Anda di halaman 1dari 9

REGENERASI SIRIP IKAN NILEM (Osteochilus vittatus)

Oleh:
Nama : Siti Khoerun Nisa
NIM : B1A015016
Rombongan : III
Kelompok :3
Asisten : Indri Muhati

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Regenerasi merupakan proses memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas
agar kembali seperti semula. Proses regenerasi terjadi ketika darah mengalir
menutupi permukaan luka di bawah scab. Sel epitel tersebut bergerak secara
amoeboid. Pembentukan blastema kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka
dan proliferasi sel-sel dideferensiasi secara mitosis. Proliferasi itu terjadi bersamaan
dengan dideferensiasi dan memuncak pada waktu blastema berukuran maksimal dan
setelahnya tidak dapat membesar lagi. Rediferensiasi sel-sel dideferensiasi
bersamaan dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema (Yatim, 1994 ).
Regenerasi merupakan fenomena biologis yang unik dimana organisme dapat
mereformasi bagian yang hilang dari tubuhnya. Berbagai molekul pertumbuhan dan
diferensiasi merangsang memainkan peran penting selama acara reformasi ini
(Borgave et al., 2016). Proses regenerasi dalam banyak hal mirip dengan proses
perkembangan embrio. Pembelahan yang cepat, dari sel-sel yang belum khusus
menimbulkan organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Proses ini melibatkan
morfogenesis dan diferensiasi seperti perkembangan embrio akan tetapi paling tidak
ada satu cara proses regenerasi yang berbeda dari proses perkembangan embrio
(Kimball, 1992).
Daya regenerasi pada setiap organisme tidaklah sama. Ada kelompok hewan
yang memiliki daya regenerasi yang tinggi ada pula yang rendah sekali. Hewan
vertebrata memiliki daya regenerasi yang rendah jika dibandingkan dengan hewan
avertebrata yang memiliki daya regenerasi tinggi. Kelompok reptilia seperti cicak
dan kadal dapat melepaskan ekornya agar terhindar dari tangkapan musuh kemudian
akan meregenerasi kembali ekornya pada waktu senggang (Yatim, 1994).
Regenerasi ada tiga cara, yaitu regenerasi epimorfosis, regenerasi morfolaksis
dan regenerasi intermediet. Regenerasi yang terjadi pada hewan menurut Kalthoff
(1996), dapat dilakukan dengan tiga cara diantaranya:
1. Regenerasi epimorphosis, yaitu pada regenerasi ini melibatkan de-diferensiasi
struktur dewasa untuk membentuk masa sel yang belum terdeferensiasi yang
kemudian diresilokasikan. Regenerasi ini khas pada regenerasi membra.
Contohnya pada sirip ikan.
2. Regenerasi morphoallaksis, regenerasi yang terjadi lewat pemolehan kembali
jaringan yang masih ada (tersisa), yang tidak disertai dengan pembelahan sel.
Contohnya pembelahan pada Hydra.
3. Regenerasi intermediet, diduga sebagai regenerasi kompensatori. Regenerasi ini
sel-selnya membelah, tetapi mempertahankan fungsi sel yang telah
terdeferensiasi. Mereka memproduksi sel-sel serupa pada dirinya sendiri dan tidak
membentuk masa jaringan yang belum terdeferensiasi. Tipe regenerasi
kompensatori ini khas terjadi pada hati manusia.
Praktikum kali ini menggunakan ikan nilem (Osteochilus hasselti) yang telah
dipotong siripnya lalu diamati daya regenerasi yang terjadi pada ikan nilem tersebut.
Ikan nilem digunakan karena mudah didapat dan ukuran relatif kecil sehingga mudah
dipelihara dan diamati perkembangannya selama proses regenerasi (Soeminto, 2000).
Praktikum regenerasi dilakukan dengan memotong sirip ikan yang berbeda-beda
pada setiap kelompok di dalam rombongan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui
perbedaan kecepatan pertumbuhan sirip yang terpotong.

B. Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui proses regenerasi pada sirip ikan dan mengetahui
kemampuan regenerasi pada berbagai sirip ikan Nilem (Osteochilusvittatus).
BAB II. MATERI DAN METODE

A. Materi
Alat-alat yang diperlukan pada praktikum regenerasi adalah millimeter blok,
gunting, loope, saringan dan akuarium.
Bahan-bahan yang diperlukan pada praktikum regenerasi adalah ikan nilem,
pellet pakan ikan dan air.

B. Metode

Metode yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:


1. Ikan nilem diambil dari akuarium menggunakan seser.

2. Diukur panjang total ikan menggunakan millimeter blok.

3. Digunting salah satu bagian sirip.

4. Diukur bagian sirip yang terpotong sehingga diketahui pnjang tubuh yang tersisa.

5. Dimasukkan kembali ikan ke dalam akuarium dan dipelihara selama 2 minggu.

6. Setiap hari ikan diberi pakan berupa pellet ikan komersial sebanyak satu sendok
kecil dan air akuarium disipon setiap dua hari sekali.

7. Minggu pertama dan kedua diukur kembali panjang tubuh untuk mengetahui ada
tidaknya pertumbuhan pada ekor yang dipotong. Diperhatikan bentuk dan warna
sirip yang dipotong serta dicatat hasilnya.
B. Pembahasan
Praktikum regenerasi kali ini dengan melakukan pemotongan pada sirip ikan
Nilem (Osteochilus vittatus) yang berbeda pada setiap kelompok, yaitu dengan
memotong sirip caudal atas dan bawah, sirip pectoral kanan dan kiri serta sirip
abdominal kanan. Setelah dilakukan pengamatan selama 2 minggu ternyata data
yang dihasilkan tiap kelompok maupun rombongan berbeda-beda. Rombongan I,
sirip yang mengalami pertumbuhan lebih cepat, yaitu sirip caudal atas yang didapat
oleh kelompok 1 dengan panjang awal 30 mm dan panjang akhir 24 mm.
Rombongan II, sirip yang mengalami pertumbuhan lebih cepat juga sirip caudal atas
yang didapat oleh kelompok 1 dengan panjang awal 30 mm dan panjang akhir 28
mm. Rombongan III, sirip yang mengalami pertumbuhan lebih cepat adalah sirip
abdominal kanan yang didapat oleh kelompok 5 dengan panjang awal 14 mm dan
panjang akhir 15 mm. Rombongan IV, sirip yang mengalami pertumbuhan lebih
cepat juga sirip abdominal kanan yang didapat oleh kelompok 5 dengan panjang
awal 20 mm dan panjang akhir 22 mm. Berdasarkan data yang diperoleh,
pertumbuhan regenerasi sirip ikan yang paling efektif dan cepat adalah pada sirip
abdominal kanan.
Hasil kurang sesuai dengan pustaka menurut Kalthoff (1996), yang
menyebutkan bahwa pertumbuhan sirip ikan dimulai dari bagian yang memiliki
fungsi adaptasi paling penting terlebih dahulu, yaitu sirip pectoral sedangkan hasil
tersebut sesuai dengan referensi menurut Paxton (1986), yang menyebutkan bahwa
regenerasi sirip ikan yang paling cepat terjadi pada sirip caudal dan sirip anal karena
fungsi sirip bagian caudal dan anal merupakan sirip yang mempunyai peranan
penting dalam pergerakan ikan. Proses regenerasi pada sirip ikan dapat disebabkan
oleh berbagai macam faktor, misalnya kondisi internal ikan dan peranan sirip ikan
untuk pergerakan di dalam air (Paxton, 1986).
Menurut Balinsky (1983), proses regenerasi melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab
yang bersifat sebagai pelindung.
2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka, di
bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat itu
luka telah tertutup oleh kulit.
3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali
dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matriks tulang dan
tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di bawah epitel. Serat
jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-selnya mengalami diferensiasi.
Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat.
Setelah itu sel-sel otot akan berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar
dan sitoplasma menyempit.
4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada saat
ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari penimbunan sel-sel
diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama di
dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel-sel pengembara akan berproliferasi
membentuk blastema.
5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak
dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai
besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.
6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-
sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim dapat menumbuhkan alat
derivat mesodermal, jaringan saraf dan saluran pencernaan sehingga bagian yang
dipotong akan tumbuh lagi dengan struktur anatomis dan histologis yang serupa
dengan asalnya.
Sonic hedgehog diekspresikan pada mesenkim posterior selama regenerasi sirip
ikan. Sinyal hedgehog ini berperan dalam regenerasi dan proses pemolaan, yaitu
peningkatan atau reduksi hasil elemen tulang sirip, ketika sinyal ini aktif atau
diinterupsi. Sirip caudal juga beregenerasi, tetapi sangat berbeda dengan sirip
pectoral, di mana regenerasi dapat berlangsung setelah terlepas dari area inhibisi
hedgehog. Diferensiasi kartilago terbentuk setelah sembilan hari pasca amputasi sirip
ikan. Hal ini sangat mirip dengan regenerasi jari-jari membra tetrapoda. Kemampuan
regenerasi ikan teleostei tergantung pada eksoskeleton dermal karena amputasi sirip,
walaupun dengan penggunaan ikan yang kecil (Cuervoa et al., 2012).
Proses penyembuhan luka merupakan proses biologis yang berhubungan
dengan fenomena pertumbuhan dan regenerasi jaringan. Penyembuhan luka terdiri
dari 4 fase, yaitu fase inflamasi, fase migrasi, fase proliferasi, dan fase remodeling.
Ada 2 tipe penyembuhan luka, yaitu penyembuhan primer dan sekunder.
Penyembuhan primer terjadi pada insisi luka dengan tepi yang dekat sehingga
pembentukan parut yang terjadi minimal, sedangkan penyembuhan luka sekunder
merupakan penyembuhan pada luka yang kasar dan bercelah dengan banyak
kerusakan jaringan (misalnya ulkus pada kulit) sehingga proses penyembuhan lebih
lambat dengan pembentukan yang parut yang lebih banyak (Agustin et al., 2016).
Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain temperatur, sistem
saraf, asupan makanan, dan faktor umur (Nambiar et al., 2008). Kenaikan temperatur
akan mempercepat proses regenerasi. Regenerasi menjadi lebih cepat pada suhu
29,70C. Sistem syaraf juga diketahui dapat mempengaruhi regenerasi. Makanan tidak
begitu berpengaruh pada proses regenerasi. Rata-rata pada hewan yang dipuasakan
akan beregenerasi sesuai dengan kemampuan internalnya sendiri. Faktor umur juga
akan mempengaruhi daya regenerasi. Organisme makin tua, daya regenerasi makin
berkurang (Soeminto, 2000).
Menurut Magdalena (2010), menyatakan bahwa regenerasi juga dipengaruhi
oleh sistem endokrin, Interpretasi terbaik menduga bahwa hormon pituitri berperan
hanya selama tahap awal regenerasi yakni pada saat penyembuhan luka dan
dideferensiasi, maka dengan demikian pertumbuhan blastema dan diferensiasi tidak
memerlukan persediaan hormon pituitri yang terus-menerus. Telah diketahui
beberapa hormon terutama ACTH, hormon pertumbuhan dan bahkan prolaktin,
merangsang regenerasi anggota badan dari hewan yang dihipofisektomi (Marzuqi,
2012).
Menurut Sudarwati (1990), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
1. Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan
meningkatkan regenerasi.
2. Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan.
Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.
3. Sistem saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar luka.
Hal ini dapat dibuktikan dengan radiasi seluruh bagian tubuh terkecuali bagian
yang terpotong, maka terjadilah regenerasi dan faktor yang menentukan macam
organ yang diregenerasi.
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut:
1. Regenerasi organ merupakan suatu proses pembentukan kembali organ yang
hilang dari tubuhnya dan mengalami regenerasi organ hanya pada bagian organ
tertentu.

2. Ada tiga cara regenerasi, yaitu regenerasi epimorfosis, regenerasi morfolaksis dan
regenerasi intermediet.

3. Proses-proses umum yang terjadi pada regenerasi adalah penyembuhan luka,


penyembuhan jaringan, pembentukan blastema, morfologi dan redeferensiasi.

4. Proses regenerasi pada sirip caudal dan anal lebih cepat karena fungsinya yang
penting untuk pergerakan ikan.

B. Saran

Sebaiknya praktikum kali ini, pengukuran pertumbuhan panjang sirip ikan


yang telah dipotong dan beregenerasi harus dilakukan dengan teliti supaya tidak
terjadi perbedaan persepsi. Ikan pada akuarium harus dirawat dengan baik supaya
tidak terjadi kasus kematian ikan.
DAFTAR REFERENSI

Agustin, R., Nurdiana D. & Suka D. R. 2016. Efektivitas Ekstrak Ikan Haruan
(Channa Striata) Dan Ibuprofen Terhadap Jumlah Sel Neutrofil Pada Proses
Penyembuhan Luka Studi in Vivo pada Mukosa Bukal Tikus (Rattus
norvegicus) Wistar. Dentino (Jurnal Kedokteran Gigi) 1 (1), pp. 68-74.

Balinsky, B. I. 1983. An Introduction to Embriology. Philadelpia: W. B. Saunders


Company.

Borgave, S., Neelam G. & Komal N. 2016. Effect Of Glucose On Tail Fin
Regeneration In Gambusia Affinis. Trends in Life Sciences 5 (1), pp. 273-277.

Cuervoa R, Hernndez-Martneza R, Chimal-Monroyc J, Merchant-Lariosc H &


Covarrubiasa L. 2012. Full regeneration of the tribasal Polypterus Fin. PNAS
109 (10), pp. 3838-3843.

Kalthoff, K. 1996. Analysis of Biological Development. New York: McGraw-Hall


Inc.

Kimball, J.W. 1992. Biologi 2 Edisi 1. Jakarta: Erlangga.

Magdalena M, Rost-Roszkowska, Izabela P., Jerzy K., Pawe M., Jolanta M. &
Wojciech. 2010. Differentiation of Regenerative Cells in the Midgut
Epithelium of Epilachna cf. nylanderi (Mulsant 1850) (Insecta, Coleoptera,
Coccinellidae). Folia biologica (Krakw) 58 (3), pp. 209-216.

Marzuqi, M., Ni, W.W.A., & Ketut, S. 2012. Effect on Dietary Protein and Feeding
Rate on Growth of Tiger Grouper (Epinephelus fuscoguttatus). Juvenile 4 (1),
pp. 55-65.

Nambiar, V.V., I.Y Bhatt., P.A. Deshmukh., R.R. Jape., H.R.Kacale, S.S.Prakashkar
& A.V Ramachandran. 2008. Assessment of Extracellular Matrix Remodeling
During Tail Regeneration in the Lizard Hemidactylus flaviviridis. Journal
of Endocrinol Reproduction 12(2), pp. 67-72.

Pexton, M. J. W. 1986. Endrokrinology Biological and medical prespective. Lowa:


Wm. C. Brown Publisher.

Soeminto, 2000. Embriologi Vertebrata. Purwokerto: Unsoed.

Sudarwati, 1990. Struktur Hewan. Bandung: Jurusan Biologi FMIPA ITB.

Yatim, W. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai