RSUD.W. Z. JOHANNES
KUPANG
OLEH:
Yery Natti
223111134
(Yeri Natti)
Ny. S 48 tahun mengatakan pada mamae kanan terdapat benjolan yang terasa nyeri saat
di gerekkan.Awalnya hanya kecil karena besar pasien membawanya ke rumah sakit Rs.Wz
Johannes,setelah di lakukan pemeriksaan di beri obat asam mefanamat 3x1 tablet,dan amoxilin
3x1 tablet.karena tidak sembuh pasien datang ke poli kebidanan Rs.w.z Johannes pada tanggal
19 desember 2022,setelah di lakukan pemeriksaan pasien di diagnosa kanker mamae dextra,ttv
pasien saat di periksa TD 130/80 mmHg,Suhu 36,4 °C,nadi 80x/menit respirasi 18x/menit.Dari
poli kebidanan pasien di sarankan untuk rawat inap.Pasien menjalani opersi (mastektomi)
tanggal tanggal 22 desember 2022 ± pukul 10.15.
Pada tanggal 30 desember 2022 pasien datang ke poliklinik kebidanan untuk memeriksa
luka post jahitan setelah operasi ,setelah tiba di poliklinik kebidanan jam 09.00 dan di lakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital dengan TD 130/90 mmHg,suhu 36,8°C,nadi 82x/menit,respirasi
20x/menit dengan berat badan 61 kg.
Pengkajian terkait pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari tidak ditemukan masalah pada
pola nutrisi, dimana pasien mengatakan sebelum sakit biasa makan 3 x sehari, mampu
menghabiskan porsi 1 piring dengan jenis makanan seperti nasi,ikan,sayur, telur dan daging, dan
setelah post op,masih dapat menghabiskan porsi makanannya. Pada pola istirahat/aktivitas,
personal hygiene, psikososial dan spiritual serta eliminasi tidak ditemukan masalah.
DS :
Pasien mengatakan luka pada jahitannya Efek prosedur infasif Resiko infeksi
terasa gatal ,dan terasa nyeri pada bagian (post op mamae dextra
operasi ,nyeri menyebar di seluruh bagian pada tanggal 22 desember
mamae bagian kanan,hilang timbul ,nyeri 2022 )
saat di tekan
DO :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Terapeutik
Edekusi
Kolaborasi
P :Lanjutkan intervensi
(Yery Natti)
Ny.T usia 25 tahun dengan diagnosa obstetrik G1P1A0 dan usia kehamilan 33 minggu,
datang ke poliklinik kebidanan dengan keluhan badan panas dan nyeri pada bagian perut bekas
operasi SC pada tanggal 24 desember 2022. Saat pengkajian diperoleh data menarche usia 13
tahun, siklus teratur (28 hari), lamanya 4 hari dan jumlahnya banyak. Pasien mengatakan
memiliki riwayat hipertensi dan diabetes dan tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun.
Dilakukan pengukuran tanda-tanda vital ibu diperoleh: TD: 130/90 mmHg, S: 37,5 ºC, N: 87
x/menit, RR: 21 x/menit dengan berat badan ibu 60 kg.
Pengkajian terkait pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari tidak ditemukan masalah pada
pola nutrisi, dimana pasien mengatakan sebelum hamil biasa makan 3 x sehari, mampu
menghabiskan porsi 1 piring dengan jenis makanan seperti nasi,ikan,sayur, telur dan daging, dan
saat hamil pun ibu masih dapat menghabiskan porsi makanannya. Pada pola istirahat/aktivitas,
personal hygiene, psikososial dan spiritual serta eliminasi tidak ditemukan masalah.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh data sebagai berikut:
7. Kepala: konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, palpebra normal, lapang pandang
jelas dan pergerakan bola mata baik. Wajah tidak sembab dan terdapat cloasma gravidarum.
Pada mulut ditemukan mukosa membran lembab, tidak ada candidiasis, tidak ada stomatitis,
tidak ada caries dan tidak ada perdarahan gusi
8. Dada dan aksila: mamae tampak membesar, papilla mamae menonjol, terdapat
hiperpigmentasi areola, colostrum sudah keluar. Pola napas teratur dan tidak ada
penggunaan otot bantu napas.
9. Abdomen : dilakukan pemeriksaan Leopold I – IV dan diperoleh:
Leopold I : -
Leopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
10. Vulva dan perineum : tidak tampak pengeluaran per vaginam, tidak ada varises dan edema
11. Anus : tidak ada hemoroid
12. Ekstremitas : tidak ada kekakuan sendi, pergerakan normal, reflek patela +/+ tidak terdapat
edema tungkai
Setelah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik ditemukan masalah keperawatan
pada Ny T yaitu resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit (pots cesar
caesarea). Pada pasien diberikan tindakan keperawatan antara lain:
6. Menjelaskan prosedur perawatan luka
7. Melakukan perawatan luka
8. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan selalu mengkonsumsi makanan tinggi
nitrisi untuk mempercepat proses penyembuhan luka
9. Menganjurkan ibu untuk mengontrol sesuai jadawal yang sudah di berikan agar luka tidak
terjadi infeksi
10. Melakukan kolaborasi pemberian terapi perawatan luka
ANALISA DATA
MASALAH
DATA PENYEBAB
KEPERAWATAN
DO:
TD:130/90 mmHg,Suhu 37
°C,nadi 87x/menit,respirasi
21x/menit,berat badan 60 kg
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko infesi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit yang di buktikan dengan :
DS :
Pasien mengatakan badan panas dan nyeri bagian bawah perut setelah operasi SC
pada tanggal 24 desember 2022
DO :
TD :130/90 mmHg,Suhu 37,5 °C,nadi 87x/menit,respirasi 21x/menit,berat badan 60
kg Terdapat luka SC,lembab tidak ada push
INTERVENSI KEPERAWATAN
Kolabori
P : intervensi di lanjutkan
Kupang,28/12/2022
Mahasiswa
(Yery Natti)
Ny. A, 20 tahun G1P1A0 hari ke 9 post partum, klien mengeluh nyeri pada perineum,
klien merasa takut jahitannya akan terbuka (lepas) jika mau berkemih. Sampai saat ini setelah
melahirkan selalu berhati hati saat berkemih. Merasa senang dengan kelahiran anak pertama ini,
namun merasa bingung juga karena belum tahu cara merawat bayi dan cara menurunkan berat
badan namun tetap ingin bisa menyusui. Hasil pemeriksaan fisik : keadaan umum baik, tingkat
kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital : tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 kali/menit,
RR 20 kali/menit, berat badan 65 kg, tinggi badan 156 cm.
1. Kepala: konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, palpebra normal, lapang pandang
jelas dan pergerakan bola mata baik. Wajah tidak sembab dan terdapat cloasma
gravidarum. Pada mulut ditemukan mukosa membran lembab, tidak ada candidiasis,
tidak ada stomatitis, tidak ada caries dan tidak ada perdarahan gusi
2. Dada dan aksila: mamae tampak membesar, papilla mamae menonjol, terdapat
hiperpigmentasi areola, colostrum belum keluar. Pola napas teratur dan tidak ada
penggunaan otot bantu napas.
3. Abdomen : dilakukan pemeriksaan Leopold I – IV dan diperoleh:
Leopold I : -
Leopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
4. Vulva dan perineum : tidak tampak pengeluaran per vaginam, tidak ada varises dan
edema
5. Anus : tidak ada hemoroid
6. Ekstremitas : tidak ada kekak uan sendi, pergerakan normal, reflek patela +/+ tidak
terdapat edema tungkai
Setelah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik ditemukan masalah
keperawatan pada Ny A yaitu defisit pengetahuan tentang (jahitan pada perineum pasca
persalinan) berhubungan dengan kurang terpapar informasi .Pada pasien diberikan
tindakan keperawatan antara lain:
1. Menjelaskan perawatan perineum yang tepat
2. Mengajarkan ibu mengatasi nyeri secara nonfarmakolagi(mis.teknik distraksi,imajinasi)
3. Menganjurkan ibu selalu menjaga area genital agar tidak lembab
4. Menganjurkan ibu untuk menghindari menggunakan bahan apapun ketika membersihkan
area genetelia (kecuali air bersih)
5. Melakukan kolaborasi pemberian analgesik jika perlu
ANALISA DATA
DS :
klien mengatakan nyeri pada bagian perut Efek metode /bedah Resiko cedera pada ibu
bawah ,dan klien merasa takut jahitannya selama persalinan
akan terbuka (lepas) jika mau berkemih
DO :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko cedera pada ibu berhubungan dengan efek metode / bedah selama persalinan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Resiko cedera pada ibu b.d efek metode Setelah di lakukan tindakan Perawatan perineum
/intervensi bedah selama persalinan keperawatan di harapkan tingkat cedera
pada ibu dapat teratasi dengan kriteria Tindakan :
hasil :
Observasi
5. Toleransi aktifitas meningkat
1. Inspeksi insisi atau
6. Toleransi makanan meningkat
robekan perineum
7. Ekspresi wajah kesakitan
(misalnya episiotomi )
menurun
8. Pola istrhat tidur membaik Terapeutik
1. Fasilotasi dan
membersihkan perinueum
2. Mempertahankan
perineum tetap kering
3. Berikan posisi nyaman
4. Berikan kompres es jika
perlu
5. Bersihkan area perineum
secara teratur
6. Berikan pembalut yang
menyerap cairan
Edekusi
Kolaborasi
1. Dilakukan pembersihan
perineum di poliklinik
kebidanan
2. Perineum kering
3. Pasien tampak nyaman
4. Dibrikan edukasi jika
nyeri di berikan kompres
es
5. Diberikan edukasi
setelah pulang pasien
membersihkan area
perineum dengan teratur
6. Diberikan edukasi agar
pasien selalu
menggunakan pembalut
yang menyerap cairan
dengan baik
P :Lanjutkan intervensi