NIM : P05120319031
Media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Munculnya
berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan
tujuannya. AECT (Association for Education and Communicatian Technology) dalam Harsoyo
(2002) memaknai media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran
informasi. NEA (National Education Association) memaknai media sebagai segala benda yang
dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen yang
digunakan untuk kegiatan tersebut. Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman (Cone of
Experience) ini merupakan upaya awal untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan
antara teori belajar dengan komunikasi audiovisual.
Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat
langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang
bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan
metode dan bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran.
Sedangkan angka-angka persentase di sisi kiri piramida menunjukkan seberapa besar umumnya
seseorang dapat mengingat dan memahami sesuatu sesuai dengan tingkatan jenis kegiatan yang
mereka lakukan. Berdasarkan tingkatan kegiatan diatas maka didapatkan pengalaman sebagai
berikut:
1. Baca → Pengalaman ini diperoleh dalam buku/ bahan bacaan.Pada tingkat ini kata-
kata merupakan alat informasi yang utama. Pada tingkat ini pemateri menyampaikan
informasi kepada audiens melaui media cetak contohnya ; Koran, rubrik kesehatan,
leaflet serta papan buletin
3. Melihat gambar → pengalaman ini diperoleh melaui media visual yaitu seperti
bagan diagram, grafik, foto, ilustrasi, poster, slide dan sejenisnya
4. Menonton video → pengalaman ini diperoleh melalui pemutaran video baik yang
berasal dari televisi maupun media lainnya seperti film
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan Kerucut Ecdgar Dale merupakan upaya awal
untuk memberikan alasan atau dasar tentang ketertarikan antara teori belajar dengan komunikasi
audiovisual, dimana hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit),
kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang. Semakin keatas puncak kerucut semakin
abstrak media penyampai pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari
pengalaman langsung tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yg dihadapi dengan mempertimbangkan situasi
belajar.
Pengalaman langsung tersebut melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan,
penciuman dan peraba. Symbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah dipahami dan
diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman kongkrit.