Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN SEMINAR PRAKTIK KLINIK (PKK)

KEPERAWATAN ANAK
DI POLI ANAK PUSKESMAS SAWAH LEBAR

DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4
1. Adynda Putri Wijaya P05120319002
2. Bella Anjelina P05120319008
3. Gustina Febriani P05120319015
4. Komang Andrias P05120319023
5. Monika Jayanti P05120319031
6. Rahmi Nurfadilla P05120319038
7. Sherina Lumban Toruan P05120319044

Pembimbing Akademik :
Ns. Andra Saferi Wijaya, M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN & NERS
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Diiringi rasa syukur yang luar biasa kepada Tuhan Yang Maha Esa, penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini dengan membahas asuhan keperawatan pada An. F
di Poli anak Puskesmas sawah lebar

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita dalam materi pembelajaran. Kami juga menyadari
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi kebaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Bengkulu, November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................4

1.3 TUJUAN ..........................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................6

2.1 PENGERTIAN..................................................................................................6

2.2 ETIOLOGI........................................................................................................6

2.4 PATOFISIOLOGI.............................................................................................6

2.5 MANIFESTASI KLINIS..................................................................................7

2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG......................................................................7

2.7 PENATALAKSANAAN..................................................................................8

2.8 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GEA.................................................9

1. PENGKAJIAN....................................................................................................9

2. Diagnosa Keperawatan......................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan fungsi
pencernaan penyerapan dan skresi. Diare disebabkan karena transportasi air dan
elektrolit yang abnormal dalam usus. Diseluruh dunia anak yang menderita diare
terdapat kurang lebih 500 juta anak setiap , dan 20% dari seluruh kematian pada
anak yang hidup di Negara berkembang.berhubungan dengan diare serta
dehedrasi (Wong, 2008).

Departemen Kesehatan Nasional menyebutkan setiap tahunnya 100.000


balita meninggal dunia karena diare, artinya setiap hari ada 273 balita yang
meninggal dunia dengan sia-sia, sama dengan 11 jiwa meninggal setiap jamnya
atau 1 jiwa meninggal setiap 5,5 menit akibat diare (Kementrian Kesehatan RI,
2011).

Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehedrasi tidak diatasi


dengan baik. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri (self limiting
disease) asalkan dehedrasi dapat dicegah, karena diare merupakan penyebab
kematian (Yusuf M,2011). Pada tingkat global, diare merupakan penyebab kedua
kematian setelah pneumonia. Beban global diare pada balita tahun 2011
berdasarkan WHO/UNICEF (2013) adalah 9,0% (760.000 balita meninggal) dan
1,0% kematian neonatus, center of disease and prevention tahun 2013
menyatakan bahwa diare menyebabkan 801.000 kematian anak setiap tahunnya
atau membunuh 2.195 anak per harinya.

Perbaikan kondisi pasien dengan gastroenteritis akut memerlukan


penatalaksanaan yang tepat oleh petugas kesehatan termasuk perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan di rumah sakit. Untuk itu maka perawat perlu
mempelajari tentang konsep gastroenteritis akut dan penatalaksanaannya serta
asuhan keperawatan pada pasien dengan efusi pleura. Maka dalam makalah ini
akan dibahas bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gastroenteritis
akut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan definisi gastroenteritis akut !

2. Sebutkan klasifikasi dari gastroenterits akut !

3. Sebutkan etiologi gastroenteritis akut !

4. Sebutkan manifestasi klinis dari gastroenteritis akut !

5. Jelaskan patofisiologi terjadinya gastroenteritis akut !

6. Jelaskan pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada pasien dengan

7. gastroenteritis akut !

8. Jelaskan penatalaksanaan medis yang dilakukan pada klien dengan

9. gastroenteritis akut !

10. Jelaskan komplikasi dari penyakit gastroenteritis akut !

11. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan

12. gastroenteritis akut ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk menjelaskan definisi gastroenteritis akut.

2. Untuk menyebutkan klasifikasi dari gastroenteritis akut.

3. Untuk menyebutkan etiologi gastroenteritis akut.

4. Untuk menyebutkan manifestasi klinis dari gastroenteritis akut.

5. Untuk menjelaskan patofisiologi terjadinya gastroenteritis akut.

6. Untuk menjelaskan pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada pasien

7. dengan gastroenteritis akut.

8. Untuk menjelaskan penatalaksanaan medis yang dilakukan pada klien


9. dengan gastroenteritis akut.

10. Untuk menjelaskan komplikasi dari penyakit gastroenteritis akut.

11. Untuk menjelaskan konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan

12. gastroenteritis akut.


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN
GEA adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal
( lebih dari 3x/hari ), serta dalam perubahan dalam isi ( lebih dari 200 g/ hari )
dengan konsistensi feses cair ( Brunner and Suddarth, 2002 ). Diare adalah
keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih 3x pada anak,
konsistensi feses cair, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan
darah atau lendir saja ( Ngastiyah, 1997 ).

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja), dengan tinja berbentuk
cairan atau setengah cairan, dan dapat pula disertai dengan frekuensi defekasi
meningkat (Mansjoer, Arif., et all, 1999; 501)

2.2 ETIOLOGI
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa factor, yaitu :

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyakit


utama diare. Infeksi enternal ini meliputi :

1) Infeksi bakteri : Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,


Yersinia, Acromonas dan sebagainya.

2) Infeksi virus : Enteroovirus ( Virus ECHO, Coxsackie,


Poliomyelitis ), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.

3) Infestasi parasit : Cacing ( Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,


Strongyloides ), Protozoa ( Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Trichomonas hominis ), Jamur ( Candida albicans )

b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan,
seperti Otitis media akut ( OMA ), Tonsilofaringitis, Bronkopneunomia,
Ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak berusia dibawah usia 2 tahun
2. Faktor malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa dan


sukrosa ), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi
laktosa.

b. Malabsorbsi lemak.

c. Malabsorbsi protein.

3. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor psijkologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat


menimbulkan diare terutama pada hal yang lebih besar.

2.4 PATOFISIOLOGI
Gastroenteritis ditandai dengan diare dan pada beberapa kasus, muntah -
muntah, yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi
dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penyebab utama gastroenteritis akut
adalah virus (rotavirus, adenovirus enteric, virus Norwalk, dan lain lain), bakteri
atau toksinnya (Campylobacter, Salmonella, Shigella, Escherichia coli, Yersinia
dan lain lain), serta parasit (Giardia lamblia, Cryptosporidium). Pathogen
pathogen ini menimbulkan penyakit dengan menginfeksi sel-sel, menghasilkan
enterotoksin atau sitotoksin yang merusak sel. Atau melekat pada dinding usus.
Pada gastroenteritis akut, usus halus adalah alat pencernaan pencernaan yang
paling sering terkena. Sebagai akibat diare baik akut akan terjadi :

 Kehilangan air dan elektrolit ( dehidrasi ) yang mengakibatkan terjadinya


gangguan keseimbangan asam-basa ( asidosis, metabolik, hipokarlemia
dan sebagainya ).

 Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan ( intake makanan kurang,


pengeluarannya bertambah.

 Hipoglikemia.

 Gangguan sirkulasi darah. Gastroenteritis akut ditularkan melalui rute


fekal-oral dari orang ke orang atau melalui air dan makanan yang
terkontaminasi. Tinggal difasilitas day care juga meningkatkan resiko
gastroenteritis, selain berpergian ke negara berkembang. Sebagian besar
gastroenteritis dapat sembuh sendiri dan prognosisnya baik dengan
pengobatan. anak-anak malnutrisi dapat menderita infeksi yang lebih berat
dan lebih membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh (Betz,
2009. Hal 185).

2.5 MANIFESTASI KLINIS


1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair/ encer, kadang mengandung darah/
lendir

2. Muntah

3. Terdapat tanda gejala dehidrasi

i. Derajat Dehidrasi : Dehidrasi Ringan Berat badan menurun 3% - 5%,


dengan volume cairan yang hilang kurang dari 50 ml/kgBB

ii. Dehidrasi Sedang Berat badan menurun 6% _ (%, dengan volume cairan
yang hilang 50 – 90 ml/kgBB

iii. Dehidrasi Berat Berat badan menurun lebih dari 10%, dengan volume
cairan yang hilang sama dengan/ lebih dari 100 ml/kgBB

4. Demam

5. Anoreksia

6. Lemah, pucat, gelisah

7. Perubahan TTV meningkat ( suhu )

8. Kram abdominal

2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan laboratorium.

2. Pemeriksaan tinja.
3. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup,bila memungkinkan.

4. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal.

5. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk mengetahui jasad


renik atau parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare
kronik.

6. Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya


biasanya tidak membantu untuk evaluasi gastroentritis akut (GEA) / diare akut
infeksi.

2.7 PENATALAKSANAAN
1. Terapi Cairan Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan
kepada penderita diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan :

1. Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah


PWL (Previous Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan
yang hilang melalui keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal
Water Losses).

2. Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung CWL (Concomitant water losses) (Suharyono dkk.,
1994 dalam Wicaksono, 2011)

Ada 2 jenis cairan yaitu:

1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh


WHO-ORS, tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L,
Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85 cal/L. Elektrolit yang dikandung
meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L, Chloride 80
mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro et.al., 2005). Ada beberapa
cairan rehidrasi oral:
 Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL,
NaHCO3 dan glukosa, yang dikenal dengan nama oralit.

 Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung


komponenkomponen di atas misalnya: larutan gula, air
tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah dan lain-lain,
disebut CRO tidak lengkap.

2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai


cairan rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian cairan
parenteral ini, setiap jam perlu dilakukan evaluasi:

 Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah

 Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994


dalam Wicaksana, 2011).

2. Antibiotik Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada


diare akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari
tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada :
Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,,
leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan,
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong,
dan pasien immunocompromised. Contoh antibiotic untuk diare
Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500 mg (oral
4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin
500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7- 14 hari oral
atauIV).

3. Obat Anti Diare Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil). Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2
– 4 mg/ 3 – 4x sehari dan lomotil 5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok obat
tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan
sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi 14
diare. Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat
mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare akut dengan gejala
demam dan sindrom disentri obat ini tidak dianjurkan.

2.8 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GEA


1. PENGKAJIAN
Identitas pasien: Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, asal
suku bangsa dan pekerjaan orang tua.
1. Keluhan utama Buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari BAB 10
kali (dehidrasi berat). Apabila diare berlangung
2. Riwayat penyakit sekarang 
a) Suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak
ada, dan diare. 
b) Feses cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. 
c) Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi.
d) Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare. 
e) Apabila klien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka
gejala dehidrasi mulai tampak. 
f) Diuresis terjadi oliguria.
3. Riwayat kesehatan meliputi: 
a) Riwayat imunisasi. 
b) Riwayat alergi terhadap makanan atau obat obatan 
c) Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya.
4. Riwayat nutrisi 
a) Asupan makanan 
b) Keluhan nyeri abdomen. 
c) Distensi abdomen, mual, muntah. 
d) Berat badan biasanya turun
5. Pola eliminasi 
 Frekuensi defekasi sering.3 kali sehari Feses cair, mengandung
lendir dan darah.
6. Pemeriksaan fisik 
a) Keadaan umum: baik, sadar (tanpa dehidrasi). Gelisah, (dehidrasi
ringan dan sedang). Lesu, lungkai atau tidak sadar, tidak ada urine
(dehidrasi berat). 
b) Berat badan: klien diare dengan dehidrasi biasanya mengalami
penurunan berat badan: dehidrasi ringan: bila terjadi penurunan
berat badan 5%. 
c) Dehidrasi : sedang bila terjadi penurunan berat badan 5-10%.
Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 10-15%.
d) Kulit : Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan
pemeriksaan turgor kulit, inspeksi kulit perianal apakah terjadi
iritasi. 
e) Mulut/lidah : Mulut dan lidah biasanya tanpa dehidrasi. Mulut dan
lidah kering (dehidrasi ringan sampai sedang). Mulut dan lidah
sangat kering (dehidrasi berat). Abdomen : kemungkinan
mengalami distensi, kram, nyeri dan bising usus yang meningkat.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul klien Gastroenteritis
adalah sebagai berikut :
1. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi dan mal absorbsi usus.
2. Kurang volume cairan berhubungan dengan out put melalui rute normal
(diare berat, muntah), status hipermetabolik dan pemasukan cairan yang
terbatas.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik.
4. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus, diare lama, iritasi kulit,
jaringan.
5. Cemas berhubungan dengan faksot psikologis/rangsangan simpatit
(proses inflamasi), ancaman konsep diri, ancaman terhadap perubahan
status kesehatan.
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kesalahan interprestasi informasi,
kurang mengingat dan tidak mengenal sumber informasi

Anda mungkin juga menyukai