Anda di halaman 1dari 10

LK.F1.01.

Pengkajian Sistem Koordinasi

Tujuan
Mengkaji topik Sistem Koordinasi dengan berbagai metode yang relevan

Cara kerja
1. Pilihkah kegiatan berikut ini untuk mempelajari topik Sistem Koordinasi:
a. Berpikir reflektif
b. Diskusi
c. Identifikasi masalah
d. Curah pendapat
e. Studi kasus
f. Bermain peran
g. Simulasi
h. Metode lain yang dipilih fasilitator

2. Setelah melakukan kegiatan di atas, mintalah peserta untuk membuat jurnal belajar yang
mendeskripsikan pelajaran penting apa, permasalahan yang mengemuka, dan solusi yang
diperoleh.
LK.F1.02. Mengamati Reflek pada Manusia

I. Tujuan
Untuk mengetahui beberapa macam reflek pada manusia

II. Alat dan Bahan:


1. Pemukul dari karet
2. Kipas

III. Cara Kerja:


1. Reflek tendon miotatik.
a. Reflek patella
- Objek duduk di atas meja dengan kedua kaki terjuntai bebas. Pukullah ligamentum
patellaris dengan pemukul.
- Apa yang terjadi pada kaki?
- Pusatkan perhatian pelaku pada objek/kegiatan tertentu. Pukul ligamen patellaris.
- Apa yang terjadi pada kaki? (bandingkan dengan perlakuan pertama)

b. Sentakan achiles
- Pelaku duduk di atas bangku dengan kedua kaki tergantung bebas pada tepi
bangku. Tekuklah kaki sehingga ketegangan otot gastrocnemius bertambah.
Tepuklah tendon achilles,
- Bagaimana reaksi kaki. Rabalah otot gastrocnemius sewaktu tendon ditepuk.

2. Reflek superficialis.
Reflek kornea
- Sentuhlah kornea dengan ujung kapas.

3. Reflek Organik
a. Reflek fato-pupil
- Pelaku menghadap kearah sinar dengan mata tertutup, selama ± 2 menit.
- Segeralah mata dibuka, amati pupilnya, amati terus selama beberapa detik, adakah
perubahan pada pupil?
b. Reflek akomodasi pupil
- Pelaku mengamati suatu objek yang jauh (± 20 m) pada keadaan cahaya cukup
terang; perhatikan pupilnya. Dengan tiba-tiba pelaku diminta melihat obyek (misalnya
pensil) yang diletakkan 20 cm dari mata.
- Amati perubahan pupil.

c. Reflek ciliospinal
- Cubit kulit pada bagian tengkuk. Amati pupilnya.

d. Reflek menelan
- Telanlah ludah; kemudian telan lagi, telan lagi terus dengan cepat.
- Dapatkah hal tersebut dilakukan? Bandingkan bila Anda menelan (secara terus-
menerus air yang Anda minum)

HASIL PENGAMATAN

1. Reflek tendon Miotatik


a. Reflek Patella

Nama Respon/ Gerakan Kaki


Armigo Bergerak menendang/ tersentak kearah depan
Ranita Bergerak menendang/ tersentak kearah depan
Setiaman Bergerak menendang/ tersentak kearah depan

Pembahasan

Pada Praktikum kali ini yaitu mengenai refleks pada tendon manusia. Praktikan duduk santai
kemudian ligamen patellanya di pukul tidak terlalu keras dengan menggunakan palu oleh praktikan
yang lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan, semua praktikan ketika di pukul
ligamen patellanya akan mengakibatkan gerak refleks menendang. Hasil pengamatan yang telah di
lakukan sesuai dengan dasar teori yang ada. Pada pengamatan terhadap refleks tendon miotatik
atau biasa disebut refleks patella, dimana tanpa disadari oleh volunter pada bagian tendon lututnya
(ligamentum patelaris) dipukul dengan pemukul, hasil yang diperoleh yaitu lutut (kaki)
menendang/bergerak dengan sendirinya tanpa disadari oleh volunter. Gerak refleks ini merupakan
salah satu jenis lung refleks yang paling sederhana yang disebut monosinaptik, karena hanya
terdapat satu sinaps antara neuron sensori dan neuron motor. Bergeraknya kaki secara tiba-tiba
disebabkan karena pada saat tendon lutut dipukul, dan karena itu teregang, maka reseptor dalam
tendon tersebut dirangsang; suatu impuls menjalar melewati lung refleks ke sumsum tulang
belakang lalu kembali lagi; maka otot yang terpaut pada tendon tersebut berkontraksi yang
mengakibatkan menjulurnya kaki secara tiba-tiba (villee, 1999).

Refleks pada lutut, merupakan respon sederhana. Satu ketukan pada lutut akan menyebabkan
tarikan pada tendon yang berkaitan dengan otot paha (otot kuadrisep). Akibatnya, kaki bagian
bawah ikut tertarik. Reseptor regangan yang merupakan reseptor sensorik menerima tarikan itu.
Kemudian, reseptor sensorik mengirimkan informasi ke sinapsis dengan neuron motorik pada
sumsum tulang belakang. Selanjutnya neuron motorik mengirimkan impuls/sinyal menuju otot
kuadrisep untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan bagian bawah tersentak kearah depan.

KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pada katak untuk mengetahui refleks dari beberapa macam
rangsangan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Refleks patella membantu menjaga postur dan keseimbangan seseorang pada saat berjalan.
2. Setiap praktikan mengalami refleks yang sama pada ligamen patellanya yaitu refleks
bergerak menendang/ tersentak kerah depan.

b. Sentakan Achiles

percobaan refleks Achilles dilakukan dengan tiga posisi yaitu subjek duduk dengan kaki menjuntai
ke bawah dan tidak menyentuh lantai, subjek berbaring telentang dengan salah satu lutut
menumpangi lutut kaki yang lain dan subjek berbaring telentang dengan kedua kaki lurus.
Identifikasi tendon Achilles yaitu dengan melihat bagian yang tegang dan memiliki struktur seperti
tali dari bagian tumit sampai otot betis. Cara mengujinya yaitu untuk topang bagian bawah kaki
subjek dengan tangan (untuk subjek duduk), berikan pukulan pada tendon Achilles tepat di tendon
Achilles. Refleks Achilles berpusat di segmen lumbal V dan sacral I-II yang disalurkan melalui n.
Tibialis. Ketukan pada tendo Achilles menyebabkan kontraksi m. Gastrocnemius. Respon normal
yang dihasilkan yaitu kontraksi m.gastroenemius dan fleksi telapak kaki. Fleksi yaitu gerak anggota
tubuh yang menekuk atau membengkok.

2. Reflek superficialis (Reflek kornea)


Menggunakan Kapas Pilin
Praktikan duduk didepan pemeriksa, kemudian mata yang akan diperiksa difiksasi dengan
cara disuruh melihat ke arah nasal. Kapas pilin disentuhkan pada kornea dari temporal. Bila terjadi
refleks kedip dicatat sebagai sensibilitas kornea positif (+), sedangkan bila tidak terjadi refleks kedip
maka dicatat sensibilitas kornea negative (-)

Normalnya ada refleks berkedip bila ada rangsang pada kornea, refleks tersebut disebut refleks
kornea. Sebagai sensor dari refleks kornea adalah permukaan kornea yang banyak mengandung
serabut-serabut saraf telanjang. Rangsang diteruskan melalui jalur aferen saraf kelima divisi
oftalmikus. Rangsang diteruskan ke nucleus saraf fasialis melalui neuron internunsial. Sebagai jalur
eferen adalah saraf fasialis dan sebagai efektornya adalah kedua otot orbicularis.

3. Reflek Organik
a. Reflek foto-pupil
Pupil mata yang terkena cahaya senter secara tiba-tiba akan mengecil dibanding pupil mata yang
tidak terkena cahaya dari senter. Mata yang terkena cahaya secara tiba-tiba akan mengecil secara
cepat dan iris mendekat secara cepat, sedangkan mata yang tidak terkena cahaya tiba-tiba, pupil
akan mengecil secara lambat dan iris mendekat secara lambat.

Pupil mata tergantung dari iris atau semacam otot kecil. Iris mendekati jika cahaya ysng masuk
terlalu terang dan iris menjauhi jika cahaya yang masuk terlalu redup. Jika mata tidak siap saat
terkena cahaya maka pupil mengecil atau meredup secara langsung, kalau siap maka pupil akan
mengecil atau meredup secara perlahan.

Bisa saja terjadi refleks apabila mata kiri yang di senter maka yang meredup mata kanan. Hal itu
disebabkan karena ada kiasma optikus yaitu persilangan bawah otak.

Kesimpulan :
1. Pupil adalah celah lingkaran yang dibentuk oleh iris, yang dapat mengecil dan membesar.
2. Pupil dapat melebar pada tempat yang gelap dan mengecil pada tempat yang terang.
3. Refleks pupil adalah peristiwa mengecilnya pupil karena diberikan rangsangan cahaya.
4. Akomodasi adalah kemampuan mata untuk mencembungkan yang terjadi akibat kontraksi otot
siliari.

b. Reflek akomodasi pupil

Praktikan menghadap ke tempat terang, lalu satu mata praktikan di tutup dengan tangan. Setelah
salah satu mata di tutup dengan tangan, perhatikan apa yang terjadi pada pupil mata yang tidak di
tutup?
Kemudian bukalah mata praktikan yang tertutup lalu perhatikan apa yang terjadi pada pupil mata
yang lain?
Hasil pengamatan :
Pupil mata yang tidak tertutup oleh tangan (sebelah mata praktikan di tutup dengan tangan)
perlahan-perlahan nampak semakin membesar, dan ketika tangan yang menutupi sebelah mata
praktikan dilepaskan maka yang terjadin pada pupil mata satunya perlahan mengecil (kembali
seperti semula).

Kesimpulan :
Pupil akan membesar apabila cahaya yang di dapat kurang (sedikit) untuk beradaptasi (penglihatan
menjadi jelas). Pupil yang tadi membesar akan mengecil (normal) ketika mata yang di tutup dibuka
apabila cahaya yang di dapat cukup untuk beradaptasi (dapat memandang dengan jelas).
Memandang dengan satu pupil (mata satunya ditutup) akan membuat pupil membesar dan
membuat otot mata menegang karena peran kedua mata di bebankan kepada satu mata saja, jadi
membutuhkan cahaya yang lebih besar. Ketika mata yang di tutup tadi di buka maka pupil yang
satunya akan mengecil (normal) karena cahaya yang datang di bagi menjadi dua bagian (peran
mata kembali di bagi menjadi dua tidak hanya satu lagi) jadi otot mata lebih santai, tidak tegang dan
tidak cepat lelah.

c. Reflek ciliospinal

Pada refleks ciliospinal, dimana bila tengkuk dicubit maka pupil mata akan mengecil. Pupil mata
mengecil disebabkan karena pada bagian tengkuk terdapat urat-urat saraf sumsum tulang belakang
yang merupakan bagian penting dari gerak refleks, dimana saat tengkuk dicubit yang terkena
cubitan itu merupakan bagian dari urat saraf yang mengatur mengecilnya pupil mata (efek dari
sistem saraf parasimpatik). Oleh karena itu pupil mata menjadi mengecil.

d. Reflek menelan

Pengamatan yang terakhir yaitu mengenai refleks menelan, dimana saat menelan ludah terasa
tersendat-sendat sedangkan saat menelan air minum, air dapat secara lancar masuk ke dalam
tenggorokan. Hal ini terjadi karena air liur bersifat agak lengket seperti gel sehingga sangat sulit
ditelan secara cepat. Selain itu air liur harus terlebih dahulu diproduksi oleh kelenjar dalam rongga
mulut sehingga sehingga membutuhkan waktu untuk menelannya secara cepat. Sedangkan air
minum bersifat cair sehingga mudah ditelan secara cepat.
Aktivitas 2: Mengembangkan Soal

Tujuan
1. Meningkatkan kemampuan mengembangkan soal.
2. Menghasillkan kumpulan soal.

Prosedur Kerja
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Instrumen Penilaian
Pembelajaran di Modul G Kelompok Kompetensi Pedagogi.
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(lampiran 1)
3. Buatlah kisi-kisi soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format
(lampiran 2). Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda.
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari
pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs.
6. Kembangkan soal Pilihan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal menggunakan kartu soal
(lampiran 3a).
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal menggunakan kartu soal (lampiran
3b).
Kisi-Kisi UN SMA/MA, SMTK, dan SMAK Tahun 2016/2017

Lingkup Materi
Keanekaragaman Sutruktur dan Biomolekuler Genetika dan
Level Kognitif dan Ekologi Fungsi Makhluk dan Evolusi
Hidup Bioteknologi
Pengetahuan dan Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
Pemahaman memahami dan memahami dan memahami dan memahami dan
 Menyebutkan menguasai: menguasai: menguasai: menguasai:
 Menunjukkan  ciri-ciri  struktur dan fungsi  struktur,  hukum-hukum
 Menjelaskan kelompok jaringan pada fungsi, Mendel
makhluk tumbuhan tinggi susunan kimia  asal usul
hidup dan  struktur dan fungsi sel kehidupan
perannya jaringan pada  susunan  mutasi gen dan
dalam Manusia dan RNA, Gen kromosom
kehidupan hewan vertebrata DNA, dan  teori evolusi
 tingkat  sistem organ dan kromosom
keanekaraga fungsinya  metabolisme
man  gangguan/penyakit sel
Hayati (gen, pada System organ  bioteknologi
jenis, manusia
ekosistem) di
Indonesia
Aplikasi Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
 Mengklasifikasikan mengaplikasikan mengaplikasikan mengaplikasikan mengaplikasikan
 Menentukan pengetahuan dan pengetahuan dan pengetahuan pengetahuan
 Mengurutkan pemahaman pemahaman dan dan
 Meramalkan tentang: tentang: pemahaman pemahaman
 Menghitung  pemecahan  mekanisme kerja tentang: tentang:
 Mengemukakan masalah biologi system organ tubuh  transpor  persilangan
Dengan kerja manusia pengaruh melalui menurut
ilmiah gangguan/serangan membran hukum
 dasar-dasar  penyakit pada  sifat enzim Mendel
pengelompokan mekanisme kerja dan  penyimpangan
makhluk hidup organ kinerjanya semu hukum
 daur hidup  mekanisme Mendel
makhluk hidup katabolisme  hereditas
(invertebrata dan pada manusia
dan tumbuhan anabolisme  petunjuk/bukti-
tingkat rendah) (karbohidrat, bukti evolusi
 aliran energi dan protein,
daur materi pada lemak)
ekosistem  reproduksi sel
 dampak  sintesis
perubahan protein
lingkungan dan  dampak
tindakan bioteknologi
perbaikannya

Penalaran Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat


 Menyimpulkan menggunakan menggunakan nalar menggunakan menggunakan
 Menganalisis nalar dalam: dalam: nalar dalam: nalar dalam:
Lingkup Materi
Keanekaragaman Sutruktur dan Biomolekuler Genetika dan
Level Kognitif dan Ekologi Fungsi Makhluk dan Evolusi
Hidup Bioteknologi
 Merumuskan  pengelompokan  data hasil uji  percobaan  penelusuran
 Menemukan makhluk laboratorium klinis transpor hereditas
 Mengintepretasikan hidup dari hasil Percobaan faktor membran manusia
pengamatan eksternal  percobaan berdasarkan
 tindakan  pertumbuhan dan kinerja enzim peta silsilah
perbaikan dan perkembangan  percobaan  mekanisme
pelestarian Tumbuhan katabolisme evolusi
lingkungan dan
anabolisme
 percobaan
bioteknologi

KISI-KISI SOAL

IPK/KD MATERI KELAS LEVEL BENTUK NO


KOGNITIF SOAL SOAL

3.5 Menganalisis hubungan


antara struktur jaringan
penyusun organ pada sistem
gerak dalam kaitannya
dengan bioproses dan
gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem gerak
manusia

3.5.1 menjelaskan fungsi sisitem Sistem gerak XI C3 PG 1


gerak pada manusia manusia

3.5.2 Mengklasifikasikan jenis-jenis Sistem gerak XI C2 PG 2


sendi berdasarkan gambar manusia
macam-macam sendi.
3.5.3 Menjelaskan hubungan antar Artikulasi XI C3 PG 3
tulang (persendian)
3.5.4 Membedakan struktur tulang Sistem gerak XI C3 Essay 4
keras dan tulang rawan manusia

3.5.5 Memberi contoh kelainan/ Kelainan pada XI C3 Essay 5


penyakit pada rangka atau tulang sistem gerak
dalam aspek kesehatan
masyarakat
3.5.6 Memberi contoh kelainan Kelainan pada XI C3 Essay 6
/penyakit pada otot dalam aspek sistem gerak
kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai