas terbatas tegas merah
cerah, edema, panas, nyeri.
2. Gejala klinis selulitis : Eritema tidak terlalu cerah
dengan batas difus, edema, panas dan nyeri.
3. Gejala klinis Flegmon : Seperti pada selulitis,
hanya perbedaannya telah terjadi supurasi
sehingga terdapat fluktuasi.
4. Diagnosis Banding : Flegmon, selulitis dan erisipelas.
5. Pemeriksaan Penunjang : Kultur dan test resistensi, bila ada indikasi.
6. Konsultasi : Spesialis Kulit
7. Perawatan Rumah Sakit : - rawat inap untuk Flegmon.
- rawat jalan untuk erisipelas dan selulitis.
8. Terapi : Sistemik
Penisilin masih merupakan terapi pilihan dapat
diberikan per injeksi atau per oral dengan derivat
penisilin.
Pilihan lain adalah : Eritromisin, Kloksasilin,
Linkomisin.
Topikal : Pada Erisipelas, klokalisin dan Flegmon
dilakukan kompres sebelum dikonsulkan.
Penyuluhan : Perbaiki higiene dan gizi.
Terapi bedah : Dilakukan insisi pada abses dan
fregmon, selanjutnya diberi drain dan kompres.
9. Tempat Pelayanan :
10. Penyulit : - Karena galur nefritogenik dapat terjadi
glomerulonefritis kronik.
- Efek samping obat.
Diagnosis SKABIES
Kriteria Diagnosis Gejala yang menonjol adalah rasa gatal terutama padamalam hari. Lesi yang
khas patognomonis berupa terowongan kecil, sedikit meninggi, berkelok-
kelok berwarna putih keabu-abuan. Panjangnya kurang lebih 10 mm.
kelainan dapat berupa papula, vesikula, urika, ekskoriasi, krusta dan bila
timbul infeksi sekunder terdapat pustuleyang dapat mengaburkan lesi
primernya. Tempat-tempat predileksi : Sela-sela jari tangan, telapak tangan,
pergelangan tangan, daerah pusar dan perut bagian bawah, daerah genetalia
eksterna dan bokong. Pada anak-anak terutama bayi dapat mengenai bagian
lain seperti telapak kaki, sela jari-jari dan juga muka.
Konsultasi -
Terapi Penatalaksanaan :
a. Setelah mandi dengan sabun, seluruh badan diolesi dengan :
- Salep yang mengandung asam salisilat 2 % dan sulfur 4 % selama 3-4
hari, kemudian dapat diulang setelah 1 minggu.
- Salep yang mengandung benzilicus 25 % selama 3 malam kemudian
dapat diulang setelah 1 minggu. Jangan berikan pada anak-anak dan
bayi, karena dirasakan sangat panas sekali pada kulitnya.
- Salep yang mengandung Gamma benzene hexachlorida selama 1
malam, kemudian dapat diulang setelah 1 minggu. Jangan berikan
pada bayi, anak-anak dan wanita hamil karena bila diserap kulit dapat
bersifat neurotoksik.
b. Semua pakaian dan sprey dicuci dengan air panas serta mandi
dengan sabun.
c. Semua anggota keluarga atau seisi rumah yang berkontak dengan
penderita harus diperiksa dan bila juga menderita scabies perlu diobati
bersamaan agar tidak terjadi penularan kembali
d. Keluhan gatal dapat diberi anthitaminika.
Lama Perawatan -
Masa Pemulihan -
Out Put/Hasil -
PA -
Autopsi/Risalah -
Rapat
Dr. Trijanto
Diagnosis IMPEGTIGO
Pemeriksaan Penunjang -
Konsultasi -
Terapi Penatalaksanaan :
1. Pengobatan Topikal
- Bila infeksi ringan, cukup diberikan antibiotika topical, misalnya
: Neomisin, Basitrasin, MU Pirocin, Sedium Fuidat
- Untuk menhindari penumpukan krusta, dilakukan pencucian 3 X
sehari . Bila Krusta melekat dikompres dengan larutan garam
fisiologis atau dengan larutan kalium permanganate.
2. Pengobatan Sistemik.
Diberikan pada kasus-kasus berat, lama pengobatan paling sedikit 7-
10 hari.
- Penesilin dan semisintetiknya (pilih salah satu)
* Penesilin G Prokain infeksi
Dosis : 0,6-1,2 juta U.I.M, 1-2 kali/hari
Anak-anak : 25.000-50.000 LU/Kg/dosis, 1-2 kali/hari
* Ampicilin untuk Impegtigo Krustosa
Dosis 4 X 250 mg/dosis/hari
Anak-anak : 7,5-25 mg/dosis/hari – 4 kali/hari a.c
* Amoxicilin (untuk staphylococci yang tebal penisilin) untuk
impegtigo vesikobulosa.
Dosis 4 X 125-500 mg/dosis. 3 kali/hari a.c
Anak-anak : 5-15 mg/dosis/hari a.c
* Eritromisin untuk impegtigo krustosa
Dosis : 4x250 mg/dosis/hari p.c
Anak-anak : 12,5-25 mg/kg/dosis, 4 kali/hari p.c bila alergi
penisilin.
Catatan : Antibiotik yang diberikan secara sistemik, seharusnya
tidak diberikan secara topikal.
Informed Consent -
(tertulis)
Lama Perawatan -
Masa Pemulihan -
Out Put/Hasil -
Autopsi/Risalah Rapat -
Standar Pelayanan Medis Penyakit Kulit dan Kelamin
Dr. Trijanto
ICD : L 00 - L 08
Diagnosis DERMATOFITOSIS
Kriteria Diagnosis * Tinea kapitis : Sering terjadi pada anak. Biasanya asimptomatis,
bentuk kerion terasa nyeri, rambut rontok setempat,
rambut putus (black-dot), peradangan, skuama.
* Tinea korporis : Gatal, makin lama makin melebar, macula
eritematos berbatas jelas, skuama, tepi polisiklis dan
aktif, terdapat penyembuhan di bagian tengah.
* Tinea kruris (daerah inguinal, genital, perineum, perianal). : Lesi
kulit sama dengan tinea korporis, simetris.
Konsultasi -
Terapi Penatalaksanaan :
1. Obat topikal
Bila lesi tidak luas :
krim mikonasol nitrat 2% pagi-sore
salep AAV 1 berisi asidum salisicum 3% dan asidum benzolkum
6% pagi-sore
2. Obat oral
Tablet griseofulvin (125 mg.tablet, 500 mg/tablet
Dosis anak : 10 mg/kg/BB/hari
Dosis dewasa : 500 mg/hari
Diberikan sekali sesudah makan siang atau 2 kali sehari sesudah
makan.
Indikasi pada :
- Tinea kapitis, tinea imbrikata, tinea lingcium, tinea pedis
- Tinea korporis/tinea kruris yang luas, sering kambuh atau
dengan obat topikal tidak sembuh-sembuh.
Dr. Trijanto
Diagnosis Banding Vitiligo, dermatitis seboroik, pitriasis alba, MH tipe tuberkuloid, tinea
korporis, eritrasma.
Konsultasi -
Terapi Penatalaksanaan :
1. Obat topikal
Krim mikonazole 2% pagi-sore untuk lesi dimuka dan lesi di
badan yang tidak luas.
Solusio AAVI, pagi-sore, berisi asidum salisikum 3% dan
asidum benzokum 6%.
Lama pengobatan sampai beberapa minggu (3-4 minggu) atau
sampai 2 minggu sesudah pemeriksaan KOH negative, untuk
mencegah kekambuhan.
Bila lesi luas, sebaiknya obat dioleskan seluruh badan.
1. Obat oral
Tablet ketokonasol (200 mg/tablet)
Dosis dewasa : 200 mg/hari
Lama : 10 hari
Indikasi pada P. Vesikolor yang :
- Resistensi pada pengobatan topikal
- Sering kambuh-kambuh
- Mengenai bagian badan yang luas
Dapat diberikan bersama dengan obat topikal.
2. Nasihat pencegahan kambuh
Pakaian dalam dan luar, handuk harus sering diganti dan dicuci serta
direndam air panas selama waktu pengobatan.
Penyulit Sering kambuh, leukoderma (kulit berwarna putih)
Informed Consent Perlu
(tertulis)
Lama Perawatan -
Masa Pemulihan -
Out Put/Hasil -
PA -
Autopsi/Risalah Rapat -
Dr. Trijanto
Diagnosis GONORE
Kriteria Diagnosis Pada laki-laki keluar dari tubuh, warna kekuningan, mukopurulen dari
OVE.
Konsultasi -
Terapi Pengobatan :
a. Gonore tanpa komplikasi : (pria : uretris anterior akuta, wanita :
servisitis).
- Penisilin prokain 3 juta unit I.M sekali dengan Probenicid 1
gram.
- Ampicilin 3,5 gram + Probenicid 1 gram sekali.
- Tiamfenicol 3,5 gram peroral dosis tunggal.
b. Gonore dengan komplikasi : (pada keadaan berat harus rawat inap)
- Penisilin prokain 3 juta unit i.m + Probenicid 1 gram 1,5 gram,
dilanjutkan 1,5 juta unit hari berikutnya selama 7 hari.
- Ampisilin 3,5 gram dengan Probenicid 1 gram dilanjutkan 4x500
mg setiap hari berikutnya selama 7 hari.
- Tiamfenicol 3,5 gram dilanjutkan 4x500 mg setiap hari selama 7
hari.
c. Pada strain yang memproduksi pensilinase (NGPP)
- Tiamfenicol 3,5 gram dosis tunggal untuk yang non
komplikasi, bila dengan komplikasi dilanjutkan 3 x 500
mg setiap hari selama 7 hari.
- Kanamisin 2 gram dosis tunggal untuk yang non
komplikata.
d. Gonore
- Penisilin prokain dosis 100.000,- unit/kg berat badan,
dengan Probenicid 25 gram/kg berat badan.
- Ampisilin 50 mg/kg berat badan Probenicid 25 mg/kg
berat badan dosis tunggal.
- Penderita gonoblenore dirawat di bagian penyakit mata.
Penyulit -
Informed Consent
(tertulis) Perlu
Lama Perawatan -
Masa Pemulihan -
Out Put/Hasil -
PA -
Autopsi/Risalah Rapat -
Standar Pelayanan Medis Penyakit Kulit dan Kelamin
Dr. Trijanto
Kriteria Diagnosis Adanya vegetasi yang bertangkai dan berwarna kemerahan kalau masih
baru, jika telah lama agak kehitaman.
Permukaan berjonjot (papilomatosa). Vegetasi yang besar disebut giant
condiloma (buschke).
- Lokalisasi : Daerah lipatan yang lembab (misalnya genetalia externa).
- Pria : Perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis,
muara uretra externa, mkorpus dan pangkal penis.
Terapi 1. Kemoterapi
a. Podofilin (tiangtur podofilin 25%)
Kulit sekitarnya dilindungi vaselin agar tidak terjadi iritasi,
setelah 4-6 jam dicuci lalu diulangi lagi setelah 3 hari, setiap kali
pemberian jangan melebihi 0,3 cc.
b. Asam Trikloro asetat
Konsentrasi 50% dioles setiap minggu dapat diberikan pada
wanita hamil.
c. S. fluorourasil
Konsentrasi 1,5% dalam krim, dipakai terutama pada lesi meatus
uretra, pemberiannya setiap ahri sampai lesi hilang. Sebaiknya
penderita tidak miksi selama 2 jam setelah pengobatan.
2. Bedah listrik
3. Bedah beku
4. Bedah skapel
5. Laser karbondioksida
6. Interveron suntikan i.m atau intralesi dan topikal) dosis 4-6 mu 3
seminggu selama 6 minggu.
7. Immunoterapi
Penyulit -
Informed Consent
(tertulis) Perlu
Lama Perawatan -
Masa Pemulihan -
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dengan
ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kesalahan, kekeliruan
dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana
mestinya.
DITETAPKAN DI : PALU
PADA TANGGAL : MARET 2008
DIREKTUR
RUMAH SAKIT WOODWARD PALU
dr. TRIJANTO
Tembusan disampaikan Yth :
Ketua Badan Pembina Rumah Sakit Woodward Palu.
Koordinator :
Sekretaris :
Anggota :
DIREKTUR
RUMAH SAKIT WOODWARD PALU
dr. TRIJANTO