Anda di halaman 1dari 4

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

SOP KOMUNIKASI MENYAMPAIKAN BERITA BURUK

Disusun Oleh: Kelompok 6


DESVIA SAFITRIP05120419009
DWINDA RARA OLVAP05120419012
MONIKA JAYANTIP05120419031
POVI KURNIATY P05120419035

PUTRI YUNDA UTAMIP05120419037


RENDI SAPUTRA P05120419040

Dosen Pembimbing : Ns. Septiyanti, S.Kep., M.Pd

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TA 2020/2021
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SOP MENYAMPAIKAN BERITA BURUK

PENGERTIAN Berita Buruk adalah suatu situasi di mana tidak ada harapan lagi
, adanya ancaman terhadap kesejahteraan fisik dan mental seseo
rang, sesuatu yang menuntut perubahan gaya hidup yang sudah 
menjadi kebiasaan, sesuatu yang membuat seseorang memiliki l
ebih sedikit pilihan dalam hidupnya. Atau dapat pula dikatakan 
bahwa Berita Buruk adalah setiap “informasi negatif” tentang 
masa depan seseorang. Berita Buruk ini sering sekali diasosiasik
an dengan penyakit-penyakit terminal yang sudah tidak mungki
n lagi disembuhkan, seperti kanker.

TUJUAN 1.Menyampaikan berita buruk kepada pasien dan keluarganya se
cara benar. .
 
2.Memberikan informed consent kepada pasien dan keluarganya 
dengan benar

INDIKASI Individu yang sadar


KONTRAINDIKASI --
PERSIAPAN KLIEN  Pilih ruangan yang menjamin privacy, dan usahakan baik d
okter maupun pasien bisa duduk dalam posisi yang nyaman.
 Tanyakan pada pasien apakah dia menghendaki ada orang l
ain yang menemaninya, apakah suami / istri, anak, atau kelu
arga lainnya. Biarlah pasien sendiri yang memutuskan. 
 Mulailah dengan memberikan pertanyaan seperti: “Bagaim
ana perasaan anda sekarang ?“.
(Pertanyaan ini untuk mulai melibatkan pasien dan menunjukka
n pada pasien bahwa percakapan selanjutnya adalah percakapan 
dua arah. Pasien tidak hanya mendengarkan dokter bicara).

PERSIAPAN ALAT Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan
PERSIAPAN Siapkan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien
LINGKUNGAN fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan
PROSEDUR 1) Tahap Pra Interaksi
a. Evaluasi diri
- Ketahui pengetahuan dalam diri kita.
- Mengetahui latar belakang sosial budaya klien.
- Mengetahui diri bagaimana cara berkomunikasi dengan
klien.
- Ketahuilah tingkat kecemasan diri sendiri.
b. Penetapan Perkembangan Interaksi Dengan Klien
- Ketahui pertemuan keberapa dengan klien.
- Tentukan tujuan pertemuan dengan klien. (pengkajian,
observasi, pemantauan, tindakan keperawatan atau
terminasi).
- Tentukan tindakan pada klien dan bagaimana cara
melakukannya.
c. Rencana Interaksi
- Tentukan teknik komunikasi kepada klien.

2) Tahap Orientasi
- Pengenalan diri dengan pasien
- Bina rasa percaya.

3) Tahap Kerja
- Meningkatkaan interaksi
- Melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada
- Mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan
mengambil tindakan berdasarkan masalah yang ada.

4) Terminasi
- Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang
telah dilaksanakan.
- Melakukan evaluasi subyektif.
- Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah
dilakukan.
Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya.
HASIL a. Respon verbal: adanya respon verbal karena pasien sadar
b. Respon non verbal: ada respon non verbal karena pasien
sadar
EVALUASI 1. Evaluasi respon klien.
2. Berikan reinforcement positif atas kerjasama klien.
3. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik.
DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal, dan jam
pelaksanaan pada catatan keperawatan.
2. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan.
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP.
HAL-HAL YANG - Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat
PERLU DI klien, karena ada keyakinan bahwa organ pendengaran
PERHATIKAN merupakan organ terkhir yang mengalami penurunan
penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak sadar.
Klien yang tidak sadar seringkali dapat mendengar suara
dari lingkungan walaupun klien tidak mampu
meresponnya sama sekali.
- Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar
pembicaraan perawat. Usahakan mengucapkan kata dan
menggunakan nada normal dan memperhatikan materi
ucapan yang perawat sampaikan dekat klien.
- Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan
diyakini dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi
yang sangat efektif pada klien dengan penurunan
kesadaran.
- Upayakan mempertahankan lingkungan setenang
mungkin untuk membantu klien fokus terhadap
komunikasi yang perawat lakukan.

Anda mungkin juga menyukai