Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PERNAPASAN

LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan dan Tubuh Manusia
Dosen pengampu:
Dr. Agr. H. Saefudin, M.Si
Dra. Soesy Asiah Soesilawati, M.Si

Oleh
Kelompok 9
Biologi C 2019
Bunga Gina Triani (1705271)
Dwi Fitriawati Fajrin (1900480)
Fakhri Faturrohman (1904579)
Muhammad Adam Hawari (1903118)
Shevira Arista Achmanda (1901678)
Zara Janeeta yusuf (1908240)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
A. JUDUL
Sistem Pernapasan
B. PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM
Hari/tanggal : Senin, 26 Oktober 2020
Waktu : 07.00-09.30
C. TUJUAN
Mengukur volume udara pernapasan
D. DASAR TEORI
Pernapasan merupakan proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup yang
berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya. Sedangkan proses
perombakan bahan makanan menggunakan oksigen sehingga diperoleh energi dan gas sisa
pembakaran karbon dioksida (CO2) disebut respirasi. Proses respirasi yang menggunakan
oksigen disebut juga respirasi. Proses respirasi yang menggunakan oksigen disebut juga
respirasi aerob sedangkan respirasi yang tidak membutuhkan oksigen disebut respirasi
anaerob (Rahmat, 2007).
Respirasi merupakan proses penguraian senyawa organik kompleks menjadi senyawa-
senyawa yang sederhana. Sebagian besar proses respirasi berlangsung didalam mitokondria.
Adapun sebagian proses yang lain berlangsung dalam sitosol (Dartius,1999). Jumlah
pernafasan dapat menujukan keadaan irama jantung dan pertukaran gas di dalam darah.
Berdasarkan penelitian medis, jumlah pernafasan dianggap sebagai penanda disfungsi paru-
paru (Das, 2013).
Peran sistem respirasi adalah untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbondioksida
antara udara dan darah. Untuk melakukan pertukaran gas, sistem kardiovaskular dan sistem
respirasi harus bekerja sama. Sistem kardiovaskular bertanggung jawab untuk perfusi darah
melalui paru-paru sedangkan sistem pernapasan melakukan dua fungsi terpisah yaitu ventilasi
dan respirasi (Handoko, 2001).
Respirasi eksternal adalah proses pertukaran gas antara darah dan atmosfer sedangkan
respirasi internal adalah proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan.
Respirasi internal (pernapasan selular) berlangsung diseluruh sistem tubuh. Yang termasuk
struktur utama system pernapasan adalah saluran udara pernapasan, terdiri dari saluran napas
atas dan saluran napas bawah, serta paru (parenkim paru) (Molenaar, 2014).
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang
terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam
adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh (Yatim, 1990)
Secara garis besar volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi 6 yaitu:
1. Volume tidal (tidal volume), Volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang besarnya 500
cc atau 500 ml.
2. Volume cadangan inspirasi/ udara komplementer, Volume udara yang masih dapat
dimasukkan secara maksimal setelah bernafas (inspirasi) biasa, yang besarnya 1500 cc
atau 1500 ml.
3. Volume cadangan ekspirasi/udara suplementer, Volume udara yang masih dapat
dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan nafas (ekspirasi) biasa, yang
besarnya 1500 cc atau 1500 ml.
4. Volume sisa / residu, Volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah
mengeluarkan nafas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya 1000 cc atau 1000 ml.
5. Kapasitas vital (vital cavasity), Volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal
mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya 3500 cc
atau 3500 ml. Jadi, kapasitas vital = V tidal + V cadangan inspirasi + V cadangan ekspirasi.
6. Volume total paru-paru (total lung volume), Volume udara yang dapat ditampung paru-
paru semaksimal mungkin, yang besarnya 4500 cc atau 4500 ml. (Waluyo, 2010).
Pada prinsipnya, pertukaran gas yang terjadi di jaringan tubuh dan paru-paru terjadi
secara difusi mengikuti perbedaan tekanan. Udara yang sampai alveoli memiliki tekanan O2
yang lebih tinggi dan tekanan CO2 yang lebih rendah dibandingkan dengan darah dalam
pembuluh arteri yang melewati alveoli. Jika tekanan udara 1 atmosfer (760 mmHg), dan
volume O2 adalah 21%, tekanan parsial O2 (PO2) di udara bebas adalah 0,21 x 760 mmHg,
yaitu sekitar 160 mmHg. Sementara itu, tekanan parsial CO2 (PCO2) diketahui adalah sekitar
0,23 mmHg. Akibatnya, O2 dari udara berdifusi melewati epitel alveoli dan kapiler ke dalam
darah di dalam kapiler (Campbell, 1998).
E. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum sistem pernapasan adalah sebagai berikut
Tabel 1. Alat dan bahan

Alat bahan Keterangan

Botol air mineral 1,5 l 2 Buah

Selang Transparan 1 Meter

Alat Ukur 1 buah

Air secukupnya

F. LANGKAH KERJA
1. Pembuatan Spirometer

Diagram 1. Langkah kerja pembuatan spirometer sederhana


2. Cara Kerja Spirometer

Diagram 2. Langkah kerja penggunaan spirometer sederhana

Gambar 1. Spirometer sederhana


(Dok. Kelompok 9 C, 2020)
G. HASIL PENGAMATAN
Tabel 2. Hasil pengamatan

Nama Anggota Volume Sebelum Olahraga Sesudah Olahraga


Kelompok Udara
Duduk Berdiri Duduk Berdiri

Bunga Gina Triani Tidal 240 cc 350 cc 280 cc 370 cc

Suplementer 1320 cc 1400 cc 920 cc 1500 cc

Komplementer 500 cc 690 cc 940 cc 1050cc

Vital 2060 cc 2440 cc 2140 cc 2920 cc

Dwi Fitriawati Fajrin Tidal 220 cc 275 cc 275 cc 330 cc

Suplementer 810 cc 1000 cc 910 cc 1010 cc

Komplementer 830 cc 1100 cc 920 cc 1150 cc

Vital 1860 cc 2375 cc 2105 cc 2490 cc

Fakhri Faturrohman Tidal 375 cc 475 cc 440 cc 535 cc

Suplementer 1300 cc 1400 cc 1450 cc 1500 cc

Komplementer 1150 cc 1400 cc 1500 cc 1575 cc

Vital 2825 cc 3275 cc 3390 cc 3610 cc

Tidal 400 cc 500 cc 475 cc 600 cc


Muhammad Adam Suplementer 1400 cc 1500 cc 1600 cc 1760 cc
Hawari
Komplementer 1200 cc 1500 cc 1650 cc 1700 cc

Vital 3000 cc 3500 cc 3725 cc 4060 cc

Shevira Arista Tidal 200 cc 250 cc 300 cc 350 cc


Achmanda
Suplementer 815 cc 1050 cc 910 cc 1010 cc

Komplementer 850 cc 1110 cc 910 cc 1160 cc

Vital 1865 cc 2410 cc 2120 cc 2520 cc

Zara Janeeta Yusuf Tidal 235 cc 300 cc 300 cc 350 cc

Suplementer 830 cc 1025 cc 930 cc 1025 cc

Komplementer 850 cc 1110 cc 935 cc 1165 cc

Vital 915 cc 435 cc 2165 cc 2540 cc


H. PEMBAHASAN
Pada praktikum sistem pernapasan kali ini, digunakan spirometer sederhana yang dibuat
secara mandiri oleh praktikan. Pengambilan data dilakukan kepada semua anggota, baik laki-
laki dan perempuan. Pengukuran volume udara dilakukan pada dua kondisi, yakni pada saat
sebelum olahraga atau tidak sedang dalam aktivitas dan setelah melakukan olahraga,
kemudian pada setiap kondisi diambil data sebanyak dua kali yakni pada posisi duduk dan
berdiri.
Sebenarnya pernapasan yang kita lakukan adalah untuk membakar zat-zat makanan yang kita
makan. Selain itu, oksigen yang kita hirup juga dibutuhkan untuk respirasi sel di dalam tubuh.
Banyaknya oksigen yang masuk bergantung pada besarnya volume paru paru kita. Volume
paru paru yang kecil otomatis kapasitasnya untuk menampung udara juga sedikit. Begitupun
sebaliknya. Volume paru paru yang besar juga otomatis dapat menampung udara lebih besar.
Berdasarkan data diatas, yang diambil dari hasil praktikum pernapasan menggunakan
spirometer sederhana yang dilakukan setiap praktikan dapat dilihat memiliki perbedaan
kapasitas paru-paru setiap praktikan.
Perbedaan-perbedaan yang terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jenis
kelamin, usia, posisi tubuh saat diperiksa hingga kekuatan otot pernapasan. Laki-laki
umumnya melakukan aktivitas lebih banyak dari perempuan, berdasarkan jenis kelamin
tersebut, perempuan rata-rata memiliki kapasitas vital paru-paru 20-25% lebih rendah dari
laki-laki. Selain itu seiring dengan pertambahan usia kapasitas vital juga akan menurun,
karena pada usia 30-40 tahun seseorang akan mengalami penurunan fungsi paru.
Selain itu, berat badan juga mempengaruhi volume vital paru paru seorang manusia. Berat
badan yang kurang proporsional mempengaruhi banyak sedikitnya konsumsi oksigen. Berat
badan yang berlebih akan memaksa paru paru bekerja ekstra. Hal ini dikarenakan proses
pembakaran zat zat makanan di dalam tubuh untuk menghasilkan energi membutuhkan
oksigen yang lebih. Sedangkan orang yang kelebihan berat badan biasanya malas untuk
berolahraga. Permasalahan inilah yang menyebabkan volume paru paru seseorang menjadi
tidak sesuai seperti seharusnya. Hal ini terjadi karena kemalasan orang tersebut untuk
berolahraga mengakibatkan keelastisitasan paru paru menjadi berkurang. Sehingga saat
dilakukan pernafasan secara maksimal hanya sedikit volume vital paru parunya.
Dan juga terdapat perbedaan volume udara pada praktikan saat sebelum berolahraga dan
setelah berolahraga, hal tersebut terjadi karena setelah berolahraga tubuh kita memerlukan
lebih banyak konsumsi energi akibat dari metabolisme yeng cepat. Perbedaan bisa juga terjadi
akibat dari perbedaan teknik berlari ataupun kecepatan berlari setiap praktikan.
Kemudian perbedaan nilai volume udara pernapasan pada saat duduk dan berdiri juga
berbeda, pada hasil pengamatan diatas nilai volume udara pernapasan praktikan lebih besar
saat berdiri kerna berdiri tubuh kita lebih banyak aktivitas dari pada saat duduk sehingga
membutuhkan konsumsi oksigen yang lebih banyak pula.
Dalam literatur dijelaskan bahwa kapasitas vital paru paru sebelum dan sesudah beraktifitas
adalah mengalami kenaikan. Semakin banyak aktivitas seseorang, maka kapasitas pernafasan
juga akan semakin meningkat. Hal in disebabkan karena ketika sedang beraktifitas, proses
pembakaran di dalam tubuh berjalan semakin cepat untuk menghasilkan energi yang kita
butuhkan. Selain itu, kebutuhan oksigen untuk respirasi sel juga semakin banyak. Sehingga
paru paru akan mengembang untuk menampung lebih banyak udara yang masuk.
Kesimpulan berdasarkan hasil praktikum pernapasan menggunakan spirometer sederhana
yang dilakukan setiap praktikan sesuai dengan literatur yang menyebutkan kapasitas vital paru
paru sebelum dan sesudah melakukan aktifitas mengalami kenaikan.

I. PERTANYAAN
1. Setelah anda melakukan kegiatan dengan spyrometer buat..pada kegiatan c . diatas ,
volume udara pernafasan apa yang anda dapat ? jelaskan
Jawab:
Berdasarkan kegiatan tersebut, volume pernapasan yang didapat adalah volume tidal.
Volume tidal adalah volume udara yang memasuki paru-paru (inspirasi) atau
meninggalkan paru-paru (ekspirasi) pada pernapasan normal/biasa. Rata-rata nilai
normalnya ±500 cc. Sesuai dengan kegiatan C bahwa yang dilakukan adalah bernapas
biasa

2. Begitu juga pada kegiatan e. yang anda peroleh itu volume udara pernafasan apa ?
Jawab:
Volume udara tersebut adalah volume udara cadangan inspirasi (komplementer) yang
adalah volume udara inspirasi yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal (tidal),
sesuai dengankegiatan E yang menyebutkan tarik napad dalam-dalam

3. Apa yang dimaksud volume udara SUPLEMEN,TIDAL,KOMPLEMEN,KAPASITAS


VITAL,KAPASITAS TOTAL,RESIDU DAN DEAD SPACE ? JELASKAN
Jawab:
a. Volume udara suplemen, yaitu volume udara ekspirasi yang masih dapat dikeluarkan
setelah ekspirasi normal (tidal), kira-kira 1250 cc)
b. Volume udara tidal, yaitu volume udara yang masuk atau keluar dari hidung sewaktu
bernapas dalam keadaan istirahat, nilai normal adalah 500 cc
c. Volume udara komplemen, yaitu volume udara inspirasi yang masih dapat dihirup
setelah inspirasi normal (tidal), nilai normal adalah 3000 cc
d. Kapsitas vital, yaitu jumlah volume suplemen + volume tidal + volume komplemen
atau sama dengan volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam sekali
ekspirasi setelah inspirasi maksimal, volume normal 4750 cc
e. Kapasitas total, yaitu jumlah udara maksimal yang bisa masuk ke paru-paru, saat
Anda mengambil napas (inspirasi). Nilai normal 6 liter
f. Residu, yaitu volume udara sisa. Walaupun kita melakukan ekspirasi semaksimal
mungkin, tetapi terdapat sisa udara dalam paru-paru yang tidak dapat dikeluarkan
dengan ekspirasi biasa.
g. Dead space, yaitu ruang dalam saluran pernapasan (bawah) yang tidak mengalami
pertukaran gas.

4. Berapa jumlah volume udara paru-paru yang tertinggal selama pernafasan berlangsung?
Jawab:
menurut literatur Volume udara paru-paru yang tertinggal adalah residu dengan jumlah
1200cc

5. Adakah perbedaan volume udara pada saat duduk,berdiri, dan setelah berlari lari
kecil/aktifitas ? jika ada mengapa ?
Jawab:
Ada perbedaan, saat kita sedang tidak dalam melakukan aktifitas berat, misalnya sedang
duduk ataupun berdiri frekuensi bernapas lebih rendah. Saat sedang melakukan aktifitas
berat misalnya sedang berolahraga, maka tubuh lebih banyak butuh asupan oksigen.
Semakin besar frekuensi pernapasan maka udara yang dibutuhkan untutk bernapas juga
lebih besar, sehingga volume udara lebih besar.

6. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi volume udara pernafasan ?


Jawab:
Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per
menit, dari dalam tubuh ke luar tubuh maupun dari luar ke dalam tubuh. Pada umumnya
intensitas pernapasan pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah:
1. Usia: Pada balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan orang
dewasa atau manula. Semakin bertambah usia seseorang maka intensitas pernapasan
akan semakin menurun.
2. Jenis Kelamin: Pada laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat
dibandingkan perempuan. Hal ini disebabkan karena akrivitas, berat badan, masa otot
lebih besar laki-laki dari pada perempuan.
3. Suhu Tubuh: Semakin tinggi suhu tubuh misal saat demam, maka frekuensi
pernapasan akan semakin cepat. Pada Lingkungan yang panas tubuh mengalami
peningkatan metabolisme untuk mempertahankan suhu agar tetap stabil. Oleh karena
itu tubuh harus lebih banyak mengeluarkan keringat untuk menurunkan suhu tubuh.
Aktivitas ini membutuhkan energi yang diperoleh dari peristiwa oksidasi atau
bernafas dengan menggunakan oksigen sehingga akan dibutuhkan oksigen yang lebih
banyak untuk meningkatkan frekuensi
J. KESIMPULAN
Pada praktikum ini pengukuran volume udara dilakukan pada dua kondisi, yakni pada saat
sebelum olahraga atau tidak sedang dalam aktivitas dan setelah melakukan olahraga,
kemudian pada setiap kondisi diambil data sebanyak dua kali yakni pada posisi duduk dan
berdiri.
Dalam tabel hasil pengamatan terlihat terjadi perbedaan nilai volume udara pernapasan,
perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perbedaan usia, jenis
kelamain, posisi tubuh saat dilakukan pengambilan, biasanya pada perempuan memiliki
kapasitas vital paru paru 20-25% lebih rendah dibandingkan laki laki karena pada
umumnya laki laki melakukan lebih banyak aktivitas dibanding perempuan.
DAFTAR PUSTAKA
Das, Souvik. 2013. Development Of A Respiration Rate Meter –A Low-Cost Design
Approach. An International Journal (AIJ). Vol 2 No 2.

Dartius, 1995. Fisiologi Tumbuhan. Medan : Universitas Sumatera Utara.


Handoko. 2001. Sistem Pernapasan Manusia. Jakarta: Esis.
Molenaar, dkk. 2014. Forced Expiratory Volume In One Second (Fev-1) Pada Penduduk
Yang Tinggal Di Dataran Tinggi. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, No 3.

Rahmat. 2007. Biologi Universitas. Jakarta: Gramedia.

Waluyo, Joko. 2010.Biologi Umum. Jember : Unej


Yatim,Wildan. 1987. Biologi. Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai