Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak
ke masa dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami
sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Perubahan perkembangan
tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan psikososial. Masa remaja
merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Remaja ialah
masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang
meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial
(Sofia & Adiyanti, 2013)

Menurut Monks (2008) remaja merupakan masa transisi dari


anak-anak hingga dewasa, Fase remaja tersebut mencerminkan cara
berfikir remaja masih dalam koridor berpikir konkret, kondisi ini
disebabkan pada masa ini terjadi suatu proses pendewasaan pada diri
remaja. Masa tersebut berlangsung dari usia 12 sampai 21 tahun, dengan
pembagian yang pertama Masa remaja awal (Early adolescent) umur 12-
15 tahun, Masa remaja pertengahan (middle adolescent)umur 15-18
tahun, Remaja terakhir umur (late adolescent 18-21 tahun.

Data World Health Organization (WHO) menunjukkan remaja


dengan jumlah sekitar 18% dari jumlah penduduk yang ada di dunia atau
sekitar 1,2 milyar jiwa (WHO, 2015). Sementara itu data di Indonesia
penduduk yang berusia 15-24 tahun sampai bulan agustus 2020
berjumlah 44.079.486 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2020). Dan jumlah
remaja menurut badan pusat statistik dari usia 15-24 tahun di Kabupaten
poso berjumlah 53,048 jiwa (BPS Kabupaten poso 2023).

Kematangan emosi adalah kemampuan remaja dalam


mengekspresikan emosi secara tepat dan wajar dengan pengendalian diri,
memiliki kemandirian, memiliki konsekuensi diri, serta memiliki
penerimaan diri yang tinggi. Pengendalian diri adalah kemampuan
remaja dalam mempertahankan dorongan emosi, serta mema hami emosi
diri untuk diarahkan kepada tindakan-tindakan positif. Kemandirian
adalah keadaan dimana remaja tidak menggantungkan dirinya kepada
orang lain. Rasa konsekuen adalah rasa tanggung jawab remaja dengan
kesadaran untuk menjalankan keputusan, serta berani bertanggung jawab
terhadap semua akibat dan keputusan yang telah diambil. Penerimaan
diri adalah kemampuan remaja untuk dapat menerima keadaan diri
sendiri, baik kelemahan maupun kelebihan, menerima diri secara fisik
maupun psikis dengan baik (Albin, 1996).
Menurut studi yang diterbitkan di Journal of Child and Family
Studies, kematangan emosi remaja meliputi empat aspek utama, yaitu
pemahaman terhadap diri sendiri, terhadap emosi orang lain, pengelolaan
emosi, dan ekspresi emosi yang efektif (Johnson & LaVoice, 2019).
Selain itu, situs Explorabe Psychology mencantumkan beberapa
karakteristik kematanan emosi, seperti mengenali dan memahami emosi,
mengatur emosi secara teratur, mengatur emosi secara efektif, dan
mengekspresikan emosi dengan tepat terkait konteks (Sincero, 2021).

Menurut studi yang di terbitkan di journal of Child and Family


Atudies, remaja dengan kematangan emosi yang rendah cenderung
mengalami masalah sosial dan akademik, serta masalah emosional
seperti depresi dan kecemasanan (Johnson & LaVoice, 2019). Selain itu,
buku social and Personality Development karya Shaffter (2015) juga
menyebutkan kematangan emosi yang rendah pada remaja dapat
mempengaruhi hubungan sosial dan kesehatan mental mereka.

Orang tua, termaksud peran ayah, memainkan peran penting


dalam perkembagan emosi remaja. Berikut ini beberapa penelitian yang
mengungkapkan peran orang tua, termaksud peran ayah dalam
memepengaruhi kematangan emosi.

Penelitian menunjukan bahwa keterlibatan ayah dalam kehidupan


anak mereka memiliki pengeruh positif pada perkembangan kognitif
dan sosial anak-anak, termaksud kematangan emosi. (Wu, chou, &
Chang, 2015), Orang tua dapat membantu remaja mengatasi masalah
emosional, menunjukan empati, dan memberikan solusi konstruktif.
Ayah yang berperan aktif dalam memecahkan masalah dapat membantu
remaja mengembangkan kematangan emosi yang lebih baik. (Chen &
Li, 2018), Peran orang tua sangat penting dalam membantu remaja
mengembangkan kematangan emosi dan memecahkan masalah. Ayah
dapat membantu dengan memperhatikan cara yang baik untuk mengatasi
emosi dan memberikan dukungan emosional yang tepat. (Gracia-
Vazquez & Piqueras, 2019). Dalam keluarga dengan keterlibatan ayah
yang tinggi, remaja memiliki kematangan emosi yang lebih baik,
termaksud kemampuan untuk mengatasi emosi negative dan
mengekspresikan perasaan sehat. (Wang, Shi,& Li, 2019)

Peran ayah adalah peran yang dimainkan oleh seorang ayah


dalam keluarga, yang meliputi aspek-aspek seperti pendidikan,
pengasuhan, dukungan emosional, dan pemenuhan keutuhan fisik dan
psikologis anak-anak. Peran ayah yang baik dan terlibat membantu
membangun keterampilan sosial, otonomi, dan kematangan emosional
pada anak-anak dan remaja. Namun, jika peran ayah tidak ada dalam
kehidupan remaja, hal ini dapat berdampak negatif pada perkembangan
emosi remaja. Beberapa hasil penelitian telah menunjukan dampak
negative dari ketiadaan peran ayah dalam keluarga:
ketiadaan ayah dalam keluarga dapat menyebabkan masalah
emosional pada anak, seperti kecemasan dan depresi. (Mckee, Colletti,
Lambert, & Riley, 2008). Ketiadaan ayah dapat mempengaruhi
ketrampilan sosial dan kematangan emosional pada anak-anak dan
remaja, serta meningkatkan perilaku menyimpang seperti agresi, dan
kenakalan remaja. (Sarkadi, Kristiansson, Oberklaid,& Bremberg,2008).
Ketiadaan ayah dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional
anak-anak dan remaja, serta meningkatkan risiko perilaku merugikan
seperti penyalagunaan narkoba dan alcohol. (Flouri & Buchanan, 2002).

Studi literatur menunjukan bahwa peran ayah memiliki kontribusi


yang signifikan dalam kematangan emosi remaja. Penelitian menunjukan
bahwa ayah memainkan peran penting dalam membantu remaja
mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yan diperlukan
untuk mengatasi stress dan konfli dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian yang dilakukan oleh Safira Ragita & Nur Ainy
Fardana N, yang berjudul Pengaruh keterlibatan ayah dalam pengasuhan
terhadap kematangan emosi pada remaja mengambil partisipan remaja
berumur 18-21 tahun, sedangkan penelitian ini mengambil partisipan
berumur 15-18 tahun. Penelitian yang dilakukan di Indonesia tentang
hubungan peran ayah dengan kematangan emosi remaja masi kurang
bahkan di kabupaten poso belum dan berdasarkan latar belekang maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan
peran ayah dengan kematangan emosi remaja.

B. Rumusan permasalahan.
Kematangan emosi adalah kemampuan remaja dalam mengekspresikan
emosi secara tepat dan wajar dengan pengendalian diri, memiliki
kemandirian, memiliki konsekuensi diri, serta memiliki penerimaan diri
yang tinggi. Pengendalian diri adalah kemampuan remaja dalam
mempertahankan dorongan emosi, serta memahami emosi diri untuk
diarahkan kepada tindakan-tindakan positif. Orang tua, termaksud
peran ayah, memainkan peran penting dalam perkembagan emosi
remaja. Di kota poso belum ada yang melakukan penelitian tentang
hubungan peran ayah dengan kematangan emosi remaja di sekolah
menegah atas SMA. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti
tertarik untuk meneliti masalah tersebut.
C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum.
Untuk mengetahui Apakah ada hubungan antara peran ayah
dengan kematangan emosi remaja di Sekolah Menengah Atas SMA
yang ada di Poso Kota.
2. Tujuan khusus
Dengan masalah yang dikemukankan di atas, maka tujuan
penelitian khusus dari penelitian ini adalah.
a. Untuk menegetahui distribusi frekwensi peran ayah pada
kematangan emosi remaja
b. Untuk mengetahui distribusi frekwensi kematangan emosi
remaja yang ada di sekolah menengah atas poso kota.
c. Untuk menegetahui apakah ada hubungan antara peran ayah
dengan kematangan emosi remaja.

Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengidentifikasi apakah ada


hubungan antara peran ayah dalam keluarga dengan kematangan
emosi remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan
apakah peran ayah yang aktif dan positif dalam kehidupan keluarga
dapat mempengaruhi perkembangan kematangan emosi remaja.
Penelitian ini dapat membantu kita untuk memahami bagaimna
peran ayah dapat mempengaruhii kesejatraan emosional remaja. Dalam
masyrakat, peran ayah sering kali dianaggap kurang penting
dibandingkan peran ibu. Namub, penelitian ini akan membuktikan
bahwa peran ayah juga memiliki pengaruh yang siknifikan dalam
perkembangan emosi remaja/.
Dengan mengetahui hubungan ini, diharapakan para orang tua
dan juga lembaga pendidikan dapat lebih memperhatikan peran ayah
dalam keluarga dan membrikan dukungan yang dibutuhkan remaja
dalam mengembangkan kematangan emosionalnya. Selain itu, hasil
penelitian ini juga dapat menjadi acuan bagi program-program
pendidikan dan intervensi untuk membantu remaja menghadapi
perubahan dan tantangan dalam kehidupan mereka.

D. Manfaat penelitian.
Penelitian tentang hubungan peran ayah dalam kematangan
emosi remaja memiliki manfaat yang penting dalam memahami peran
orang tua dalam perkembangan anak mereka. Berikut adalah beberapa
manfaat utama dari penelitian ini:
1. Meningkatkan pemahamaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kematangan emosi remaja: penelitian ini dapat
membantu peneliti untuk memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi kematangan emosiremaja, terutama peran ayah
dalam kontek keluarga. Hal ini dapat membantu para ahli dalam
psikologi perkembangan dan konselor untuk mengembangkan
intervensi yang lebih efektif untuk meningkatkan kematangan em
osi remaja.
2. Membantu orang tua dalam memahami peran mereka dalam
perkembangan anak: penelitian ini dapat membantuorang tua untuk
memahami peran mereka dalam perkembangan emosi anak mereka.
Orang tua dapat menggunakan informasi ini untuk membantu anak-
anak mereka mengatasi kesulitan emosional dan memberikan
dukungan yang di perlukan untuk mempromosikan kematangan
emosi.
3. Memberikan dasar untuk mengembangkan program intervensi yang
lebih efektif: penelitian ini dapat memberikan dasar untuk
mengembangkan programintervensi yang lebih efektif untuk
mengatasi kesulitan emosional dan mempromosikan kematangan
emosi:misalnya, program intervensi dapat focus pada meningkatkan
keterlibatan ayah dalam keluarga atau membantu ayah untuk
memahami cara terbaik untuk mendukung perkembangan emosi
anak mereka.
4. Menginformasikan kebijakan pendidikan dan sosial: penelitian ini
dapat memberikan informasi yang penting bagi kebijakan
pendidikan dan sosial untuk mempromosikan kesehatan mental dan
emosional remaja. Informasi ini dapat membantu mengambil
kebijakan untuk mengembangkan program dan layanan yang lebih
efektif untuk mendukung perkembangan emosi remaja.

Dalam keseluruhan, penelitian tentang hubungan peran ayah


dengan kematangan emosi remaja sangat penting untuk memahami peran
orang tua dalam perkembangan anak mereka. Penelitian ini dapat
memberikan informasi yang berguna bagi para peneliti, orang tua, dan
mengambil kebijakan dalam upayah untuk meningkatkan kesejatraan
emosianal dan mental reamaja.

E. Batasan Penelitian.
Penelitian tentang hubungan peran ayah dengan kematanga emosi
remaja dapat dibatasi oleh beberapa faktor yang relevan dengan topic ini.
Beberapa batasan yang dapat dambil dalam penelitian ini adalah:
1. Focus pada ayah
Penelitian ini akan difokuskan pada peran ayah dalam
pengembanan emosi remaja. Daktor lain seperti ibu, teman sebaya
dan lingkungan sosial akan di abaikan dalam penelitian ini.
2. Usia remaja.
Penelitian ini akan di fokuskan pada remaja usia 15-18 tahun.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh dari
penelitian dapat memberikan informasi yang relefan tentang
pengaruh peran ayah pad masa remaja.
3. kematangan emosi
Penelitiaan ini akan menggunakan metode penelitian
kuantitatif, dengan mengumpulkan data melalui kuesioner. Hal ini
dilakukan untuk memungkinkan analisis statistic yang lebih
mendalam tentang hubungan peran ayah dengan kematangan emosi
remaja .
Dengan adanya batasan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang lebih terfokus dan relefan tentang pengaruh
peran ayah pada kematangan emosi remaja.

F. Rumusan permasalahan.
Berdasarkan batasan penelitian di atas, maka masalah penelitian ini
adalah Apakah ada hubungan antara peran ayah dengan kematangan
emosi remaja di Sekolah Menengah Atas SMA yang ada di Poso Kota

Anda mungkin juga menyukai