Anda di halaman 1dari 5

Penyebab reflek patella menurun

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantar
impuls oleh saraf.Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula garak yang
terjadi tanpa di sadari yaitu gerak refleks.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat di katakan gerakan terjadi
tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.

Unit dasar setiap kegiatan refleks terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung refleks ini
terdiri dari alat indra, serat saraf aferen satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan
saraf pusat atau di ganglion simpatios saraf eferent dan efektor
Lengkung Refleks
Lengkung refleks sederhana, melibatkan sejumlah struktur reseptor yaitu organ indera yang
khusus bagian akhir kulit atau fusus neuromuskularis yang perangsangannya memprakarsai
suatu impuls neoron aferent yang mentransmisi impuls melalui suatu saraf perifer ke
susunan saraf pusat, tempat di mana saraf bersinaps dengan suatu neuron interkalasi, satu
atau lebih neuron interkalasi menyampaikan impuls ke saraf eferent. Neoron eferent
berjalan keluar dalam saraf dan menyampaikan impuls ke suatu efektor. Dan efektor yaitu
otot ( otot polos, lurik, atau otot jantung ) atau kelenjar yang memberikan respon.
Komponen-komponen utama suatu lengkungan refleks yang paling sederhana terdiri atas
unsurunsur sebagai berikut :
1. Suatu reseptor, yang peka terhadap suatu macam rangsangan.
2. Suatu neuron aferen (sensorik) yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan
saraf pusat (medula spinalis atau batang otak), dan mengadakar synapsis.
3. Suatu neuron eferen (motorik) yang dapat mengantarkan impils-impuls ke perifer.
4. Suatu alat efektor, yang merupekan tempat terjadinya reaksi, dan yang dapat diwakili
oleh suatu serat otot atau sel kelenjar.

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu di mulai dari
reseptor penerima rangsangan, kemudian di teruskan oleh penerima rangsangan, kemudian
di teruskan oleh saraf sensorik ke pusat saraf, di terima oleh sel saraf penghubung (asosiasi)
tanpa diolah didalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke
efektor, yaitu otot atau kelenjar.
Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil
berisineurotransmitter yang di sebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan
sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
(1) Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu tanpa disengaja.
(2) Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata.
(3) Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
(4) Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
(5) Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi
Sinapsis dapat ditemukan antara dua neuron, antara reseptor sensorik dan neuron sensoris,
antara neuron motoris dan sel otot yang dikontrolnya.
Selain itu, sinapsis dapat ditemukan antara neuron dengan sel kelenjar.
1. Struktur Sinapsis
Pada setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu tonjolan
kecil yang disebut tombol sinapsis. Permukaan membran tombol sinapsis ini
dinamakan membran prasinapsis yang menghantarkan impuls dari terminal sinapsis
menuju dendrit atau badan sel berikutnya. Impuls tersebut akan diterima oleh
permukaan membran dendrit atau badan sel yang dituju. Membran yang demikian
dinamakan membran pasca sinapsis. Di antara kedua membran ini dipisahkan oleh
suatu celah yang disebut celah sinapsis.

Di dalam tombol sinapsis terdapat suatu zat kimia yang dapat menghantarkan impuls
ke neuron berikutnya. Zat yang demikian dinamakan neurotransmiter. Saat
menghantarkan implus, dalam sitoplasma neurotransmiter dibawa oleh banyak
kantung dalam sitoplasma, yang disebut vesikula sinapsis. Ada berbagai macam jenis
neurotransmiter, contohnya asetilkolin, dopamine, noradrenalin, dan serotonin.
Asetilkolin berada pada seluruh sistem saraf; sementara noradrenalin berada pada
sistem saraf simpatik; sementara dopamine dan serotonin terdapat pada otak.

Apabila impuls sampai pada tombol sinapsis, segera neuron mengirimkan


neurotransmiter. Selanjutnya, neurotransmiter dibawa oleh vesikula sinapsis menuju
membran prasinapsis. Kedatangan impuls tersebut membuat permeabilitas
membran prasinapsis terhadap ion Ca2+ meningkat (terjadi depolarisasi). Sehingga,
ion Ca2+ masuk dan merangsang vesikula sinapsis untuk menyatu dengan membran
prasinapsis. Bersama kejadian tersebut, neurotransmiter dilepaskan ke dalam celah
sinapsis melalui eksositosis. Dari celah sinapsis, neurotransmiter ini berdifusi menuju
membran pascasinapsis. Reflek tendon dalam disebut juga reflek regang otot
(monosinapsis) yang sering diperiksa adalah refleks biseps, refleks triseps dan refleks
radiobrakialis, reflek patela, serta refleks achilles.

Tingkatang kekuatan reflek


(+4) yaitu sangat kuat
(+3) yaitu lebih kuat dari normal, tetapi tidak harus menunjukkan penyakit
(+2) yaitu rata-rata atau normal
(+1) yaitu sedikit berkurang
(0 ) yaitu tidak ada respons

Penyebab reflex tendon menurun


 Gizi buruk
 Kekurangan aktin dan myosin pada tendon
 Infeksi
 Gangguan primer otot (miopati), saraf, sambungan mioneural
 Kelainan cerebellum
 Refleks Fisiologi

1. Refleks Biceps (BPR) : ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon
m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku. Respon : fleksi
lengan pada sendi siku.
2. Refleks Triceps (TPR) : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada
sendi siku dan sedikit pronasi. Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku.
3. Refleks Periosto Radialis : ketukan pada periosteum ujung distal os symmetric
posisi lengan setengah fleksi dan sedikit pronasi. Respon : fleksi lengan bawah di
sendi siku dan supinasi karena kontraksi m.brachiradialis.
4. Refleks Periostoulnaris : ketukan pada periosteum prosesus styloid ilna, posisi
lengan setengah fleksi dan antara pronasi supinasi. Respon : pronasi tangan akibat
kontraksi m.pronator quadrates.
5. Refleks Patela (KPR) : ketukan pada tendon patella dengan hammer. Respon :
plantar fleksi longlegs karena kontraksi m.quadrises femoris.
6. Refleks Achilles (APR) : ketukan pada tendon achilles. Respon : plantar fleksi
longlegs karena kontraksi m.gastroenemius.
7. Refleks Klonus Lutut : pegang dan dorong os patella ke arah distal. Respon :
kontraksi reflektorik m.quadrisep femoris selama stimulus berlangsung.
8. Refleks Klonus Kaki : dorsofleksikan longlegs secara maksimal, posisi tungkai fleksi
di sendi lutut.

Respon : kontraksi reflektorik otot betis selama stimulus berlangsung.


Refleks Patologis
1. Babinsky : penggoresan telapak longlegs bagian lateral dari posterior ke anterior.
Respon : ekstensi ibu jari longlegs dan pengembangan jari longlegs lainnya.
2. Chadock : penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral sekitar maleolus lateralis
dari posterior ke anterior. Respon : seperti babinsky.
3. Oppenheim : pengurutan krista anterior tibia dari proksimal ke distal. Respon :
seperti babinsky.
4. Gordon : penekanan betis secara keras. Respon : seperti babinsky.
5. Schaefer : memencet tendon achilles secara keras. Respon : seperti babinsky.
6. Gonda : penekukan (plantar fleksi) maksimal jari longlegs ke-4. Respon : seperti
babinsky. 7. Stransky : penekukan (lateral) jari longlegs ke-5. Respon : seperti
babinsky.
8. Rossolimo : pengetukan ada telapak kaki. Respon : fleksi jari-jari longlegs pada
sendi interfalangeal.
9. Mendel-Beckhterew : pengetukan dorsum pedis pada daerah os coboideum.
Respon : seperti rossolimo.

DAFTAR PUSTAKA Ganong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta :


EGC Guyton, Athur C. 2008. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Human
Physiology and Mechanisms of Disease).Jakarta : EGC Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan
Anak, edisi 15, volume : 3, ; 2038

Anda mungkin juga menyukai