Anda di halaman 1dari 18

Mekanisme Kerja Ginjal dan Pembentukan Urine

Skenario 6
Tn. Ali berumur 35 tahun, minta ijin ke toilet sewaktu rapat, sebelum rapat minum 3
gelas air putih.

PENDAHULUAN
Dalam mempertahankan hidupnya, manusia perlu mempertahankan
homeostatis tubuhnya, seperti stabilitas konsentrasi garam, asam, elektrolit dalam
lingkungan cairan internal. Jika keseimbangan cairan tubuh sesorang terganggu, maka
sel-sel dalam tubuh orang tersebut akan terganggu atau mati. Sel-sel yang rusak atau
mati berpengaruh besar terhadap keutuhan suatu jaringan dan organ dan suatu
individu. Maka dari itu, homeostatis yang terganggu dapat berakibat fatal bagi suatu
individu dan dapat menyebabkan kematian.
Ginjal merupakan suatu organ yang berfungsi mempertahankan homeostatis
tubuh manusia dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, khususnya
elektrolit dan air dan dengan membuang semua bahan sisa metabolik (kecuali CO2).
Ginjal mengeluarkan bahan yang tidak diinginkan atau berlebih di dalam tubuh
manusia, dan dikeluarkan melalui urin.
Dalam pembahasan di bawah ini, akan dibahas mengenai struktur ginjal,
mekanisme kerja ginjal (filtrasi, reabsorbsi, sekresi) dan mekanisme pembentukan
urine.

PEMBAHASAN
I.

Struktur makroskopis Ginjal


Ginjal terletak retroperitoneal pada dinding abdomen posterior.

Gambar No. 01 Struktur Makroskopis Ginjal

Gambar No. 02 Struktur Makrosposis Ginjal

Gambar No. 03 Peletakan Ginjal

Ginjal di dalam tubuh terdiri dari ginjal kanan dan ginjal kiri. Bentuknya
ovoid dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm, berwarna
merah kecoklatan. Lokasinya retroperitoneal, dengan ginjal kanan lebih rendah
daripada ginjal kiri karena terdapat lobus kanan hati di atasnya. Biasanya posisi ginjal
kiri dalah pada costae 11 hingga vertebra lumbar-2 (T11-L2), sedangkan ginjal kanan
adalah pada costae 12 hingga vertebra lumbar-3 (T12-L3).4,5,6,7
Pada anterior renalis sinistra berbatasan langsung dengan dinding dorsal
gaster, pancreas, limpa, vasa lienalis, usus halus dan fleksura lienalis. Sementara pada
bagian anterior renalis dextra berbatasan dengan lobus dextra hepar, duodenum pars
descendens dan usus halus. Pada bagian posterior renalis dextra dan sinistra
berbatasan dengan diafragma, m.psoas major, m. quadratus lumborum, m. transversus
abdominis(aponeurosis), n.subcostalis, n.iliohypogastricus, a.subcostalis, aa.lumbales
1-2(3), iga 12 (ginjal kanan) dan iga 11-12 (ginjal kiri). 4,5,6,7
Hilum ginjal adalah tempat masuknya arteri renalis, vena renalis, dan pelvis
renalis meninggalkan sinus renalis. Pada hilum ini, vena renalis adalah anterior
terhadap arteri renalis yang juga anterior terhadap pelvis renalis. 4,5,6,7
Setiap ginjal memilki 3 regio, yaitu kortex, medula dan pelvis renalis. Setiap
ginjal memiliki permukaan anterior dan posterior, margin medial dan lateral sehingga
membuatnya berbentuk seperti kacang merah, dan memiliki kutub superior dan
inferior. 4,5,6,7
Pelvis renalis adalah batas superior dari ureter yang berbentuk rata dan seperti
corong yang memanjang. Pelvis renalis menerima 2-3 major calices, yang mana
setiap calyx major menerima 2-3 calix minor. Setiap calyx minor terdapat sebuah
papila renalis, yang mana papila renalis ini merupakan ujung (apex) dari piramida
renalis. Pada orang hidup, pelvis renalis dan calisesnya biasanya collapsed
(kosong).4,5,6,7
Ureter berjalan inferior dari ginjal, melalui pelvic brim pada percabangan
arteri iliaca. Berjalan sepanjang dinding lateral pelvis dan memasuki vesica
urinaria.4,5,6,7
Bagian superomedial ginjal normalnya berkontak dengan kelenjar suprarenal
(adrenal) yang ditutupi oleh kapsula fibrosa dan bantalan lemak perineal. Septum
renal fascia memisahkan kelenjar ini dari ginjal. Fungsi kelenjar ini adalah sebagai
kelenjar endokrin yang mensekresi kortikosteroid dan hormon androgen serta
epinefrin dan norepinefrin. 4,5,6,7

Ginjal diperdarahi oleh arteri atau vena renalis. A. renalis merupakan


percabangan dari aorta abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava
inferior. Setelah memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi
arteri interlobaris yang akan memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu
segmen superior, anterior-superior, anterior-inferior, inferior serta posterior. A.renalis
anterior dan posterior akan bertemu di lateral pada garis Broedel. Kemudian
percabangan a.renalis (a.interlobaris) tersebut kemudian masuk ke dalam pyramid
renalis dan mempercabangkan a.arcuata yang kemudian akan bercabang lagi menjadi
a.interlobularis yang terletak di sepanjang cortex. Arteri interlobularis ini kemudian
membentuk arteriola afferen pada glomerolus. Sementara pembuluh balik ginjal
berjalan mengikuti nadinya setelah berkumpul di v.interlobularis akan masuk ke
dalam v.arcuata kemudian ke dalam v.renalis dan akan bermuara pada v.cava
inferior.4,5,6,7
Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis.Untuk persarafan
simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major,
n.splanchnicus imus dan n.lumbalis.Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen
viseral. Sedangkan persarafan simpatis melalui n.vagus.8
II

Struktur Mikroskopis Ginjal


Tubulus uriniferus yang terdapat pada ginjal sebagai suatu unit fungsional

ginjal terdapat dua bagian yaitu nefron yang menampung filtrat dari darah yang
terbentuk dalam massa kapiler berkelok pada ujung proksimalnya dan mereabsorbsi
komponen tertentu yang perlu ditahan dan bagian yang kedua adalah duktus koligens
yang berfungsi menyalurkan urin ke pelvis ginjal.9,10
Setiap satu buah ginjal normal manusia dewasa dapat mengandung 1-4 juta
unit nefron.Setiap 1 unit nefron terdiri atas corpus renalis, tubulus kontortus
proksimal, bagian tipis dan tebal lengkung Henle serta tubulus kontortus distal.Unsurunsur nefron tertanam pada lamina basalis yang dilanjutkan dengan sejumlah kecil
jaringan penyambung organ. 9,10
Nefron dapat dibedakan atas dua jenis yaitu nefron kortikalis

yang

glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks dengan lengkungan henle yang
pendek tetapi tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai
pada zona luar medulla dan nefron juxta medullaris yaitu nefron yang glomerulinya

terletak pada bagian dalam dari korteks dekat hubungan korteks-medulla dengan
lengkungan henle yanng panjang dan turun jauh kedalam sampai zona dalam medulla
sebelum berbalik dan kembali ke korteks. Pada manusia kira-kira 85 % merupakan
nefron kortikalis dan 15 % merupakan nefron juxta medullaris.Sebuah nefron terdiri
dari sebuah komponen penyaring yang disebut corpus (atau badan Malphigi) dan
tubulus. 9,10
Bagian-bagian dari nefron, terdiri dari kesatuan antara glomelurus dengan
kapsula Bowman membentuk korpuskula renalis (disebut juga badan Malphigi).
Korpuskula renalis berlanjut menjadi tubulus kontortus proksimal.Setiap korpuskula
mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam
kapsula Bowman.Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen.Dinding
kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. 9,10
Glomerolus yangmerupakan anyaman pembuluh darah kapiler dan cabang
dari arteriol aferen. Setelah memasuki korpuskula renalis, arteriol aferen biasanya
bercabang menjadi dua sampai lima cabang utama yang masing-masing bercabang
lagi menjadi jala-jala kapiler. Glomerolus terdiri dari dua lapis epitel membran yaitu
lapisan parietal dan visceral.Lapisan parietal luar membentuk dinding korpuskel luar
dan parietal dalam melapisi kapiler-kapiler.Lapisan visceral terdiri dari podosit. 9,10
Kapsula Bowman merupakan epitel berdinding ganda. Lapisan luar kapsula
Bowman terdiri atas epitel selapis gepeng, dan lapisan dalam tersusun atas sel-sel
khusus

yang

disebut

podosit

(sel

kaki)

yang

letaknya

meliputi

kapiler

glomerulus.Antara kedua lapisan tersebut terbentuk rongga kapsul Bowman.Sel-sel


podosit, membrana basalis, dan sel-sel endotel kapiler membentuk lapisan (membran)
filtrasi yang berlubang-lubang yang memisahkan darah yang terdapat dalam kapiler
dengan ruang kapsuler. Sel-sel endotel kapiler glomerulus mempunyai pori-pori sel
lebih besar dan lebih banyak daripada kapiler-kapiler pada organ lain. Hasil filtrasi
cairan darah pada glomerulus atau disebut cairan ultrafiltrat (urin primer) selanjutnya
ditampung pada rongga kapsul. 9,10
Tubulus kontortus proksimal merupakan saluran panjang yang berkelok-kelok
mulai pada korpuskula renalis berlanjut menjadi lengkung Henle. Tubulus kontortus
proksimal (TKP) biasa ditemukan pada potongan melintang korteks.TKP dibatasi oleh
epitel kubus selapis dengan apeks sel menghadap lumen tubulus memiliki banyak
mikrofili membentuk brush border.Permukaan mikrovili brush border berperan
membantu reabsorbsi berbagai zat yang terdapat dalam cairan ultrafiltrat. Pada

reabsobsi, sitoplasma apikal sel mempunyai banyak kanakuli berasal dari dasar
mikrovili. 9,10
Ansa henle terdapat pada berkas medulla dan medulla. Ansa henle atau
lengkung henle memiliki segmen tipis yang mirip dengan kapiler tetapi tidak terdapat
darah di lumennya. Terdapat tiga bagian pada lengkung henle yaitu segmen tebal
desenden atau biasa disebut juga dengan tubulus rektus proksimal yang mirip dengan
tubulus kontortus proksimal, segmen tipis dan segmen tebal asenden yang biasa
disebut juga dengan tubulus rektus distal yang mirip dengan tubulus kontortus
distal.9,10
Tubulus kontortus distal (TKD) merupakan epitel selapis kuboid rendah yang
bersifat basofil. TKD memiliki inti sel yang berdekatan serta lumen yang jelas karena
tidak terdapat brush border. Pada TKD juga terdapat macula densa yang menempel
dekat glomerolus. 9,10
Aparatus Justagromerularterdapat di atas badan malpighi terdapat aparatus
atau kompleks juxtaglomerulus, terdiri

dari sel-sel juxtaglomerulus yang akan

menghasilkan renin. Sel-sel mesangial ekstraglomerular/ sel polkisen/sel lacis yang


mungkin menghasilkan eritropoetin. Makula densa yang sebagai sensor osmolaritas
cairan di dlm tub distal. Duktus koligens berada di berkas medulla dan medulla yang
memiliki epitel kuboid yang memiliki sitoplasma pucat dan batas sel yang jelas.Pada
bagian medulla yang ke tengah beberapa duktus koligens bersatu untuk membentuk
duktus yang besar yang bermuara ke apeks papilla yang disebut dengan duktus
papilaris. 9,10
III

Mekanisme Kerja Ginjal


Ginjal adalah organ berbentuk lonjong, masing-masing berukuran serupa

dengan kepalan tangan.Organ tersebut terletak dekat pertengahan punggung, tepat di


bawah kerangka tulang rusuk. Ginjal adalah mesin pendaurulang yang canggih. Setiap
hari, ginjal kita menguraikan kurang lebih 200 liter darah untuk menyaring sekitar dua
liter zat-zat sisa dan air berlebihan. Bahan ampas dan air berlebihan menjadi urin,
yang mengalir ke kandung kemih melalui pembuluh yang disebut ureter.Kandung
kemih (vesica urinaria) kita menyimpan urin sampai kita miksi. 11
Bahan ampas dalam darah berasal dari penguraian jaringan aktif secara normal
dan dari makanan yang kita konsumsi. Tubuh memakai makanan untuk tenaga dan

memperbaiki diri. Setelah tubuh kita sudah mengambil apa yang dibutuhkan dari
makanan, zat-zat sisa dikirim ke darah. Bila ginjal kita tidak menghilangkannya, zat
sisa ini akan bertumpuk dalam darah dan merusak tubuh. 11
Proses penyaringan terjadi di unsur sangat kecil di dalam ginjal kita yang
disebut nefron. Setiap ginjal mengandung kurang lebih sejuta nefron. Dalam nefron,
sebuah glomerulus pembuluh darah yang sangat kecil, atau kapiler berjalin dengan
pembuluh pengumpulan air seni yang sangat kecil, yang disebut tubulus. 11
Pada awal, tubulus tersebut menerima gabungan zat sisa dan bahan kimia yang
masih berguna untuk tubuh kita.Ginjal kita membagikan bahan kimia misalnya zat
natrium, fosforus dan kalium dan mengembalikan bahan tersebut ke tubuh.Dengan
cara ini, ginjal kita mengatur tingkat bahan kimia tersebut di tubuh kita.
Keseimbangan yang tepat dibutuhkan untuk kehidupan, dan apabila berlebihan dapat
berdampak buruk. 11
Selain menghilangkan bahan ampas, ginjal kita mengeluarkan tiga hormon yang
penting, yaitu eritropoietin, atau EPO, yang merangsang sumsum tulang untuk
membuat sel darah merah. Renin, yang mengatur tekanan darah, dan kalsitriol, bentuk
aktif vitamin D, yang membantu menahan zat kalsium untuk tulang, dan untuk
keseimbangan kimia yang normal. 11
Terdapat tiga proses dasar di ginjal yang terlibat dalam pembentukan urin
adalah filtrasi glomerolus, reabsorbsi tubulus dan sekresi tubulus.

Filtrasi
Proses filtrasi berlangsung di badan Malpighi, tepatnya di
glomerulus, menghasilkan urine primer, yaitu urine yang masih
mengandung zat yang di butuhkan tubuh, seperti air, glukosa, ion Na+,
dan Ca+.11
Untuk dapat difiltrasi dari glomerolus ke kapsula bowman,
cairan harus melewati tiga lapisan yang membentuk membran
glomerolus.Tiga lapisan itu adalah dinding kapiler glomerolus yang
terdiri dari satu lapis sel endotel dan memiliki pori yang besar yang
sangat permeable terhadap H2O. Lapisan kedua adalah membran basal
yang merupakan lapisan gelatinosa yang tersisip di antara glomerolus

dan kapsula bowman.Lapisan terakhir adalah lapisan dalam kapsula


bowman yang terdiri dari podosit. 11
Filtrasi glomerolus dilakukan oleh gaya-gaya pasif. Terdapat
tiga macam gaya yang berperan dalam filtrasi glomerolus yaitu
tekanan darah kapiler glomerolus yaitu tekanan cairan yang
ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomerolus yang bergantung
pada kontraksi jantung dan resistensi terhadap aliran darah yang
ditimbulkan oleh arteriol aferen dan eferen. Tekanan yang kedua
adalah tekanan osmotic koloid plasma yang ditimbulkan oleh distribusi
tidak seimbang protein-protein plasma di kedua sisi membran
glomerolus.Gaya yang ketiga adalah tekanan hidrostatik kapsula
bowman yang ditimbulkan oleh cairan di bagian awal tubulus. Tekanan
onkotik dan tekanan hidrostatik kapsula bowman berjalan berlawanan
arah dengan filtrasi. 11
Tekanan darah kapiler glomerolus dapat dikontrol untuk
menyesuaikan laju filtrasi glomerolus (LFG) agar memenuhi
kebutuhan tubuh. Besar tekanan darah kapiler glomerolus bergantung
pada laju aliran darah di dalam masing-masing glomerolus .jumlah
darah yang masuk ke dalam glomerolus bergantung pada tekanan
darah sistemik rata-rata dan resistensi arteriol aferen. Terdapat dua
mekanisme kontrol yang mengatur LFG yaitu autoregulasi yang
ditujukan untuk mencegah perubahan spontan LFG dan kontrol
simpatis ekstrinsik yang ditujukan untuk regulasi jangka panjang
tekanan darah arteri. 11
Pada

autoregulasi

terdapat

dua

mekanisme

intrarenal.

Mekanisme miogenik adalah sifat umum otot polos vascular. Otot


polos

berkontraksi

bila

terdapat

peregangan

yang

menyertai

peningkatan tekanan di dalam pembuluh. Karena itu, arteriol aferen


secara otomatis berkontriksi ketika teregang akibat peningkatan
tekanan darah arteri yang akan membantu membatasi aliran darah ke
dalam glomerolus dalam jumlah normal meskipun tekanan arteri
meningkat. 11
Mekanisme umpan balik tubuloglomerolus yang
melibatkan

apparatus

jusktaglomerolus

adalah

kombinasi khusus sel tubular dan vascular di mana


tubulus setelah memutar balik, berjalan melewati sudut
yang dibentuk oleh arteriol aferen dan eferen sewaktu
keduanya menyatu dengan glomerolus. Kelompok selsel tubular khusus tersebut dinamakan macula densa
yang akan mendeteksi perubahan kadar garam cairan
tubulus yang melewatinya. Jika LFG meningkat, macula
densa
arteriol

mengeluarkan
aferen

adenosin

berkonstriksi

yang

menyebabkan

sehingga

aliran

darah

glomerolus berkurang dan LFG kembali normal. Melalui


mekanisme ini, tubulus suatu nefron mampu memantau
kadar garam di cairan yang mengalir melaluinya dan
mengatur laju filtrasi melalu glomerolusnya sendiri agar
cairan di awal tubulus distal dan penyaluran garam
konstan. 11
Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju

filtrasi

glomerulus antara lain. Tekanan glomerulus: semakin


tinggi tekanan glomerulus semakin tinggi laju filtrasi,
semakin tinggi tekanan osmotic koloid plasmasemakin
menurun laju filtrasi, dan semakin tinggi tekanan
capsula bowman semakin menurun laju filtrasi. Aliran
darah ginjal: semakin cepat aliran daran ke glomerulus
semakin meningkat laju filtrasi. Perubahan arteriol aferen:
apabial terjadi vasokontriksi arteriol aferen akan menyebabakan aliran
darah ke glomerulus menurun. Keadaan ini akan menyebabakan laju
filtrasi glomerulus menurun begitupun sebaliknya. Perubahan arteriol
efferent: pada kedaan vasokontriksi arteriol eferen akan terjadi
peningkatan laju filtrasi glomerulus begitupun sebaliknya. Pengaruh
perangsangan simpatis, rangsangan simpatis ringan dan sedang akan
menyebabkan vasokontriksi arteriol aferen sehingga menyebabkan
penurunan laju filtrasi glomerulus. Perubahan tekanan arteri,
peningkatan tekanan arteri melalui autoregulasi akan menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah arteriol aferen sehinnga menyebabkan
penurunan laju filtrasi glomerulus. 11

Gambar No. 04 Glomerulus12

Reabsorbsi

Proses reabsorpsi terjadi pada saluran pengumpul yang berasal


dari kapsula bowman. Pada tahap ini, zat-zat gula dan asam amino
dibawa ke darah, sedangkan urea, garam, vitamin dan zat lain yang
bercampuran dengan air membentuk urine. 11
Bahan-bahan esensial yang terfiltrasi dikembalikan ke tubuh
melalui reabsorbsi tubulus, transfer bahan-bahan dari lumen tubulus ke
dalam kapiler peritubulus.Tubulus memiliki kapasitas reaborbsi yang
besar untuk bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh.Karena itu,
hanya sedikit plasma yang terfiltrasi dan bermanfaat bagi tubuh
terdapat di urin karena sebagian besar telah direabsorbsi dan
dikembalikan ke darah. 11
Reabsorbsi tubulus melibatkan transpor transepitel. Terdapat
beberapa tahap pada transpor transepitel, yaitu:
-bahan harus meninggalkan cairan tubulus dengan melewati membran
luminal sel tubulus
-bahan harus melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya
-bahan harus melewati membran basolateral sel tubulus untuk masuk
ke cairan interstisium
-bahan harus berdifusi melalui cairan interstisium
-bahan harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke plasma darah.

Semua tahap dalam transpor transepitel merupakan reabsorbsi


pasif yang tidak menggunakan energi, sementara itu reabsorbsi aktif
berlangsung jika salah satu dari tahap tersebut memerlukan
energi.Bahan yang secara aktif direabsorbsi penting bagi tubuh
misalnya glukosa, asam amino, dan nutrien organik lainnya. 11
Terdapat dua macam reabsorpsi, yaitu reabsorpsi obligate dan
reabsorbsi fakultatif. Reabsorbsi obligatif berlangsung di tubulus
kontortus proksimal hingga tubulus kontortus distal pada semua
keadaaan dan jumlah volume urine sama. Reabsorpsi fakultatif
berlangsung di tubulus kontortus distal hingga tubulus kolektivus, pada
kondisi tertentu di bantu hormone antidiuretika atau ADH(reabsorpsi
air) dan hormone paratiroid / PTH (reabsorpsi kalsium). Di hasilkan
urine sekunder atau filtrat tubulus . 11
Proses sentral yang sebagian besar proses reabsorbsi sedikit
banyak berkaitan adalah reabsorbsi aktif Na+ yang dijalankan oleh
suatu pembawa Na+ K+ATPase dependen energi di membran
basolateral hampir semua sel ke sel tubulus. Reabsorbsi Na+
berlangsung di awal nefron secara konstan dan tidak diatur, tetapi di
tubulus distal dan koligentes, reabsorbsi sebagian kecil Na+ yang
terfiltrasi bersifat variabel dan berada di bawah kontrol, bergantung
terutama pada sistem renin angiotensin. 11
Reabsorbsi Na+ pada tubulus proksimal berperan penting dalam
reabsorbsi glukosa, asam amino, H20, Cl- dan urea sedangkan pars
ascendens ansa henle bersama dengan reabsorbsi Cl- bereperan sangat
penting dalam kemampuan

ginjal menghasilkan

urin dengan

konsentrasi dan volume bervariasi, bergantung pada kebutuhan tubuh


untuk menghemat atau mengeluarkan H2O. 11
Sistem hormon terpenting dan paling terkenal yang terlibat
dalam regulasi Na+ adalah sistem rennin angiostensin aldosteron.Sel
granular apparatus jukstaglomerolus mengeluarkan suatu hormon
enzimatik yaitu rennin ke dalam darah sebagai respon terhadap
penurunan NaCl.Setelah dikeluarkan ke dalam darah, rennin bekerja
sebagai

enzim

untuk

mengaktifkan

angiotensinogen

menjadi

angiotensin I. Angiotensinogen adalah suatu protein plasma yang

disintesis oleh hati.Ketika melewati paru, angiotensin I diubah menjadi


angiotensin II oleh ACE (angiotensin converting enzyme).Angiotensin
II adalah perangsang utama sekresi hormon aldosteron. 11
Aldosteron meningkatkan reabsorbsi Na+ oleh tubulus distal
dan koligentes.Hasil akhirnya adalah peningkatan fluks pasif Na+
masuk ke dalam sel tubulus dari lumen dan peningkatan pemompaan
Na+ keluar sel ke dalam plasma disertai Cl- mengikuti secara pasif. 11
Selain menyebabkan reabsorbsi Na+ , energi yang digunakan
untuk

memasok

pembawa

Na+

K+ATPase

akhirnya

berperan

menyebabkan reabsorbsi molekul nutrien organic dari tubulus


proksimal melalui mekanisme transpor aktif sekunder. Pembawa
kotranspor spesifik yang terletak di membran luminal sel tubulus
proksimal dijalankan oleh gradien konsentrasi Na+ untuk secara
selektif memindahkan glukosa atau asam amino dari cairan lumen ke
dalam sel tubulus lalu akhirnya ke plasma. 11
Elektrolit lain selain Na+ yang secara aktif direabsorbsi oleh
tubulus, misalnya fosfat dan kalsium memliki sistem pembawa
independen masing-masing di tubulus proksimal. Karena pembawapembawa ini, seperti pembawa kotranspor nutrien organic, dapat
mengalami

penjenuhan

maka

masing-masing

memperlihatkan

kapastias transpor maksimal atau Tm.Jika filtrasi suatu bahan yang


direabsorbsi akan melebihi Tm, maka reabsorbsi berlangsung dengan
laju maksimal yang konstan sementara kelebihan jumlah yang difiltrasi
akan diekskresikan di urin.11
Glukosa merupakan contoh substansi yang tereabsorpsi secara
aktif tapi tidak diregulasi ginjal. Glukosa merupakan substansi yang
secara bebas dapat difiltrasi pada glomerulus, melewati kapsula
Bowman dengan konsentrasi sama pada plasma (karena 100 mg
glukosa/100 ml plasma).Artinya jika 125 ml cairan difiltrasi per menit
(GFR = 125 ml/min), 125 mgglukosa melewati kapsula Bowman dan
terfiltrasi. Jumlah substansi yangterfiltrasi per menit dikenal sebagai
muatan terfiltrasi (filtered load). Filtered load = Konsentrasi
substansitertentu dalam plasma X GFR. Pada GFR konstan, filtered
load dariglukosa sama dengan konsentrasi glukosa plasma.11

Ginjal memiliki Tm pada glukosa (375mg/menit).Konsentrasi


plasma di mana Tm suatu substansi dicapai dan substansimuncul pada
urin disebut ambang

ginjal (renal

threshold). Pada glukosa

idealnyasekitar 300 mg/100 ml. Katakanlah glukosa plasma sebesar


300 mg/100 ml,filtrasi masih akan terus terjadi. Namun, karena Tm
Glukosa telah terlewati(375 mg/menit), maka reabsorpsi tidak terjadi.
Selain itu, karena konsentrasiglukosa plasma sebesar 300 mg/100 ml
telah mencapai renal threshold, muncul glukosa pada urin. 11
Karier

transport

dari

fosfat

terletak

pada

tubulus

proksimal.Renal threshold dari ion inorganik ini samadengan


kosentrasi plasma mereka secara normal.Kelebihan fosfat dalam
makananakan terbuang di urin.Dikendalikan oleh hormone parathyroid
yang dapatmengubah renal threshold dari fosfat (dan Ca2+).11
Reabsorbsi aktif Na+ juga mendorong reabsorbsi pasif Cl-, H2O
dan urea. Enam puluh lima persen H2O yang difiltrasi direabsorbsi dari
tubulus proksimal tanpa diatur, didorong oleh reabsorbsi aktif Na+.
Reabsorbsi H2O meningkatkan konsentrasi bahan-bahan lain yang
tertinggal di cairan tubulus, yang sebagian besar adalah produk sisa
yang terfiltrasi. 11
Meskipun beberapa substansi buangan terkonsentrasi pada
cairan tubular, mereka tidak bisa meninggalkan lumen untuk
direabsorpsi, karena mereka tidak permeable oleh dinding tubular dan
tidak memilikikarier.Urea, kreatinin dan asam urat adalah substansi
penting yang tidak reabsorpsi. 11
Molekul-molekul urea yang kecil adalah satu-satunya produk
sisa yang dapat secara pasif menembus membran tubulus.Karena itu,
urea adalah satu-satunya bahan sisa yang secara parsial direabsorbsi
karena mengalami pemekatan.Sekitar 50% urea yang direabsorbsi di
tubulus proksimal.Produk-produk sisa lainnya, yang tidak direabsorbsi
tetap berada di urin dengan konsentrasi tinggi. 11

Sekresi

Sekresi tubulus juga melibatkan transpor transepitel,

dari

plasma kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus.Dengan sekresi


tubulus, tubulus ginjal dapat secara selektif menambahkan bahanbahan tertentu ke dalam cairan tubulus.Sekresi suatu bahan
mempercepat ekskresinya di urin. 11
Sistem sekresi terpenting adalah H+ yang penting dalam
regulasi keseimbangan asam-basa, K+ plasma pada kadar yang sesuai
untuk mempertahankan eksitabilitas membran sel otot dan saraf dan
ion organic yang melaksanakan eliminasi efisien senyawa organic
asing dari tubuh. 11
Ion hydrogen yang disekresikan ke dalam tubulus dieliminasi
dari tubuh melalui urin.Ion hydrogen dapat disekresikan oleh tubulus
proksimal, distal atau koligentes dengan tingkat sekresi H+ bergantung
pada keasaman cairan tubuh.Ketika caira tubuh terlalu asam maka
sekresi H+ meningkat. Sebaliknya, sekresi H+ berkurang jika
konsentrasi H+ di cairan tubuh terlalu rendah. 11
Ion kalium secara aktif direabsorbsi di tubulus proksimal dan
secara aktif disekresikan di tubulus distal dan koligentes.Di awal
tubulus ion kalium direabsorbsi secara konstan dan tanpa dikendalikan,
sementara sekresi K+ di bagian distal tubulus bervariasi dan berada di
bawah kontrol. Karena K+

yang difiltrasi hampir seluruhnya di

reabsorbsi tubulus proksimal maka sebagian besar K+ di urin berasal


dari sekresi terkontrol K+

di bagian distal nefron dan bukan dari

filtrasi. Sekresi K+ di bagian distal nefron berkurang sampai minimum


sehingga hanya sebagian kecil dari K+

yang terfiltrasi yang lolos

reabsorbsi di tubulus proksimal akan disekresikan di urin. Dengan cara


ini, K+ yang seharusnya keluar di urin ditahan di tubuh. Sekresi K+
terjadi dibawah kendali aldosteron11

IV

Ekskresi Urin dan Bersihan Plasma


Dari 125 ml plasma yang difiltrasi permenit, biasanya 124 ml/menit

direabsorbsi sehingga jumlah akhir urin yang dibentuk rerata adalah 1ml/menit.

Dengan demikian, dari 180 liter yang difiltrasi per hari, 1,5 liter menjadi urin untuk
diekskresikan. 11
Setelah terbentuk, urin mengalir ke sebuah rongga pengumpul sentral, pelvis
ginjal, yang terletak pada bagian dalam sisi medial di pusat kedua ginjal. Dari situ
urin disalurkan ke dalam ureter, sebuh duktus berdinding otot polos yang keluar dari
batas medial dekat dengan pangkal/ bagian proksimal arteri dan vena renalis. Terdapat
dua ureter, yang menyalurkan urin dari setiap ginjal ke sebuah kandung kemih. 11
Kandung kemih/ buli-buli, yang menyimpan urin secara temporal, adalah
sebuah kantung berongga yang dapat diregangkan dan volumenya disesuaikan dengan
mengubah-ubah status kontraktil otot polos dindingnya. Secara berkala, urin
dikosongkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui sebuah saluran, uretra. Uretra
pada wanita berbentuk lurus dan pendek, berjalan secara langsung dari leher kandung
kemih ke luar tubuh. Pada pria uretra jauh lebih panjang dan melengkung dari
kandung kemih ke luar tubuh, melewati kelenjar prostat dan penis. Uretra pris
memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan urin dari kandung
kemih dan saluran untuk semen dari organ reproduksi. Kelenjar prostat terletak di
bawah leher kandung kemih dan mengelilingi uretra. Hipertrofi prostat/ pembesaran,
yang sering terjadi pada usia pertengahan sampai lanjut, dapat menymbat uretra
secara total, sehingga aliran urin terganggu. 11
Bagian-bagian sistem kemih di luar ginjal memiliki fungsi hanya sebagai
saluran untuk memindahkan urin ke luar tubuh. Setelah terbentuk di ginjal, komposisi
dan volume urin tidak berubah pada saat urin mengalir ke hilir melintasi sisa sistem
kemih. 11

Keseimbangan Asam Basa


Asam melepaskam ion hidrogen bebas H+ kedalam larutan, basa mengikat ion

hidrogen ion hidrogen bebas dan menyingkirkannya dari larutan. Keseimbangan asam
basa mengacu kepada pengaturan konsentrasi H + didalam cairan tubuh. Untuk secara
tepat mempertahankan, pemasukan H+ melalui pembentukan asam oleh reaksi
metabolisme dalam tubuh harus secara terus menerus di seimbangkan dengan
pengeluaran H+ melalui urin. Konsentrasi ion hidrogen sering dinyatakan dengan PH
yaitu logaritma 1/H+. pH normal plasma adalah 7,4 sedikit lebih alkalis dibandingkan

dengan H2O netral, yang pH nya 7,0. pH yang lebih rendah dari normal
mengiindikasikan keadaan asidosis. pH yang lebih tinggi dari normal menandai
keadaan alkalosis. Fluktasi H+ menimbulkan efek mencolok pada kimia tubuh
terutama:
a. perubahan eksitabilitas neuromuskulus dengan asidosis menekan eksitabilitas
berlebihan susunan saraf dan perifer
b. gangguan metabolisme dengan mengubah struktur dan fungsi semua enzim.
c. perubahan K+ plasma akibat perubahan kecepatan eliminasi K+ oleh ginjal
yang diinduksi oleh H+.
Ginjal adalah pertahanan yang paling kuat. Ginjal memerlukan waktu
beberapa jam sampai hari untuk mengkompensasi penyimpanagan pH cairan tubuh.
Namun organ ini tidak saja mengeliminasi jumlah normal H + yang dihasilkan dari
sumber-sumber non-H2CO3, tetapi juga mengubah kecepatan pengeluaran H+ sebagai
respon terhadap perubahan baik asam H2CO3 maupun H2CO3. selain itu ginjal juga
dapat mengatur H+ yang berasal dari H2CO3 dalam cairan tubuh. Ginjal
mengkompensasi asidosis dengan mengeksresikan kelebihan H+ diurin sementara
menambahkan HCO3- baru kedalam plasma untuk meningkatkan kapasitas
penyanggan HCO3-. Selama alkalosis, ginjal menghemat H + dengan mengurangi
sekresi dalam urin. Ginjal juga mengeluarkan HCO3-. Yang berada dalam keadaan
berlebihan karena HCO3- yang terikat ke H+ berkurang karena jumlah H+ menurun. 11
Ion H+ yang akan diekskresikan di urin harus disangga ditubulus untuk
mencegah peningkatan gradien konsentrasi H+ yang kemudian dapat menghambat
sekresi H+ lebih lanjut. Dalam keadaan normal H+ disangga oleh pasangan penyangga
fosfat urin, yang banyak dijumpai pada cairan tubulus karena kelebihan fosfat
makanantumpah keurin untuk diekskresikan keluar tubuh. Pada asidosis, sewaktu
penyangga posfat terpakai untuk menyangga tambahan sekrasi H + , ginjal
mengekskresikan NH3 kedalam cairan tubulus untuk berfungsi sebagai penyangga,
sehingga sekresi H+ dapat terus berlangsung.11

KESIMPULAN
Ginjal merupakan organ tubuh yang sangat berperan dalam
mempertahankan homeostasis cairan tubuh.Untuk menjaga homeostasis cairan tubuh

tersebut, ginjal menjalankan fungsi ekskresinya yaitu menghasilkan urin. Dalam


menghasilkan urin, terdapat tiga proses dasar pembentukan urin, yaitu : filtrasi,
reabsorpsi dan sekresi. Filtrasi berarti glomerulus menyaring darah yang masuk ke
kapiler

glomerulus

untuk

melewati

saringannya

yaitu

membran

filtrasi

glomerulus.Reabsorpsi adalah penyerapan kembali zat-zat hasil filtrasi tersebut


(filtrat) yang masih dibutuhkan oleh tubuh dari tubulus renalis ke kapiler
peritubuler.Sekresi adalah pengeluaran zat-zat yang berlebihan dari tubuh (kapiler
peritubuler) ke tubulus renalis.

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Diunduh dari http://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/pictureof-the-kidneys


Diunduh dari http://repairstemcell.wordpress.com/2011/02/
Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/Kidney
Sloane E. Anatomi dan fisiologi unuk pemula. Jakarta : EGC, 2003.h. 31821
Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2004. h.125-57.
Tortora GJ, Kemnits CP, Jenkins GW. Anatomy and physiology. USA:
John Wiley & Sons; 2010.h.79-90.
Pearce EC. Anatomi & fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama; 2006.h.164-89.
Snell, R.S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6.
Jakarta: EGC. 2006.p.294-5, 343-9.
Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks & Atlas. 10th ed. Jakarta:
EGC; 2007. p. 120-34.
Kuehnel. Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy.
4th ed Stuttgart: Thieme; 2003. h. 352-68
Sherwood L. Fisiologi Manusia.ed 6.Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2007.h.553-604.
diunduh
dari
http://www.uic.edu/classes/bios/bios100/lecturesf04am/lect21.htm

Anda mungkin juga menyukai