Di
S
U
S
U
N
Oleh :
NAMA : RIZKA REZILLA LUBIS
NPM : 18.18.164
KEL : 6 A.2
KELAS : FARMASI 1A
TGL : 28 Oktober 2018
TUJUAN
untuk memahami pengertian refleks dan mempelajari reaksi-reaksi pada beberapa bagian tubuh
sebagai akibat dari rangsangan.
TEORI
Ada dua sistem gerak pada manusia, yaitu gerak reflex dan gerak sadar (terkoordinasi).
Refleks ialah aktifitas yang timbul langsung sebagai respon terhadap rangsangan tanpa olahan
syaraf sentral bagian korteks. Refleks bermacam-macam dari yang sederhana hingga yang
kompleks. Contoh refleks yang sederhana adalah refleks menyusu. Bayi yang baru lahir dan sehat
sudah dapat menghisap susu dari payudara ibunya. Refleks alimentasi ini dapat dimulai dari pipi
bayi yang disentuh puting payudara. Bayi akan menengok ke arah payudara yang akan dihisap itu.
Mulutnya membuka, bibirnya menangkap puting payudara, mungkin tangannya akan memegang
payudara itu, lalu timbul gerakan menghisap dan menelan. Semua aktifitas ini berjalan reflektoris
(Suyanto, 2010).
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur
saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensr, interneuron, dan neuron motor, yang mengalirkan
impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan
dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan
tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan
yang diterima oleh sel saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara atau neuron
penghubung (Wulandari, 2009).
Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak di sadari.
Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Neuron konektor merupakan
penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorok. Jika neuron konektor berada di otak,
maka refleksnya di sebut refleks otak. Jika terletak di sumsum tulang belakang, maka refleksnya
disebut refleks tulang belakang (Taiyeb, 2016).
Prinsip kegiatan system saraf ditampilkan dalam bentuk kegiatan gerak refleks. Dengan
adanya gerak refleks dimungkinkan terjadinya kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ dari
individu dan hubungan individu dengan sekelilingnya. Refleks merupakan reaksi organism
terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun luar organism (Syaifuddin: 2006)
Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara ototmatis tanpa di sadari. Terdapat
dua tipe refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar yang menyatu tanpa dipelajari, seperti
menutup mata pada saat ada benda menuju ke arahnya dan refleks yang dipelajari atau refleks yang
di kondisikan (conditioned refleks), yang dihasilkan dari berbuat dan belajar, sepeti membelokkan
stri mobil kalau mau menabrak benda. Kita mengerjaka hal tersebut secara ototmatis, tetapi hanya
setelah banyak berlatih secara sadar (Basoeki, 2003)
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih
cepat dari gerak sadar misalnya menutup mata dari debu, menarik tangan dari benda panas yang
menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar,
misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan dengan sengaja menyentuh
permukaan benda panas itu (Pearce 2009).
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara ototmatis terhadap
rangsangan tanpa memerlukan kontrol dari otak. Gerak refleks yang paling sederhana memerlukan
dua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah
dibawah kesadaran dan kemauan seseorang. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau
jalan pintas yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori
ke pusat saraf, di terima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa di olah di dalam otak langsung
di kirim tanggapan ke saraf motor untuk di sampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar, jalan
pintas ini di sebut lengkung refleks (Wulandari, 2009).
Kegiatan pada lengkung refleks di mulai di reseptor sensorik sebagai potensial reseptor
yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan membangkitkan
potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas di saraf eferen. Bila potensial aksi ini sampai ke
efektor, terjadi lagi respon yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Efektor yang berupa
otot rangka, respon bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensil aksi yang
mampu menghasilkan kontraksi otot. Hubungan antara neuron aferen dengan eferen biasanya
terdapat di sistem saraf pusat (Ganong, 2009).
BAHAN DAN ALAT
METODE KERJA
1. Superficial Refleks
NO Nama Cara menimbulkan Reaksinya Segmentyang
bersangkutan
1 Cornea Menyinggung cornea Menutup
dengan kapas kelopak mata
2 Conjunctiva Menyinggung Menutup
conjunctiva dengan kelopak mata
kapas
3 Pharynx Menyinggung dinding Kontraksi
pharinx otot – otot
pharynx
4 Kulit perut Menggaruk dinding Kontraksi
perut otot – otot
dinding perut
5 Epigastrium Menggaruk dari papilla Tertariknya
mamma kearah bawah epigastrium
6 Cremaster Menggaruk bagian Tertariknya
dalam paha testis
7 Babinsky Benda tajam digoreskan Plantaran
dari arah tumit menuju fleksio ibu
ibu jari telapak tangan jari jika
terdapat
dorsalflexio
ibuu jari
maka disebut
bibinsky (+)
2. Deep refleks
3. Refleksi pupil
2. Deep refleks
3. Refleksi pupil
2. Deep refleks
3. Refleksi pupil
PEMBAHASAN
Kegiatan praktikum kali ini dengan mengamati masalah gerak, lebih tepatnya masalah
gerak reflex. Sebelumnya perlu kita kerahui terlebih dahulu bahwa gerak reflex bersifat tidak
disadari atau diluar kendali manusia karena butuhnya manusia respon atau tanggap cepat terhadap
rangsang yang ada dari luar misalnya kita lagi di dapur, sedang memasak sesuatu kemudian tidak
sengaja kita menyentuh bagian panas dari alat-alat yang kita pakai memasak sebelumnya, terus
apa yang kita lakukan adalah langsung menarik tangan kita dengan cepat, itulah gerak reflek. Coba
fikirkan jikalau tidak ada gerak reflek tangan kita menempel kepada benda panas, mungkin tangan
kita sudah terluka parah karena panas baru kita sadari bahwa ternyata tadi panas.
Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya rangsangan, kemudian
rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau sumsum tulang belakang melalui neuron
sensorik dengan kecepatan yang sangat tinggikemudian menuju ke efektor (luar tubuh) melalui
neuron motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh.Kegiatan praktikum unit
ini menggunakan 6 macam daerah untuk diuji ada tidaknya gerak reflex pada tubuh probandus.
Yaitu gerak refleks pada lutut, gerak refleks pada tumit, gerak refleks pada bisep, gerak reflkes
pada trisep, gerakrefleks mengejapkan mata, dan yang terakhir adalah gerak refleks pada dinding
perut. Itulah 6 daerah yang akan diujikan.
KESIMPULAN
Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya rangsangan,
kemudian rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau sumsum tulang belakang melalui
neuron sensorik dengan kecepatan yang sangat tinggi kemudian menuju ke efektor (luar tubuh)
melalui neuron motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh. Serta diketahui
bahwa pada 6 titik pengujian, umumnya probandus memiliki gerak refleks pada daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Ilmu
Suyanto, slamet. 2010. Hasil Kajian Neuroscience dan Implikasinya dalam Pendidikan. Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UNY: Yogyakarta.
Syaifuddin. 2006. Anatomo Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
Wulandari, puspita. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis
Mikrokontroller AT 89S8252. Jurnal Neutrino Vol. 1 No. 2.
Taiyeb, mushawwir. 2016. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jurusan Biologi FMIPA UNM :
Makassar.