Anda di halaman 1dari 7

PEWARISAN DIHIBRID

Oleh:
Nama : Siti Khoerun Nisa
NIM : B1A015016
Rombongan : III
Kelompok :4
Asisten : Rani Eva Dewi

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I. HASIL

Tabel 1. Uji X2 Dihibrid


[(O – E)]2
Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan)
E
Tipe Liar 2 6,1875 2,833
Ebony 9 2,0625 23,325
Dumpy - 2,0625 2,0625
Ebony, dumpy - 0,06875 0,06875
Total 11 11 Xh2 28,28925
Perhitungan:
db = 4 – 1 = 3
sd = 0,05
F tabel = 7,815
Jumlah tipe lalat liar = 2
Jumlah tipe lalat ebony = 9
Jumlah tipe lalat dumpy = 0
Jumlah tipe lalat ebony, dumpy = 0
9
E tipe liar = x 11 = 6,1875
16
3
E tipe ebony = 16 x 11 = 2,0625
3
E tipe dumpy = x 11 = 2,0625
16
1
E tipe ebony, dumpy = x 11 = 0,6875
16
(𝑂−𝐸)^2 (2−6,1875)^2
X2 liar = = = 2,833
𝐸 6,1875
(𝑂−𝐸)^2 (9−2,0625)^2
X2 ebony = = = 23,325
𝐸 2,0625
(𝑂−𝐸)^2 (0−2,0625)^2
X2 dumpy = = = 2,0625
𝐸 2,0625
(𝑂−𝐸)^2 (0−0,06875)^2
X2 ebony, dumpy = = = 0,06875
𝐸 0,06875

Xh2 = 2,833 + 23,325 + 2,0625 + 0,06875 = 28,28925


Interpretasi hasil:
1. Jika X2 tabel > X2 hitung, maka hasil persilangan memenuhi nisbah mendel.
2. Jika X2 tabel < X2 hitung, maka hasil persilangan tersebut tidak memenuhi nisbah
mendel.
Kesimpulan:
X2 hitung (28,28925) > X2 tabel (7,815), sehingga hasil persilangan tersebut tidak
memenuhi nisbah mendel.
II. PEMBAHASAN

Persilangan yang melibatkan analisis dua sifat yang saling bebas disebut
persilangan dihibrid. Persilangan ini merupakan tipe dari hukum Mendel II yang
disebut juga hukum berpasangan bebas. Bunyi dari hukum Mendel II yaitu “bila dua
individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka
diturunkannya sifat yang sepasang tidak tergantung dari pasangan sifat yang lain”.
Modifikasi nisbah 9 : 3 : 3 : 1 disebabkan oleh peristiwa yang dinamakan
epistasis, yaitu penutupan ekspresi suatu gen nonalelik. Jadi, dalam hal ini suatu gen
bersifat dominan terhadap gen lain yang bukan alelnya. Ada beberapa macam
epistasis, masing-masing menghasilkan nisbah fenotipe yang berbeda pada generasi
F2:
1. Epistasis resesif
Peristiwa epistasis resesif terjadi apabila suatu gen resesif menutupi ekspresi
gen lain yang bukan alelnya. Akibat peristiwa ini, pada generasi F2 akan
diperoleh nisbah fenotipe 9 : 3 : 4. Contoh epistasis resesif dapat dilihat pada
pewarisan warna bulu mencit (Mus musculus). Ada dua pasang gen nonalelik
yang mengatur warna bulu pada mencit, yaitu gen A menyebabkan bulu berwarna
kelabu, gen a menyebabkan bulu berwarna hitam, gen C menyebabkan pigmentasi
normal, dan gen c menyebabkan tidak ada pigmentasi.
2. Epistasis dominan
Pada peristiwa epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi gen oleh suatu
gen dominan yang bukan alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F2 dengan
adanya epistasis dominan adalah 12 : 3 : 1. Peristiwa epistasis dominan dapat
dilihat misalnya pada pewarisan warna buah waluh besar (Cucurbita pepo). Dalam
hal ini terdapat gen Y yang menyebabkan buah berwarna kuning dan alelnya y
yang menyebabkan buah berwarna hijau. Selain itu, ada gen W yang menghalangi
pigmentasi dan w yang tidak menghalangi pigmentasi.
3. Epistasis resesif ganda
Apabila gen resesif dari suatu pasangan gen, katakanlah gen I, epistatis
terhadap pasangan gen lain, katakanlah gen II, yang bukan alelnya, sementara gen
resesif dari pasangan gen II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I, maka
epistasis yang terjadi dinamakan epistasis resesif ganda. Epistasis ini
menghasilkan nisbah fenotipe 9 : 7 pada generasi F2. Sebagai contoh peristiwa
epistasis resesif ganda dapat dikemukakan pewarisan kandungan HCN pada
tanaman Trifolium repens.
4. Epistasis dominan ganda
Apabila gen dominan dari pasangan gen I epistatis terhadap pasangan gen II
yang bukan alelnya, sementara gen dominan dari pasangan gen II ini juga epistatis
terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi dinamakan epistasis dominan
ganda. Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 15 : 1 pada generasi F2.
Contoh peristiwa epistasis dominan ganda dapat dilihat pada pewarisan bentuk
buah Capsella. Ada dua macam bentuk buah Capsella, yaitu segitiga dan oval.
Bentuk segitiga disebabkan oleh gen dominan C dan D, sedang bentuk oval
disebabkan oleh gen resesif c dan d. Dalam hal ini C dominan terhadap D dan d,
sedangkan D dominan terhadap C dan c.
5. Epistasis domian-resesif
Epistasis dominan-resesif terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I
epistatis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari
pasangan gen II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I. Epistasis ini
menghasilkan nisbah fenotipe 13 : 3 pada generasi F2. Contoh peristiwa epistasis
dominan-resesif dapat dilihat pada pewarisan warna bulu ayam ras. Dalam hal ini
terdapat pasangan gen I, yang menghalangi pigmentasi, dan alelnya, i, yang tidak
menghalangi pigmentasi. Selain itu, terdapat gen C, yang menimbulkan
pigmentasi, dan alelnya, c, yang tidak menimbulkan pigmentasi. Gen I dominan
terhadap C dan c, sedangkan gen c dominan terhadap I dan i.
6. Epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif
Pada Cucurbita pepo dikenal tiga macam bentuk buah, yaitu cakram, bulat,
dan lonjong. Gen yang mengatur pemunculan fenotipe tersebut ada dua pasang,
masing-masing B dan b serta L dan l. Apabila pada suatu individu terdapat
sebuah atau dua buah gen dominan dari salah satu pasangan gen tersebut, maka
fenotipe yang muncul adalah bentuk buah bulat (B-ll atau bbL-). Sementara itu,
apabila sebuah atau dua buah gen dominan dari kedua pasangan gen tersebut
berada pada suatu individu, maka fenotipe yang dihasilkan adalah bentuk buah
cakram (B-L-). Adapun fenotipe tanpa gen dominan (bbll) akan berupa buah
berbentuk lonjong. Pewarisan sifat semacam ini dinamakan epistasis gen duplikat
dengan efek kumulatif (Susanto, 2011).
Pada praktikum dihibrid kali ini menggunakan lalat Drosophila melanogaster
betina tipe ebony dan jantan tipe dumpy. Drosophila betina tipe ebony memiliki ciri
pada warna tubuhnya yang gelap. Warna tubuh Ebony pada Drosophila
melanogaster disebabkan oleh mutasi somatic pada kromosom ketiga. Sifat
morfologi yang tampak pada Drosophila tersebut adalah tubuh tampak berwarna
hitam. Drosophila jantan tipe dumpy memiliki ciri pada sayapnya yang 2/3 lebih
pendek dari tubuhnya. Sayap pendek dumpy pada Drosophila melanogaster
disebabkan oleh mutasi somatic pada kromosom kedua.
P: ♀ ebony x dumpy ♂
eeDD EEdd
Gamet eD Ed
F1 : Liar
EeDd
Menyerbuk sendiri (EeDd x EeDd)
F2 : E_D_ (Liar) =9
E_dd (Dumpy) =3
eeD_ (Ebony) =3
eedd (Ebony Dumpy) = 1
Berdasarkan hasil praktikum, nilai chi-square yang diperoleh sebesar 28,28925.
Nilai tersebut merupakan hasil penjumlahan dari nilai chi-square lalat tipe liar, tipe
ebony, tipe dumpy, tipe ebony dumpy. Hasil tersebut lebih besar dari X2 tabelnya,
yaitu sebesar 7,815 artinya dalam persilangan antara lalat ebony dan lalat dumpy
tersebut hasil F2nya tidak sesuai atau tidak memenuhi nisbah Mendel II. Hal tersebut
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ada kontaminasi media kultur yang
digunakan, adanya lalat yang terlepas tanpa diketahui, adanya kompetisi
interpopulasi.
DAFTAR REFERENSI

Susanto, Agus Hery. 2011. Buku Teks Genetika. Purwokerto: Fakultas Biologi
Universitas Jenderal Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai