Anda di halaman 1dari 4

A.

Lengkung Refleks (Reflex Arc)


Lengkung refleks merupakan jalur yang dilalui proses reflex/ gerak refleks.
Rangsangan yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan di dalam maupun di luar
tubuh akan menimbulkan rrespon yang berwujud sebagai perilaku manusia. Reaksi
tubuh terhadap suatu ransangan yang melibatkan sistem saraf disebut reflex.
Peristiwa reflex terbentuk melelui mekanisme yang melalui jalur tertentu. Jalur
reflex tersebut bila dibuat gambar bagan urutan peristiwa yang terjadi di reseptor,
saraf eferen, medulla spinalis sebagai saraf pusat, saraf eferen dan fektor akan
terlihat sebagai jalur yang melengkung. Dengan demikian jalur yang dilalui proses
reflex sering disebut Lengkung Refleks (Reflex Arc).
Unit dasar setiap kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex. Lengkung reflex ini terdiri dari
alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di
ganglion simpatis, serat saraf eferen, dan efektor. Serat neuron aferen masuk susunan saraf
pusat melalui radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis, sedangkan badan
selnya akan terdapat di ganglion-ganglion homolog nervi kranialis atau melalui nervus cranial
yang sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla spinalis bersifat sensorik dan radiks ventralis
bersifat motorik dikenal sebagai hokum Bell- Magendie.
Kegiatan pada lengkung reflex dimulai di reseptor sensorik, sebagai potensial reseptor yang
besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan membangkitkan
potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas, di saraf aferen. Frekuensi potensial aksi yang
terbentuk akan sebanding dengan besarnya potensial generator. Di system saraf pusat (SSP),
terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang, berupa potensial eksitasi
pascasinaps (Excitatory Postsynaptic Potential=EPSP) dan potesial inhibisi postsinaps
(Inhibitory Postsynaptic Potential=IPSP) di hubungan-hubungan saraf (sinaps). Respon yang
timbul di serat eferen juga berupa repons yang bersifat gagal atau tuntas.Bila potensial aksi ini
sampai di efektor, terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Bila
efektornya berupa otot polos, akan terjadi sumasi respons sehingga dapat mencetuskan
potensial aksi di otot polos. Akan tetapi, di efektor yang berupa otot rangka, respons bertahap
tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi yang mampu menghasilkan
kontraksi otot. Perlu ditekankan bahwa hubungan antara neuron aferen dan eferen biasanya
terdapat di system saraf pusat, dan kegiatan di lengkung reflex ini dapat dimodifikasi oleh
berbagai masukan dari neuron lain yang juga bersinaps pada neuron eferen tersebut.
Lengkung reflex. Paling sederhana adalah lengkung reflex yang mempunyai satu sinaps anatara
neuron aferen dan eferen. Lengkung reflex semacam itu dinamakan monosinaptik, dan reflex
yang terjadi disebut reflex monosinaptik. Lengkung reflex yang mempunyai lebih dari satu
interneuron antara neuron afern dan eferen dinamakan polisanptik, dan jumlah sinapsnya antara
2 sampai beberapa ratus. Pada kedua jenis lengkung reflex, terutama pada lengkung reflex
polisinaptik. Kegiatan refleksnya dapat dimodifikasi oleh adanya fasilitas spasial dan temporal,
oklusi, efek penggiatan bawah ambang (subliminal fringe), dan oleh berbagai efek lain. (Laurale
Sherwood, 2006)
Neuron aferen secara langsung bersinaps dengan neuron motorik alfa yang mempersarafi serat-
serat ekstrafusal otot yang sama, sehingga terjadi kontraksi otot itu. Refleks regang (stretch
reflex) ini berfungsi sebagai mekanisme umpan balik negative untuk menahan setiap perubahan
pasif panjang otot, sehingga panjang optimal dapat dipertahankan.
Contoh klasik reflex regang adalah reflex tendon patella atau knee-jerk reflex. Otot- otot
ekstenson lutut adalah kuadriseps femoris, yang membentuk anterior paha dan melekat ke tibia
(tulang kering) tepat di bawah lutut melalui tendon patella. Reflex regang yang terjadi
menimbulkan kontraksi otot ekstensor ini, sehingga lutut mengalami ekstensi dan mengangkat
tungkai bawah dengan cara yang khas. Reflex patella yang normal mengindikasikan dokter
bahwa sejumlah komponen saraf dan otot-gelendong otot, masukan aferen, neuron motorik,
keluaran eferen taut neuromuskulus, dan otot itu sendiri-berfungsi normal. Reflex ini juga
mengindikasikan adanya keseimbangan antara masukan eksitorik dan inhibitorik ke neuron
motorik dari pusat-pusat yang lebih tinggi di otak.Tujuan utama reflex regang adalah menahan
kecenderungan peregangan pasif otot-otot ekstensor yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi ketika
seseorang berdiri tegak. (William F. Ganong, 2008)

B. Tejadinya Gerak Refleks
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana.
Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor,interneuron,dan neuron
motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu. Gerak refleks yang
paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan
neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan
menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku, secara otomatis kita akan
menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui
makanan enak, dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Pada gerak refleks,
impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor
penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat
saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak
langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu
otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat
dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak,
misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks
sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang
belakang misalnya refleks pada lutut.
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung refleks. Komponen-
komponen yang dilalui refleks :
1. Reseptor rangsangan sensorik yang peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit
2. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju kesusunan saraf pusat
(medula spinalis-batang otak)
3. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensorik dan dianalisis kembali ke
neuron eferen
4. Neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer
5. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau
kelenjar
Macam-macam Gerak Refleks
Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks medulla (pada sumsum lanjutan), refleks
cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot
lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).
Refleks Spinal (pada sumsum tulang belakang)
Bila dipisahkan dari bagian otak lainnya, med spin mampu memediasi sejumlah refleks, somatik dan autonomik.
Dasar morfologis refleks saraf umumnya disebut arkus refleks, yang dalam bentuknya yang paling sederhana
tersusun atas:
reseptor, yang bereaksi terhadap stimulus;
penghantar eferen, yang membawa impuls ke pusat refleks (Penghantar aferen adalah serabut sensorik aferen,
yang kebanyakan mempunyai badan sel diganglion spinal atau kranial);
Pusat refleks, tempat pesan aferen dari reseptor berkumpul dengan impuls aferen dari reseptor lainnya, atau
dengan aferen dari sumber lain, yang mungkin mengubah pengaruh impuls aferen dari reseptor;
penghantar eferen, yaitu serabut saraf yang menuju ke efektor;
efektor, yang menghasilkan reaksi, yang mungkin adalah otot, kelenjar atau vasa darah, atau mungkin
melibatkan beberapa komponen itu.baca selengkapnya Refleks sangat bervariasi, dari yang sangat kompleks,
misalnya refleks menelan, yang melibatkan berbagai efektor; sampai yang paling sederhana.
Salah satu jenis dari refleks spinal adalah refleks somatik. Refleks fleksor adalah yang responnya adalah fleksi
anggota badan. Stimulus yang paling poten adalah noksiseptif, dan hasilnya adalah tarikan anggota badan
(withdrawal reflex). Pada refleks lain ada ekstensi anggota badan, misalnya pada crossed extensor reflex yang
mungkin menyertai refleks fleksor. Masih ada lagi refleks yang lebih kompleks, misalnya scratch reflex. Semua
refleks tersebut biasanya melibatkan beberapa otot, dan respon refleksnya mungkin berbagai macam tergantung
pada keadaan (jenis dan tempat pengenaan stimulus, intensitas stimulus, pengenaan stimulus lain secara
bersamaan, dll). Arkus refleks semacam ini sangat kompleks. Refleks lain adalah stretch reflex, yaitu kontraksi
satu otot karena diregangkan. Ini merupakan refleks elementer yang mungkin terjadi di semua otot. Stretch
refleks menjadi dasar banyak sekali postural reflex, yang secara garis besar bertujuan untuk menjaga sikap
tubuh yang benar, dan menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan, baik itu karena daya dari luar atau
disebabkan karena gerak yang dilakukan oleh organisme.
Refleks Cerebellar (melibatkan otak kecil)
Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat
dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan
rangka. Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat
pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat
pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.
Refleks Superficial
Refleks superfisial atau refleks plantar dan abdominal diawali oleh stimulasi kutan. Refleks ini membutuhkan
lengkung refleks korda dan jalur kortikospinal. Contoh dari refleks superficial adalah:
Refleks dinding perut : goresan dinding perut daerah epigastrik, supra umbilikal, umbilikal, intra umbilikal dari
lateral ke medial. Respon : kontraksi dinding perut
Refleks Cremaster : goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas ke bawah. Respon : elevasi testes
ipsilateral.
Refleks Gluteal : goresan atau tusukan pada daerah gluteal. Respon : gerakan reflektorik otot gluteal ipsilateral
Refleks Visceral
Refleks Visceral Refleks ini sering disebut juga Refleks otonom karena sering melibatkan organ internal tubuh.
Beberapa refleks visceral, seperti urinasi dan defekasi, merupakan refleks spinal yang bisa terjadi tanpa input
dari otak. Meskipun begitu, refleks spinal juga sering dimodulasi oleh excitatory atau inhibitory signal dari otak
yang dibawa oleh jaras descending dari pusat otak yang lebih tinggi. Misal, urinasi dapat diinisiasi secara sadar
dengan kesadaran atau bisa juga dihambat oleh stress dan emosi, seperti dengan adanya orang lain (sindrom
bashful bladder).
Refleks visceral lain diintegrasikan di otak , khususnya di hipotalamus, thalamus dan batang otak. Daerah ini
berisi pusat koordinasi yang dibutuhkan untuk menjaga homeostatis seperti detak jantung, tekanan darah, nafas,
makan, keseimbangan air dan menjaga temperatur. Di sini juga ada pusat refleks seperti salivating, muntah,
bersin, batuk, menelan, dan tersendak.
Salah satu tipe reflex otonom yang menarik adalah konversi stimulus emosional ke respon visceral. Sistem
Limbic, yang merupakan tempat operasi primitif seperti sex, takut, marah, agresif dan lapar, disebut sebagai
visceral brain karena pengaruhnya dalam refleks emosional. Contoh lain adalah folikel rambut yang tertarik saat
seseorang merasa takut.
Refleks visceral merupakan polysinaptic dengan sedikitnya satu sinapsis di CNS di antara neuron sensorik dan
preganglion saraf otonom serta sinaps tambahan di ganglion, antara neuron preganglionic dan postganglionic
( http://www.pustakasekolah.com/macam-macam-gerak-refleks.html#ixzz2tYzs9wMP)

1. Refleks yang Paling Simpel adalah Lengkung Refleks Ipsilateral Monosinaptik atau Dua Neuron, disebut
juga Refleks Peregangan :
1. Monosinaptik berarti hanya ada satu sinaps yang terjadi antara neuronsensorik dan neuron
motorik.
2. Istilah Ipesilateral berarti bahwa kedua neuron berterminasi di sisi yang sama pada tubuh.
3. Refleks Pateral atau knee-jerk merupakan salah satu contoh refleks peregangan yang dipakai
dalam pemeriksaan neurologis
2. Refleks Polisinaptik, refleks ini memiliki paling sedikit tiga neuron dan dua sinaps dengan satu
interneuron diantara neuron sensorik dan motorik :
1. Refleks sentakan atau refleks ekstensor, yang terjadi akibat stimulus nyeri , bersifat melindungi
dan berlangsung dalam tubuh.
2. Refleks ekstensor bersilangan, berkaitan erat dengan refleks fleksor, merupakan ekstensi
lengan secara kontralateral yang terjadi akibat fleksi lengan pada sisi ipsilateral.

Sekedar tambahan, berikut adalah jalur dari gerak refleks itu sendiri:

Reseptor >>> jalu aferen (neuron sensorik) >>> sum-sum tulang belakang >>> jalur eferen (neuron motorik) >>>
Efektor >>> gerak
Sumber: Ethel SLoane. Anatomi dan Fisiologi.ECG, JAkarta. 2003, Diktat Struktur Hewan. Zulkarnaim. UIN
Alauddin Makassar. 2007.


HUB dengan sistem koordinasi

Anda mungkin juga menyukai