Anda di halaman 1dari 3

A.

ALAT DAN BAHAN


1. Palu refleks
2. Kursi yang agak tinggi
3. Kapas
4. Akuades
B. CARA KERJA
1. Menguji Gerak Refleks Patela
a. Mintalah salah seorang teman anda duduk di kursi dengan relaksasi. Biarkan kedua
kakinya menggantung dengan santai dan dalam posisi menyerang.
b. Alihkan perhatian teman anda ke sekeliling. Rabalah posisi tendon yang terdapat di
bawah lutut.
c. Pukulan ligamentum patella menggunakan palu refleks. Ligamentum patella
merupakan bagian tending atau urat yang berada dibawah tamping lutut.
d. Perhatikan gerakan yang terjadi.
2. Menguji Gerak Refleks Mengejab
a. Mintalah salah satu teman anda sebagai naracoba. Selanjutnya,Mintalah naracoba
membuka kedua matanya dan mengarahkan pandangan ke titik jauh.
b. Sentuhan permukaan kornea mata kanan naracoba menggunakan ujung kapas yang
telah dibasahi dengan aquades. Lanjutkan dengan hati-hati saat menyentuh kornea
mata naracoba.
C. PERNYATAAN DAN DISKUSI
Gerakan pada ligamentum patella : Gerak refleks pada kaki (lutut bergoyang ke
depan) yang merupakan refleks atretch. Pemeriksaan refleks patella disebut juga
kniepeesreflex (KPR) yang berasal dari Bahasa Belanda, yang artinya refleks tendon lutut.
Pada pemeriksaan refleks ini,posisi pasien dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu siswa
duduk dengan kedua kaki menapak pada lantai,dan posisi siswa berbaring terlentang dengan
tungkai difleksikan pada sendi lutut. Siswa lain dapat melakukan stimulasi dengan mengetuk
pada tendon m.quadriceps femoris (tendon patella). Hal ini akan memberikan respon berupa
kontraksi m.quadriceps femoris dan menyebabkan ekstensi tungkai bawah. Pusat refleks ini
terletak pada L2,L3,L4, dengan lengkung refleks ini melalui n.femoralis.

Sedangkan mengedipkan matanya,respon ini adalah refleks dasar sebagai bentuk respon
adanya benda yang akan masuk ke mata. Refleks kornea dilakukan dengan menyentuh
kornea mata salah satu siswa dengan sepotong kapas yang ujungnya dibuat runcing,yang
akan mengakibatkan dipejamkannya mata (m.orbicularis oculi). Perlu dipastikan siswa tidak
melihat arah datangnya kapas ke mata. Sensibilitas kornea dipengaruhi oleh N.V sensorik
cabang oftalmik. Refleks kornea tampak berkurang atau justru tidak terjadi pada kondisi
adanya ganguuan pada N.V sensorik, ataupun pada kondisi terjadinya kelumpuhan
m.orbicularis oculi yang dipersarafi oleh n.facialis (N.VII).

Gerak sadar: rangsang reseptor sel saraf sensorik  otak sel saraf motorik
efektor  tanggapan.
Gerak refleks : rangsang  reseptor  sel saraf sensorik  sel saraf perantara (konektor)
 sel saraf motorik  efektor  tanggapan antara sel saraf sensorik dengan sel saraf
motorik terdapat hubungan melalui sel saraf perantara (terletak di sumsum tulang
belakang). Jika simpul saraf yang masuk di sel saraf sensorik masih dalam daya
tampungnya,maka seluruh impuls saraf menuju otak dan mengakibatkan gerak sadar. Tetapi
jika impuls saraf yang masuk ke dalam sel saraf sensorikini akan menuju sel saraf motorik
melalui sel saraf perantara dan mengakibatkan gerak refleks. Ini terjadi karena impuls saraf
tanggapan dari otak di dahului impuls saraf yang langsung menuju sel saraf motorik dari sel
saraf sensorik.

Berbeda,Menendang bola termasuk kedalam gerak sadar. Ketika bola berada


didekat atau mendekati anda,maka itu merupakan suatu impuls. Dalam hal ini, mata anda
bertindak sebagai reseptor yang meneruskan impuls ke saraf pusat yaitu otak melalui saraf
sensorik. Setelah diolah,anda akan terpikir untuk memberikan tendangan anda pada bola
itu. Hasil dari olahan saraf pusat (perintah untuk menendang bola) tersebut kemudian
diteruskan ke efektor berupa kaki melalui saraf motorik. Kaki yang menerima perintah
kemudian terjadilah tendangan terhadap bola tersebut.

Urutan impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak refleks. Urutan
jalannya impuls pada gerak biasa Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – otak –
sel saraf motorik – respon pada organ efektor Gerak Refleks terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan tnapa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat.
Gerak Refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak.
Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkan api,mengangkat kaki ketika
tertusuk duri,berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata,bersin serta batuk.
Urutan perambatamn impuls pada gerak refleks : Stimulus pada organ reseptor – sel saraf
sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang belakang – sel saraf motorik –
respon pada organ efektor. Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya
gerakan dengan cepat disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan
refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi)
terdapat di dalam otak,seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada
cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf
penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang seperti refleks pada lutut. Ciri gerak
refleks yaitu :
1. Dapat diramalkan jika rangsanganya sama
2. Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
3. Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
4. Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls
5. Spontan, tidak dipelajari dulu
6. Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku
7. Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan.

Macam Refleks : Refleks sepinal (pada sumsum tulang belakang),Refelks ,medulla (pada
sumsum lanjutan ), Refleks cerebellar (melibatkan otak kecil), Refleks superfisial (melibatkan
kulit dan lain-lain), Refleks miotatik (pada otot lurik), Serta Refleks visceral (berhubungan
dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).

D. BUKTI PRAKTIKUM/DOKUMENTASI
E. DAFTAR PUSTAKA
- https://www.alomedika.com/tindakan-medis/neurologi/pemeriksaan-refleks-
fisiologis/teknik
- https://brainly.co.id/tugas/656697?
utm__source=android&utm_medium=share&utm_campaign=question
- https://pdfcoffee.com/laporan-gerak-refleks-biologidocx-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai