Anda di halaman 1dari 19

PORTOFOLIO

DUA BELAS STANDAR KEPERAWATAN DASAR DI RUANG


ARROYYAN 1

RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

Untuk memenuhi persyaratan

menjadi karyawan tetap

Disusun Oleh:

Rizky Dhian Pratiwi

NIK: 023571902

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH

TEMANGGUNG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Portofolio dengan judul “Dua Belas Standar Kompetensi Dasar keperawatan”.


Telah dibuat dan diajukan pada tanggal Juni, 2021 dan dinyatakan dapat
memenuhi persyaratan untuk menjadi karyawan tetap di RS PKU
MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG.

Assman Arroyyan 1

Erdin S.G.P, S.Kep,Ns


NIK ………

Manajer Keperawatan

Zaenal Arifin, S.Kep,Ns


NIK 020129401

Direktur,
RS PKU Muhammadiyah Temanggung

Dr. drg. Edi Sumarwanto, MM,M.H.Kes


NIBM. 934251
DAFTAR ISI
TUJUAN PENULISAN

A. Tujuan Umum
Tujuan penulisan portofolio ini adalah untuk memberikan gambaran
nyata keterampilan dan pengalaman serta capaian selama bekerja di ruang
SAFA 1 RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG.
B. Tujuan Khusus
1. Mampu emberikan gambaran terkait kompetensi komunikasi
interpersonal keperawatan.
2. Sesuai dengan 12 kop dasar
3. Dapat melakukan pengkajian pada dua belas standar keperawatan
dasar
4. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
permasalahan dua belas standar keperawatan dasar
5. Dapat merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan
permasalahan dua belas standar keperawatan dasar
6. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan
permasalahan dua belas standar keperawatan dasar
7. Dapat melaksanakan evaluasi pada pasien dengan permasalahan dua
belas standar keperawatan dasar
URAIAN KETERAMPILAN DAN PENGALAMAN

1. Melakukan Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Kozier, 2012).
Ketika melakukan pengkajian di ruang rawat inap kita menggunakan
form assesmen pengkajian keperawatan yang mengacu pada pola fungsional
menurut Gordon. Pengkajian dimulai dari mengisi hari dan tanggal
pengkajian kemudian keluhan utama, selanjutnya mulai mengkaji pola
nutrisi metabolik, pola eliminasi, pola latihan dan aktivitas, pola kognitif
perseptual, pola istirahat dan tidur, pola konsep diri dan persepsi diri, pola
peran dan hubungan,pola reproduksi dan seksual, pola pertahanan diri, pola
keyakinan dan nilai.
2. Menentukan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons
manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau kerentanan
respons dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau komunitas
(Herdman, T. Heater, 2015).
3. Melakukan Perencanaan
Pada tahap perencanaan, ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu
menentukan prioritas, menetukan tujuan, melakukan kriteria hasil, dan
merumuskan intervensi (Wartonah, 2015).
4. Melakukan Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).

5. Melakukan Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk
dapat menetukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan (Wartonah,
2015).

Pengkajian
1. Pengumpulan data
2. Organisasi data

Evaluasi Diagnosis
1. Monitor tujuan 1. Analisa data
2. Perbaiki atau lanjutkan 2. Identifikasi diagnosis
keperawatan dan masalaha
kolaborasi

Pelaksanaan Perencanaan
1. Pelaksanaan dari rencana 1. Prioritas masalah
kegiatan 2. Identifikasi pengukuran dari
2. Dokumentasi dari perawatan tujuan
pasien dan respons 3. Merencanakan intervensi
4. Dokumentasi rencana
Gb 1. Bagan Prosesperawatan
Keperawatan
6. Dokumentasi Askep
a. Melakukan pengkajian
Pasien a.n Tn.M sampai ke bangsal safa 1 pada tanggal 7 September
2020 dengan keluhan nyeri perut kanan. Dilakukan pengkajian
menggunakan form assesmen keperawatan. Setelah dilakukan pengkajian,
dilakukan pengelompokan data.
Data Subjektif :

 Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah

 Klien mengatakan sakit bila bergerak

 Klien mengatakan skala nyeri 6

Data Obyektif

 Ekspresi wajah tampak menyeringai


 Pasien tampak melindungi area nyeri
b. Melakukan perencanaan
DATA SUBYEKTIF(S) &
MASALAH (P) ETIOLOGI (E)
OBYEKTIF (O)

DS: Nyeri akut Agen pencedera


Pasien mengatakan nyeri biologis
perut kanan bawah terasa
terus menerus bertambah
ketika bergerak, nyeri
terasa tersayat, skala nyeri
6
DO:
 ekspresi wajah tampak
menyeringai
 pasien tampak melindungi
area nyeri

c. Menentukan diagnosa keperawatan


Nyeri Akut (D.0077) berhubungan dengan Agen
pencederabiologis di buktikan dengan pasien mengeluh nyeri pada
perut kanan bawah, ,sulit tidur dan tampak menyeringai
TUJUAN &
WAKTU
NO KRITERIA HASIL RENCANA (NIC)
(TGL/JAM)
(NOC)

1 7 Setelah dilakukan Manajemen Nyeri


September2020 tindakan keperawatan (I.08238)
diharapkan tingkat
Jam 08.00 Observasi:
nyeri menurun dengan
kreteria hasil: - Identifikasi lokasi,
1. Kemampuan karakteristik, durasi,
menuntaskan frekuensi, kualitad,
aktifitas meningkat intensitas nyeri
2. Keluhan nyeri
- Identifikasi skala
menurun
nyeri dengan
3. Meringis menurun
menggunakan
4. Gelisah menurun
numeric scale
5. Kesulitan tidur
- Identifikasi respon
menurun
nyeri non verbal
- Identifikasi faktor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri dengan
menanyakan nyeri
bertambah saat
melakukan apa
Therapeutic:

- Berikan teknik non


farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyaman nyeri sesuai
dengan kebiasaan
pasien mengurangi
nyeri
- Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri, dengan
membatasi pengunjung
- Fasilitasi istirahat dan
tidur dengan
menggunakan lampu
redup
- Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian analgetik,
yaitu metamezole 2
ampul drip dalam infus
RL 16 tpm
d. Melakukan Implementasi
RESPON PASIEN HASIL
NO Tgl/Jam TINDAKAN KEPERAWATAN
(S,O)

1 07 S: pasien mengatakan nyeri


- Mengidentifikasi lokasi,
septembe perut kanan bawah
karakteristik, durasi, frekuensi,
r 2020
kualitad, intensitas nyeri P: nyeri perut jika bergerak, Q:
08 00 seperti disayat-sayat, R: perut
bagian kanan bawah, S : 6, T :
terus menerus

- mengidentifikasi skala nyeri dengan O: pasein tampak menyeringai


09.00 menggunakan numeric scale
S: -

- Identifikasi respon nyeri non verbal O: Pasien menunjuk angka 6


yang berarti nyeri sedang

09.05 S:
- Identifikasi faktor yang
O: Pasien tampak melindungi
memperberat dan memperingan
area nyeri
nyeri dengan menanyakan nyeri
bertambah saat melakukan apa S: Pasien mengatakan nyeri
09:10
bertambah bila buat gerak

- memberikan teknik non farmakologis O: tampak berhati-hati saat


untuk mengurangi rasa nyaman nyeri bergerak
sesuai dengan kebiasaan pasien
09:15 S: Pasien mengatakan bila sakit
mengurangi nyeri
yang dilakukan nafas dalam dan
banyak berdzikir

O: pasien dapat melakukan


- mengontrol lingkungan yang nafas dalam
memperberat rasa nyeri, dengan
membatasi pengunjung
- memfasilitasi istirahat dan tidur S:-
10.00 O: Pasien ditunggu satu orang
dengan menggunakan lampu redup
dan tidak boleh di kunjungi

- membemberikan analgetik, yaitu S:-


11.00
metamezole 2 ampul drip dalam infus
O: Lampu utama dimatikan
500 cc jalan 16 tpm sesuai advise
dokter S: -

O; infus lancar

e. Melakukan Evaluasi

WAKTU TANDA
NO RESPON PERKEMBANGAN (SOAP)
(TGL/JAM) TANGAN

1 07 September S: Pasien mengatakan nyeri masih terasa hilang


2020 timbul

Jam 14.00 O: Ekspresi wajah lebih tenang,pasien tampak


tidur, TD : 120/85 mmHg N: 86x/menit

A: Masalah keperawatan nyeri belum teratasi

P:Lanjutkan intervensi

1. Managemen nyeri

2. Komunikasi dengan DPJP untuk


rencana operasi

7. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif yang diterapkan dalam pelayanan kesehatan di
rumah sakit adalah komunikasi antar tenaga kesehatan, mulai dari perawat
dengan pasien, perawat dengan sejawat, dan perawat dengan nakes lain.
Komunikasi efektif yang diterapkan dalam standar keselamatan pasien
(patient safety) adalah komunikasi dengan teknik SBAR dan serah terima
jaga (handover).

No Uraian Keterampilan dan Pengalaman Capaian

1. Melakukan komunikasi efektif dengan teknik Mampu melakukan


SBAR ketika lapor nilai laborat kritis ke sesuai SOP
DPJP.
Contoh:
S : Lapor nilai laborat kritis pasien a.n Tn.M
B: Pasien masuk tgl 7 September 2020,
diagnosa apendisitis akut, pasien
mengeluhkan nyeri pada perut kanan bawah,
terapi dari DPJP yang sudah diberikan adalah
analgetik 2 ampul metamizole dalam infus
RL diberikan 16 tpm.
A: Nilai laborat leukosit High 20,2
TD: 145/98 mmHg N:101 x/menit
RR: 24 x/menit suhu: 370 C
Skala nyeri: 6
R: mohon advise untuk terapi antibiotik

2. Melakukan komunikasi efektif ketika lapor Mampu melakukan


nilai radiologi kritis sesuai SOP

3. Melakukan komunikasi efektif ketika serah Mampu melakukan


terima jaga (handover) sesuai SOP

4. Melakukan komunikasi efektif dengan Mampu melakukan


sesama nakes sesuai SOP

8. Pemberian Obat
Enam prinsip benar pemberian obat menurut pasien safety adalah
benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar cara, benar
dokumentasi.

Capaian
No. Uraian Keterampilan dan Pengalaman Kompetensi
Baik Tidak

1. Benar pasien : Tn.M 

2. Benar obat : Inj ceftriaxone 

Benar dosis : 1gr 

4. Benar waktu : Diberikan sehari 1 kali 

5. Benar cara : Intravena 

6. Benar dokumentasi : ditulis di CPO 

9. Pemberian transfusi darah


Melakukan tindakan pemberian transfusi darah kepada pasien sesuai
dengan SPO.

No Uraian Keterampilan dan Pengalaman Capaian

1. Melaporkan hasil laborat nilai HB ke DPJP Mampu melakukan


sesuai SOP

2. Mengisi form persetujuan pemberian transfusi Mampu melakukan


darah (SPO Transfusi Darah) sesuai SOP
3. Menelepon operator untuk menghubungi PMI Mampu melakukan
sesuai SOP

4. Mengambil sampel darah pasien yang akan Mampu melakukan


dilakukan tranfusi untuk croscek sesuai SOP

Melakukan prinsip 6 benar pemberian produk Mampu melakukan


darah sesuai SOP
Benar pasien : Tn.S
Benar produk : PRC
Benar dosis : 200cc
Benar waktu : Diberikan sebelum pre op
Benar cara : Intravena
Benar dokumentasi : ditulis di form
monitoring transfusi darah
6. Mencocokan label darah dan menuliskan data Mampu melakukan
di form monitoring transfusi darah sesuai SOP

Melakukan pengecekan TTV sebelum Mampu melakukan


pemberian produk darah sesuai SOP

8. Memonitor TTV dan respon alergi selama Mampu melakukan


pemberian darah sesuai SOP

9. Melakukan evaluasi setelah pemberian Mampu melakukan


produk darah sesuai SOP

10. Terapi oksigenasi


Kozier (2011: 914) menyebutkan prinsip penatalaksanaan pada pasien
pemenuhan kebutuhan oksigenasi adalah meningkatkan oksigenasi yaitu
dengan memposisikan klien untuk memungkinkan ekspansi dada maksimal
(posisi semi fowler atau fowler), napas dalam dan batuk, hidrasi, hidrasi
yang adekuat mempertahankan kelembapan membrane mukosa pernapasan,
medikasi (bronkodilator, ekspektoran, spirometer insentif), perkusi, vibrasi,
drainase postural, terapi oksigen, pemberian oksigen dapat dilakukan
dengan menggunakan nasal kanul, masker wajah, face tent atau oksigen
transtrakea.

Capaian
No Uraian Keterampilan dan Pengalaman Kompetensi
Baik Tidak

1. Memberikan terapi oksigen dengan NRM 


10 liter/menit pada pasien stroke dengan
penurunan kesadaran GCS 4 dan SPO2 85
%

2. Memberikan terapi oksigen dengan nassal 


kanul 3 liter/menit pada pasien paska
pembedahan dengan general anastesi.

Memberikan oksigen pada pasien dengan 


nilai HB yang rendah

4. Memberikan terapi oksigen dengan nassal 


kanul 3 liter/menit pada pasien post op
prostatectomy radical H-0 yang
mengalami syok neurologik

5. Memberikan terapi oksigen dengan nassal 


kanul 4 liter/menit pada pasien stroke
hemoragik dan non hemoragik dengan
kesadaran compos mentis atau somnolen

6. Memberikan terapi oksigen dengan nassal 


kanul 2 liter/menit pada pasien dengan
post op CWL H-0

7. Memberikan terapi oksigen dengan nassal 


kanul 3 liter/menit pada pasien CKR

8. Memberikan terapi oksigen dengan nassal 


kanul 4 liter/menit pada pasien CKB

9. Memberikan terapi oksigen pada pasien 


post KLL dengan trauma facial

11. Perawatan Luka


Perawatan luka dilakukan berdasarkan dengan jenis luka pembedahan,
yaitu jenis luka kotor dan luka steril (bersih). Pada luka kotor, dilakukan
perawatan setiap hari, pada luka steril dilakukan perawatan pada hari ke-3
paska operasi.
Faktor faktor yang memicu penyembuhan luka meliputi suplai darah
yang baik ke daerah luka, usia muda, nutrisi yang baik, pendekatan tepi luka
yang baik, fungsi leukosit serta respon peradangan yang normal (Price
Sylvia, 2005).

Capaian
No. Uraian Keterampilan dan Pengalaman Kompetensi
Baik Tidak

1. Melakukan perawatan luka post operasi H- 


3 appendictomy dengan prinsip steril

2. Melakukan perawatan luka post operasi 


operasi H-3 herniotomy dengan prinsip
steril

Melakukan perawatan luka post operasi 


operasi H-3 tu mamae dengan prinsip steril

4. Melakukan perawatan luka dan melepas 


drain pada pasien post operasi mastectomy
dengan prinsip steril

5. Melakukan perawatan luka bakar dengan 


prinsip steril

6. Melakukan perawatan luka ulkus dengan 


prinsip bersih

7. Melakukan perawatan luka gangren 

8. Melakukan perawatan luka post 


amputatum

9. Melakukan perawatan luka post op eksisi 


luas soft tissue tumor dengan prinsip steril

10. Terapi cairan


Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan
dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homeostasis. Tubuh terdiri atas
sekitar 60% air yang tersebar di dalam sel maupun di luar sel. Besarnya
kandunagn air tergantung dari usia, jenis kelamin, dan kandungan lemak
(Wartonah,2015)

Capaian
No. Uraian Keterampilan dan Pengalaman Kompetensi
Baik Tidak

1. Memberikan terapi cairan isotonik NaCl 


0,9 % 20 tpm

2. Memberikan terapi cairan kristaloid ringer 


laktat 20 tpm

Memberikan terapi cairan D5% dan D10% 


20 tpm pada pasien dengan hipoglikemi

4. Memberikan terapi cairan NaCl +- 200 ml 


pada pasien sebelum dilakukan tranfusi
darah

5. Memberikan terapi cairan pada pasien 


yang mengalami luka bakar dengan rumus
Baxter Index
6. Memberikan terapi cairan pada pasien 
yang mengalami dehidrasi

7. Memberikan terapi cairan pada pasien 


dengan post op prostatectomy yang
berfungsi sebagai irigasi

8. Memberikan terapi cairan yang 


ditambahkan obat analgetik pada pasien
post operasi

Anda mungkin juga menyukai