1. SCABIES
1. Kriteria Diagnostik :
Gatal pada malam hari dan dapat menyebar dalam satu keluarga / kelompok.
2. Pemeriksaan Klinis:
Dijumpai papul dan vesikel di sela jari tangan, pergelangan tangan, lipat ketiak bagian depan,
areala mamma, umblikus, bokong, genitalia externa (laki-laki) dan perut bagian bawah. Pada bayi
telapak tangan dan telapak kaki.
3. Diagnosa Banding
- Prurigo Hebra
- Pedikulosis Kapitis
- Dermatitis
4. Pengobatan
- Sitemik:
Antihistamin diberikan menurut usia / berat badan pada bayi dan anak
Antibiotika diberikan apabila ada infeksi sekunder (menurut usia atau berat badan.
- Lokal :
Untuk anak :
Sulfur 4 6 % selama tiga hari pada malam hari.
Scabimite Krim (12 jam)
Scabisid cream 12 jam
Bila basah dikompres
2. IMPETIGO
1. Kriteria Diagnostik :
- Biasanya mengenai anak-anak / bayi : keluhan subjektif tidak ada
- Secara klinis dibagi menjadi dua yaitu :
Impetigo Krustosa : terutama pada sekitar mulut, krusta kekuningan atau kehitaman dan
eritena
Impetigo Bulosa : lesi bula purulen dan bula hipopian yang dijumpai pada badan, lengan
atas, lipatan bawah.
2. Diagnosa Banding :
- Varicella
- Luka Bakar
3. Pengobatan :
491
Forward To Serving Better
- Topical : Pustul atau bula dipecah, dicuci dengan antiseptica krusta diangkat diberikan salep
antibiotika.
Yang dianjurkan :
Dikompres dengan NaCI 0.9 % selama 15 menit / 1 jam
Setelah kering di oleskan salep antibiotik :
3. DERMATOFITOSIS (TINEA)
1. Kriteria Diagnosis: disebabkan jamur dermatofita, berdasarkan lokalisasidisebut:
- Tinea kapitis (dirambut da dikulit kepala) NO.ICD B.35.0
- Tinea korporis (dibadan) NO.ICD B.35.4
- Tinea manus (ditangan) NO.ICD B.35.2
- Tinea krusis (dilipat paha) NO.ICD B. 35.6
- Tinea pedis (dikaki) NO.ICD B.55.3
- Tinea unguium (dikuku) No.ICD B.35.1
- Tinea barbae (didaerah jambang/jenggot) NO.ICD B.35.0
2. Gambaran Klinis :
Penderita mengeluh rasa gatal terutama bila berkeringat. Rasa gatal, lesi berbentuk anular, sirsiner
dan polisiklik berbatas tegas. Meluas secara centrifugal dengan bagian tengah tenang dan bagian
pinggir aktif terdiri dari papul, vesikel, eritem dan skuama.
3. Diagnosa Banding
- Dermatitis seboroik
- Kandidiasis
- Psoriasis
- Dermatitis numularis
- Pitiriasis rosea
5. Terapi
- Umum : menjaga kebersihan
- Sitemik:Griseofulvin 1% 500mg/hari, antihistamin (bila gatal), ketoconazol 200mg/hari selama
2 minggu
- Local : krim ketokonasol
492
Forward To Serving Better
6. Penyulit : Infeksi sekunder
7. Informed Consent : Tidak perlu
8. Lama Perawatan : -
9. Masa Pemulihan : -
10. Output : sembuh total, dapat kambuh apabila faktor pencetus (kelembaban)
11. P A : Tidak perlu
12. Otopsi / Risalah Rapat : Tidak Perlu.
4. DERMATITIS KONTAK
1. Nama Penyakit : Dermatitis Kontak
2. Gambaran klinis : Akibat kontak langsung dengan suatu bahan tertentu (zat iritan : asam atau alkali,
allergen : tumbuh-tumbuhan, kosmetik : nikel). Gatal atau panas pada tempat-tempat yang terkena
bahan tersebut. Morfologi: eritema, edema, papul, vesikel, bula, erosi, skuama. Tempat yang sering:
punggung tangan leher muka, tungkai bawah.
3. Diagnosa Banding :
- Dermatitis atopik
- Dermatomikosis
4. Pemeriksa penunjang : untuk mencari bahan yang dicurigai tertempel. Bila curiga Dermatomikosis,
dilakukan kerokan kulit dengan KOH 10%.
6. Terapi
1. Umum :
Hindari bahan penyebab.
2. Farmakologi :
Sistemik : Bila perlu diberikan kortikosteroid tab, CTM tab, Larataditas
Topikal : bila basah kompres. BIla kering salep kortikosteroid.
5. DERMATITIS ATOPIK
1. Nama Penyakit/ Diagnosis : Dermatitis Atopik
7. Penyulit : Karena kronis dapat terjadi kerato konus. Infeksi sekunder, Asma bronkiale, Rinitis alergi
Dependen terhadap steroid (hati-hati efek samping).
9. Lama Perawatan : Penyakit atopik memerlukan observasi lebih lama karena risiditif.
6. DERMATITIS SEBOROIK
1. Nama Penyakit / Diagnosis : Dermatitis Seboroik
4. Pemeriksaan Penunjang : Bila curiga dermatok mikosis, lakukan kerokan kulit dengan KOH
494
Forward To Serving Better
10% (menyingkirkan diagnosis).
7. PRURIGO HEBRA
1. Nama Penyakit/Diagnosis : Prurigo Hebra
2. Kriteria Diagnosis : - Lesi yang dijumpai : Simetris, palimorf berupa papul, ekskoriasi,
klarifikasi, kel getah bening ingual melalui lokalisasi : diekstramitas terutama eksternal dan muka.
- Sifat : kronis, gatal gigitan nyamuk.
8. HERPES ZOOSTER
1. Nama Penyakit/Diagnosis : Herpes Zooster
2. Kriteria Diagnosis : Radang kulit akut dengan kelainan berupa vesikel berkelompok diatas dasar
eritematus sepanjang persarafan sensorik sesuai dengan dermatom biasanya untilateral.
3. Diagnosis Banding : Dermatitis Kontak
5. Konsultasi : Spesialis Kulit, Mata (pada HZ oftalmikus), saraf (bila disertai post hipertic
neuralgia).
495
Forward To Serving Better
6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap bila HZ oftalmikus.
7. Terapi : Sistematik :
- Analgesik
- Antibiotik bila perlu
Topikal :
Bedak talk.
Pada stadium dini dan bila mampu berikan asiklovir sistemik 5x 800
mg/hari.
12. Output : Sembuh total, pada orang tua dapat timbul post herpetic neuralgia
9. ACNE VULGARIS
1. Nama Penyakit/Diagnosis : Akne vulgaris
7. Terapi : 1. Sistematik
- Tetrasiklin
- Eritromisin
2. Lokal
Losi kumerfeldi, retina A 0,05 cream, Eritrimisin cream
3. Umum:
Kebersihan muka, diet lemak, makanan merangsang/ pedas .
496
Forward To Serving Better
10. VITILIGO
1. Kriteria diagnosa : Pasien yang datang dengan gangguan kosmetik
2. Gambaran Klinis :
- Lesi berupa macula hipopigmentasi yang meluas
- Lokasi : bagian ekstensor, mulut terutama diatas, perorifisial sekitar mata, mulut dan hidung,
tibialis anterior dan pergelangan tangan bagian fleksor, genital eksterna,
- Bilaterial dapat simetri atau asimetri
3. Diagnosa Banding : nevus depigmentasi, tuberus klemin, pytriasis versicular vesivular, pytriasis
alba hipopigmentasi pasca inflamasi.
4. Pengobatan :
- Umum : dapat menggunakan cover mask
- Sistemik: Psoralen 0,6 mg/kgbb, makan 2 jam sebelum penyinaran selama 6 bulan sampai
setahun
- Topical : korticosteroid potensi tinggi : betametason valeroid 0,1% atau klobetasol propionate
0,05%.
3. Pemeriksaan Penunjang : Kerokan kulit dengan KOH 10% (adanya hifa-hifa pendek). Pemeriksaan
dengan lampu Wood (fluoresensi warna kuning kehijauan).
8. Lama perawatan : -
9. Masa pemulihan -
10. Output : Sembuh, meninggalkan bekas bercak-bercak putih, perlu waktu lama untuk
pemulihannya.
2. Diagnosis Banding : Ada beberapa penyebab eritroderma (underlying disease), sebaiknya dicari
(psoriasis, D. seboroik, Drug eruption, D. kontak,keganasan).
3. Pemeriksaan Penunjang : Biopsi kalenjar dan kulit bila ada kecurigaan keganasan.
5. Perawatan Rumah Sakit : Rawat Inap segera dengan pengawasan Spesialis Kulit dan Kelamin
6. Terapi : 1. Sistemik :
Prednisone 20 30 mg/perhari, tapering off bila lebih 2 minggu, Diet, TKTP, Rendah
garam.
2. Lokal :
Emolien dioleskan berselang seling pada sebagian (40 %) luas permukaan kulit.
1. Gambaran Klinis
Kelainan terutama mengenai saraf perifer, kulit dan organ lain, kecuali susunan saraf pusat (SSP).
Gambar kulit dapat berupa macula hipopigmentasi, eritema atau infiltrate eritematosa dengan hipo /
anestesi. Gangguan pada saraf perifer dapat meliputi saraf otonom (gangguan sekresi kelenjar),
saraf motorik (atrofi otot) atau saraf sensorik (anestesi).
Catatan :
- Tipe pausibasiler : lesi berupa makula atau infiltrate eritem berbatas tegas, jumlah < 5, BTA (-), tes
lepromin (+)
- Tipe multibasiler : lesi berupa infiltrasi eritematosa, batas tidak tegas, difus, jumlah . 5, BTA (+),
tes lepromin
2. Diagnosis Banding
Tipe TT dan BT
- Dermatofitosis
- Pitiriasis versikolor
Tipe BL dan LL
- Psoriasis
- Pitiriasis
- Sifilis stadium II
3. Pemeriksaan Penunjang :
- Pemeriksaan apisan kerokan kulit lesi yang paling aktif untuk menemukan basil tahan asam
dengan pewarnaan Ziehl Nielsen.
- Pemeriksaan hispatologi.
4. Terapi :
Untuk tipe pausibasiler
- DDS 1 2 mg/kgbb. Dewasa > 50 kg : 100 mg/hari
Dewasa < 50 kg : 50 mg/hari
- Rifampisin : 600 mg/bulan
- Lama terapi 6 bulan ( maksimal diselesaikan dalam 9 bulan ), diikuti periode release from
treatment (RFT) sampai 2 tahun sebelun memasuki masa release from control (RFC)
5. Perawatan RS : tidak diperlukan kecuali bila ada komplikasi, misalnya reaksi MH berat, luka
dengan komplikasi atau untuk operasi rehabilitasi.
Pemeriksaan fisik
- Pada kulit berupa eritematosa, berbatas tegas, bersisik atau basah, dikelilingi lesi berupa papul
eritematosa, vesikel atau pustule. Pada lipat kuku infiltrate eritematosa, edem, kadang disertai rasa
nyeri.
- Pada kuku berupa penebalan kuku, keras, berlekuk, berwarna kecoklatan, tidak terdapat debris
subungual, kadang kadang rapuh.
1. Diagnosis Banding
- Kandidosis kutis
- Dermatitis
- Eritrasma
- Dermatofitosis
- Kandidosis kuku (paronikia dan onikia)
- Paronikia bacterial
- Tinea unguium
- Psoriasis kuku
- Liken planus
2. Pemeriksaan Penunjang :
- KOH 20 % untuk sediaan langsung kerokan kulit atau kuku.
- Gram untuk melihat elemen jamur berupa pseudohifa dan blastospora.
3. Terapi
Topikal (lesi tidak luas)
- Krim / salep nistatin
- Solusio / krim golongan azol, misalnya mikonazol, klotrimazol
- Bebat oklusif dan pengikiran kuku setiap hari pada kandidosis kuku
Umum
- Hilangkan factor predisposisi misalnya kelembaban, diabetes mellitus, pengobatan steroid
- Hilangkan sumber infeksi disaluran cerna dengam nistatin oral.
15. URTIKARIA
Kriteria Diagnosis : Edema setempat (urtika) yang berwarna kemerahan atau keputihan. Lesi
tiba-tiba dan menghilang dengan cepat. Kadang-kadang disertai rasa panas dan gatal.
5. Terapi : 1. Umum :
Anti histamin ditambah dengan kortikosteroid.
Lokal : Tidak perlu.
6. Penyulit : Angiodema, edema tidak hanya dikutis saja, tetapi sampai disubkutis.
Ketergantungan steroid, efek samping steroid.
16. PSORIASIS
1.Kriteria Diagnosis : Laesi macula atau plakeritematosa dengan skuama putih diatasnya.
Sering terdapat pada siku, lutut, kulit kepala dan sacrum. Bersifat kronik residif.
3. Pemeriksaan Penunjang :
Biopsi kulit (untuk membantu menengahkan diagnosis).
Kerokan kulit dengan KOH 10 % (untuk menyingkirkan dermatifitosis)
6.Terapi :
1. Sistemik :
Antihistamin, kadang-kadang perlu minor tranguil lizer.
Kortikosteroid sistemik tidak dianjurkan (sering terjadi fenomena rebound yang dapat
berkembang menjadi eritroderma).
2. Topikal :
501
Forward To Serving Better
Salep campuran yang terdiri dari ligour carbonas terganas 5, asam salisil 5 %. Pada lesi tidak
terlalu luas dapat diberikan salep kortikosteroid.
7. Penyulit : Eritroderma.
8. Informend Consent : Tidak perlu.
9. Lama Perawatan : -
10. Masa Pemulihan : -
11. Output : Rekureus, Kronik Residif.
12. Patologi Anatomi : PA dari Biopsi kulit untuk memastikan diagnosis.
13. Autopsy / Risalah Rapat : Tidak perlu.
3. Konsultasi : bagian mata, THT, penyakit dalam atau anak, bila perlu ICU
4. Perawatan RS :
- Rawat inap segera
- Ruangan isolir yang steril atau ICU
5. Pengobatan :
- Umum : hentikan obat yang dicurigai, atasi keadaan gawat darurat bila syok / perluinfus untuk ggn
keseimbangan cairan dan elektrolit infus dextroid 50% gr 20x1, perdrahan transfuse.
- Sistemiks
Deksametosan : dewasa 4-6 x 5mg/hari bila teratasi ganti prednisone oral 20 mg/hari, anak
anak 1 mg/kgbb batas IV 0,2 0,5 mg/hari/6 jam. Bila mulai berkurang ganti dengan
prednisin oral.
Antibiotik gentamisin IM atau eritomisin
- Local :
Bergantung kelamin kulit : sufratul atau krim sulfadiazine
Kompres, krim korticosteroid
- Diet
Informed Consent : perlu, tertulis
Lama perawatan : 2 4 minggu rawat inap
1. Diagnosis Banding
- Gonore
- Trikomoniasis
- Kandidosis vaginalis
- Vaginosis bakterial
2. Pemeriksaan penunjang :
Sediaan gram
- Tidak dijumpai gonokokus dan elemen kandida. Leukosit lebih dari 4/lapang pandang besar.
Makroskopis benang benang kasar dalam urine.
3. Terapi :
Farmakologis
- Tetrasiklin HCI 4500 mg selema 1 minggu atau Doksisiklin 2100 mg selama 1 2 minggu :
Azitromisin 1 gram dosis tunggal per oral
- Eritomisin 4500 mg selama 1 minggu pada ibu hamil
- Pasangan seksual perlu diobati
Nonfarmokologis
- Penyuluhan pada pasien.
19. GONORE
Kriteria Diagnosis :
Pada laki laki
- Gejala subyektif berupa disuri, rasa panas saat miksi, nyeri waktu ereksi, pus keluar dari
Orifisium uretra eksternal, pada coitus suspectus.
- Obyektif terlihat eriterma, edem sampai ektropion orifisium uretra eksternal. Fluksus
Mukopurulen sampai purulen, berbau
Pada perempuan
- Dapat asimtomatis
- Gejala obyektif berupa leukore, fluksus mukopurulen keluar dari orifisium serviks, berbau.
Pada konjungtiva
- Konjungtiva bengkak, merah dan secret mukopurulen
- Dapat pada bayi baru lahir dari ibu penderita servisitis gonore.
14. Terapi :
- Penisilin prokain G 3 juta IU im dengan probenesid 1 gram.
- Pilihan lain :
Triamfenikol 3,5 gr dosis tunggal
Gol. Quinolon : Ciprofloxacin 500 mg (21), Otoxacin 400mh/hari, Narfloxacin 600mg/hari
20 SIFILIS
STADIUM I
Dasar diagnosis :
a. Klinis : ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, terdapat indurasi, tidak nyeri, terdapat pembesaran
kelenjar getah bening regional.
b. Laboratorium :
- Tes serologi sifilis : pada saat ini dapat (+) atau (-)
- Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap dan Burry : (+) atau (-)
STADIUM II
Dasar diagnosis :
a. Klinis : terdapat lesi kulit yang tidak gatal, disertai pembesaran kelenjar getah bening Generalisata.
b. Laboratorium
- Pemeriksaan dari lesi dengan mikroskop lapangan gelap dan Burry : (+) / (-)
- Tes serologi sifilis : RPR (++); VDRL (+) titer > 1:8; TPHA (+) titer tinggi
Pengobatan :
Obat pilihan :
Benzatin pensilin G dengan dosis tergantung stadium
Std I & II : 4,8 juta unit
Std Late : 7,2 juta unit
Cara pemberian : injeksi intramuscular, 2,4 juta unit / kali dengan interval 1 minggu
Obat alternatif :
Tetrasiklin* 4x500 mg/hari atau
Eritromisin 4x500 mg/hari atau
Dokdidiklin* 2x100 mg/hari
Lama pengobatan 15 hari (std I II) atau 30 hari (std laten)
504
Forward To Serving Better
Evaluasi TSS (VDRL)
1 bulan sesudah pengobatan selesai, ulangin TSS :
a. Titer : tidak diberi pengobatan lagi
b. Titer : pengobatan ulang
c. Titer tetap : tunggu 1 bulan lagi
1 bulan sesudah c :
Titer : tidak diberi pengobatan
Titer : atau tetap : pengobatan ulang
Pemantauan TSS :
Pada bulan ke I, III, VI, XII, dan setiap 6 bulan pada tahun ke 2 .
Kriteria sembuh :
Lesi menghilang, kelenjar getah bening tidak teraba lagi; dan TSS VDRL (-)
2. Dagnosis banding
- Uretritis gonore
- Uretritis non spesifik
3. Pemeriksaan Penunjang :
- Pemeriksaan laboratorium sediaan hapus, pewarnaan gram.
- Pemeriksaan dengan KOH
- Biakan media Sabourauds dextrose agar
4. Konsultasi :
- Dokter spesialis kulit & kelamin
- Dokter spesialis penyakit dalam
- Dokter spesialis kandungan
6. Terapi :
- Mycostatin vaginal tablet 2x perhari selama 2 minggu
- Ketoconazol tablet 1x400 mg perhari, per oral selama 5 hari
- Itrakonazol 2x200 mg
7. Penyulit :
- Kronis, bisa terjadi infeksi di kulit dan mukosa
- Penderita diabetes dan kehamilan
2. Dagnosis banding
- Kandidiasis vaginaifik
- Trikomoniasis
- Proses keganasan pada serviks
3. Pemeriksaan Penunjang :
Sediaan basah (Clue cells) :
- Penentuan PH urine
- Test amine (Whiff test)
4. Konsultasi :
- Dokter spesialis kulit & kelamin
- Dokter spesialis kandungan
5. Perawatan RS : rawat jalan
6. Terapi : Metronidazole 2x500 mg/hari, oral selama 5 7 hari atau 2 gr dosis tunggal
23. TRIKOMONIASIS
1. Kriteria Diagnosis :
- Sering tanpa keluhan yang nyata, dapat disertai gatal dan agak sakit di dalam penis / vagina
- Keluar cairan kuning hijau dari vagina
2. Dagnosis banding :
- Uretritis non spesifik
- Gonore
- Kandidiasis vagina
4. Konsultasi :
- Dokter spesialis kulit & kelamin
- Dokter spesialis kandungan
- Dokter bagian mikrobiologi
506
Forward To Serving Better
5. Perawatan RS : rawat jalan
2. Dagnosis Banding :
1. Keratosis seboroik
2. Nevus pigmentosus.
3. Keratosis senilis
4. Tumor jinak
5. Melanoma malignum
3. Pemeriksaan Penunjang :
1. Biopsi :
- Insisional : pada tumor yang besar
- Eksistonal : bentuk seperti dadu, diambil dengan jaringan sehat di sekeliling tumor, tapi sayatan
tidak boleh kurang dari 0,5 cm dari tepi tumor.
2. Aspirasi Biopsi.
4. Pengobatan :
Cara yang menghasilkan :
a. Derajat kesembuhan tinggi.
b. Hasil kosmetik sebaik mungkin.
1. Pembedahan :
Tindakan yang utama :
1. Daerah wajah :
Eksisi dan dalam dengan jarak sayatan 0,5 cm dari pinggir sayatan tumor, lalu
diperiksa histopatologi pinggir sayatan apakah masih mengandung sel tumor atau
tidak.
2. Daerah tungkai/badan :
Eksisi luas dan dalam sejauh 1 cm dari pinggir indurasi tumor.
2. Radioterapi :
4. Cara Kemoterapi :
1. Topikal 5 fluoro urical (Efudox), 1 5 % 2 x 1 hari selama 2 3 minggu.
2. Sistemik
Bliomicin 15 30 mg IV 1 x /hari.
2. Pemeriksaan Penunjang :
1. Biopsi
2. Aspirasi Biopsi
3. Pentahapan TMN :
1. Tumor : To,T1, T2, T3, T4
2. KGB : N, Mo, N1, N2, N3
3. Metastase : M, Mo, Mia, Mib.
4. Pengobatan ::
1. Tindakan bedah adalah pengobatan tumor T2, Mo, No.
Tumot dengan metastase dikirim kebagian Onkologi (Klinik Kanker)
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
Sistemik : Bleomicin.
Dosis total : 30 mg, kombinasi dengan MTX 50 mg/hari.
Cipslatin : 60 mg / hari
3. Pengobatan :
1. Bahan Akustik
Contoh : Trichloroasetas 50 %, As NO3 25 %
2. Bedah Listrik.
4. Prognosis baik.
508
Forward To Serving Better
2. Deffrerensial Diagnosa :
1. Veruca vulgaris
2. Condiloma lata
3. Carcinoma sel skuamosa
3. Pengobatan :
1. Kemoterapi
a. Asam tricloroacetat 50 %
Dioleskan setiap minggu, tapi harus hati hati dapat menimbulkan ulkus.
b. Podofilin 25 %
Disekitar lesi dioleskan Vasilin, kemudian dioleskan 3 kali sehari.
c. 5 flou uracil konsentrasi 1 5 %.
3. Pengobatan : Prinsip pengobatan adalah mengeluarkan massa putih yang mengandung badan
moluskum. Dipakai alat ektraktor komedo, jarum suntik atau kuret. Cara lain : Elektrokuretase
bedah beku.
4. Prognosa baik
509