Anda di halaman 1dari 33

RAGAM GANGGUAN REPRODUKSI

KISTA DAN INFEKSI


NAMA-NAMA KELOMPOK 6
1. EUDIA MONDING
2. JEUNIKE PONTOH
3. INDAH LOLONG
4. WHAYN SULU
5. ANGEL MONTOLALU
6. GABRIEL WAWORUNTU
KISTA OVARIUM
1) Definisi
Kista Ovarium Merupakan tumor jinak dalam ovarium yang memiliki
bentuk seperti kantong udara atau balon dan di dalamnya mengandung
cairan

2) Patologi
Berdasarkan tingkat bahayanya, kista ovarium terbagi menjadi dua jenis.
Pertama, kista fungsional, yang sangat umum terjadi pada setiap wanita
yang sedang dalam masa produktif. Kista jenis ini jarang ditemukan pada
wanita yang masih produktif. Kedua kista patologis akan terancam sesuatu
yang lebih berbahaya seperti gerbang awal menuju kanker ovarium.
3) Etiologi
Biasanya Kista ovarium menyerang wanita pada usia produktif. Umumnya hal
itu disebabkan oleh berubahnya tingkat hormon pada siklus menstruasi, dan bisa
terjadi saat ovarium memproduksi atau melepaskan sel telur. Kista ovarium bisa
disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak normal, sel telur gagal keluar dari
korups luteum, ataupun saat folikel tidak bisa muncul pada wanita yang mengidap
endomettriosis, dan wanita yang memilki penyakit sindrom ovarium polikistik atau
sering disingkat PCOS
4) Manifestasi Klinis
Hampir semua jenis kista ovarium kedatangannya tidak menimbulkan gejala atau
tanda-tanda pada penderitanya. Jika ada gejala dan tanda yang diderita, itu hanya
gejala umum, seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, nyeri saat berhubungan
seksual, ataupun nyerisaat haid. Gejala serius akan muncul saat kista sudah berubah
menjadi ganas. Gejala umum pada stadium lanjut, yaitu:
 Adanya penumpukam cairan di rongga dada
 Adanya penumpukan cairan di rongga perut
 Kista menyebar ke organ-organ di area perut dan lemak perut.
5) Penatalaksanaan
Penanganan pada penderita kista ovarium bergantung pada seberapa
bahayanya kista tersebut, dan bagaimana kondisi pasien.jika penderita sudah
memasuki pramenopaus, kista yang tumbuh bisa menjadi awal keganasan
kanker. Oleh sebab, itu penderita harus segera menjalani operasi untuk
mengangkat kedua ovarium, rahim, lipatan jarungan lemak, yang disebut
omentum, dan beberapa kelenjar getah bening. Untuk mengetahui jenis kista,
terlebih dahulu dokter akan memeriksa dan mengamati kista dengan bantuan
USG selama satu bulan, setelah didapatkan hasil yang akurat dokter akan
menyarankan pengobatan yang sesuai.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
7. RIWAYAT
SPIRITUAL
2. Riwayat penyakit dahulu. 8. POLA KEBIASAAN SEHARI-
HARI
3. Riwayat penyakit sekarang. 9. AKTIVITAS
4. Riwayat penyakit keluarga.
10. PEMERIKSAAN
FISIK
5. RIWAYAT PSIKOLOGI
11. Status obstetrikus
6. RIWAYAT SOSIAL
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
- Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
- Ansietas berhubun gan dengan kurang terpapar
informasi
 
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosis
 Nyeriakut b/d agen pencedera fisik d/d mengeluh nyeri, tampak
meringis,bersika protektif gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur.

Tujuan dan Kriteria Hasil


 Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 hari maka tingkat
nyeri menurun dengan kriteria hasil:
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Sikap protektif menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur menurun.
Manajemen Nyeri
Observasi:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon
- nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh
- nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetic
Terapeutik:
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin)
Terapeutik:
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitori nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. DIAGNOSIS
 Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan
merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi,
sulit berkonsentrasi, tanpa gelisah, tampak tegang, sulit tidur

Tujuan dan Kriteria Hasil


 Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 hari maka tingkat ansietas
menurun dengan kriteria hasil:
- verbalisasi kebingungan menurun
- verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
- perilaku gelisah menurun
- perilaku tegang menurun
- pola tidur membaik
Reduksi ansietas
Observasi:
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stressor)
-Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
verbal dan nonverbal)
- Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, Jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
- Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, Jika perlu
-Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
-Anjurkan mengungkapkan perasaan dengan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi

Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian obat antiansietas, Jika
perlu.
INFEKSI
1. (Human immunodeficiency Virus) / HIV

a). Definisi
HIV (Human immunodeficiency Virus) adalah sebuah virus yang melumpuhkan
sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh mudah terinfeksi dan
tumbuh penyakit mematikan.
b). Etiologi
HIV dapat bertahan hidup pada cairan di dalam tubuh, seperti cairan vagina, cairan
anus, ASI, darah, dan sperma. Virus yang menyebabkan HIV tidak bisa tumbuh
dan berkembang di luar cairan tersebut, sehingga penyebab dari adanya virus
HIV di tubuh seseorang tidak bisa didapatkan dari bersentuhan dengan
penderita, berciuman, atau aktifitas lainnya yang tidak kontak langsung dengan
lima cairan yang sudah disebutkan sebelumnya.
c). Manifestasi Klinis
Gejala-gejala yang bisa timbul karena adanya HIV dibagi dalam empat hal berdasarkan
stadium atau tingkat keparahannya, yaitu:
(a) Stadium I : penderita belum merasakan gejala apapun, sehingga aktifitasnya masih
berjalan lancar
(b) Stadium II : penderita sudah memiliki gejala-gejala seperti, adanya infeksi saluran
pernapasan seperti sinusitis, berat badan mulai menunjukkan penurunan, terdapatnya
herpes zoster, dan kelainan pada mulut dan kulit. Meski telah memiliki gejala,
penderita masih mampu menjalani aktifitas seperti biasanya.
(c) Stadium III : penderita memiliki gejala-gejala seperti, demam berkepanjangan, diare
kronis berkepanjangan, terdapatnya bercak putih dan berambut pada mulut, badan
semakin kurus karena mengalami penurunan sampai 25%, kandiasis mulut, terjangkit
pneumoni, dan masalah pada paru-paru seperti tuberkulosis.
(d) Stadium IV : pada tahap akhir, penderita akan mengalami limfoma, (non-hodgkin),
dan karsinoma sel skuamosa yang bisa ditemukan di anus dan mulut.
d). Penatalaksanaan
Meski diduga belum memiliki penanganan atau pengobatan yang bisa
menyembuhkan penderita bebas dari HIV sepenuhnya, tetapi beberapa
penanganan dpat diterapkan agar HIV tidak berlanjut pda stadium yang lebih
para atau berubah menjadi AIDS. Menurut Fahmi (2015), RSCM jakarta memiliki
pengobatan khusus HIV, yang diproduksi langsung oleh POKDISUS RSCM.
Pengobatan tersebut adalah 3 obat antiretroviral yang dikonsumsi secara
bersamaan, yaitu:
(a) Zidovudin (AZT) dengan dosis 500 sampai 600 mg sehari/ons
(b) Lamivudin (3TC) dengan dosis 150 mg sehari/ons
(c) Nevira PIN dengan dosis 200 mg sehari dikonsumsi 1 dan dilakukan
selama 14 Hari. Selanjutnya mengkonsumsi dengan dosis 2 kali 200 mg per
hari.
2. Infeksi Klami'dia

Infeksi klamidia merupakan epidemi di Amerika Serikat. Chlamydia trachomatis,


patogen bakteri yang paling umum ditularkan melalui hubungan seksual,bertanggung
jawab untuk morbiditas substansial, penderita pribadi, dan beban ekonomi yang berat.
Biaya diperkirakan lebih dari 1,5 milyar setiap tahun (Schachter, 1989).

3. Sifilis

Sifilis disebabkan oleh spirokaeta treponema pallidum setelah


suatu periode inkubasi beberapa minggu. Insiden sifilis di
Amerika Serikat meningkat dan menimbulkan akibat yang serius
selama masa hamil. Beberapa metode pengkajian klinis sifilis
tersedia.
Gonore

disebabkan oleh Neisseria gonorrehoeae, suatu bakteri jenis diplokokus. Meskipun

gonore merupakan suatu PMS, penyakit ini juga ditularkan melalui kontak langsung

dengan lesi terinfeksi dan secara tidak langsung melalui benda mati atau fomites.

Penularan-sendiri (self-inoculation) sering terjadi melalui tangan yang terkontaminasi.

5.Infeksi TORCH

Toxsoplasmosis, other infections( mis, hepatitis), rubella virus, citomegalovirus, and

herpes simplex viruses, yang secara korelatif dikenal sebagai infeksi TORCH, adalah

suatu kelompok organisme yang mampu menembus plasenta dan mempengaruhi


ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
7. RIWAYAT
SPIRITUAL
2. Riwayat penyakit dahulu. 8. POLA KEBIASAAN SEHARI-
HARI
3. Riwayat penyakit sekarang. 9. AKTIVITAS
4. Riwayat penyakit keluarga.
10. PEMERIKSAAN
FISIK
5. RIWAYAT PSIKOLOGI
11. Riwayat hubungan seksual
6. RIWAYAT SOSIAL
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Intoleransi Aktifitas erhubungan dengan imobilitas

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan


mencerna makanan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. DIAGNOSIS
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas dibuktikan dengan mengeluh
lelah, frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat

Tujuan dan kriteria Hasil


 Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 hari maka toleransi
aktivitas meningkat dengan kriteria hasil ;

- keluhan lelah menurun

- Frekuensi nadi membaik


Manajemen energi
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi :
- Anjurkan tirah Baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi coping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asuhan makanan
2. DIAGNOSIS
 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
dibuktikan dengan berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal,
nafsu makan menurun, otot mengunyah lemah ,otot menelan lemah, sariawan.

 Tujuan dan kriteria Hasil


Setelah intervensi keperawatan selama 3 hari maka status nutrisi membaik
dengan kriteria hasil ;
• Berat badan membaik
• Nafsu makan membaik
• kekuatan otot pengunyah meningkat
• Kekuatan otot menelan meningkat
• Sariawan menurun
Manajemen nutrisi  Terapeutrik
 Observasi - Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
- Identifikasi status nutrisi - Fasilitasi menentukan pedoman diet (Mis. Piramida
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan makanan)
- Identifikasi makanan yang disukai - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
- identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrien - Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
- Identifikasi perlunya penggunaan selang
nasogastrik - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

- Monitor asupan makanan - Berikan suplemen makanan, Jika perlu

- Monitor berat badan - Hentikan pemberian makan melalui selang


nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
 Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan

 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu
D. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana


keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. OIeh karena itu, jika
intenvensi keperawatan yang telah dibuat dalam perencanaan dilaksanakan
atau diaplikasikan pada pasien, maka tindakan tersebut disebut implementasi
keperawatan.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesi nambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya.
Komponen catatan perkembangan, antara lain sebagai berikut : Kartu
SOAP (data subjektif, data objektif, analisis/assessment, dan
perencanaan/plan) dapat dipakai untuk mendokumentasikan evaluasi dan
pengkajian ulang.

32
THANK YOU (

Anda mungkin juga menyukai