Anda di halaman 1dari 2

HAMBA DOSA DAN HAMBA KEBENARAN

Bacaan perjanjian Baru : Roma 6:15-23

Siapa diantara kita yang ingin jadi hamba? Pasti tidak ada yang akan mau. Karena istilah "hamba"
Kedengaran kurang memberi rasa nyaman bagi sebagian orang. Mengapa? "Hamba" Hamba identik
dengan orang-orang di suruh-auruh atau seseorang yang status nya sosialnya rendah. Itulah sebabnya
kata "hamba" Itu dianggap merendahkan. Kata itu biasanya diindetikan dengan "budak", " Pembantu"
dan lain-lain. Sebagian sebagian orang lebih suka di panggil "tuan", " Nyonya", "Bos" dan lain-lain.
Padahal kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya kita adalah "Hamba" Dalam keadaan kita masing-
masing. Misalnya, "hamba uang" Yang pekerjaannya hanya mencari uang terus, walaupun uangnya
sudah banyak, "hamba HP" Karena sepertinya kita tidak bisa hidup tanpa HP. Hidup di tengah-tengah
kemajuan teknologi, biasanya kita tidak dapat hidup tanpa HP. Sehingga ada sebagian orang kecanduan
HP. Hal ini sesungguhnya menunjukkan bahwa kita sudah di perbudakan oleh HP kita tanpa kita sadari.

Istilah "hamba" Dalam tema kita hari ini, diambil dari bacaan Roma 6:15-23. Istilah hamba adalah suatu
metefora (anologi) yang dipakai oleh Rasul Paulus supaya kita mengerti apa arti hidup didalam
keselamatan yang telah dikerjakan oleh Kristus bagi kita. Seorang hamba akan melakukan apa saja yang
dikehendaki tuanya, dia tidak dapat melawan, karena tuanyalah yang menguasai hidupnya. Metafor ini
dipakai untuk menjelaskan bagaimana seharusnya hidup orang percaya yang telah diselamatkan melalui
pembenaran oleh Yesus Kristus.

Dalam teks diatas disebut ada "dua macam perhambaan" yang berarti ada dua hamba. Perhambaan
pertama adalah perhambaan dosa di bawah hukum taurat dan perhambaan kebenaran dibawah kasih
karunia (ayat 15) orang yang percaya kepada Kristus berada dibawah kasih karunia dan yang percaya
kepada hukum taurat berada didalam dosa, karena dengan hukum taurat mengenal dosa. Berada
dibawah hukum taurat berarti berada dibawah kuasa dosa (ayat 14). Menurut Paulus menghamba
kepada hukum taurat itu berarti berada dibawah kuasa dosa yang mendatangkan kematian(ayat 16).

Rasul Paulus hendak mengatakan bahwa Kristus telah membebaskan kita dari kuasa dosa dan kematian
melalui pengorbanan Yesus Kristus, dan kita semua diselamatkan karena anugrah Allah, bukan karena
melakukan Hukum Taurat. Dengan kata lain, orang yang percaya kepada Yesus telah dibebaskan dari
perhambaan yang lama, yaitu perhambaan dosa, dan masuk kepada perhambaan yang baru yaitu
menjadi hamba kebenaran dibawah kasih karunia yang dianugerahkan oleh Yesus Kristus. Ketika
menjadi hamba Kebenaran, maka kita tidak lagi menjadi hamba dosa. Tuan yang lama, Hukum Taurat,
tidak lagi berkuasa atas kita, karena kita sudah "pindah tuan" Yaitu kasiah karunia didalam Yesus Kristus
bagaimana mungkin kita masih melakukan dosa sedangkan kita sudah di bebaskan dari kuasa dosa?
Ketika kita menjadi hamba kebenaran maka hanya kebenaran yang akan kita lakukan.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita masih menjadi hamba dosa-dosabtertentu dan belum terbebas
dari padanya? Datanglah kepada Kristus didalam doa, mintalah Dia membebaskan saudara dari
perhambaan dosa. Jangan menantikan musibah, baru bertobat. Sesungguhnya Kristus yang bangkit telah
membebaskan kita dari perhambaan dosa, dan kita harus meresponnya dengan hidup didalam
kebenaran karena kita sudah menjadi hamba kebenaran didalam Kristus.

Haleluya, Kristus sudah bangkit Amin!

Anda mungkin juga menyukai