Anda di halaman 1dari 17

RESPIRASI MANUSIA

Oleh:
Nama : Siti Khoerun Nisa
NIM : B1A015016
Rombongan : III
Kelompok :4
Asisten : Annisa Fitri Larassagita

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pernafasan merupakan proses pengambilan oksigen, pengeluaran


karbondioksida serta penggunaan energi di dalam tubuh manusia. Oksidasi yang
berlangsung di dalam tubuh manusia lazimnya disebut oksidasi biologis. Dalam
hal ini pengambilan O2 terjadi dalam paru-paru (Hadisumarto, 1986). Proses
terjadinya pernafasan meliputi 2 bagian, yaitu proses inspirasi/menarik nafas dan
proses ekspirasi/menghembuskan nafas. Kedua proses ini terjadi karena adanya
perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru. Pada inspirasi gerakan
dinding toraks dan diafragma menghasilkan bertambahnya ukuran vertikal,
transfersal, dorsoventral, dan volume intrathorakal sedangkan pada proses
ekspirasi diaphragma berelaksasi, muscullus intercostalis internus dan muscullus
transversus thoracis berkontraksi menurunkan costae sehingga volume
intratorakalis berkurang dan tekanan intratorakal meningkat (Elfiah, 2007).
Sistem pernapasan adalah sub sistem fisiologis yang sangat spesifik yang
merupakan pertukaran gas O2 dan CO2 melalui tindakan pernapasan. Perilaku
sistem ini didefinisikan oleh terus-menerus interaksi controller dan proses perifer
yang mirip dengan sistem loop tertutup. Sistem pernapasan itu didefinisikan
dengan baik dengan proses perifer dikendalikan dan kontroler pusat, berdasarkan
analisis empiris sistem kontrol pernapasan. Para insinyur mendesain dan
mengembangkan model matematika dari tubuh manusia yang dilakukan melalui
perangkat lunak simulasi yang divalidasi oleh dokter spesialis (Srinivas, 2012).
Fungsi sistem respirasi ialah tempat terjadinya pertukaran udara
pernafasan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Penyalur udara (rongga
hidung, nasofaring, larings, trakhea, bronkhus dan bronkhiolus) berfungsi
menyalurkan udara pernafasan dari dan ke daerah pertukaran udara dalam paru-
paru, mengatur kelembapan udara, menjaga suhu tubuh dan kandungan air pada
saat proses respirasi dan menyaring partikel asing udara pernapasan karena
penyalur udara memiliki selaput mukosiliaris sebagai alat pertahanan (Yunianto,
2014).
1.2. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengukur volume inspirasi dan
ekspirasi normal dari respirasi (volume tidal), mengukur berapa besar kapasitas
paru-paru yang dapat dimasuki udara respirasi (kapasitas vital), dan mengukur
jumlah volume paru-paru yang dapat menampung udara respirasi normal selama
1 menit (volume total).
II. MATERI DAN CARA KERJA

2.1. Materi

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah air secukupnya.
Alat yang digunakan adalah jam/pengukur waktu, baskom plastik, selang
plastik 1 meter, gelas beker, dan gelas kimia berskala/gelas ukur 2 L.

2.2. Cara Kerja

2.2.1. Volume Tidal

1. Ditarik napas secara normal, kemudian cepat-cepat dihembuskan ke


dalam gelas kimia melalui ujung selang.
2. Segera dilepaskan ujung selang dari mulut. Ujung selang yang lepas
letaknya harus lebih tinggi dari gelas kimia.
3. Dilihat skala pada gelas kimia, diamati volume udara yang timbul
setelah menghembuskan napas. Volume tersebut menunjukkan volume
tidal udara respirasi.
4. Diakukan pula percobaan tersebut pada praktikan dengan jenis kelamin
yang berbeda kemudian dibandingkan hasilnya.
5. Dilakukan juga percobaan tersebut setelah melakukan aktivitas berlari.

2.2.2. Kapasitas Vital Paru-Paru (KV)

1. Ditarik napas dalam-dalam sekuatnya, kemudian cepat dihembuskan ke


dalam gelas kimia melalui ujung selang sekuat-sekuatnya.
2. Segera dilepaskan ujung selang dari mulut.
3. Diamati skala pada gelas kimia yang menunjukkan volume dari udara
yang dihembuskan. Volume tersebut merupakan kapasitas vital dari
paru-paru.
4. Dilakukan pula percobaan tersebut pada praktikan dengan jenis kelamin
yang berbeda kemudian dibandingkan hasilnya.

2.2.3. Volume Total

1. Untuk menentukan volume total paru-paru, dilakukan cara seperti


percobaan untuk mengatur volume tidal.
2. Dilakukan perhitungan berapa kali jumlah bernapas selama satu menit.
3. Untuk menghitung volume total udara paru-paru tinggal dikalikan
volume tidal dengan jumlah per napas per menit.
4. Dilakukan percobaan tersebut pada saat respirasi normal dan setelah
melakukan aktivitas berlari.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Hasil Pengamatan Respirasi Manusia


Tabel 3.1.1. Hasil Pengamatan Volume Tidal
Volume Tidal
Kelompok
MK (mL) PG (mL) MKL (mL) PGL (mL)
1 543 1730 1110 1525
2 500 500 450 1750
3 635 425 1045 1235
4 420 465 1605 565
5 325 800 560 575

Tabel 3.1.2. Hasil Pengamatan Volume Total


Volume Total
Kelompok
MK (mL) PG (mL) MKL (mL) PGL (mL)
1 23310 32025 43176 24885
2 19350 36250 28670 38000
3 16510 114755 43080 69160
4 11625 11340 31850 105930
5 11375 2300 22400 29900

Tabel 3.1.3. Hasil Pengamatan Kapasitas Total


Kapasitas Vital
Kelompok
PG (mL) MK (mL)
1 1695 1850
2 72000 1360
3 2450 1725
4 1960 1790
5 1750 1130
Keterangan :
MK = perempuan kurus PG = perempuan gemuk
PGL = perempuan gemuk lari MKL = perempuan kurus lari
Perhitungan:
1. Data Meifie
Volume tidal = 565
Kapasitas vital = 1790
Jumlah napas per detik = 26
Volume total diam = volume tidal diam x jumlah napas diam
= 565 x 26
= 14.690
2. Data Rofi (kurus)
Diam : Volume tidal = 465
Kapasitas vital = 1905
Jumlah napas = 25
Lari : Volume tidal = 910
Kapasitas vital = 2020
Jumlah napas = 35
Volume total diam = volume tidal diam x jumlah napas diam
= 465 x 25
= 11.625
Volume total lari = volume tidal lari x jumlah napas lari
= 910 x 35
= 31.850
3. Data Muna (gendut)
Diam : Volume tidal = 420
Kapasitas vital = 1960
Jumlah napas = 27
Lari : Volume tidal = 1605
Kapasitas vital = 2450
Jumlah napas = 66
Volume total diam = volume tidal diam x jumlah napas diam
= 420 x 27
= 11.340
Volume total lari = volume tidal lari x jumlah napas lari
= 1605 x 66
= 105. 930
3.2. Pembahasan
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh
organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan
menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan karena tidak
dibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan untuk
memperoleh oksigen O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di
dalam sel-sel tubuh. Alat pernapasan setiap makhluk hidup tidaklah sama, pada
hewan invertebrata memilki alat pernapasan dan mekanisme pernapasan yang
berbeda dengan hewan vertebrata (Waluyo, 2010).
Pernapasan ialah mengambil oksigen dari udara dan mengantarkannya ke
jaringan. Oksigen itu dipakai untuk oksidasi glukosa, sehingga keluar energi
dalam ikatan fosfat (ATP). Ada makhluk yang tak membutuhkan oksigen dari
udara sebagai oksidator, disebut bernapas secara anaerobis (tanpa udara).
Sedangkan makhluk yang membutuhkan oksigen sebagai oksidator zat makanan
untuk memnghasilkan energi disebut bernapas secara aerobis (dengan udara).
Sesungguhnya kedua cara bernapas itu bisa terjadi dalam satu individu, seperti
terdapat pada hewan tinggi (mamalia). Jika oksigen kurang atau tak ada, jaringan
dapat bernapas secara anaerobis. Reaksi kimia yang terjadi pada saat makanan
itu itu disebut reaksi Embden-Myerhorf Parnas, dan ATP yang terjadi jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan yang terjadi kalau bernapas secara aerobis (Yatim,
1987).
Menurut Guyton et al. (2007), organ-organ pernapasan yang dimilki oleh
manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara dari dan ke paru-
paru. Organ tersebut antara lain:
1. Hidung. Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung dan ujung rongga
hidung. Rongga hidung banyak memiliki kapiler darah dan selalu lembab
dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh mukosa. Hidung udara bagian
dalam disaring dari benda-benda asing yang tidak berupa gas agar tidak
masuk ke paru-paru.
2. Faring. Faring merupakan ruang di belakang rongga hidung yang merupakan
jalan masuknya udara dari rongga hidung. Pada ruang tersebut terdapat kleb
(epiglotis) yang berfungsi mengatur pergantian perjalanan udara pernapasan
dan makanan.
3. Laring. Laring/pangkal batang tenggorokan/kotak suara. Laring terdiri atas
tulang rawan yaitu jakun, epiglotis, tulang rawan penutup dan tulang rawan
trikoid(cincin stempel) yang letaknya paling bawah. Pita suara terletak di
dinding laring bagian dalam.
4. Trakea. Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas
otot polos dan tulang rawan yang berbentuk huruf C pada jarak yang sangat
teratur. Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat
menghasilkan lendir yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan
benda-benda asing kehulu saluran pernapasan sebelum masuk ke paru-paru
bersama udara pernapasan.
5. Bronkus merupakan batang cabang tenggorokan yang jumlahnya sepasang,
yang satu menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju ke paru-paru
kanan. Dinding bronkus terdiri atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan
epitel, otot polos dan cincin tulang rawan. Kedudukan bronkus yang menuju
ke kiri lebih mendatar daripada ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab
mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit.
6. Bronkiolus. Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih
tipis. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus.
7. Alveolus. Saluran akhir dari saluran pernapasan yang berupa gelembung-
gelembung udara. Dinding alveolus sangat tipis setebal selapis sel, lembab
dan berdekatan dengan kapiler-kapiler darah. Adanya alveolus
memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan yang berperan penting
dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus inilah terjadi pertukaran gas-gas
O2 dari udara bebas ke sel-sel darah sedangkan pertukaran CO2 dari sel-sel
tubuh ke udara bebas.
8. Paru-paru. Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan
tulang rusuk, pada bagian bawah dibatasi oleh otot diafragma yang kuat.
Paru-paru merupakan himpunan dari bronkeolus, saccus alveoris dan
alveolus. Antara selaput dan paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi
untuk melindungi paru-paru pada saat mengembang dan mengempis.
Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan karena adanya
perubahan tekanan rongga dada. Paru-paru kanan berlobus tiga dan bronkus
kanan bercabang tiga. Paru-paru kiri berlobus dua dan bronkus kiri bercabang
dua serta posisinya mendatar. Paru-paru dibungkus oleh lapisan pleura yang
berfungsi menghindari gesekan saat bernafas (Waluyo, 2010). Paru berada
dalam kantung jaringan pengikat yang tipis, pleura. Selaput yang menyelaputi
paru langsung disebut visceral pleura (pleura dalam), sedangkan yang
menyelaputi rongga dada sebelah ke tulang rusuk disebut parietal pleura
(pleura luar). Rongga antara kedua selaput ini berupa sebuah kantung disebut
rongga pleura, berisi cairan tubuh. Rongga dada dipisahkan dari rongga perut
oleh diafragma. Dalam rongga dada terdapat jantung dan paru bersama
tenggorok, rongkongan dan pembuluh darah. Diafragma itu selain
mengandung penerusan selaput dalam rongga tubuh juga mengandung otot
lurik. Di bagian tengah terdiri dari jaringan pengikat dan di pinggiran dan
yang melekatkannyake dinding tubuh berotot (Yatim, 1987).
Proses terjadinya pernafasan meliputi 2 bagian, yaitu proses
inspirasi/menarik nafas dan proses ekspirasi/menghembuskan nafas. Kedua
proses ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan
paru-paru. Pada inspirasi gerakan dinding thorak dan diaphragma menghasilkan
bertambahnya ukuran vertical, transfersal, dorsoventral, dan volume
intrathorakal. Sedangkan pada proses ekspirasi diaphragma berelaksasi,
m.intercostalis internus, dan m.transversus thoracis berkontraksi menurunkan
costae sehingga volume intrathorakalis berkurang dan tekanan intratorakal
meningkat (Elfiah, 2007).
Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas
untuk mendapatkan energi. Ada beberapa tumbuhan yang kegiatan respirasinya
menurun bila konsentrasi oksigen di udara dibawah normal, misalnya bayam,
wortel dan beberapa tumbuhan lainnya. Persamaan reaksi proses respirasi aerob
secara sederhana dapat dituliskan:
C6H12O6 + 6H2O 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan yang
terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan
menjadi 3 tahapan yaitu glikolosis, siklus krebs dan transport elektron
(Syamsuri, 1980). Pembongkaran sempurna terjadi pada oksidasi asam piruvat
dalam respirasi aerob. Dari proses ini dihasilkan CO2 dan H2O serta energi yang
lebih banyak , yaitu 38 ATP (Loveless, A.R, 1991).
Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk
mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen. Respirasi anaerob disebut
fermentasi atau respirasi intramolekul. Respirasi anaerob dibedakan menjadi
obligatif dan fakultatif, respirasi anaerob obligatif mutlak memerlukan oksigen
sedangkan anaerob fakultatif dapat berlangsung tanpa atau dengan oksigen.
Tujuan fermentasi sama dengan respirasi aerob, yaitu mendapatkan energy.
Hanya saja energi yang dihasilkan jauh lebih sedikit dari respirasi aerob.
Respirasi anaerob dapat berlangsung didalam udara bebas, tetapi proses ini tidak
menggunakan O2 yang disediakan di udara. Fermentasi sering pula disebut
sebagai peragian alcohol atau alkoholisasi. Pada respirasi aerob maupun
anaerob, asam piruvat hasil proses glikolisis merupakan substrat (Loveless,
A.R, 1991).
Respirasi anaerobik menggunakan senyawa tertentu misalnya asam
fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga pengikat hidrogen dan membentuk
asam laktat atau alkohol. Respirasi anaerobik terjadi pada jaringan yang
kekurangan oksigen, akan tumbuhan yang terendam air, bijibiji yang kulit tebal
yang sulit ditembus oksigen, selsel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan baku
respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa, bahan baku
seperti fruktosa, galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi alkohol. Hasil
akhirnya adalah alcohol, karbon dioksida dan energi. Glukosa tidak terurai
lengkap menjadi air dan karbondioksida. Reaksinya:
C6H12O6 Ragi 2C2H5OH + 2CO2 + 21 Kal
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan. Bahkan
bakteri anaerobik seperti klostidrium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat hidup
jika berhubungan dengan udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika luka
tertutup sehingga memberi kemungkinan bakteri tambah subur (Syamsuri,
1980).
Menurut Foss (1998), secara garis besar volume udara pernapasan dapat
dibedakan menjadi 6 yaitu:
1. Volume tidal (tidal volume), volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang
besarnya 500 cc atau 500 ml.
2. Volume cadangan inspirasi (udara komplementer), volume udara yang masih
dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernafas (inspirasi) biasa, yang
besarnya 1500 cc atau 1500 ml.
3. Volume cadangan ekspirasi (udara suplementer), volume udara yang masih
dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan nafas (ekspirasi)
biasa, yang besarnya 1500 cc atau 1500 ml.
4. Volume sisa (residu), volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru
setelah mengeluarkan nafas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya 1000 cc
atau 1000 ml.
5. Volume total paru-paru (total lung volume), volume udara yang dapat
ditampung paru-paru semaksimal mungkin, yang besarnya 4500 cc
atau 4500 ml.
Menurut Yatim (1987), Kapasitas respirasi manusia dapat dibedakan
menjadi :
1. Kapasitas inspirasi, volume udara inspirasi maksimal yang dapat masuk ke
dalam paru-paru.
2. Kapasitas vital (vital cavacity), volume udara yang dapat dikeluarkan
semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin.
Kapasitas vital besarnya + 3500 cc atau 3500 ml. Jadi, kapasitas vital = V
tidal + V cadangan inspirasi + V cadangan ekspirasi.
3. Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada
pernapasan normal. Saat keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam
menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume =
inspiratory reserve volume = 1500 cc).
Menurut Waluyo (2010), pernapasan pada manusia dapat digolongankan
menjadi dua macam, yaitu:
1. Pernapasan dada. Pada pernapasan dada otot yang berperan penting adalah
otot antar tulang rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu
otot tulang rusuk luar yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan
tulang rususk ke posisi semula. Bila otot tulang antar rusuk luar berkontraksi
maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume dada bertambah besar.
Bertambah besarnya akan menyebabkan tekanan dalam rongga dada lebih
kecil daripada tekanan luar rongga dada. Karena tekanan udara kecil pada
rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk
ke dalam tubuh, prosesini disebut proses inspirasi. Sedangkan pada proses
ekspirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk kembali ke
posisi semula dan menyebabkan tekanan udara di dalam tubuh meningkat.
Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada dan aliran udara
terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut ekspirasi.
2. Pernapasan perut. Pada pernapasan ini otot yang berperan aktif adalah otot
diafragma dan otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi,
posisi diafragma akan mendatar. Hal ini menyebabkan volume rongga dada
bertambah besar sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan
tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara
mengalir masuk ke paru-paru (inspirasi). Bila otot diafragma bereaksi dan
otot dinding perut berkontraksi, isi rongga perut akan mendesak ke diafragma
sehingga diafragma cekung ke arah rongga dada. Sehingga volume rongg
dada mengecil dan tekanannya meningkat. Meningkatnya tekanan rongga
dada menyebabkan isi rongga paru-paru terdesak ke luar dan terjadilah proses
ekspresi.
Berdasarkan hasil pengamatan, volume tidal perempuan kondisi kurus
adalah 465 ml. Volume tidal perempuan gendut adalah 420 ml. Jika
dibandingkan dengan teori, volume tidal manusia umumnya sebesar 500 ml.
Hasil percobaan yang telah dilakukan tidak sesuai dengan pustaka. Volume dan
kapasitas seluruh paru pada wanita kurus kira-kira 20-25 % lebih kecil daripada
wanita gendut dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar
daripada orang yang bertubuh kecil (Guyton et al., 2007). Volume tidal dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah aktivitas, tinggi badan dan
luas permukaan tubuh. Meningkatkan kapasistas vital dapat dilakukan dengan
jalan rutin, lari, dan aktivitas olahraga lain seperti renang (Douwes, 2011).
Kapasitas vital wanita kurus adalah 2020 ml dan kapasitas vital wanita
gendut adalah 2450 ml. Hasil percobaan yang telah dilakukan tidak sesuai
dengan teori. Menurut Otis et al. (1956), kapasitas vital paru-paru manusia
diketahui besarnya + 3500 ml yang diperoleh dari jumlah volume tidal, volume
cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi. Volume total laki-laki
kondisi normal adalah 31620 ml. Volume total perempuan kondisi normal
adalah 22620 ml. Volume total perempuan kondisi setelah lari adalah 20540 ml.
Berdasarkan teori, volume total paru-paru manusia dewasa 4500 ml yang
merupakan hasil jumlah dari kapasitas vital dan volume residu (Nagel et al.,
1980).
Kapasitas vital merupakan volume udara yang dapat dikeluarkan
semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga,
sebesar 3500 ml. Kapasitas vital merupakan jumlah dari volume tidal yaitu
volume udara pernapasan biasa yang 500 ml, volume cadangan inspirasi yang
merupakan volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah
bernapas biasa yang besarnya 1500 ml dan volume cadangan ekspirasi yang
merupakan volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah
mengeluarkan napas biasa sebesar 1500 ml dan untuk volume residu atau sisa
adalah volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah mengeluarkan
napas maksimal yang besarnya 1000 ml. Sehingga apabila ditambahkan,
volume total paru-paru akan diperoleh sebesar 4500 ml. Maka paru-paru
manusia mampu menampung 4500 ml udara (Parjatmo, 1987).
Hasil pengamatan diperoleh kapasitas vital paru-paru perwakilan tiap
kelompok berbeda-beda. Hal ini terjadi karena ada faktor yang mempengaruhi.
Menurut Waluyo (2010), faktor yang mempengaruhi respirasi pada manusia
adalah :
1. Jenis kelamin. Berdasarkan data pengamatan, jenis kelamin ternyata
mempengaruhi kapasitas vital, kapasitas vital paru-paru laki-laki lebih besar
daripada perempuan. Sehingga laki-laki bernapas lebih lambat daripada
perempuan. Hal ini terjadi karena volume paru-paru laki-laki lebih besar
daripada perempuan. Namun, kadar oksigen yang dibutuhkan oleh laki-laki
lebih besar daripada perempuan. Oleh karena itu, kebanyakan laki-laki lebih
banyak bergerak dari perempuan.
2. Umur juga mempengaruhi kemampuan paru-paru. Berdasarkan teori, semakin
bertambah usia seseorang maka semakin rendah frekuensi pernapasannya
karena semakin bertambah usia aktivitasnya semakin sedikit. Sehingga
kapasitas vital paru-paru seseorang semakin rendah jika semakin
bertambahnya umur pada orang tersebut.
3. Tinggi badan dan berat badan. Semakin ideal berat badan seseorang maka
kapasitas vitalnya semakin besar karena orang yang ideal akan dapat lebih
aktif bergerak daripada orang yang kurang ideal. Faktor lainnya yaitu lingkar
dada semakin besar lingkar dada berarti volume paru-parunya semakin besar
sehingga kapasitas vitalnya juga semakin besar.
4. Orang yang banyak melakukan aktivitas, frekuensi pernapasannya akan
semakin meningkat karena akan lebih banyak memerlukan energi.
Dibandingkan dengan orang yang melakukan sedikit aktivitas memiliki
frekuensi pernapasan lebih rendah karena lebih sedikit memerlukan energi.
Sehingga aktivitas tubuh juga mempengaruhi kapasitas vital paru-paru.
Semakin aktif tubuh seseorang maka kapasitas vitalnya semakin besar pula.
5. Suhu tubuh. Pengaruh suhu tubuh berhubungan dengan proses metabolisme
tubuh. Semakin tinggi suhu tubuhnya semakin tinggi pula frekuensi
pernapasannya. Contohnya pada orang-orang yang ada di dataran tinggi akan
bernapas lebih cepat karena pada dataran tinggi oksigennya sedikit sedangkan
paru-parunya besar sehingga kapasitas vital paru-paru orang di dataran tinggi
lebih besar dibandingkan dengan orang yang berada di dataran rendah (Foss,
1998).
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:


1. Volume tidal wanita kurus normal sebesar 465 dan lari 910 ml, sedangkan wanita
gemuk normal adalah 420 dan lari 1605 ml.
2. Kapasitas vital wanita kurus normal adalah 1905 dan lari 2020 ml, sedangkan
wanita gemuk normal adalah 1960 dan lari 2450 ml.
3. Volume total wanita kurus normal adalah 11625 dan lari 31850 ml, sedangkan
wanita gemuk normal adalah 11340 dan lari 105930 ml.
DAFTAR REFERENSI

Douwes, M., Kiyatno & Suradi. 2011. Konstribusi Sistem Respirasi terhadap VO2
Maks. J Respir Indo 31(1), pp. 10-13.

Elfiah, U. 2007. Sistem Respirasi pada Tubuh Manusia. Jember: Jember University.
Press.

Foss, L.M. 1998. Physiological Basis of Exercise and Sport. New York: Mc Graw
Hill Book.

Guyton, A.C & John. E.H. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:
EGC.

Hadisumarto, S. 1986. Biologi II. Jakarta: Universitas Terbuka.

Loveless, A.R. 1991. Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Nagel, J., Landser F., Van L., Clement J. & Van K.P. 1980. Mechanical properties of
Lungs and Chest Wall durung during Spontaneus Breathing. Journal of applied
Physiology 49, pp. 171-177.

Otis, A.B., McKenow C.B., Barlett R.A., Mead J., Mcllroy M.B., Selverstone N.J. &
Radford E.P. 1956. Mechanical factor in distribution of pulmonary ventilation.
Journal of Applied Physiology 8, pp. 427-443.

Parjatmo, W. 1987. Panduan Biologi Umum 1. Bandung: Angkasa.

Srinivas, P. & P. Durga Prasada Rao. 2012. Steady State And Stability Analysis Of
Respiratory Control System Using Labview. International Journal of Control
Theory and Computer Modelling (IJCTCM) 2 (6), pp. 10-23.

Syamsuri, I. 1980. Biologi SMA. Jakarta: Erlangga.

Waluyo, J. 2010. Biologi Umum. Jember: UNEJ.

Waluyo, J.1987. Anatomi Manusia. Jember: Jember University Press.

Yatim, W. 1987. Biologi. Bandung: Tarsito.

Yunianto, I., Freni R.Y. & Febtika W. 2014. Evaluasi Aktivitas Antioksidan Daun
Sirsak (Annona muricata L.) pada Sistem Respirasi Mencit (Mus musculus)
Terpapar Asap Anti Nyamuk Bakar Sebagai Bahan Ajar Biologi SMA Kelas XI.
Jurnal BIOEDUKATIKA 2 (2), pp. 23-27.

Anda mungkin juga menyukai