Anda di halaman 1dari 6

Nyeri akut (D.

0077) b/d agen pencedera fisiologis (infeksi appendiks)


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 x 30 menit, maka status tingkat nyeri pasien
menurun. (L.08066)
Kriteria hasil :
1. Frekuensi nadi pasien membaik
2. Pola nafas pasien membaik
3. Tekanan darah pasien membaik
4. Keluhan nyeri pasien menurun

Intervensi :
Manajemen nyeri (I.08238)
Observasi:
1.1 Identifikasi lokasi, Karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1.2 dentifikasi skala nyeri
1.3 Identifikasi factor memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik:
1.4 Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
1.5 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
1.6 Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi:
1.7 Kolaborasi pemberian farmakologis (analgetik)

Hipertermi (D.0130) b/d proses penyakit (infeksi/kanker)


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 x 3 jam, maka status termoregulasi pasien
membaik. (L.14134)

Kriteria hasil :
Suhu tubuh pasien membaik
Pasien tidak pucat
Frekuensi nadi pasien membaik
Frekuensi nafas pasien membaik

Intervensi :

Manajemen termoregulasi (I.08238)


Observasi:
2.1 Identifikasi penyebab hipertermia (dehidrasi, infeksi)
2.2 Monitor suhu tubuh
2.3 Monitor kadar elektrolit pasien
2.4 Monitor haluaran urin
2.5 Monitor kompikasi hipertermia
Terapeutik:
2.6 Sediakan lingkungan yang sejuk
2.7 Longgarkan atau lepaskan pakaian
2.8 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
2.9 Anjuran tirah baring
Kolaborasi:
2.10 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu

Defisit nutrisi (D.0019) b/d ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan


mengabsorbsi makanan, faktor psikologis (nausea dan muntah)
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 x 24 jam, maka status nutrisi pasien membaik.
(L.03030)

Kriteria hasil :
Nyeri abdomen menurun
IMT (indeks massa tubuh) pasien membaik
Frekuensi makan membaik
Bising usus membaik
Nafsu makan membaik
Intervensi :
Manajemen nutrisi (I.08238)
Observasi:
3.1 Identifikasi status nutrisi
3.2 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3.3 Identifikasi makanan yang disukai
3.4 Identifikasi kebutuhan nutrisi dan jenis nutrient
3.5 Monitor asupan makanan
3.6 Monitor berat badan
Terapeutik:
3.7 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yabg sesuai
3.8 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
3.9 Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi:
3.10 Anjuran posisi duduk, jika perlu
3.11 Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi:
3.12 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan ( missalnya pereda nyeri, antlemetik), jika
perlu
3.13 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, Jika perlu

Resiko ketidakseimbangan cairan (D.0036) b/d disfungsi intestinal


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 x 24 jam, maka status keseimbangan cairan
pasien meningkat. (L.05020)

Kriteria hasil :
Tekanan darah pasien membaik
Tugor kulit pasien membaik
Keluaran urin dan cairan pasien membaik
Membran mukosa pasien membaik
Intervensi :

Manajemen cairan (I.03098)


Observasi:
4.1 Monitor status hidrasi (misal frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
kaliler,kelebapan mukosa, tugor kulit, tekanan darah)
4.2 Monitor hasil pemeriksaan labolatorium
Terapeutik:
4.3 Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
4.4 Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
4.5 Berikan cairan intravena jika perlu
Kolaborasi
4.6 Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu

Ansietas (D.0080) b/d krisis situasional, kekhawatiran mengalami kegagalan, kurang terpapar
informasi
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 x 1 jam, maka status tingkat ansietas pasien dan
keluarga menurun. (L.09093)

Kriteria hasil :
1. Frekuensi pernapasan pasien membaik
2. Frekuensi nadi pasien membaik
3. Tekanan darah pasien membaik
4. Pola tidur pasien membaik
5. Pasien dan keluarga tidak merasa kebingungan
6. Pasien dan keluarga tidak merasa khawatir
7. Pasien dan keluarga tidak merasa gelisah dan tegang

Intervensi :
Reduksi ansietas (I.09314)
Observasi:
5.1 Identifikasi saat tingkat ansieras berubah
5.2 Identifikasi kemamopuan mengambil keputusan
5.3 Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik:
5.4 Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
5.5 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika perlu
5.6 Pahami situasi yang membuat ansietas
5.7 Dengarkan dengan penuh perhatian
5.8 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
5.9 Diskusikan perencanaan realistis tntang peristiwa yang akan datang
Edukasi:
5.10 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang akan dialami
5.11 Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
5.12 Amjurkan mngungkapkan perasaan dan pressepsi

Defisit pengetahuan (D.0111) b/d kurang terpapar informasi


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 x 3 jam, maka status tinkat pengetahuan pasien
dan keluarga membaik. (L.12111)

Kriteria hasil :
1. Pola tidur pasien membaik
2. Pasien dan keluarga tidak merasa kebingungan
3. Pasien dan keluarga tidak merasa khawatir
4. Pasien dan keluarga tidak merasa gelisah dan tegang

Intervensi :

Edukasi kesehatan (I.12383)


Observasi:
6.1 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik :
6.2 Seduajab materi dan media pendidikan kesehatan
6.3 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
6.4 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi:
6.5 Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
Resiko infeksi (D.0142) b/d efek prosedur invasif
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 x 24 jam, maka tingkat infeksi pasien
menurun. (L.14137)

Kriteria hasil :
1. Demam pasien menurun
2. Kemerahan pasien menurun
3. Nyeri pasien menurun
4. Bengkak pasien menurun
5. Kadar sel darah putih pasien membaik
6. Kebersihan pasien meningkat

Intervensi :

Pencegahan infeksi (I.14539)


Observasi:
7.1 Monitor tanda dan gejala infeksilokal dan sistemik
Terapeutik:
7.2 Batasi jumblah pengunjung
7.3 Berikan perawatan kulit
7.4 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
7.5 Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi:
7.6 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7.7 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
7.8 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka dan luka operasi
7.9 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan
Kolaborasi:
7.10 Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Penatalaksanaan Medis Appendisitis
Pada penatalaksanaan post operasi apendiktomi dibagi menjadi tiga (Brunner &
Suddarth, 2010), yaitu:

a. Sebelum operasi

1) Observasi

Dalam 8-12 jam setelah munculnya keluhan perlu diobservasi ketat karena tanda
dan gejala apendisitis belum jelas. Pasien diminta tirah baring dan dipuasakan.
Laksatif tidak boleh diberikan bila dicurigai adanya apendisitis.

2) Antibiotik

Antibiotik yang menjadi pilihan untuk appendicitis adalah antibiotik spektrum


luas yang mencakup bakteri aerob dan anaerob. Berikan antibiotik IV selama
perawatan dan dilanjutkan dengan antibiotik oral selama 7 hari.

b. Operasi

Operasi / pembedahan untuk mengangkat apendiks yaitu apendiktomi. Apendiktomi


harus segera dilakukan untuk menurunkan resiko perforasi. Apendiktomi dapat
dilakukan dibawah
anestesi umum dengan pembedahan abdomen bawah atau dengan laparoskopi.
Laparoskopi merupakan metode terbaru yang sangat efektif (Brunner & Suddarth,
2010)
Apendiktomi dapat dilakukan dengn menggunakan dua metode pembedahan, yaitu
secara teknik terbuka (pembedahan konvensional laparatomi) atau dengan teknik
laparoskopi yang merupakan teknik pembedahan minimal invasive dengan metode
terbaru yang sangat efektif (Brunner & Suddarth, 2010).

Anda mungkin juga menyukai