Anda di halaman 1dari 6

Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung

dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh
gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip
ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.
Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu: Stimulus pada organ reseptor => sel saraf sensorik => sel
penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang belakang => sel saraf motorik => respon pada organ efektor.
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut lengkung refleks.
Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf
penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada
cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di
dalam sumsum tulang belakang seperti refleks pada lutut.
Ciri gerak refleks yaitu:
Dapat diramalkan jika rangsangannya sama
Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls
Spontan, tidak dipelajarai dulu
Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan
Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan
Macam-macam Gerak Refleks
Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks medulla (pada sumsum lanjutan), refleks
cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot
lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).
Refleks Spinal (pada sumsum tulang belakang)
Bila dipisahkan dari bagian otak lainnya, med spin mampu memediasi sejumlah refleks, somatik dan autonomik.
Dasar morfologis refleks saraf umumnya disebut arkus refleks, yang dalam bentuknya yang paling sederhana
tersusun atas:
reseptor, yang bereaksi terhadap stimulus;
penghantar eferen, yang membawa impuls ke pusat refleks (Penghantar aferen adalah serabut sensorik
aferen, yang kebanyakan mempunyai badan sel diganglion spinal atau kranial);
Pusat refleks, tempat pesan aferen dari reseptor berkumpul dengan impuls aferen dari reseptor lainnya, atau
dengan aferen dari sumber lain, yang mungkin mengubah pengaruh impuls aferen dari reseptor;
penghantar eferen, yaitu serabut saraf yang menuju ke efektor;
efektor, yang menghasilkan reaksi, yang mungkin adalah otot, kelenjar atau vasa darah, atau mungkin
melibatkan beberapa komponen itu.baca selengkapnya Refleks sangat bervariasi, dari yang sangat kompleks,
misalnya refleks menelan, yang melibatkan berbagai efektor; sampai yang paling sederhana.
Salah satu jenis dari refleks spinal adalah refleks somatik. Refleks fleksor adalah yang responnya adalah fleksi
anggota badan. Stimulus yang paling poten adalah noksiseptif, dan hasilnya adalah tarikan anggota badan
(withdrawal reflex). Pada refleks lain ada ekstensi anggota badan, misalnya pada crossed extensor reflex yang
mungkin menyertai refleks fleksor. Masih ada lagi refleks yang lebih kompleks, misalnya scratch reflex. Semua
refleks tersebut biasanya melibatkan beberapa otot, dan respon refleksnya mungkin berbagai macam tergantung
pada keadaan (jenis dan tempat pengenaan stimulus, intensitas stimulus, pengenaan stimulus lain secara
bersamaan, dll). Arkus refleks semacam ini sangat kompleks. Refleks lain adalah stretch reflex, yaitu kontraksi

satu otot karena diregangkan. Ini merupakan refleks elementer yang mungkin terjadi di semua otot. Stretch
refleks menjadi dasar banyak sekali postural reflex, yang secara garis besar bertujuan untuk menjaga sikap
tubuh yang benar, dan menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan, baik itu karena daya dari luar atau
disebabkan karena gerak yang dilakukan oleh organisme.
Refleks Cerebellar (melibatkan otak kecil)
Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat
dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan
rangka. Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat
pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat
pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.
Refleks Superficial
Refleks superfisial atau refleks plantar dan abdominal diawali oleh stimulasi kutan. Refleks ini membutuhkan
lengkung refleks korda dan jalur kortikospinal. Contoh dari refleks superficial adalah: Refleks dinding perut :
goresan dinding perut daerah epigastrik, supra umbilikal, umbilikal, intra umbilikal dari lateral ke medial.
Respon : kontraksi dinding perut
Refleks Cremaster : goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas ke bawah. Respon : elevasi testes
ipsilateral.
Refleks Gluteal : goresan atau tusukan pada daerah gluteal. Respon : gerakan reflektorik otot gluteal
ipsilateral
Refleks Visceral
Refleks Visceral Refleks ini sering disebut juga Refleks otonom karena sering melibatkan organ internal tubuh.
Beberapa refleks visceral, seperti urinasi dan defekasi, merupakan refleks spinal yang bisa terjadi tanpa input
dari otak. Meskipun begitu, refleks spinal juga sering dimodulasi oleh excitatory atau inhibitory signal dari otak
yang dibawa oleh jaras descending dari pusat otak yang lebih tinggi. Misal, urinasi dapat diinisiasi secara sadar
dengan kesadaran atau bisa juga dihambat oleh stress dan emosi, seperti dengan adanya orang lain (sindrom
bashful bladder).
Refleks visceral lain diintegrasikan di otak , khususnya di hipotalamus, thalamus dan batang otak. Daerah ini
berisi pusat koordinasi yang dibutuhkan untuk menjaga homeostatis seperti detak jantung, tekanan darah, nafas,
makan, keseimbangan air dan menjaga temperatur. Di sini juga ada pusat refleks seperti salivating, muntah,
bersin, batuk, menelan, dan tersendak.
Salah satu tipe reflex otonom yang menarik adalah konversi stimulus emosional ke respon visceral. Sistem
Limbic, yang merupakan tempat operasi primitif seperti sex, takut, marah, agresif dan lapar, disebut sebagai
visceral brain karena pengaruhnya dalam refleks emosional. Contoh lain adalah folikel rambut yang tertarik
saat seseorang merasa takut.
Refleks visceral merupakan polysinaptic dengan sedikitnya satu sinapsis di CNS di antara neuron sensorik dan
preganglion saraf otonom serta sinaps tambahan di ganglion, antara neuron preganglionic dan postganglionic.
[ps]
a.

Gerak biasa/gerak sadar

Di musim hujan, kamu sering kehujanan dan merasa kedinginan. Agar tidak kehujanan, kamu sering membawa
payung sebelum bepergian. Berikut Skema perjalanan pulsa elektrik pada gerak biasa
Bagaimana proses terbukanya payung pada saat hujan? Proses dimulai dari adanya titik-titik hujan yang
mengenai reseptor pada kulit. Reseptor selanjutnya mengirimkan impuls titik-titik air hujan sepanjang neuron
sensorik menuju ke neuron asosiasi di dalam sumsum spinal, kemudian dilanjutkan ke otak. Otak mengolah
impuls titik-titik air hujan dan selanjutnya memutuskan untuk membuka payung. Dari otak impuls membuka
payung dikirim melalui neuron asosiasi ke sumsum spinal selanjutnya ke neuron motorik di tanganmu.
Akhirnya tanganmu segera bergerak membuka payung.

Gerakan membuka payung, seperti yang dicontohkan pada uraian di atas merupakan gerakan yang kamu sadari
sebelumnya. Dengan kata lain gerak terjadi karena adanya perintah dari otak. Gerak yang demikian itu
dinamakan gerak biasa. Jalannya rangsang gerak biasa dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
b.

Gerak refleks

Ketika berjalan, secara tidak sengaja kakimu tertusuk paku yang tajam. Apa yang kamu lakukan ketika kaki
kamu tertusuk paku yang tajam pada saat sedang berjalan? Paku yang mengenai kakimu merupakan rangsangan
(impuls) yang diterima oleh kulit kaki. Impuls tersebut diteruskan oleh neuron sensorik menuju ke sumsum
tulang belakang yang segera meneruskannya ke neuron asosiasi. Dari neuron asosiasi, impuls bergerak ke
neuron motorik yang kemudian meneruskannya ke otot kakimu. Akhirnya kamu menarik kakimu ke atas dengan
cepat.
Gerakan kaki yang kamu lakukan tersebut hanya dikendalikan oleh sumsum tulang belakang, sedangkan otak
kamu tidak terlibat. Jadi, kamu tidak menyadari ketika mengangkat kaki yang tertusuk paku tadi. Gerakan
seperti ini disebut gerak refleks. Gerak refleks terjadi dengan cepat sebagai reaksi otomatis terhadap rangsangan
dari lingkungan. Jalan yang dilalui rangsang pada gerak refleks adalah sebagai berikut.
Pada umumnya, gerak refleks merupakan upaya tubuh kita untuk menghindari bahaya. Suatu saat tatkala impuls
telah mencapai sumsum tulang belakang, neuron asosiasi mengirim impuls lain ke otak. Ketika impuls tersebut
sampai ke otak, kamu baru menyadari bahwa kamu telah mengangkat kaki karena merasa sakit terkena paku.
Gerak refleks
Menurut pusat terjadinya refleks, gerak refleks dibedakan menjadi dua, yaitu refleks otak dan refleks sumsum
tulang belakang. Refleks otak, misalnya kejap mata. Jalur refleks mata tidak melalui sumsum tulang belakang,
tetapi langsung ke otak. Adapun, otak memberikan tanggapan di luar kendali kemauan sadar manusia. Refleks
sumsum tulang belakang, misalnya refleks lutut. Gerak refleks tersebut berpusat pada sumsum tulang belakang.
Prinsip Penghantaran Impuls
Bismillahirrahmanirrahim, dalam pembahasan kali ini kita akan membahas tentang mekanisme penghantaran
impuls
Artikel ini merupakan bagian dari artikel Sistem Saraf Manusia
Anda telah mengetahui bahwa rangsang yang diterima sel saraf dapat berasal dari dalam tubuh maupun luar
tubuh. Rangsang yang merambat disebut impuls. Perhatikan Gambar 9.5. Impuls diterima oleh reseptor
kemudian akan dihantarkan oleh dendrit menuju badan sel saraf. Saat impuls sampai pada akson, impuls akan
diteruskan ke dendrit neuron lain. Jadi, ada berapa macamkah penghantaran impuls?

Dalam sel saraf terjadi proses penghantaran impuls secara konduksi. Apabila tidak ada rangsang maka sel saraf
disebut dalam keadaan istirahat. Dalam keadaan ini saraf tidak menghantarkan impuls. Membran luar sel saraf
bermuatan positif karena kelebihan kation atom Na+. Membran dalam sel saraf bermuatan negatif karena
banyak ion K+ yang keluar akson.

Keadaan seperti ini disebut polarisasi. Terjadinya kondisi demikian karena peran pompa Na K dan sifat
membran akson yang lebih permeabel terhadap K+ dan kurang permeabel terhadap Na+. Na+ dipompa ke luar.
K+ dipompa ke dalam karena sifat membran akson yang permeabel terhadap K, maka K + dapat keluar lagi.
Jika terjadi rangsang kuat, permeabilitas membran akan berubah. Akibatnya polarisasi membran juga berubah.
Polarisasi mengalami pembalikan pada lokasi tertentu yang disebut depolarisasi. Selanjutnya proses pembalikan
polarisasi diulang hingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson.
Setelah impuls berlalu, membran neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini,
impuls tidak bisa melewati neuron tersebut. Waktu ini disebut waktu refraktori.

Titik - titik (celah) pertemuan antara neuron satu dengan neuron lain disebut sinapsis. Akson pada setiap neuron
berakhir membentuk tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Permukaan tombol sinapsis disebut membran
pre-sinapsis. Membran pre-sinapsis berfungsi meneruskan rangsang.
Membran pre-sinapsis akson neuron satu akan bertemu dengan dendrit neuron yang lain. Permukaan dendrit
neuron itu disebut membran post-sinapsis. Fungsi membran post-sinapsis sebagai penerima rangsang. Di antara
kedua membran tersebut terdapat suatu celah yang disebut celah sinapsis.
Bila impuls telah berada di ujung akson, ujung akson akan mengeluarkan neuro hormon yang disebut juga
neurotransmiter. Zat ini bersifat memacu dan menghantarkan impuls ke ujung dendrit neuron yang lain. Ada
beberapa neurotransmiter yang dikenal yaitu asetilkolin, serotonin, dan dopamin. Keduanya merupakan
neurotransmiter yang terdapat di seluruh sistem saraf.
Jika impuls tiba di tombol membran pre-sinapsis, akan terjadi peningkatan permeabilitas membran pre-sinapsis
terhadap ion Ca2+. Akibatnya ion Ca2+ masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membran pre-sinapsis
sambil melepaskan neurotransmiternya ke celah sinapsis. Neurotransmiter ini membawa impuls ke membran
post-sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, selanjutnya neurotransmiter dihidrolisis oleh enzim yang
dikeluarkan oleh membran post-sinapsis, misalnya asetilkolinesterase. Jika neurotransmiternya dihidrolisis
menjadi kolin dan asam etanoat, kedua senyawa hasil hidrolisis ini akan disimpan di gelembung sinapsis untuk
dipergunakan lagi. Simaklah penghantaran impuls antarsel saraf pada Perhatikan Gambar 9.6 !.
Apabila tubuh Anda mendapatkan rangsang dari luar, dengan melakukan 2 macam proses penghantaran tersebut,
impuls akan melalui jalur perjalanan sebagai berikut untuk menanggapinya.

jalur perjalanan impuls

Selain gerakan melalui jalur itu, ada juga gerakan yang melalui jalur perjalanan berbeda yang disebut gerak
refleks. Berikut adalah penjelasan mengenai gerak refleks.
Gerak Refleks
Mungkin Anda pernah memeriksakan kesehatan Anda di rumah sakit. Salah satu hal yang dilakukan dokter
adalah menyuruh duduk dengan posisi kaki dapat bergerak bebas di atas tanah, dokter juga menyuruh menutup
mata. Tiba-tiba tanpa sepengetahuan Anda, dokter memukul lutut Anda menggunakan martil. Apa yang terjadi?
Ya, tungkai kaki bawah Anda bergerak ke depan. Itu adalah salah satu contoh gerakan refleks.
Gerak refleks adalah gerakan spontan yang tidak melibatkan kerja otak. Gerak ini dilakukan tanpa kesadaran.
Gerak ini berguna untuk mengatasi kejadian tiba-tiba misalnya menarik kaki dengan segera setelah menginjak
puntung rokok yang masih menyala. Jalur perjalanan gerak refleks sebagai berikut.
Jalur perjalanan gerak refleks

Berdasarkan tempat konektornya, refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks spinalis dan refleks kranialis.
a. Refleks tulang belakang (refleks spinalis) yaitu jika konektor terdapat di sumsum tulang belakang. Contoh:
gerakan menarik tangan saat menyentuh benda panas atau kaki terkena duri. Perhatikan Gambar 9.7.
b. Refleks otak (refleks kranialis) yaitu jika konektornya terdapat di otak. Contoh: gerakan mata terpejam karena
kilat.

Stroke: Kerusakan otak akibat pecah/tersumbatnya pembuluh darah dalam otak, sehingga saraf tidak cukup
oksigen akibatnya sel saraf mati dan penderita mempunyai masalah dengan pengucapan, gerakan, ingatan.
Hidrocephalus : Pembesaran kepala akibat penimbunan secara aktif cairan otak dalam bilik otak
Neuritis : Radang saraf tepi karena pukulan, tekanan, patah tulang, defisiensi vitamin B
Alzheimer : Penyakit kehilangan kemampuan untuk peduli terhadap diri sendiri
Epilepsi : Penyakit yang menyerang pada neuron motorik dan sensorik secara berulang sehingga
menimbulkan kontraksi otot berulang tanpa disadari
Gegar otak : Penyakit yang disebabkan oleh benturan. Benturan ringan menyebabkan pusing dan muntah
sedang benturan berat menyebabkan muntah dan pingsan
Meningitis : Peradangan Meningitis yang akut oleh bakteri
Sifilis : Infeksi bakteri pada otak yang dapat menyebabkan hilangnya daya berpikir, ingatan, gangguan
berbicara dan kelumpuhan
Amnesia : Kondisi ingatan penderita terganggu dikarenakan kerusakan pada otak karena benturan, suatu
penyakit, guncangan batin dan trauma

Anda mungkin juga menyukai