Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI

MENGUKUR KAPASITAS PARU-PARU


D

OLEH :

Nama : RISKA REZILA


Npm : 18.18.164
Kelompok : VI (ENAM)
Tanggal Praktikum : 12 DESEMBER 2018

PROGRAM STUDI FARMASI


PROGRAM STUDI FARMASI
INSTITUT KESEHATAN DELIHUSADA DELITUA
Jl.Besar No.77 Delitua Kab.Deli Serdang – Sumatera Utara 20355
(061) 7030082 – 7030083 Faximilie : (061) 7030083
Email : delihusada1@gmail.com

I. JUDUL PERCOBAAN : Percobaan Menghitung Kapasitas Paru-Paru


II. TUJUAN PERCOBAAN :1.Mengukur volume inspirasi dan ekspirasi normal dan
pernafasan.
2.Mengukur besar paru-paru yang dapat diisi udara.
3.Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi
kapasitasbparu-paru manusia

III. TINJAUAN TEORITIS


Respirasi berarti satu inspirasi dan satu ekspirasi.Seorang dewasa normal melakukan
14-18 kali respirasi setiap menit,dan dalam keadaan istirahat sebanyak 12-15 kali.Selama ini
paru-paru memprtukarkan udara di dalamnya dengan atmosfir. Untuk mengukur volume udara
yang dipertukarkan,dipergunakan spirometer (respirometer).
Pada mekanisme pernafasan, organ-organ pernapasan terlibat dalam pemasukan udara
(inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi). Sehingga mekanisme pernapasan dibedakan atas
dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi
secara bersamaan.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang
rusuk.Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
 Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan diluar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
 Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksi atau kembalinya otot antara tulang rusuk
ke posisi semula yang diikuti oleh turunya tulang rusuk sehingga rongga dadamenjadi
kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada
tekanan luar. Sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktivitas otot-
otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan
perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut:
 Fase inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma
mendatar,akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara
masuk.
 Fase ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksinya otot diafragma (kembali ke
posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih
besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

Volume Udara Pernapasan


Secara garis besar volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi 6 yaitu:
 Volume tidal(tidal volume)
Volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang besarnya 500 cc atau 500 ml.
 Volume cadangan inspirasi/udara komplementer
Volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernapas
(inspirasi) biasa, yang besarnya 1500 cc atau 1500 ml
 Volume cadangan ekspirasi/udara suplementer
Volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan nafas
(ekspirasi) biasa, yang besarnya 1500 cc atau 1500 ml.
 Volume sisa/residu
Volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah mengeluarkan napas (ekspirasi)
maksimal, yang besarnya 1000 cc atau 1000 ml.
 Kapasitas vital (vital cavasity)
Volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi
semaksimal mungkin juga, yang besarnya 3500 cc atau 3500 ml.
Jadi, kapasitas vital =V tidal + V cadangan inspirasi + V cadangan ekspirasi.
 Volume total paru-paru (total lung volume)
Volume udara yang dapat ditampung paru-paru semaksimal mungkin, ysng besarnya
4500 cc atau 4500 ml.(waluyo,2010:241)
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih
kecil daripada pria dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar
daripada orang bertubuh kecil.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah:
1.Umur
Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap frekuensi kita dapat membandingkan
pernapasan antara orang tua dengan anak-anak.Anak-anak frekuensi pernapasanya yang
lebih banyak karena anak-anak masih dalam usia pertumbuhan sehingga memerlukan
banyak energy oleh sebab itu kebutuhanya akan oksigen juga lebuh banyak daripada orang
tua
2.Jenis kelamin
Frekuensi pernapasan laki-laki lebih cepat daripada perempuan karena laki-laki
membutuhkan banyak energi untuk beraktivitas. Berarti semakin banyak pula oksigen
yang diambil dari udara hal ini terjadi karna lelaki umumnya beraktivitas lebh banyak
daripada perempuan
3.Suhu tubuh
Kebutuhan energi dengan suhu tubuh berbanding lurus. Artinya semakin tinggi suhu
tubuh maka kebutuhan energy semakin banyak pula sehingga kebutuhan oksigen semakin
banyak.
4.Posisi Tubuh
Posisi tubuh seseorang akan berpengaruh terhadap kebutuhan energinya orang yang
Berkontraksi lebih banyak sehingga memerlukan energi yang lebih banyak pula.s
5.kegiatan tubuh
Orang yang melakukan aktifitas kerja membutuhkan energy berarti semakin berat
kerjanya maka semakin banyak kebutuhan energinya sehingga frekuensi pernapasanya
Semakin cepat.
PROGRAM STUDI FARMASI
INSTITUT KESEHATAN DELIHUSADA DELITUA
Jl.Besar No.77 Delitua Kab.Deli Serdang – Sumatera Utara 20355
(061) 7030082 – 7030083 Faximilie : (061) 7030083
Email : delihusada1@gmail.com

A. Waktu dan tempat

Hari/tanggal : RABU, 12 desember 2018


Waktu : Pukul 14:30 s.d 17:30
Tempat : Laboratorium Anatomi Fisiologi

B. Alat dan Bahan

1. Alat dan bahan


 Ember besar
 Botol besar/drigen bervolume 5 liter
 Pipa plastic (selang)
 Timbangan berat badat
 Gelas ukur
 Corong
 Bangku 19 inci
 Stopwatch
 Timbangan berat badan
 Air secukupnya

A. HASIL PENGAMATAN

No Nama J.kelamin Usia B.badan Kapasitas Kapasitas


paru- paru-
paru paru
sebelum sesudah
olahraga olahraga
1 Fadhila surya Perempuan 18th 80 kg 1.800 ml 2.350 ml
2 Rika Rosita Perempuan 18th 58 kg 1.850 ml 2.250 ml
3 Jolly A.zebua Laki-laki 18th 53 kg 2.600 ml 3.150 ml
B.HASIL PENGAMATAN

No Nama J.kelamin Usia B.badan Kapasitas Kapasitas


paru-paru paru-paru
(nl) S.setalah
olahraga
(nl)
1 Rafli Laki-laki 18th 66 kg 2.800 ml 2.800 ml
2 Friti Perempuan 17th 63 kg 2.700 ml 1.940 ml
3 Dessy Perempuan 19th 39 kg 2.100 ml 2.800 ml
4 Farhandika Laki-laki 19th 54 kg 1.300 ml 1.400 ml
5 Ujianto Laki- laki 18th 50 kg 1.450 ml 1.150 ml
6 Lywinda Perempuan 17th 59 kg 2.350 ml 2.370 ml
7 Zhari Laki-laki 18th 68 kg 2.957 ml 3.430 ml
8 Fharika Perempuan 18th 56 kg 2.700 ml 2.415 ml
9 Aulia Perempuan 18th 57 kg 2.735 ml 2.850 ml
10 Aini yulia Perempuan 18th 62 kg 2.300 ml 2.600 ml
11 Muliana Perempuan 19th 58 kg 1.925 ml 2.772 ml
12 Darmanta Laki-laki 19th 68 kg 1.175 ml 2.100 ml
13 Ashari Laki-laki 19th 80 kg 1.750 ml 650 ml
14 Khairunnisa Perempuan 18th 53 kg 3.000 ml 2.750 ml
15 Nita Natalia Perempuan 17th 50 kg 2.250 ml 2.000 ml
16 Fadhila surya Perempuan 18th 80 kg 1.800 ml 2.350 ml
17 Rika Rosita Perempuan 18th 58 kg 1.850 ml 2.250 ml
18 Jolly A.zebua Laki-laki 18th 53 kg 2.600 ml 3.150 ml

IV. CARA KERJA


1. Letakan drigen air dan isilah dengan air secara bertahap hingga penuh,sambil dipasang skala ukur
2. Balikkan drigen air secara berkala yang penuh air tersebut pada toples yang sudah diisi air sambil di
pasang selang
3. Hembuskan napas sekuat-kuatnya lewat mulut kedalam botol melalui selang
4. Amati beberapa volume air yang turun (volume air yang turun berarti kapasitas udara pernafasan
kita).
5. Timbanglah berat badan siswa yang menghembuskan nafas tersebut.
6. Bandingkan dengan teman yang memiliki berat badan berbeda.
7. Catatlah hasil pengamatan dari table
8. Kemudian lakukan pengukuran kapasitas paru-paru setelah melakukan aktivitas fisik.

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengetahui kapasitas vital paru-paru manusia yang
dilakukan dengan cara merangkai alat spirometer sederhana yang tersusun dari botol besar yang diisi air dan
dihubungkan dengan selang kemudian dibalik lalu dimasukkan dalam bak besar yang berisi air pula. Pada saat
praktikum setelah perwakilan kelompok dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar dada, satu
persatu perwakilan menghembuskan nafasnya sekuat-kuatnya melalui selang yang dihubungkan ke botol besar
dan akan terlihat volume air yang dikeluarkan itu menunjukkan volume kapasitas vital paru-paru dari perwakilan
kelompok tersebut. Rata-rata volume kapasitas vital dari keenam perwakilan sebesar 3333,3 ml. Jika
dibandingkan dengan teori kapasitas vital paru-paru manusia diketahui besarnya kurang lebih 3500 ml yang
diperoleh dari jumlah volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi. Maka hasil
percobaan yang telah dilakukan hampir sesuai dengan teori. Sehingga dapat diketahui bahwa kapasitas vital
paru-paru manusia kurang lebih sebesar 3500 ml.
Volume total paru-paru manusia kurang lebih 4500 ml yang merupakan hasil jumlah dari kapasitas vital
dan volume residu. Kapasitas vital merupakan volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin
setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, kurang lebih sebesar 3500 ml. Seperti penjelasan di atas
kapasitas vital merupakan jumlah dari volume tidal yaitu volume udara pernapasan biasa yang kurang lebih 500
ml, volume cadangan inspirasi yang merupakan volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal
setelah bernapas biasa yang besarnya kurang lebih 1500 ml dan volume cadangan ekspirasi yang merupakan
volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan napas biasa kurang lebih
sebesar 1500 ml. Dan untuk volume residu atau sisa adalah volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru
setelah mengeluarkan napas maksimal yang besarnya kurang lebih 1000 ml. Sehingga apabila ditambahkan,
volume total paru-paru akan diperoleh kurang lebih sebesar 4500 ml. Maka paru-paru manusia mampu
menampung kurang lebih 4500 ml udara.
Dari hasil pengamatan diperoleh kapasitas vital paru-paru para perwakilan kelompok berbeda-beda. Hal
ini terjadi karena ada perbedaan dalam hal jenis kelamin, umur, tinggi badan, berat badan dan lingkar dada.
Perbedaan tersebut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru-paru. Dari faktor jenis
kelamin ternyata mempengaruhi kapasitas vital, kapasitas vital paru-paru orang laki-laki lebih besar daripada
perempuan. Sehingga laki-laki bernapas lebih lambat daripada perempuan. Hal ini terjadi karena volume paru-
paru laki-laki lebih besar daripada perempuan. Namun kadar oksigen yang dibutuhkan oleh laki-laki lebih besar
daripada perempuan. Oleh karena itu, kebanyakan laki-laki lebih banyak bergerak dari perempuan.
Selain itu umur juga mempengaruhi kapasitas vital paru-paru. Seperti pada hasil pengamatan, seseorang
yang berumur 18 tahun kapasitasnya lebih rendah daripada yang berumur 19 tahun. Namun hasil pengamatan
tersebut tidak bisa dijadikan patokan karena dengan umur yang berbeda dan jenis kelaminnnya berbeda. Jika
akan dibandingkan, harus dengan jenis kelamin sama tapi umurnya berbeda. Berdasarkan teori semakin
bertambah usia seseorang maka semakin rendah frekuensi pernapasannya karena semakin bertambah usia
aktivitasnya semakin sedikit. Sehingga kapasitas vital paru-paru seseorang semakin rendah jika semakin
bertambahnya umur pada orang tersebut.
Tinggi badan dan berat badan juga mempengaruhi kapasitas vital paru-paru. Semakin ideal berat badan
seseorang maka kapasitas vitalnya semakin besar karena orang yang ideal akan dapat lebih aktif bergerak
daripada orang yang kurang ideal. Hal ini terlihat dari perwakilan kelompok III dan V, berat badan kelompok
III kurang ideal sehingga kapasitas vitalnya lebih rendah dibandingakan dengan perwakilan kelompok V. Faktor
lainnya yaitu lingkar dada manusia. Semakin besar lingkar dada berarti volume paru-parunya semakin besar
sehingga kapasitas vitalnya juga semakin besar.
Setelah dilakukan pengukuran kapasitas paru-paru, para perwakilan kelompok disuruh berlari dan setelah
berlari diukur kembali kapasitas vital paru-parunya. Ternyata terjadi peningkatan kapasitas vitalnya. Hal ini
terjadi karena orang yang banyak melakukan aktivitas frekuensi pernapasannya akan semakin meningkat karena
akan lebih banyak memerlukan energi. Dibandingkan dengan orang yang melakukan sedikit aktivitas, jelas
frekuensi pernapasannya akan lebih rendah karena lebih sedikit memerlukan energi. Sehingga aktivitas tubuh
juga mempengaruhi kapasitas vital paru-paru. Semakin aktif tubuh seseorang maka kapasitas vitalnya semakin
besar pula.
Selain dari faktor-faktor di atas, jika berdasarkan teori yang ada suhu tubuh juga mempengaruhi kapasitas
vital paru-paru. Pengaruh suhu tubuh berhubungan dengan proses metabolisme tubuh. Semakin tinggi suhu
tubuhnya semakin tinggi pula frekuensi pernapasannya. Contohnya pada orang-orang yang ada di dataran tinggi
akan bernapas lebih cepat karena pada dataran tinggi oksigennya sedikit sedangkan paru-parunya besar sehingga
kapasitas vital paru-paru orang di dataran tinggi lebih besar dibandingkan dengan orang yang berada di dataran
rendah.
PROGRAM STUDI FARMASI
INSTITUT KESEHATAN DELIHUSADA DELITUA
Jl.Besar No.77 Delitua Kab.Deli Serdang – Sumatera Utara 20355
(061) 7030082 – 7030083 Faximilie : (061) 7030083
Email : delihusada1@gmail.com

BAB V1
KESIMPULAN

1. Kapasitas vital paru-paru adalah udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan
inspirasi semaksimal mukngkin juga, yang besarnya 3500cc atau 3500 ml.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kapasitas vital paru-paru adalah faktor umur, jenis
kelamin, tinggi badan, berat badan, lingkar dada dan aktivitas tubuh. Serta suhu tubuh juga mempengaruhi
kapasitas vital paru-paru orang.
PROGRAM STUDI FARMASI
INSTITUT KESEHATAN DELIHUSADA DELITUA
Jl.Besar No.77 Delitua Kab.Deli Serdang – Sumatera Utara 20355
(061) 7030082 – 7030083 Faximilie : (061) 7030083
Email : delihusada1@gmail.com

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C dan John . E. Hall . 2018. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC

Parjatmo,Widjojo.1987.Panduan Praktikum Biologi Umum 1.Bandung : Angkasa

Waluyo,Joko .Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Jember : unej

Waluyo,Joko dkk.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : unej

Waluyo,Joko.2018.Biologi Umum. Jember : unej

Yatim,Wildan. 1987. Biologi. Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai